Jenis-Jenis Pajak Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak

Convenience of payment. Maksudnya bahwa pajak harus dipungut pada saat yang tepat, yaitu pada saat wajib mempunyai saat convenience yang sama, yang mengenakkan baginya untuk membayar. Karyawan, buruh, pegawai akan lebih mudah membayar pada saat menerima gaji, sedangkan petani akan mudah membayar pada saat masa panen. Economics of collection. Maksudnya karena pemungutan pajak tujuan utamanya adalah mengisi kas negara maka biaya untuk melakukan pemungutan pajak tersebut hendaknya sekecil mungkin. Keempat pedoman ini biasa disebut dengan “ The four canons of Adam Smith” atau juga disebut “ The four maxime

3. Jenis-Jenis Pajak

Pembagian jenis-jenis pajak berikut ini hanya merupakan pembagian yang berhubungan erat dengan Pajak Bumi dan Bangunan. Mengenai hal ini pembagian pajak yang sangat populer adalah yang didasarkan pada mekanisme pemungutannya atau pembagian berdasar golongannya atau pembagian dari siap pihak yang menanggung bebannya. Berdasarkan pembagian ini pajak dapat dibagi kedalam Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung. 24 Pajak Langsung dalam arti administratip adalah pajak yang dikenakan secara berulang-ulang, hanya pada waktu tertentu atau periodik setahun sekali, dimulai dengan pemberian Surat Pemberitahuan Tahunan SPT yang harus diisi oleh wajib pajak, identitas objek pajak, tahun pajak, 24 Santoso Brotodihardjo, Op. Cit, halaman 66 besarnya pajak, dan saat jatuh tempo pembayarannya, dan sebagainya. Sedangkan Pajak Tidak Langsung dari segi administrasi baru terhutang jika telah terjadi suatu keadaan, adanya perbuatan dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan terutangnya pajak, sehingga dengan demikian pembagian pajak kedalam pajak langsung dan pajak tidak langsung dapat bermanfaat untuk menentukan kapan saat timbulnya hutang pajak. Sedangkan yang termasuk dalam jenis Pajak Tidak Langsung antara lain: Pajak Pertambahan Nilai, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Bea Materai. Selain pembagian jenis pajak kedalam Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung juga ada pembagian berdasarkan faktor yang dominan untuk menentukan timbulnya kewajiban pajak. Berdasarkan hal tersebut Prof. Adriani membedakan antara Pajak Subyektif dan Pajak Obyektif. 25 Pajak Subyektif adalah suatu pajak yang kewajiban pajaknya sangat ditentukan pertama-tama oleh keadaan subyektif subyek pajaknya, walaupun untuk menentukan timbulnya kewajiban membayar pajak tergantung pada keadaan obyek pajaknya. Dapat pula dirumuskan, Pajak Subyektif dimulai dengan menetapkan orangnya, baru kemudian dicari syarat-syarat obyektifnya. Dalam jenis pajak ini, keadaan diri wajib pajak dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah pajak yang harus dibayar. Yang termasuk kelompok ini antara lain Pajak Penghasilan. 25 Adriani dalam Santoso Brotodihardjo, Op. Cit, halaman 67 Sedangkan yang dimaksud dengan pajak Obyektif adalah suatu jenis pajak yang timbulnya kewajiban pajak sanagt ditentukan pertama- tama oleh obyek pajaknya. Keadaan subyektif subyek pajak tidak dipertimbangkan. Dengan rumusan lain Pajak Obyektif dimulai dengan obyeknya seperti keadaan, peristiwa, perbuatan dan lainnya, baru kemudian dicari siapa orangnya yang harus membayar pajaknya, yaitu subyeknya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Kendaraan Bermotor dan lain sebagainya. Selain itu menurut kewenangan instansi yang menangani pemungutannya, pajak dibedakan menjadi Pajak Pusat, yaitu pajak yang kewenangan pemungutannya berada ditangan Pemerintah Pusat, seperti Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnPPn BM Pajak Bumi dan Bangunan PBB Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan sebagainya, dan Pajak Daerah yaitu pajak-pajak yang wewenang pemungutannya berada di tangan Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Daerah Propinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor PKB, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB, maupun Pemerintah Daerah KabupatenKota seperti Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Restoran, dan sebagainya.

B. Tinjauan Umum Pajak Penghasilan PPh