9
penghayatan-penghayatan internal yang membuahkan gambaran pemahaman yang lengkap verstehen.
Melalui konsep hukum ini penelitian ini akan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan bagaimana penyelesaian konflik
pertanahan di Mesuji Lampung dengan pendekatan pemberdayaan dan mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat hukum adat
Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung. Penelitian ini dilakukan secara partisifatif dalam kehidupan masyarakat adat
Megou Pak Tulang Bawang Mesuji Lampung guna menemukan akar masalah serta jawaban permasalahan dari konflik pertanahan Mesuji.
Disamping itu juga peneliti melakukan wawancara yang mendalam in-depth
secara intensif
dengan masyarakat
yang menjadi
partisipan dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya, serta hukum masyarakat adat Mesuji Lampung.
II. Pembahasan dan Temuan 2.1.Pembahasan
1. Model-model Konflik Pertanahan
Tipologi konflik pertanahan merupakan jenis sengketa, konflik dan atau perkara pertanahan yang disampaikan atau
diadukan dan ditangani. Tipologi konflik pertanahan yang ditangani Badan Pertanahan Nasional RI dapat dikelompokkan
menjadi 8 delapan, terdiri dari masalah yang berkaitan dengan : a. Penguasaan dan Pemilikan Tanah, yaitu perbedaan persepsi,
nilai atau pendapat, kepentingan mengenai status penguasaan
64
Bedner, Pengakuan Hak atas Tanah Komunal di Indonesia: Sebuah
Masa Depan Hak-Hak Komunal Atas Tanah: Beberapa Gagasan Untuk Pengakuan Hukum
, Van Vollenhoven Institute, Universitas Leiden dan Bappenas, Jakarta, 2011
Beilharz, Peter. Teori-teori Sosial Observasi Kritis Terhadap Para Filosof Terkemuka
. Pustaka Pelajar. 2005 Berger, Peter L., Thomas Luckmann, The Social construction of
Reality A treastise In The Sociology of Knowledge Tafsir social
atas Kenyataan,
Risalah tentang
Sosiologi Pengetahuan,
LP3ES, Jakarta, 1990 UUPA dan
Kedudukan Tanah-Tanah
Adat Dewasa
Ini, Binacita,
Jakarta, 1978 Burns, Collaborative Action Research for English Language
Teachers , Cambrige, Cambrige University Press. 1999
S. Davidson, David Henley, Sandra Moniaga, Adat Dalam Politik Indonesia
, Yayasan Pustaka Obor Indonesia-KITLV, Jakarta 2010
Cahyadi, Antonius, Donny Danardono. Sosiologi Hukum dalam Perubahan
. Yayasan Obor Indonesia. 2009 dalam Antonius Cahyadi dan Donny Danardono Editor,
Sosiologi Hukum
Dalam Perubahan
, Yayasan
Obor Indonesia, Jakarta, 2009
63
Pluralisme Hukum : Konsep, Regulasi, Negoisasi Dalam Konflik Agraria di Indonesia,
Epitesma Institute-HuMA- Forest People Programme, Jakarta, 2011
Ali, Faried, Andi Syamsu Alam. Studi Keibijakan Pemerintah. PT. Refika Aditama. 2012.
Arief, Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru
. Kencana Media Group. 2010.
_________-Pembaharuan Hukum
dalam Perspektif
Kajian Perbandingan
. PT. Citra Aditya Bakti. 2011. _________-Tujuan
dan Pedoman
Pemindahan Perspektif
Pembaharuan Hukum Pidana dan Perbandingan Beberapa Negara
. Oetama. 2009. Baghi, Felix, Pluralisme, Demokrasi dan Toleransi, Ledalero,
Maumere, 2012 Bakker, Laurens, Dapatkah kami memperoleh hak ulayat?, Tanah
dan masyarakat
di Kabupaten
Paser dan
Nunukan, Moeliono, Hukum Agraria dan Masyarakat di Indonesia,
HuMa, Van Vollenhoven Institute dan KITLV-Jakarta, Jakarta, Jakarta, 2010.
Bamba -Mempertegas Identitas
Masyarakat Adat
Dayak Kalimantan
dan Resiliensi
Petebang eds, Pelajaran Dari Masyarakat Dayak: Gerakan Sosial dan Resiliensi Ekologis di Kalimantan Barat,
WWF dan Institut Dayakologi, Pontianak, 2001
10
di atas tanah tertentu yang tidak atau belum tentu dilekati hak tanah Negara, maupun yang telah dilekati hak oleh pihak
tertentu; b. Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, yaitu perbedaan
persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai proses penetapan hak dan pendaftaran tanah yang merugikan pihak
lain sehingga menimbulkan anggapan tidak sahnya penetapan atau perijinan di bidang pertanahan;
c. Batas atau letak bidang tanah, yaitu perbedaan pendapat, nilai kepentingan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah yang
diakui satu
pihak yang telah ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia maupun yang masih
dalam proses penetapan batas; d. Pengadaan tanah, yaitu perbedaan pendapat, kepentingan,
persepsi atau
nilai mengenai
status hak
tanah yang
perolehannya berasal dari proses pengadaan tanah, atau mengenai keabsahan proses, pelaksanaan pelepasan atau
pengadaan tanah dan ganti rugi; e. Tanah objek Landreform, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau
pendapat, kepentingan mengenai prosedur penegasan, status penguasaan dan pemilikan, proses penetapan ganti rugi,
penentuan subjek
objek dan
pembagian tanah
obyek Landreform
; f. Tuntutan Ganti Rugi Partikelir, yaitu perbedaan persepsi,
pendapat, kepentingan atau nilai mengenai Keputusan tentang
11
kesediaan pemerintah untuk memberikan ganti kerugian atas tanah partikelir yang dilikwidasi.
g. Tanah Ulayat, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat, kepentingan mengenai status Ulayat dan masyarakat hukum
adat di atas areal tertentu baik yang telah diterbitkan hak atas tanah maupun yang belum, akan tetapi dikuasai oleh pihak
lain; h. Pelaksanaan Putusan Pengadilan, yaitu perbedaan persepsi,
nilai atau pendapat, kepentingan mengenai putusan badan peradilan yang berkaitan dengan subjek atau obyek hak atas
tanah atau mengenai prosedur penerbitan hak atas tanah tertentu.
2. Penyelesaian Konflik Pertanahan