Landasan Penelitian Terdahulu Teori Portofolio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Indah Wahyuni pada tahun 2006 dengan judul “Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk Portofolio Optimal dalam pengambilan keputusan investasi saham pada indeks LQ 45 di BEJ”. Dengan hasil penelitian yang dilakukannya adalah: jumlah emiten yang membentuk portofolio optimal sebanyak 11 emiten diantaranya: Gudang Garam Tbk, Dankos Laboratories Tbk, Timah Tbk, Matahari Putera Prima Tbk, United Tractors Tbk, Semen Cibinong Tbk, HM Sampoerna Tbk, Bank Central Asia Tbk, Kawasan Industri Jabeka Tbk, Limas Stockhomindo Tbk, Bentoel International Investama Tbk, kemudian risiko portofolio sebesar 0,00059 dengan tingkat pengembalian sebesar 0,0103 Ada sejumlah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang.adapun perbedaan dan persamaannya yaitu:persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan metode indeks tunggal untuk membentuk portofolio optimal sedangkan perbedaannya adalah: Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang: 10 1. Obyek yang diteliti sekarang merupakan saham yang termasuk saham Jakarta Islamic Indexs sedangkan penelitian terdahulu adalah saham yang termasuk indeks LQ 45. 2. periode penelitian mulai juli 2000 sampai desember 2004

B. Landasan Teori

1. Investasi.

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Ada dua faktor yang dipertimbangkan dalam pangambilan keputusan, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Investasi di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek–efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap dimiliki. Investasi juga merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal Downes dan Goodman dalam warsono, 2001:1 Investasi dapat menunjuk ke suatu investasi keuangan atau menunjuk ke investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya. Investasi berkonotasi gagasan bahwa keamanan pokok investasi adalah penting. Sebaliknya, spekulasi jauh lebih beresiko. Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian tertinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat 11 pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti risiko yang tinggi. Jadi, tidaklah tepat bahwa tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat pengembalian yang setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh risiko yang tinggi pula. Dalam rangka untuk menyeimbangkan antara tingkat pengembalian dan risiko ini diperlukan pengelolaan investasi, sehingga akan memperoleh investasi yang rasional, dalam arti dengan risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh tingkat pengembalian tertentu, atau dengan risiko tertentu akan memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya. Menurut Tandelilin 2000 : 5, beberapa alasan seseorang melakukan investasi, antara lain: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu, atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseoarang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menhemat pajak. Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pembelian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu. 12

2. Return dan Risiko Investasi.

a. Return Investasi

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return menurut Jogiyanto, 2003; 109 dapat dibedakan menjadi: 1 Return Realisasi realized return Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi ekspekted return dan risiko dimasa mendatang. Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Adapun rumus return realisasi menurut Jogiyanto, 2003; 111 adalah: 1 1      t t t t i P D P P R Keterangan: R i : return saham P t : harga saham pada saat t P t-1 : harga saham pada saat t-1 D t : dividen kas pada akhir periode 13 2 Return Ekspektasi Expected Return Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu: a. Pendekatan Peramalan Perhitungan pendekatan ini menggunakan pemisahan untuk masa depan, yaitu kondisi yang diduga dan probabilitas yang diperkirakan terjadi sebagai berikut jogiyanto, 2003;126:    n j j ij i P R R E 1 . Keterangan: E R i : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i R ij : Hasil masa depan ke j untuk sekuritas i P j : Probabilitas hasil masa depan ke j b. Pendekatan Historis Yaitu return actual yang telah terjadi dimasa lalu yang merupakan rata- rata return yang telah terjadi dengan rumus sebagai berikut; E R i = n R i 

b. Risiko Investasi

14 Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut. 1 Pengelompokan Risiko a Risiko tidak Sistematis 2 ei  Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi diverfiable. Risiko yang termasuk dalam kelompok ini adalah risiko kegagalan karena kondisi intern perusahaan, risiko kredit atau financial, risiko manajemen atau convertability risk. b Risiko sistematik βi Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi harga saham dipasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, inflasi, devaluasi, dan resesi. 2 Pengukuran Risiko a Pengukuran risiko sistematisBeta saham Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas volatility return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. 15 Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu Jogiyanto, 2003;193. Adapun cara mengestimasi beta yaitu: Beta sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitng beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang husnan, 2000;98. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi yaitu dalam bentuk kuadrat dari koefisien korelasi yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bias dijelaskan oleh Rm. Dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta. Adapun rumus beta sekuritas jogiyanto, 2003;201: 2 m m i i     Keterangan: βi : Beta sekuritas σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar Σm 2 : varian return pasar Beta juga dapat dihitung dengan menggunakan teknik persamaan regresi. Teknik regresi untuk mengestimasikan beta suatu sekuritas sebagai variable dependen dan return pasar sebagai variable independent jogiyanto, 2003;233. Persamaan regresi 16 yang dugunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal: R i :α i + βi.R m + e i b Pengukuran risiko tidak sistematis Risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko saham yang tidak dapat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return ei. Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah terjadi sehingga merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih dapat menyimpang dari harapan yang masih mengandung ketidakpastian, sehingga nilai ekspaktasi masih dapat menyimpang dari nilai realisasinya yang akan terjadi. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan estimasi, kesalahan ini ditunjukkan oleh kesalahan residu ei. Adapun rumus risiko tidak sistematis Jogiyanto, 2003;238: 2 2 2 2 . : m i i ei      Keterangan: 2 ei  : Risiko tidak sistematis 2 i  : varian residu 17 2 i  : Beta saham 2 m  : Varian pasar

C. Teori Portofolio.

Arti portofolio adalah sekumpulan surat-surat atau sekumpulan kesempatan investasi. Menurut tandelilin 2001;456 berpendapat bahwa aspek pokok teori portofolio adalah konsep leader risiko yang terkait pada aktiva yang berada dalam suatu portofolio akan berlainan dengan leader risiko dari aktiva yang berdiri sendiri. Portofolio merupakan sekumpulan surat atau saham, obligasi, instrument pasar yang uang atau jenis investasi yang dimiliki seseorang atau badan yang biasanya disusun sedemikian rupa dalam rangka penyebaran risiko. Teori ini muncul didasarkan atas fenomena bahwa investor financial assets menanamkan dananya pada beberapa saham yang sering disebut diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko yang mereka tanggung. Teori ini menjelaskan hubungan antara tingkat risiko yang harus ditanggung dengan hasil return yang diharapkan dari portofolio, dan bertujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimiliki yang disebut dengan efisiensi portofolio dalam rti memberikan hasil yang tertinggi yang mungkin diharapkan. 18 Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko risk adverse. Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan penghambatan diharapkan yang sam dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah Fabozzi, 2001;63. Jika seorang investor memilki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya.

D. Model Indeks Tunggal