ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK ABSTRACT

Penelitian Efektivitas beberapa strain

The Effectivity of Insects Pathogen as

Beauveria bassiana dan virus MnNPV sebagai

Agents of Biological Control to Maenas

agensia hayati untuk mengendalikan Maenas maculifascia pada tanaman ylang-ylang telah

maculifascia on Ylang-ylang

dilakukan di laboratorium dan rumah kaca

(Canangium odoratum)

kelompok peneliti Hama dan Penyakit, Balai The research of insects pathogen Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik sejak

effectivity as agents of biological control to Januari - Desember 2007. Strain B. bassiana

Maenas maculifascia pest on ylang-ylang crop yang digunakan adalah : Strain GBH, ED34,

was carried out in laboratory and greenhouse ED6, ED3, E7, ED2, ED9, dan strain belalang

of pest and deseases division at Indonesian of masing-masing konsentrasi 10 8 . Rancangan Medicinal and Aromatic Crops Research percobaan yang digunakan adalah Acak Leng-

Institute (IMACRI) since January until kap dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Per-

December 2007. B. basssiana strains used lakuan diberikan dengan menyemprotkan were : GBH, ED34, ED6, ED3, E7, ED2,

larutan spora secara langsung ke tajuk tanaman ED9, and grasshopper strains with 10 8 ylang-ylang. Setelah kering angin 10 ekor ulat

concentrations each. The experiment was M. maculifascia instar 3 diinfestasikan ke arranged in completely randomized design

tanaman ylang-ylang. Pengamatan dilakukan (CRD) with 9 treatments and 3 replications. setiap hari terhadap mortalitas ulat kenanga (M.

The treatment was given by spraying a maculifascia). Pada percobaan ke-2 larutan

formulation of the spores directly into canopy virus dipalikasikan dengan mengoleskannya of ylang-ylang plants. After wind dry was

pada daun tanaman ylang-ylang, setiap per- applied of test insects to this crop. The lakuan menggunakan 3 lembar daun kemudian

cananga carterpillar instar 3 to give of leave dimasukkan kedalam stoples plastik yang telah

ylang-ylang crop that has been apllied with B. berisi 10 ekor ulat instar 3. Konsentrasi larutan

Basssiana with 10 larvae respectively. virus MmNPV adalah : tanpa pengenceran

Observation was carried out everyday (murni), pengenceran 1 kali, pengenceran 2

towards caterpillar mortality kenanga (M. kali dan kontrol. Pengamatan dilakukan setiap

maculifascia). The second experiment were hari dengan cara menghitung mortalitas M.

applied of virus to ylang-ylang leaves. For maculifascia. Rancangan percobaan yang each treatments were used the cananga

digunakan adalah Acak Lengkap dengan 4 caterpillar (M. maculifascia) instar 3 with 10 perlakuan dan 6 ulangan. Hasil penelitian larvae for each treatment respectively. The

menunjukan bahwa semua strain B. bassiana concentration of virus MmNPV were used : yang diuji efektif untuk mengendalikan M.

without the dilution (pure), dilution 1 time, maculifascia instar 3 dengan kematian berkisar

dilution 2 times and control. Observation was antara 83,33-100%. Efektivitas virus MmNPV

done everyday by means of counting M. mengendalikan M. maculifascia instar 3 adalah

maculifascia mortality. The experiment was 68,3%.

design was useding complete randomized Kata kunci : Patogen serangga, Agensia hayati, Maenas

design (CRB) with 4 treatments and 6 maculifascia, Ylang-ylang

replications. The result showed that all B. basssiana strains were effective to control

third instar of M. maculifascia with mortalily

Warsi Rahmat Atmadja et al. : Efektivitas Patogen Serangga sebagai Agensia Hayati untuk Mengendalikan Maenas maculifascia pada Tanaman Ylang-ylang (Canangium odoratum)

average of 83.33-100%. The effectivity of akibat serangan M. maculifascia MmNPV virus to control third instar M.

(Siswanto et al., 1999).

maculifascia was is 68.3%.

Menurut Adria dan Idris Key words : insect pathogen, biodiversity agent, Maenas (1996), perkembangan suatu jenis ha-

maculifascia, ylang-ylang.

ma ditentukan oleh beberapa faktor,

PENDAHULUAN

diantaranya konsumsi makan yang mempengaruhi lamanya siklus hidup.

Ylang-ylang (Canangium odo- Mengatasi serangan hama dapat dila- ratum) termasuk ke dalam famili kukan pengendalian dengan menggu- Anonaceae. Tinggi tanaman mencapai nakan berbagai komponen pengendali-

38 m dan hidup dibawah 1.200 m dari an antara lain patogen serangga, untuk permukaan laut. Tanaman ini potensial mengetahui efektivitas patogrn se- dikembangkan, karena menghasilkan rangga perlu dilakukan penelitian. minyak atsiri yang lebih dikenal de- Patogen adalah mikroorganis- ngan “cananga oil”. me infeksious yang membuat luka Tanaman ylang-ylang tidak ter- atau membunuh inangnya yang me- lepas dari serangan hama pemakan nyebabkan penyakit pada serangga. daun, yang mengakibatkan produksi Patogen masuk ke dalam tubuh se- daun dan bunga terlambat. Menurut rangga melalui dua jalan : 1) ketika Wiratno (1992), seekor ulat yang se- inang menelan individual patogen lama hidupnya menghabiskan 1,9 selama proses makan (passive entry), lembar daun tua dan siklus larva ± 28

2) ketika patogen masuk melalui hari serta lama hidup hama ini ± 50 penetrasi langsung ke kutikula serang- hari. Selain ylang-ylang hama ini juga

ga (active entry). Perpindahan menyerang tanaman kenanga, gadung, (transmission) penyakit serangga da- dadap, jarak, coklat (Kalshoven, 1981). pat terjadi dari serangga yang sakit ke Kerusakan tanaman ylang-ylang dan serangga yang sehat (horizontal kenanga diawali dari daun muda. Larva transmission), dan biasanya juga per- instar pertama memakan epidermis pindahan penyakit terjadi dari serang- daun sehingga daun menjadi trans-

ga ke progeny of springnya yang di- paran. Larva instar pertama dan kedua kenal sebagai vertical transmission. tinggal pada daun dan ranting serta Seperti mikrooganisme infeksious hidup berkelompok. Larva instar ketiga lainnya, patogen serangga mempunyai bergerak turun dan membuat sarang perilaku spesifik di udara, air, dan pada pangkal batang (Wiratno dan ditrmpat lain. Karakteristik spesifik Munaan, 1989; Trisawa et al., 1996; dari stadia infektif patogen sangat Siswanto et al., 1999). Larva berkum- dipengaruhi oleh patogen dan cara pul di pangkal batang pada siang hari, menginfeksi inangnya. aktif mencari makan pada malam hari

B. bassiana adalah salah satu ke bagian atas tanaman. Berdasarkan jenis patogen serangga dari jenis hasil pengamatan di Kebun Percobaan cendawan patogen pertama kali di- Cimanggu menunjukan bahwa 97,14% identifikasi oleh Agustinus Bassi pada tanaman kenanga dan 47,26% tanaman tahun 1835 sebagai entomopatogen ylang-ylang menjadi tidak berdaun

permukaan badan serangga yang terin- Jamur memerlukan kondisi feksi. Beberapa gejala umum infeksi lingkungan yang sesuai untuk perkem- dapat menunjukan jenis jamur serang- bangan “epizootik” (Maddox, 1982).

ga yang tertutup dengan spora yang Menurut Poiner dan Thomas (1984), berwarna putih, menunjukkan adanya infeksi ini tergantung pada besarnya infeksi B. bassiana atau Hirsutella populasi dan kondisi inang yang ideal. (Poiner dan Thomas, 1984). Suhu dan kelembaban yang memadai

Tujuan penelitian adalah untuk biasanya dibutuhkan untuk keberhasil- mengetahui strain B. bassiana dan an sporulasi dan perkecambahan spora. virus MmNPV yang efektif terhadap Suhu optimum untuk pertumbuhan B. M. maculifascia.

bassiana adalah 23-25 0

C. Selanjutnya

Barson (1977), mengemukakan bahwa

BAHAN DAN METODE kisaran nilai pH yang sesuai untuk Potensi beberapa strain B. bassiana

pertumbuhan jamur B. bassiana adalah terhadap ulat kenanga (M. maculi-

antara 3,3-8,5.

fascia) pada tanaman ylang-ylang

Jumlah spora atau dosis dan cara aplikasi sangat berpengaruh ter-

Tanaman ylang-ylang umur 6 hadap mortalitas serangga uji. Broome bulan diaplikasi dengan B. bassiana

et al. (1976) mencoba dua cara apli- sesuai dengan perlakuan yang diuji kasi jamur tersebut pada Solenopsis dengan menggunakan alat semprot richteri, ternyata aplikasi melalui mu- volume 500 cc. Aplikasi B. bassiana lut menghasilkan mortalitas larva sam- dilakukan sampai daun ylang-ylang pai 84,5% sedang aplikasi melalui kulit basah secara merata, sedangkan perla- (topical application) mortalitas larva kuan kontrol tanaman disemprot de- mencapai 95%. Menurut Sivan- ngan air. Setelah kering angin 10 ekor sankaran et al. (1990), makin bertam- ulat M. maculifascia instar 3 diinfes- bah umur patogen maka mortalitas tasikan ke tanaman. makin berkurang.

Warsi Rahmat Atmadja et al. : Efektivitas Patogen Serangga sebagai Agensia Hayati untuk Mengendalikan Maenas maculifascia pada Tanaman Ylang-ylang (Canangium odoratum)

Strain B. bassiana yang digu- bassiana strain E7 dan ED2 menun- nakan adalah : GBH, ED34, ED6, ED3; jukan kematian yang tertinggi yaitu E7, ED2, B. lundi (ED9) dan belalang 40%. Kedua perlakuan tersebut tidak

(Ant) masing-masing konsentrasi 10 8 berbeda nyata dengan perlakuan B. dan perlakuan kontrol. Pengamatan bassiana strain ED9 (lundi), ED3,

dilakukan setiap hari terhadap tingkat ED6 dan ED34, tetapi berbeda nyata kematian ulat. Rancangan percobaan dengan perlakuan B. bassiana strain yang digunakan adalah acak lengkap, GBH, Belalang dan Kontrol (Tabel 1). dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan.

Pada pengamatan 2, 3, dan 4 Analisis data yang digunakan adalah hsa, tingkat kematian M. maculifascia uji jarak berganda Duncant multiple pada semua perlakuan B. bassiana range test (DMRT).

meningkat dan menunjukan perbedaan yang nyata dengan kontrol. Tingkat

Prospek MmNPV sebagai agensia

kematian M. maculifascia tertinggi

hayati terhadap ulat kenanga (M.

pada pengamatan tersebut terjadi pada

maculifascia) pada tanaman ylang-

perlakuan B. bassiana strain ED6 dan

ylang

ED9 (2 hsa), ED6, E7 (3 hsa), ED6 Sebanyak 10 ekor ulat M. dan E7 (4 hsa) masing-masing 70% (2

maculifascia instar 3 dimasukkan ke hsa), 90% (3 hsa) dan 93,33% (hsa). dalam kotak plastik berukuran panjang

Hasil pengamatan 5 hsa dan 6

17, lebar 12, dan tinggi 8 cm, kemu- hsa tingkat kematian M. maculifascia dian dimasukan 3 lembar daun ylang- antar perlakuan menunjukan perbeda- ylang yang telah diolesi cairan virus an yang nyata dan berbeda nyata MmNPV sebagai pakan. Konsentrasi dengan kontrol. Tingkat kematian M. larutan virus MmNPV adalah tanpa maculifascia tertinggi terjadi pada per- pengenceran (murni), pengenceran 2 lakuan B. bassiana strain ED6 dan E7 kali, dan pengenceran 3 kali.

(5 hsa), juga ED6 dan E7 (6 hsa)

Pengamatan dilakukan setiap masing-masing sebesar 96,66%. hari dengan cara menghitung tingkat

Pengamatan 7 hsa tingkat ke- kematian M. maculifascia. Rancangan matian M. maculifascia mengalami

percobaan yang digunakan adalah acak peningkatan pada perlakuan B. lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 bassiana strain GBH 80%, ED34 ulangan. Analisis data menggunakan 86,66%, ED2 90,00%, ED9 86,67% uji jarak berganda Duncant multiple dan Belalang 96,66%, sedangkan range test (DMRT).

perlakuan strain E7 dan ED6 masih sama dengan pengamatan sebelumnya,