bab_123_revisi.doc 463KB Mar 29 2010 04:41:34 AM

(1)

JUDUL PENELITIAN

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO

OPTIMAL UNTUK PENGAMBALIAN KEPUTUSAN

INVESTASI

(Studi Kasus Pada Saham Jakarta Islamic Index di BEJ)

DYANA BINTARIYAKA 02.61.0028

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

2006


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu sarana berinvestasi yang menarik bagi investor. Hal ini disebabkan pasar modal menjanjikan pengembalian yang lebih besar kepada investor dibanding perbankan. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk dapat memilih secara bebas sekuritas–sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal sesuai dengan preferensi risiko, ketersediaan dana dan jangka waktu investasi.

Pasar modal juga merupakan sarana penghimpunan dana bagi perusahaan yang telah go public. Keuntungan perusahaan menghimpun dana melalui pasar modal adalah dana yang dihimpun relatif besar dan sesuai dengan potensi perusahaan, alternatif dana yang ditawarkan pada umumnya berjangka panjang dan emiten mempunyai keleluasaan untuk memanfaatkan dana yang terjaring.

Kehadiran pasar modal di Indonesia memberikan peluang investasi yang semakin besar kepada para investor yang menganggap bahwa pasar modal mampu memberikan manfaat sebagai sarana pengalokasian dana yang produktif untuk jangka panjang dan ini diperlihatkan dengan kinerja perdagangan di Bursa Efek Jakarta yang juga menunjukkan hasil yang positif, dengan maraknya investasi yang semakin memberikan peluang tersebut akan menjadikan kebutuhan akan analisis sekuritas juga meningkat. Hal ini disebabkan investor yang akan menginvestasikan dananya dipasar modal semakin membutuhkan berbagai


(3)

informasi tentang sekuritas yang nantinya berhubungan erat dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko yang dihadapi.

Satu hal yang menarik untuk dicermati bahwa, pada beberapa tahun terakhir investasi berbasis syariah sedang berkembang pesat. Industri Islamic financial services ini merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat secara global, rata – rata sebesar 10 % sampai 15 % per tahun. Pasar yang dikelolanya bernilai $100 milyar (Achsien, 2003:2). Nilai investasi ini masih memungkinkan terus meningkat untuk menyerap dana dari surplus unit masyarakat muslim yang tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Berdasarkan keberhasilan dan prospek dari berbagai produk syariah tersebut, PT Bursa Efek Jakarta mengadakan kesepakatan dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada 5 mei 2000 yang melahirkan suatu indeks syariah di pasar modal, indeks ini dikenal dengan Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini telah diumumkan daftar halal dan langsung dioperasikan tanggal 3 juli 2000. indeks ini akan melengkapi indeks – indeks yang selama ini ada di Bursa Efek Jakarta.

Saham – saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) dipilih berdasarkan kriteria – kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain: mempunyai likuiditas yang tinggi, memenuhi criteria dalam syariah islam, serta emitennya dalam kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan islam. Kinerja dari saham – saham yang menyusunnya dipantau secara rutin oleh PT. Danareksa Investment Management (DIM) dan diperbaharui setiap 6 bulan sekali, yaitu pada bulan juli dan januari.


(4)

Sementara waktu, Jakarta Islamic Indeks ditentukan juga atas dasar perkembangan harga saham dari 30 jenis saham terpilih.kriteria jenis saham terpilih, yaitu atas dasar memenuhi persyaratan hukum agama serta perdagangannya likuid. Selanjutnya sesuai syariah islam. Aktivitas usaha yang diperbolehkan, yaitu aktivitas usahanya bukan perjudian, bukan lembaga keuangan yang menggunakan sistem bunga yang membawa kemudharatan

Indeks syariah ini menjadi acuan berinvestasi oleh para investor yang menerapkan prinsip syariah dalam investasinya. JII merupakan indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang dapat dilihat dari agregat saham – saham jii cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan (JSX Fact book, 2000)

Jakarta Islamic Indeks atau juga disebut dengan JII jumlahnya selalu 30 saham emiten, dan tiap enem bulan dievaluasi. Kendati begitu, bukan berarti di luar 30 saham JII tersebut bukanlah saham yang tidak syariah. Karena JII ini saham menampung 30 saham terbaik yang sudah sesuai syariah. Di luar 30 saham tersebut mungkin saja masih ada saham yang sesuai dengan kaidah syariah. Perusahaan tidak bertentangan dengan syariah islam ada dua aspek perusahaan dikatakan menganut prinsip syariah:

1. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat, serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tentu saja tidak memenuhi katagori ini.


(5)

2. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa dan sahan preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai syariat adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proposional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Jakarta Islamic Indeks dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada sahan dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investpr untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah.

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Indeks melibatkan pihak dewan pengawas syariah PT Danareksa Investment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut:

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio terhadap aktiva maksimal sebesar 90%.


(6)

3. Memilih 60 saham dari susunan diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir, dan

4. Memilih urutan berdasarkan tingkat likuiditas nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip seperti:

 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

 Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk

perbankan dan asuransi konvensional.

 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

 Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Sebagai perbandingan penulis membandingkan antara saham JII dengan saham lain yang berada di BEJ yaitu :

1. Indeks LQ 45

Indeks ini terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut.


(7)

Untuk masuk dalam pemilihan tersebut, sebuah saham harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

 Masuk dalam top 60 dari total transaksi saham di pasar reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

 Masuk dalam ranking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

 Telah tercatat di BEJ sekurang-kurangnya 3 bulan.

 Kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan,

frekuensi dan jumlah transaksi di pasar reguler. 2. Pre-Opening

Pre-opening adalah proses pembentukan harga yang dimulai sebelum perdagangan sesi I dimulai. Tujuan pre-opening adalah untuk menentukan pembukaan harga yang lebih sesuai dengan kondisi pasar. Hal ini berarti tidak selalu harga penutupan saham hari sebelumnya menjadi harga pembukaan untuk hari ini.

Untuk mendapatkan daftar saham yang masuk pre-opening, silakan masuk ke website BEJ yaitu www.jsx.co.id dan pada halaman depan sebelah kanan bagian bawah terdapat fasilitas [Stock List] dimana kita mendapatkan daftar saham-saham yang masuk pre-opening.


(8)

Keputusan untuk berinvestasi pada pasar modal disebabkan oleh adanya beberapa daya tarik yang dimiliki oleh pasar modal, antara lain : pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana disamping perbankan. Pada pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas berupa saham dan obligasi sehingga perusahaan dapat terhindar dari kondisi rasio utang terhadap ekuitas yang terlalu tinggi. Kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan perferensi risiko mereka. Ketiga, investasi pada sekuritas mempunyai likuiditas yang tinggi sehingga memungkinkan adanya alokasi dana yang efisien.

Pengembalian dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat dimana semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi, jadi antara pengembalian dan risiko tidak dapat dipisahkan. Adanya perbedaan dalam memandang risiko ini maka perlu adanya pengelolaan kesempatan investasi, yaitu dengan penciptaan berbagai pengelolaan investasi alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan porporsi modal yang diinvestasikan pada masing – masing saham dengan tujuan menurunkan risiko portofolio.

Portofolio adalah suatu alat untuk menilai sekuritas atau asset, dalam rangka menyeleksi asset tersebut untuk tujuan diversifikasi. Dalam membentuk portofolio yang menjadi masalah adalah terdapat banyak sekali portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul


(9)

pertanyaan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor mengambil keputusan secara rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal. Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model indeks tunggal. Salah satu kegunaan model indeks tunggal adalah untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz (Jogiyanto, 2000:169)

Berdasarkan uaraian latar belakang permasalahan diatas maka dalam hal ini penulis mengambil judul “ ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI“ (pada saham Jakarta Islamic Index yang aktif di BEJ ).

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Saham – saham apa saja yang terbentuk dalam portofolio yang optimal pada saham yang termasuk Jakarta Islamic index (JII) dan berapa proporsi dananya?

2. Bagaimana tingkat risiko dan pengembalian portofolio saham JII yang terbentuk selama periode penelitian?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, agar masalah tidak meluas maka penulis memberi batasan – batasan sebagai berikut:

1. Saham – saham yang diteliti adalah saham – saham Jakarta Islamic Index


(10)

2. Periode penelitian mulai Juli 2000 sampai Desember 2004

3. Penelitian menggunakan single benchmark index portofolio, yaitu JII.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui saham – saham yang terbentuk dalam portofolio yang optimal.

b. Mengetahui besarnya tingkat pengembalian dan risiko portofolio yang optimal.

2. Kegunaan Penelitian.

a. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Indah Wahyuni pada tahun 2006 dengan judul “Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk Portofolio Optimal dalam pengambilan keputusan investasi saham pada indeks LQ 45 di BEJ”. Dengan hasil penelitian yang dilakukannya adalah: jumlah emiten yang membentuk portofolio optimal sebanyak 11 emiten diantaranya: Gudang Garam Tbk, Dankos Laboratories Tbk, Timah Tbk, Matahari Putera Prima Tbk, United Tractors Tbk, Semen Cibinong Tbk, HM Sampoerna Tbk, Bank Central Asia Tbk, Kawasan Industri Jabeka Tbk, Limas Stockhomindo Tbk, Bentoel International Investama Tbk, kemudian risiko portofolio sebesar 0,00059% dengan tingkat pengembalian sebesar 0,0103%

Ada sejumlah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang.adapun perbedaan dan persamaannya yaitu:persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan metode indeks tunggal untuk membentuk portofolio optimal sedangkan perbedaannya adalah:


(12)

1. Obyek yang diteliti sekarang merupakan saham yang termasuk saham Jakarta Islamic Indexs sedangkan penelitian terdahulu adalah saham yang termasuk indeks LQ 45.

2. periode penelitian mulai juli 2000 sampai desember 2004 B. Landasan Teori

1. Investasi.

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Ada dua faktor yang dipertimbangkan dalam pangambilan keputusan, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Investasi di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek–efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap dimiliki.

Investasi juga merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal (Downes dan Goodman dalam warsono, 2001:1)

Investasi dapat menunjuk ke suatu investasi keuangan atau menunjuk ke investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya. Investasi berkonotasi gagasan bahwa keamanan pokok (investasi) adalah penting. Sebaliknya, spekulasi jauh lebih beresiko.

Pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian tertinggi, tetapi tidak menyukai adanya risiko. Tingkat


(13)

pengembalian yang tinggi, akan selalu diikuti risiko yang tinggi. Jadi, tidaklah tepat bahwa tujuan investasi adalah untuk mendapat tingkat pengembalian yang setinggi-tingginya, karena hal ini akan diikuti oleh risiko yang tinggi pula.

Dalam rangka untuk menyeimbangkan antara tingkat pengembalian dan risiko ini diperlukan pengelolaan investasi, sehingga akan memperoleh investasi yang rasional, dalam arti dengan risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh tingkat pengembalian tertentu, atau dengan risiko tertentu akan memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya.

Menurut Tandelilin (2000 : 5), beberapa alasan seseorang melakukan investasi, antara lain:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu, atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi. Melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseoarang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menhemat pajak. Beberapa Negara di dunia banyak melakukan kebijakan bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pembelian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang usaha tertentu.


(14)

2. Return dan Risiko Investasi. a. Return Investasi

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return menurut (Jogiyanto, 2003; 109) dapat dibedakan menjadi:

1) Return Realisasi (realized return)

Merupakan return yang telah terjadi. Return dihitung berdasarkan data histories, return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (ekspekted return) dan risiko dimasa mendatang.

Perhitungan return realisasi disini menggunakan return total. Return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Adapun rumus return realisasi menurut (Jogiyanto, 2003; 111) adalah:

1 1

  

 

t t t t i

P D P P R

Keterangan:

Ri : return saham

Pt : harga saham pada saat t Pt-1 : harga saham pada saat t-1 Dt : dividen kas pada akhir periode


(15)

2) Return Ekspektasi (Expected Return)

Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu:

a. Pendekatan Peramalan

Perhitungan pendekatan ini menggunakan pemisahan untuk masa depan, yaitu kondisi yang diduga dan probabilitas yang diperkirakan terjadi sebagai berikut (jogiyanto, 2003;126):

n

j

j ij

i R P

R E

1

) . ( )

(

Keterangan:

E (Ri) : Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i Rij : Hasil masa depan ke j untuk sekuritas i

Pj : Probabilitas hasil masa depan ke j b. Pendekatan Historis

Yaitu return actual yang telah terjadi dimasa lalu yang merupakan rata-rata return yang telah terjadi dengan rumus sebagai berikut;

E (Ri) =

n Ri

( )


(16)

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut.

1) Pengelompokan Risiko

a) Risiko tidak Sistematis (ei2)

Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi (diverfiable). Risiko yang termasuk dalam kelompok ini adalah risiko kegagalan karena kondisi intern perusahaan, risiko kredit atau financial, risiko manajemen atau convertability risk.

b) Risiko sistematik (βi)

Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi harga saham dipasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, inflasi, devaluasi, dan resesi.

2) Pengukuran Risiko

a) Pengukuran risiko sistematis/Beta saham

Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar.


(17)

Volatilitas dapat diartikan fluktuasi dari return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2003;193). Adapun cara mengestimasi beta yaitu: Beta sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah untuk menghitng beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan datang (husnan, 2000;98). Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (yaitu dalam bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio. Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bias dijelaskan oleh Rm. Dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat estimasi beta. Adapun rumus beta sekuritas (jogiyanto, 2003;201):

2

m m

i i

    Keterangan:

βi : Beta sekuritas

σm : Kovarian return antara sekuritas ke i dengan return pasar Σm2 : varian return pasar

Beta juga dapat dihitung dengan menggunakan teknik persamaan regresi. Teknik regresi untuk mengestimasikan beta suatu sekuritas sebagai variable dependen dan return pasar sebagai variable independent (jogiyanto, 2003;233). Persamaan regresi


(18)

yang dugunakan untuk mengestimasikan beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal:

Ri :αi + βi.Rm + ei

b) Pengukuran risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko saham yang tidak dapat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei). Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah terjadi sehingga merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih dapat menyimpang dari harapan yang masih mengandung ketidakpastian, sehingga nilai ekspaktasi masih dapat menyimpang dari nilai realisasinya yang akan terjadi. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi yang merupakan kesalahan estimasi, kesalahan ini ditunjukkan oleh kesalahan residu (ei). Adapun rumus risiko tidak sistematis (Jogiyanto, 2003;238):

2 2 2 2

. : i i m

ei   

 

Keterangan: 2

ei

 : Risiko tidak sistematis 2

i


(19)

2

i

 : Beta saham 2

m

 : Varian pasar

C. Teori Portofolio.

Arti portofolio adalah sekumpulan surat-surat atau sekumpulan kesempatan investasi. Menurut tandelilin (2001;456) berpendapat bahwa aspek pokok teori portofolio adalah konsep leader risiko yang terkait pada aktiva yang berada dalam suatu portofolio akan berlainan dengan leader risiko dari aktiva yang berdiri sendiri.

Portofolio merupakan sekumpulan surat atau saham, obligasi, instrument pasar yang uang atau jenis investasi yang dimiliki seseorang atau badan yang biasanya disusun sedemikian rupa dalam rangka penyebaran risiko.

Teori ini muncul didasarkan atas fenomena bahwa investor

financial assets menanamkan dananya pada beberapa saham yang sering disebut diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko yang mereka tanggung. Teori ini menjelaskan hubungan antara tingkat risiko yang harus ditanggung dengan hasil (return) yang diharapkan dari portofolio, dan bertujuan untuk memilih kombinasi yang optimal dari saham-saham yang dimiliki yang disebut dengan efisiensi portofolio dalam rti memberikan hasil yang tertinggi yang mungkin diharapkan.


(20)

Pembentukan portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk adverse). Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan penghambatan diharapkan yang sam dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah (Fabozzi, 2001;63).

Jika seorang investor memilki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya.

D. Model Indeks Tunggal

Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Henry Markowitz, selanjutnya mengalami banyak perkembangan dan penyederhanan yang membawa dampak besar pada implementasi teori tersebut. Model tersebut adalah model indeks tunggal yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan model Markowitz (Jogiyanto, 2003;161).

Kalau kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat pasar membaik (yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia). Harga saham individu juga meningkat demikian juga sebaliknya pada saat pasar memburuk maka saham akan turun harganya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan, 2000;93). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Indeks Tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa pasar dari suatu


(21)

sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga saham. Maka tingkat return saham dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003;232) a. Return dan Risiko Saham Model Indeks Tunggal

1) Return suatu saham dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ri = ai + βt . Rm

Keterangan:

Ri : return sekuritas ke i

ai : suatu variable acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke i yang independent terhadap kinerja pasar

βt : beta yang merupakan koefisisn yang mengukur perubahan Rt akibat dari perubahan Rm

Rm : tingkat return dari indeks pasar juga merupakan variable acak Variable ai merupakan komponen return yang tidak tergantung dari return pasar. Variable ai dapat dipecah menjadi nilai yang ekspektasi (expected value) αi dan kesalahan residu (residual error) ei sebagai berikut:

ai = αi + ei

Persamaan return suatu saham, sekarang bias ditulis menjadi Ri = αi + βi . Rm + ei

Keterangan:

Αi : nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independent terhadap return pasar


(22)

ekspektasinya sama dengan nol atau E (ei) = 0:

2) Sedangkan return pasar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1 1     t t t m IHSG IHSG IHSG R

3) Risiko (varian return) sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut: 2 2 2 2 . ei m i

i   

  

Keterangan: 2

i

 : risiko sekuritas 2

i

 : beta sekuritas 2

m

 : varian dari return pasar 2

ei

 : varian dari kesalahan residu 4) Covarian return antar sekuritas i dan j

2

. .

: i j m

ij   

Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen yaitu sebagai berikut:

a. Komponen return yang unik diwakili oleh αi yang independent terhadap return pasar

b. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh βt . Rm


(23)

Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian yaitu: risiko yang berhubungan dengan

pasar (market related risk) yaitu i . m2 dan risiko

masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu ei2

b. Analisis Portofolio Menggunakan Model Indeks Tunggal

1) Return ekspektasi portofolio

Return ekspektasi dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return sekuritas ekspektasi individual sekuritas. Adapun rumusnya sebagai berikut:

E(Rp) : E(Rp) = αp + βp.E(Rm)

Beta portofolio (βp

)

merupakan rata-rata tertimbang dari nilai masing-masing sekuritas

n

i i i

w p

1

: 

Keterangan:

p

: beta portofolio

i

w : proporsi sekuritas

i

: beta sekuritas Alpha sekuritas

i n

i i

w p

1 :


(24)

p

: alpha portofolio

i

w : proporsi portofolio

i

 : alpha sekuritas 2) Risiko portofolio

   n i ei i m p p w 1 2 2 2 2 2 ) . (   

 (Jogiyanto,2003;248)

c. Penentuan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Adapun dasar penantuan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal yaitu dengan membandingkan antara Excess Return to Beta

(ERB) dengan tingkat pembatas saham tertentu (Ci)

Menurut jogiyanto (2003;253), ERB adalah merupakan kelebihan pengembalian berupa selisih antara pengembalian yang diperkirakan atas sebuah asset dengan tingkat pengembalian bebas risiko.

Rumus yang digunakan:

i i Rf R E ERB    ( ) Keterangan:

ERB : Excess Return to Beta (kelebihan pengembalian) E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas

saham i


(25)

Βi : perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari saham i

Sedangkan menurut Jogiyanto (2003;254), Cut-Off Rate (Ci) adalah merupakan pembatas pada tingkat tertentu, dengan rumus:

 

i j ei i m i j ei i m

Rf

Ri

E

Ci

1 2 2 2 1 2 2

1

)

(

Keterangan:

Ci : Cut-Off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

Rf : tingkat pengembalian bebas risiko 2

m

 : Varians pasar 2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

Ketentuan yang berlaku untuk masuk dalam portofolio optimal adalah:

Ci Rf Ri E i    ) ( , Atau ERB>Ci

Menurut Jogiyanto (2003;258), penentuan besarnya proporsi tiap-tiap saham dapat dihitung dengan rumus:

n j ZJ Zi Wi 1 :


(26)

Keterangan:

Wi : proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i Zi : skala dari timbangan atas tiap-tiap saham ZJ : total skala dari timbangan atas tiap-tiap saham Dimana:

*

)(

:

2

E

Ri

Rf

C

Zi

i

ei

i

Keterangan:

Zi : skala dari timbangan atas tiap-tiap saham

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

i

: perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari nilai saham i

Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

*

C

: Cut-off Rate optimal portofolio 2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

d. Hasil yang diharapkan untuk saham individual

Risiko yang relevan bagi saham individual adalah pengaruh marginal risiko yang dimiliki tersebut terhadap deviasi standar suatu portofolio yang di diversifikasi secara efisien, atau dengan kata lain risiko sistematis. Dengan demikian maka hasil yang diharapkan dari suatu saham


(27)

harus dikaitkan dengan system tingkat risiko sistematiknya dan bukan risiko totalnya.

Menurut Jogiyanto (2003;234), Expected return sekuritas individual dengan model indeks tunggal dapat menggunakan rumus:

) ( . :

)

(Ri E Rm E  ii

Keterangan:

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

i

: Expected Return (nilai yang diperkirakan)

i

: perubahan tingkat pengembalian yang diperkirakan dari saham i

) (Rm

E : return ekspektasi dari indeks pasar

e. Kerangka pikir

Investasi

Pembentukan Portofolio

Model Indeks Tunggal Model Indeks

Ganda

Portofolio Indeks JII


(28)

Keterangan:

Gambar tersebut menjelaskan bahwa investasi merupakan penanaman sejumlah dana/modal pada saat sekarang baik dalam asset riil maupun financial dengan harapan akan memperoleh pengembalian sesuai dengan yang diharapkan di masa yang akan data

ng. Investasi dapat berupa saham, obligasi, reksadana dan atau instrument lainnya. Pemilihan investasi yang efisien dan merupsksn konsep yang paling penting dalam suatu portofolio dalam mengambil keputusan pembelian saham. Keputusan investasi dapat dilakukan dengan membentuk portofolio optimal. Salah satu model dalam membentuk portofolio optimal adalah model indeks tunggal, yang mengasumsikan factor yang mempengaruhi return ekspektasi saham individual adalah indeks pasar. Model indeks tunggal dapat digunakan pada keputusan investasi saham JII


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2002 ; 11). Pemilihan jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk meminimalkan risiko investasi pada tingkat return tertentu bagi investor.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti (Arikunto, 2002;108). Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh saham perusahaan yang termasuk dalam JII periode juli 2000 sampai desember 2004.pada periode yang berjangka 6 bulan terdapat 30 saham.


(30)

Anggota JII setiap periodenya berubah-ubah sesuai dengan penilaian Danareksa Investment Manajemen (DIM)

b. Sampel

Kriteria pengambilan sample dalam penelitian ini adalah saham-saham yang secara berturut-turut selama 9 periode. Sample yang didapat berjumlah 7 saham yaitu:

1. PT Aneka Tambang, Tbk 2. PT Astra Graphia, Tbk

3. PT Indoofod Sukses Makmur, Tbk 4. PT Indosat, Tbk

5. PT Semen Gresik, Tbk

6. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, dan 7. PT United Tractors, Tbk

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu data yang dikumpulkan tidak hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja (Widayat dan Amirullah, 2002; 69). Berdasarkan sumbernya, data sekunder dalam penelitian ini diklasifikasikan pada kategori data eksternal sekunder. Data eksternal sekunder pada penelitian ini antara lain berasal dari:

1. Buku, jurnal atau berbagai bentuk terbitan secara periodik yang diterbitkan oleh organisasi atau instansi tertentu, yaitu data-data dari pusat. Referensi pasar modal yang tercatat dalam jurnal-jurnal yang dikeluarkan secara periodik oleh BEJ antara lain JSX Value Line.


(31)

2. Media internet yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI 30 hari dan www.yahoo.finance.cam untuk mendapatkan data harga harian saham

C Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, atau data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian (Arikunto, 2002;206)

D. Definisi Operasional Variable Penelitian

Variabel adalah atribut, cirri, sifat, kemampuan dan ukuran lainnya yang berbeda-beda (bervariasi) yang dapat diterapkan peneliti untuk dikaji dan dipelajari (Widayat dan Amirullah, 2002;23). Berdasarkan konsep yang ada yaitu analisis portofolio dan investasi saham, maka variable-veriabel yang perlu diteliti yaitu:.

1. pengembalian adalah laba atas suatu sekuritas investasi modal

P

P

P

R

t t t i

1 1

 

2. risiko

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut.


(32)

Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan



       N

t mt mt N

t it it mt mt

M im i

R

R

R

R

R

R

1 2 1 2

4. risiko tidak sistematis

Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari atau diperkecil melalui diversifikasi

2 1 2

1

n

t it i i mt

ei

n

R

R

E. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data untuk membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode indeks tunggal. Langkah – langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:

1. Perhitungan return saham individual.

Untuk menghitung return saham individual dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2000; 108)

P

P

P

R

t t t i 1 1  

Keterangan:


(33)

R

it : Return saham

P

t : Harga saham pada saat t

P

t1 : Harga saham pada saat t-1

Dengan tingkat pengembalian pasar sebesar:

JII

JII

JII

R

t t t

i m

1 1 .

 

Keterangan:

R

m.i : return pasar saham

JII

t : nilai saham JII pada saat t

JII

t1 : nilai saham JII pada saat t-1

2. Menentukan besarnya return ekspektasi saham individual.

Return ekspektasi setiap saham individual dilakukan dengan menggunakan rumus:

 

 

N

E

R

R

i

i

Keterangan:

 

R

i

E

: Expected return suatu aktiva atau sekuritas ke i

 

R

i : jumlah total expected return untuk sekuritas i


(34)

Dan return ekspektasi pasar dengan rumus:

 

 

N

E

R

R

m

m

Keterangan:

 

R

m

E

: Expected return pasar ke i

 

R

m : jumlah total expected return pasar i

N : jumlah periode nilai pasar

3. Menghitung total risiko masing-masing saham

Total risiko masing-masing saham yang terdiri dari risiko

sistematis

i2.m2

dan risiko tidak sistematis

 

2

ei

 dihitung dengan menggunakan rumus

Rmt

Rit t

i  .

  



       N

t mt mt N

t it it mt mt

M im i

R

R

R

R

R

R

1 2 1 2

Dimana:

2

1 2

1

n

t it i i mt

ei

n

R

R

Keterangan:

: suatu variable acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke-I yang independent terhadap kinerja


(35)

pasar

i : Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Rt atau Rm

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

R

mt : tingkat keuntungan pasar pada periode tertentu

R

it : rata-rata Ri

E(Rm) : rata-rata Rm

P

it : harga saham individual periode t

Pi

t1 : Harga saham pada saat t-1 N : jumlah periode pengamatan

2

ei :Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga

merupakan resiko unik atau resiko tidak sistematis 4. Merangking sekuritas

Beta pasar dapat diestimasikan dengan mengumpulkan nilai-nilai historis dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 6 bulan atau 200 hari untuk return harian. Dngan mengasumsikan bahwa hubungan antara return sekuritas dan return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasikan secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi


(36)

Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excees return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi yaitu return dan risiko. Rasio ini dinotasikan dengan:

 

i

BR i

i

R

R

ERB

E

Keterangan:

ERB

i :Excess return to beta sekuritas ke- i

 

R

i

E

:Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke- i

R

BR : Return aktiva bebas risiko (SBI)

i :Beta sekuritas ke- i

Berdasarkan penilaian ERB untuk setiap sekuritas, kemudian urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Portofolio optimal akan terdiri dari sekuritas-sekuritas yang memiliki ERB tertinggi.

5. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai


(37)

 

dan

E

ei i BR i i

R

R

A

2

,

2 2

ei i i

B

Keterangan:

A

i : skala dari timbangan ke A atas tiap-tiap saham

B

i : skala dari timbangan ke B atas tiap-tiap saham

ERB : Excess Return to Beta sekuritas ke i

 

R

i

E

: pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

R

BR : tingkat pengembalian bebas risiko (SBI)

i : beta sekuritas ke-i

6. Menghitung Cut-Off Rate (Ci) dengan rumus:

Cut-Off Rate merupakan pembatasan pada tingkat tertentu. Penentuan tingkat pembatas saham (Ci) dan Cut-Off Point (C*) yang merupakan nilai tertinggi dari Ci

    i j i M i j i M i

B

A

C

1 2 1 2 1

Keterangan:


(38)

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

B

i : perubahan tingkat penngembalian yang diperkirakan dari saham i

2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

2

M

: Varian dari return indeks pasar

Ci adalah nilai c untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai Ai sampai dengan Ai dan nilai Bi sampai dengan Bi

7. Menentukan besarnya Cut-Off Point (C*)

Besarnya Cut-Off Point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci

8. Menentukan porporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio. Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan, maka langkah selanjutnya menentukan berapa besar proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar:

k

j j

i i

X

X

W

1


(39)

 

*

2

ERB

C

ej

i

t

X

Keterangan:

W

i : Proporsi sekuritas ke- i

K : Jumlah sekuritas di portofolio optimal

C* : nilai Cut Off Point yang nerupakan nilai Ci terbesar

9. Menentukan expected return portofolio E (Rp) dan variance

portofolio

 

p2

 

R

R

M

p r p

E

2 1 2 2 2 2 2        

N

i i ei

M p

p

W

Dimana:

  N

i i i

p

W

1

  N

i i i

p

W

1


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000 JSX Fact book 2000, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2001. JSX Fact book 2001, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta 2002. JSX Fact book 2005, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2003. JSX Fact book 2003, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2004. JSX Fact book 2004, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2000. JSX Value line 2005, PT 2Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2001. JSX Value Line 2006, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta 2002. JSX Value Line 2002, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2003. JSX Value Line 2003, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2004. JSX Value line 2004, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta, Jakarta

Fabozzi,Frank j. 1999, “Manajemen Investasi”, buku I, Salemba Empat, Jakarta H.M Jogiyanto, 1998, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Pertama,

Penerbit BPFE, Yogyakarta

H.M Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Husnan, Suad, 2001, “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”,


(41)

Indah Wahyuni, 2006, “Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk Portofolio Optimal dalam pengambilan keputusan investasi saham pada indeks LQ 45 di BEJ”

Warsono,2001, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, UMM Press, Malang

Warsono, 1999, “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, UMM Press, Malang Yuliati Sri Handaru, dkk, 1996, “Manajemen Portofolio dan Investasi”, Edisi


(42)

(1)

 

dan

E

ei i BR i i

R

R

A

2

,

2 2

ei i i

B

Keterangan:

A

i : skala dari timbangan ke A atas tiap-tiap saham

B

i : skala dari timbangan ke B atas tiap-tiap saham

ERB : Excess Return to Beta sekuritas ke i

 

R

i

E

: pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i

R

BR : tingkat pengembalian bebas risiko (SBI)

i : beta sekuritas ke-i

6. Menghitung Cut-Off Rate (Ci) dengan rumus:

Cut-Off Rate merupakan pembatasan pada tingkat tertentu. Penentuan tingkat pembatas saham (Ci) dan Cut-Off Point (C*) yang merupakan nilai tertinggi dari Ci

    i j i M i j i M i

B

A

C

1 2 1 2 1

Keterangan:


(2)

E(Ri) : pengembalian yang diperkirakan (expected return) atas saham i Rf : tingkat pengembalian bebas risiko

B

i : perubahan tingkat penngembalian yang diperkirakan dari saham i

2

ei

 : Varian ei (Unsystematic risk)

2

M

: Varian dari return indeks pasar

Ci adalah nilai c untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi

nilai-nilai Ai sampai dengan Ai dan nilai Bi sampai dengan Bi

7. Menentukan besarnya Cut-Off Point (C*)

Besarnya Cut-Off Point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB

terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci

8. Menentukan porporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio.

Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah

dapat ditentukan, maka langkah selanjutnya menentukan berapa besar

proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar:

k

j j i i

X

X

W


(3)

 

*

2

ERB

C

ej

i

t

X

Keterangan:

W

i : Proporsi sekuritas ke- i

K : Jumlah sekuritas di portofolio optimal

C* : nilai Cut Off Point yang nerupakan nilai Ci terbesar

9. Menentukan expected return portofolio E (Rp) dan variance

portofolio

 

p2

 

R

R

M

p r p

E

2 1 2 2 2 2 2        

N

i i ei M

p

p

W

Dimana:

  N

i i i

p

W

1

  N

i i i

p

W

1


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000 JSX Fact book 2000, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2001. JSX Fact book 2001, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta 2002. JSX Fact book 2005, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2003. JSX Fact book 2003, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2004. JSX Fact book 2004, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2000. JSX Value line 2005, PT 2Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2001. JSX Value Line 2006, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta 2002. JSX Value Line 2002, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2003. JSX Value Line 2003, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta . 2004. JSX Value line 2004, PT Bursa Efek Jakarta, Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Rineka Cipta, Jakarta

Fabozzi,Frank j. 1999, “Manajemen Investasi”, buku I, Salemba Empat, Jakarta H.M Jogiyanto, 1998, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi Pertama,

Penerbit BPFE, Yogyakarta


(5)

Indah Wahyuni, 2006, “Penerapan Model Indeks Tunggal untuk Membentuk

Portofolio Optimal dalam pengambilan keputusan investasi saham pada

indeks LQ 45 di BEJ”

Warsono,2001, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, UMM Press, Malang

Warsono, 1999, “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, UMM Press, Malang Yuliati Sri Handaru, dkk, 1996, “Manajemen Portofolio dan Investasi”, Edisi


(6)