ANALYSIS OF REGIONAL FINANCIAL CAPABILITY BEFORE AND AFTER EXPANSION OF THE PROVINCIAL (Studies in District / City in the province of North Kalimantan)
142 International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG), Vol. 1, No. 2, Oct 2015, pages 129-146
seakan-akan tidak berlaku, karena dalam
banyak lokasinya di surat tersebut bahwa prov Kaltim bersepakat
pertambangan
lebih
Kalimantan Timur, namun seperti halnya Kota dengan Prov Kaltara dan Kab/kota di
Tarakan dan KTT yang merasa kecewa atas tidak wilayah Kaltara terkait pembagian DBH
konsistennya pemerintah pusat atas surat perjanjian Migas sampai dengan TA. 2015.”
bersama kepala daerah se Kalimantan Utara dengan Penurunan DBH Migas yang juga terjadi pada
Gubernur Kalimantan Timur yang pada akhirnya Kabupaten Tana Tidung, seperti diungkapkan
kabupaten/kota kurang siap atas penurunan DBH Sehan sebagai berikut:
Migas pada Tahun 2015. KTT sempat mensinyalir “Pasti turun, karena tambang migas sebagian
adanya permainan atas penurunan DBH Migas besar berada di Kaltim. Kaltara sangat
kurangnya ‘lobby-lobby’ sedikit tambang migasnya, jadi secara
tersebut
karena
pemerintah pusat maupun DPR-RI. langsung DBH migas yang diterima Kaltara
Kabupaten Malinau merupakan daerah yang juga akan turun, walaupun seharusnya
mengalami penurunan DBH yang cukup parah. penurunan penerimaan DBH migas tidak
Penulis mengutip pernyataan Dr. Yansen TP, pada tahun 2015, karena perjanjian bersama
Bupati Malinau dari surat kabar harian Radar antara kepala daerah se-kaltara dengan
Tarakan pada tanggal 24 Juni 2015. gubernur Kaltim tentang sharing DBH
“Penurunan pendapatan di Kab Malinau migas Kaltim dengan Kaltara berlangsung
sudah terjadi 2 tahun terakhir. Tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Ini yang tidak
Kab Malinau sudah kehilangan Rp. 530 ditaati oleh DJPK dan gubernur Kaltim.
Milyar, dan tahun 2015 akan berkurang lagi Mungkin perlu “lobby-lobby” dengan pusat
Rp. 90 Milyar dari tahun 2014 atau kurang agar perjanjian bersama ditaati, seperti biasa,
lebih Rp. 620 Milyar. Itu belum lagi dengan untuk mendapatkan anggaran besar dari
penurunan DBH dari provinsi Kaltara yang pusat seperti dana perimbangan perlu
saya dengar akan turun dari target APBD dilakukan ‘lobby-lobby’ dengan pejabat-
murni provinsi 2015.”
pejabat pemerintah pusat.” Dari pernyataan diatas, KTT menyadari bahwa penurunan DBH Migas dikarenakan wilayah
Tabel 10. Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara Setelah Pemekaran Wilayah Provinsi
(dalam Miliar)
Uraian Kab. Kab.
Kab. Kab. Kota Kab. Bulungan
Tana Tidung
Bulungan
Malinau Nunukan Tarakan Tana Tidung
Dana Perimbangan
Lain-lain PAD yg Sah
Sumber : Biro Keuangan Prov. Kaltara
International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG)
Vol. 1, No. 2, Oktober 2015, pages 129-146
Data tersebut memperlihatkan bahwa kenaikan mengenai implementasi kebijakan pemekaran dan pendapatan daerah terjadi pada tahun anggaran 2013
persoalan yang cenderung muncul pasca pemekaran dan 2014 yang dikarenakan adanya pertimbangan
keuangan dan pembiayaan politis, yaitu surat keputusan bersama kepala daerah
adalah kesulitan
pembangunan.
di wilayah Kalimantan Utara dengan Gubernur Kalimantan Timur, sehingga H2 diterima karena
Belanja
Daerah
Kabupaten/Kota Sesudah
pendapatan daerah setelah pemekaran lebih baik
Pemekaran Provinsi Lebih Baik daripada
daripada sebelum pemekaran provinsi. Terdapat
Sebelum Pemekaran Provinsi
muatan politis lainnya
Pemekaran wilayah memberikan dampak Kalimantan Utara yang penulis temukan pada saat
dalam
pembentukan
terhadap belanja daerah yang semakin meningkat, melakukan wawancara dengan Sehan dimana salah
terutama untuk biaya penyediaan infrastruktur satu penyebab pada akhirnya KTT ikut memberikan
pemerintahan, sarana dan prasarana pemerintahan persetujuan pembentukan Provinsi Kalimantan
serta penambahan aparatur pemerintahan sebagai Utara, seperti dalam wawancara berikut:
konsekuensi pembentukan wilayah baru. Juanda “Adanya penjelasan dan harapan-harapan
(2007) menyatakan bahwa meskipun pemekaran dari tokoh-tokoh Masyarakat Kaltara Bersatu
wilayah dapat memberikan berbagai manfaat yang (MKB) tentang prospek jangka panjang prov
dapat menyentuh langsung kepada masyarakat lokal, kaltara yang akan lebih besar hasilnya
pemekaran wilayah juga berdampak negatif secara daripada yang didapat sekarang. Selain itu
langsung terhadap APBN dan APBD Provinsi. adanya surat persetujuan dari gubernur kaltim
Pemekaran wilayah dilakukan tanpa memperhatikan tentang pemberian dana bagi hasil migas
potensi daerah akan menambah beban pemerintah bagian kab/kota di wilayah kaltara selama 2
pusat mencukupi biaya transfer pada daerah otonomi tahun anggaran.”
baru.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut diatas, Irawan (2006) dan Lukman (2006) yang penulis melihat dari sisi daerah induk yaitu
mengemukakan bahwa terdapat peningkatan belanja Kalimantan Timur mempunyai misi politik terkait
daerah pasca pemekaran Kab. Bima dan Kab. Pilkada 2013 dan Pileg 2014. Dari sisi daerah
Maluku Utara atas Kab. Halmahera Barat, dimana pemekaran Kalimantan Utara terdapat misi-misi dari
peningkatan belanja daerah tokoh masyarakat yang ingin membentuk provinsi
dengan
adanya
dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan daerah Kalimantan Utara sehingga pemekaran provinsi
pasca pemekaran. Hipotesis tersebut diperkuat tetap dilakukan walaupun dalam jangka pendek
dalam penelitian ini, dimana belanja daerah diketahui adanya penurunan pendapatan daerah.
kabupaten/kota sesudah pemekaran provinsi lebih Penurunan dana perimbangan tidak hanya
baik daripada sebelum pemekaran provinsi diterima. disebabkan turunnya DBH Migas saja. Rendahnya
tersebut penulis melakukan harga batu bara membuat banyak perusahaan batu
Atas
hasil
wawancara terhadap narasumber tentang belanja bara di Kalimantan Utara tidak berproduksi lagi,
daerah kabupaten/kota di Kalimantan Utara. Hasil berakibat terhadap menurunnya penerimaan DBH
fakta bahwa pasca Pertambangan umum, sebagaimana hasil wawancara
wawancara
ditemukan
pemekaran, kabupaten/kota di wilayah Kalimantan penulis dengan A:
Utara mengalami peningkatan belanja daerah hanya “Komponen DBH Migas dalam dana
selama 2 tahun saja, yaitu tahun 2013 dan 2014, Perimbangan
namun pada tahun 2015 mengalami penurunan penurunannya. Hal tersebut sudah kita
belanja daerah yang cukup signifikan ketahui sebelum pemekaran Kaltara terjadi. Kabupaten/kota lainnya di Kaltara juga
Tabel 11. Belanja Daerah Kabupaten/Kota di
mengalaminya. Tambang Migas lebih banyak
Kalimantan Utara Setelah Pemekaran Wilayah
di Kaltim, Kaltara hanya ada di Tarakan, Kab
Provinsi
Bulungan dan Kab KTT. Di Kab Nunukan (dalam miliar Rp)
(blok Ambalat) ada tapi belum dieksplorasi. 2013
2.115,51 2.340,28 2.527,49 Kab Malinau saat ini ada Tambang Batu bara,
Kab Bulungan
1.454,99 2.310,72 2.529,63 tapi saat ini harganya rendah, jadi DBH
Kab Malinau
1.269,91 1.893,68 2.295,98 Pertambangan Umum
Kab Nunukan
1.083,13 1.969,50 menurun.” 2.260,77
pun juga akan
Kota Tarakan
1.128,86 1.288,56 1.530,02 kuantitatif dengan analisis kualitatif ini tentu
Kab Tana
Perbedaan temuan antara hasil
analisis
Tidung
Sumber : Data sekunder (diolah) menjadikan keterbatasan dalam penelitian ini. Rentang waktu penelitian dalam analisis kuantitatif
Penurunan belanja daerah pada tahun 2015 menyebabkan adanya perbedaan temuan dalam
sejalan dengan penurunan pendapatan daerah penelitian ini. Wawancara yang penulis lakukan
sebagai akibat dari penurunan DBH Migas. Hal dapat menguatkan temuan Syafarudin (2008)
tersebut sesuai dengan hasil wawancara penulis
144 International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG), Vol. 1, No. 2, Oct 2015, pages 129-146
dengan Amirullah, Kasi Anggaran DPPKA Kota daerah dan belanja daerah kabupaten/kota di Tarakan yang menyatakan bahwa:
Kalimantan Utara sebelum dan sesudah pemekaran “Pada tahun 2015 DBH Migas Kaltara sudah
provinsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak dialokasikan pembagian dari provinsi
hipotesis peta kemampuan keuangan daerah Kaltim sehingga terjadi penurunan sekitar
berdasarkan share, growth dan IKK daerah 800 milyar setiap kabupaten/kota di wilayah
Kalimantan Utara setelah utara yang pada akhirnya pembangunan
kabupaten/kota di
pemekaran provinsi lebih baik daripada sebelum infrastruktur seperti jalan jembatan, sekolah,
pemakaran provinsi ditolak.
rumah sakit yang sudah terlanjur dianggarkan
terdapat penurunan menjadi berhenti karena defisit anggaran. Hal
Secara
rata-rata,
kemampuan keuangan daerah pasca pemekaran ini hampir terjadi di seluruh kabupaten/kota.”
provinsi walaupun tidak signifikan. Hal tersebut Senada yang dikemukakan oleh Yansen TP yang
ditandai dengan penurunan indeks share PAD menyebutkan bahwa kabupaten/kota di wilayah
terhadap belanja daerah empat kabupaten dari lima Utara mengalami krisis keuangan.
kabupaten/kota di Kalimantan Utara, penurunan “Kabupaten/kota di Kaltara saat ini seperti
indeks growth PAD dua kabupaten dari lima perahu yang hampir tenggelam, maka
kabupaten/kota di Kalimantan Utara dan penurunan diharapkan Pemprov Kaltara memberikan
IKK yang disebabkan karena terdapat penurunan sebagian anggarannya ke kabupaten/kota
PDRB sesudah pemekaran provinsi. yang mengalami krisis keuangan seperti
Penurunan share, growth PAD dan IKK pada Malinau, yang direalisasikan dalam bentuk
kabupaten/kota di Kalimantan Utara disebabkan bantuan keuangan terhadap daerah.”
kurangnya infrastruktur pelayanan publik untuk Penurunan pendapatan daerah pasti diikuti
daerah perbatasan, pertumbuhan ekonomi yang dengan penurunan belanja daerah. Penurunan
semakin melambat setelah pemekaran provinsi. belanja daerah setelah pemekaran wilayah karena
Ketergantungan terhadap dana perimbangan yang menurunnya alokasi DBH Migas yang tidak sesuai
lebih besar karena PAD tidak didesain oleh kesepakatan dalam persetujuan bersama kepala
pemerintah pusat sebagai sumber pembiayaan utama daerah di Kaltara dengan Gubernur Kaltim
dalam belanja daerah, dimana sumber-sumber mengakibatkan
banyak masih dikuasai infrastruktur publik yang sebelumnya
pengelolaannya oleh pemerintah pusat. Hal tersebut direncanakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
sudah
digunakan untuk kontrol pemerintah pusat atas Syafarudin (2008) mengenai implementasi kebijakan
kebijakan yang dikeluarkan agar dilaksanakan oleh pemekaran dan persoalan yang cenderung muncul
pemerintah daerah. Selain itu, sebelum pemekaran pasca pemekaran adalah kesulitan keuangan dan
kabupaten/kota di Kalimantan Utara cenderung pembiayaan pembangunan.
mendepositokan Silpa tahun sebelumnya untuk Perbedaan temuan antara
meningkatkan penerimaaan PAD. Defisit APBD kuantitatif dengan analisis kualitatif ini terjadi
hasil analisis
akibat menurunnya DBH Migas sesudah pemekaran karena secara kuantitatif belanja daerah sesudah
membuat pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan pemekaran provinsi lebih baik daripada sebelum
Utara mulai menggunakan deposito tersebut untuk pemekaran provinsi karena peningkatan belanja
menutupi defisit APBD yang pada akhirnya daerah hanya terjadi pada dua tahun sesudah
menyebabkan penurunan growth PAD. IKK pemekaran provinsi saja, sedangkan analisis
kabupaten/kota di Kalimantan Utara juga mengalami kualitatif menemukan fakta bahwa peningkatan
penurunan, sebelum pemekaran provinsi kategori belanja daerah pada dua tahun sebelumnya
menurut standar Bappenas diklasifikasikan tinggi disebabkan adanya peningkatan pendapatan daerah
atau sangat mampu (0,526), namun setelah dimana DBH Migas yang diterima kabupaten/kota di
pemekaran diklasifikasikan sedang/mampu (0,427). wilayah Kaltara masih menggunakan alokasi Kaltim
Penelitian ini secara kuantitatif hipotesis karena adanya surat persetujuan bersama kepala
dan belanja daerah daerah di Kaltara dengan Gubernur Kaltim dan
pendapatan
daerah
Kalimantan Utara setelah penurunan belanja daerah terjadi pada tahun ketiga
kabupaten/kota di
pemekaran provinsi lebih baik daripada sebelum sesudah pemekaran wilayah provinsi dan dapat
pemekaran provinsi diterima. Hasil analisis kualitatif dimungkinkan terjadi belanja daerah pada tahun
ditemukan bahwa penyebab peningkatan pendapatan anggaran 2016 dan seterusnya.
daerah karena adanya motif politik melalui surat perjanjian bersama kepala daerah di Kalimantan
5. KESIMPULAN, SARAN DAN
Utara bersama Gubernur Kalimantan Timur atas
KETERBATASAN
penerimaan DBH Migas masih mengikuti alokasi Provinsi Kalimantan Timur selama dua tahun
5.1. Kesimpulan
anggaran (2014 dan 2015). Motif politik tersebut berkaitan dengan Pilkada Gubernur Kaltim tahun
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta 2013 dan Pileg tahun 2014. Tahun 2015 Alokasi kemampuan keuangan berdasarkan peran (share),
Adha Pramidaya Haji, Analisis Kemampuan Keuangan Daerah … 145
Kalimantan Utara dan menyebabkan penurunan rata-
6. DAFTAR PUSTAKA
rata DBH Migas sebesar Rp. 800 Milyar per kabupaten/kota di wilayah utara. Pendapatan dan
Adi, P.H. 2012. Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Era Otonomi dan Relevansinya
belanja daerah kabupaten/kota di Kalimantan Utara pada tahun 2015 akhirnya turun secara drastis.
Dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada Kabupaten dan Kota se Jawa
Perbedaan hasil analisis kuantitatif dan – Bali), Jurnal
kualitatif terhadap pendapatan dan belanja daerah Kritis Studi Pembangunan Interdisiplin Vol.
XXI No. 1: 1-19. Universitas Kristen Satya kabupaten/kota
Kalimantan Utara
memperlihatkan
bahwa
Wacana. Salatiga. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
kepentingan politik baik dari provinsi Kalimantan Timur (induk) maupun provinsi Kalimantan Utara
Pendekatan Praktik . Penerbit Rinek Cipta. Jakarta.
(pemekaran) sangat
mendominasi.
Kaltim
memberikan DBH Migas selama 2 tahun awal Bappenas. 2003. Peta Kemampuan Keuangan Provinsi Dalam Era Otonomi Daerah:
pemekaran, secara politik mempunyai kepentingan adanya pemilihan kepala daerah pada tahun 2013
Tinjauan atas Kinerja PAD, dan Upaya yang Dilakukan
Daerah. Direktorat dan pemilihan legislatif tahun 2014.
Tujuan pemekaran wilayah provinsi Kaltara Pengembangan Otonomi Daerah. Bastian, I. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik:
yaitu percepatan pembangunan
di
wilayah
perbatasan juga akan tertunda karena menurunnya Konsep Untuk Pemerintah Daerah , Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
belanja daerah pasca pemekaran wilayah Kaltara. Penurunan belanja daerah harus menjadi perhatian
Creswell, J.W. 2008. Educational Research.
Conducting and Evaluating serius bagi pemerintah provinsi maupun pemerintah
Planning,
pusat. Permasalahan pemekaran wilayah yang sudah Qualitative & Quantitative Approaches , Sage Publications. London.
terjadi saat ini menunjukkan bahwa
untuk
meningkatkan kualitas layanan dan kesejahteraan
Direktorat
Jenderal
Perimbangan Keuangan
Keuangan RI. masyarakat
Kemeterian
tidak harus
dengan
melakukan
pemekaran wilayah, karena pemekaran wilayah www.djpk.depkeu.go.id . 22 November 2014. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian
merupakan pilihan jangka panjang. Percepatan pembangunan dalam jangka pendek dapat dilakukan
Dalam Negeri. Daerah Otonom di Indonesia per Desember 2013 . Jakarta.
dengan 1) pengelolaan anggaran (APBD) dan kekuasaan yang baik, 2) penataan layanan publik, 3)
Ferrazzi, G. 2007. International Experiences in
Reform: Implications for mendorong ruang partisipasi ekonomi masyarakat
Territorial
sebagai pilar pengelolaan demokrasi sebagaimana Indonesia . USAID Democratic Reform Support Program. Jakarta.
ditulis oleh Marsellina (2006). Fitriani, F. 2005. Unity in Diversity? The Creation of
New Local Goverments in a Decentralizing
5.2. Saran dan Keterbatasan
Indonesia . World Bank. Dalam penelitian ini, rentang waktu yang
Analisis Kemampuan digunakan yaitu APBD tiga tahun sebelum
Keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa pemekaran wilayah (2010-2012) dan tiga tahun
Tengah Sebelum dan Sesudah Kebijakan setelah pemekaran wilayah (2013-2015). Pemekaran
Skripsi, Universitas wilayah provinsi Kalimantan Utara isahkan pada
tahun 2012 sehingga rentang waktu pengambilan Halim, A. 2001. Analisis Deskriptif Pengaruh Fiskal data terlalu pendek. Hal ini menyebabkan terjadinya
Stress Pada APBD Pemerintah Daerah perbadaan hasil penelitian berdasarkan perhitungan
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, Kompas, kuantitatif
dengan hasil
analisis
kualitatif
No.2 Mei.
berdasarkan wawancara. Oleh sebab itu, untuk Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik - Akuntansi penelitian selanjutnya dapat memperpanjang rentang
Keuangan Daerah , Edisi Pertama. Salemba waktu penelitian agar hasil temuan penelitian lebih
Empat. Jakarta.
akurat. Halim, A. 2004. Manajemen Keuangan Daerah, Penelitian selanjutnya dapat memperluas data
Edisi Revisi. UPP AMP YKPN. Jogjakarta. penelitian yang tidak hanya kabupaten/kota di satu
Halim, A. & Damayanti, T. 2007. Pengelolaan provinsi saja, namun pada kabupaten/kota sebelum
Keuangan Daerah . UPP AMP YKPN. dan sesudah pemekaran provinsi di tujuh provinsi
Jogjakarta.
pasca reformasi sehingga dapat diketahui pemekaran Irawan, I. 2006. Dampak Pemekaran Wilayah provinsi diperlukan atau tidak dalam upaya
terhadap APBD, PDRB sektoral dan percepatan pembangunan daerah.
Produktifitas Tenaga Kerja Sektoral di Kabupaten Bima Provinsi NTB, Tesis, Universitas Gajah Mada.
146 International Journal of Social and Local Economic Governance (IJLEG), Vol. 1, No. 2, Oct 2015, pages 129-146
Juanda, B. 2007. Kajian Dampak Pemekaran kabupaten dan Kota se Jawa – Bali). terhadap APBN . Tim asistensi Menteri
Simposium Nasional Akuntansi X . Universitas Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal.
Hasanuddin Makassar. 26-28 Juli 2007. Kieso & Weygandt. 1995. Akuntansi Intermediate,
Simanjuntak, R. 2002. Enambelas Bulan Perjalanan Jilid 2. Bina Putra Aksara. Jakarta.
Desentralisasi fiskal di Indonesia , dalam 80 Lewis, B.D. 2003. Some Empirical Evidence on
tahun Mohammad Sadli: Ekonomi Indonesia New Regional Taxes and Charges in
di Era Politik Baru. Kompas. Jakarta. Indonesia. Working paper Research Triangle
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Institute . North Carolina.
Bandung.
Lukman, M. 2006. Dampak Pemekaran Kabupaten Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Maluku Utara terhadap APBD Kabupaten
Kualitatif dan RND. Penerbit Alfabeta. Induk , Tesis, Universitas Gajah Mada.
Bandung
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Pemerintah Daerah , Penerbit STIM YKPN.
UNS Press. Surakarta
Consolidation or Marsellina. 2006. Pemekaran dan Percepatan
The Size of Local Pembangunan. Makalah Seminar Pemekaran
Fragmentation?
Governments in Central an Eastern Europe. dan
Local Government and Public Service Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Reform Initiative. Open Society Institute Moleong,
L.J. 2002.
Metodologi Penelitian
Badupest. Budapest.
Syafarudin. 2008. Gelombang Pemekaran Daerah Bandung.
Kualitatif . PT. Remaja Rosda
Karya.
Pasca Orde baru. Saatnya Mengubah Laju Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 21 Tahun
Kebangkrutan Menjadi Modal Kebangkitan 2011 tentang Perubahan
Nasional Kedua. Desk Study, Pasca sarjana Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Kedua Atas
Universitas Gajah Mada. Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Tuerah, N. 2006. Analisis dampak Pemekaran Keuangan Daerah.
Pelayanan Public. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000
Daerah
terhadap
Proceeding Workshop Nasional Penguatan tentang
Pelaksanaan Kebijakan Desentralisasi Fiskal Kriteria Pemekaran,
Persyaratan
Pembentukan Dan
di Jakarta 6-7 Desember 2006 . Depatemen Penggabungan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Keuangan Daerah
Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pajak dan Retribusi Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2012 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan
Daerah Otonom Baru Provinsi Kalimantan Penggabungan Daerah.
Utara.
Rondinelli, D.A. et al. 1983. Decentralization in Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Developing Countries: A Review of Recent
Pemerintah Daerah.
Experience. The World Bank. Washington Vidayani, F.A. 2012. Dampak Pemekaran Daerah
DC. Terhadap perkembangan Kota Tangerang Rondinelli, D.A. 1990. Decentralization, Territorial
Selatan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Power and The State: A Critical Response
Kota A SAPPK V1N1: 182 . Institut Teknologi Development and Change . Vol. 21 (pp.491-
Bandung.
500). Walpole, RE. 1995. Pengantar Statistik, Edisi 3. Saputra, R. 2006. “Pemekaran Daerah Baru di
Penerbit Gramedia Putaka Utama. Jakarta. Indonesia: Kasus di Wilayah Penelitian
Warren, C.S. et al. 1995. Prinsip-prinsip Akuntansi, IRDA”. Makalah seminar internasional VII
Edisi ke 16. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. “Ruang untuk Memperjuangkan Kepentingan
Memahami APBD dan Politik”. Percik-Ford Foundation. Salatiga.
Yuwono, S. 2008.
Permasalahannya (Panduan Pengelolaan 11-14 Juli 2006.
Keuangan Daerah) . Bayumedia Publishing. Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis,
Malang.
Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Yusuf, et al. 2013. Kaltara Lahir dari Kehendak Setiaji, W. 2007. Peta Kemampuan keuangan
Rakyat. Sejarah Notulensi Kelahiran Provinsi Daerah Sesudah Otonomi Daerah : Apakah
Kalimantan Utara. Pustaka Spirit. Jakarta. Mengalami
Pergeseran?
(Studi
pada