KALKULUS VARIASI
5. KALKULUS VARIASI
Apakah jarak terpendek dari dua titik? Untuk suatu fungsi kalkulus biasa π(π₯) misalnya, nilai minimum dan maksimum dapat dicari dengan β² π (π₯) = 0. Hal ini dapat memberikan nilai minimum, maksimum, dan titik belok fungsi tersebut. Titik ini dikenal sebagai titik stasioner
fungsi, mencari nilai minimumnya berperan sebagai dasar pembahasan kalkulus variasi. Untuk menambah khasanah, misalkan cahaya dari titik π΄ = (π₯ 1 ,π¦ 2 ) menuju titik π΅ = (π₯ 2 ,π¦ 2 )
lewat pemantulan di titik π. Lintasan π· yang merupakan lintasan π΄π΅ dapat dituliskan
Gambar 5.1 Cahaya dari titik π΄ ke titik π΅ melewati π.
Jarak terpendeknya, sesuai prinsip kalkulus, adalah
yang menunjukkan bahwa π = π, persamaan dasar dari pantulan pada optik. Awal yang menarik untuk kalkulus variasi.
5.1 Persamaan Euler-Lagrange
Bentuk umum persamaan yang hendak dipecahkan dalam kalkulus variasi adalah
representasi fungsi- π₯ bernilai nol di π₯ 1 dan π₯ 2 , serta memiliki turunan kedua kontinu pada interval tersebut. Selanjutnya didefinisikan fungsi π(π₯) dengan persamaan
dengan π¦(π₯) adalah kurva ekstermal dan π adalah sebuah parameter. Karena π(π₯) dapat berupa apa saja, π(π₯) merepresentasikan setiap kurva (dengan turunan kedua kontinu) sepanjang (π₯ 1 ,π¦ 1 ), dan (π₯ 2 ,π¦ 2 ).
Gambar 5.2 Kurva ekstermal π¦ dan kurva variasi π.
Gambar 5.3 Kurva bernilai nol di π₯ 1 dan π₯ 2 .
Dari kurva variasi didapatkan
dan kita menginginkan (π/ππ) πΌ(π) = 0 saat π = 0. Perhatikan bahwa π dan π β² merupakan fungsi dari π. Melakukan diferensiasi πΌ terhadap π,
atau, karena diinginkan jarak terpendek ( ππΌ/ππ = 0 di π = 0, π = π¦), maka
Mengasumsukan π¦ β²β² kontinu, baian kedua dapat diintegralkan secara parsial
Bagian teringtegrasi bernilai nol karena syarat π(π₯) di π₯ 1 dan π₯ 2 . Hal ini membuat persamaannya
karena π bernilai sembarang, diperoleh
Kesamaan ini disebut sebagai persamaan Euler (atau dikenal juga sebagai Euler-Lagrange). Dari tahapan tersebut, dapat dlihat, untuk setiap masalah pada kalkulus variasi diselesaikan dengan
menentukan integral yang akan dibuat stasioner, menuliskan fungsi dari πΉ, substitusi ke persamaan Euler, dan menyelesaikan persamaan diferensial.
Menggunakan persamaan ini, dapat ditunjukkan bahwa kurva terdekat penghubung dua titik adalah sebuah garis lurus. Sebagai gambaran, misalkan dua titik, π΄ dan π΅, berada pada kordinat
(π, π¦(π)) dan (π, π¦(π)). Apapun bentuk yang diambil sebagai penghubung, panjang dari sebuah elemen lintasan ππ adalah
Gambar 5.4 Kurva sembarang penghubung π΄ dan π΅.
dan total lintasannya sepanjang kurva, πΏ, adalah
Lintasan terdekat dieroleh dengan menggunakan prinsip kalkulus variasi sehingga πΏ stasioner. Dapat dilihat bahwa πΉ = β1 + π¦ β²2 dan dari persamaan Euler-Lagrange
sehingga menyisakan
yang membuat
Dengan melakukan beberapa operasi sederhana, diperoleh
dimana, sesuai perkiraan, persamaannya adalah sebuah garis lurus dari π¦ = ππ₯ + π, dengan π =
5.2 Penggunaan Persamaan Euler-Lagrange Sejauh ini telah digunakan variabel π₯ dan π¦ pada kordinat kartesian. Namun matematika tentuya
akan sama saja jika menggunakan variabel lain, seperti variabel π dan π pada kordinat bola. Bentuk persamaan yang akan dibuat stasioner adalah
Solusinya diperoleh dari persamaan Euler-Lagrange
Dalam penerapan fisis, eposisi dan waktu tidak bisa dipisahkan. Hal ini membuat penggunaan variabel π₯ sebagai posisi (dalam dimensi-1) dan π‘ sebagai waktu membuat persamaan yang hendak Dalam penerapan fisis, eposisi dan waktu tidak bisa dipisahkan. Hal ini membuat penggunaan variabel π₯ sebagai posisi (dalam dimensi-1) dan π‘ sebagai waktu membuat persamaan yang hendak
Sebagai penggunaan persamaan tersebut, misalkan sebuah sinar cahaya memberikan suatu lintasan, dimana indeks biasnya sebanding dengan β2 π , digunakan kordinat polar. Persamaan yang akan dibuat stasioner adalah β« π ππ , atau
β«π β2 ππ = β« π ππ = β« π βππ 2 2 +π β2 2 ππ =β«π β1 + π 2 π β²2 ππ. Persamaan Euler dengan
2 πΉ=π β²2 β1 + π π dapat ditelusuri untuk mencari solusi persamaan. Karena ππΉ/ππ = 0, tersisa
Melakukan sedikit perhitungan diperoleh
dimana dengan melakukan substitusi π = sin π / π, akan diperoleh
π = sin β1 ππ + π,
dengan π adalah sebuah konstanta.
5.3 Persamaan Lagrange Suatu sistem tentu tidak hanya bergantung pada satu variabel saja. Pada kalkulus dasar ditemui
permasalahan suatu titik minimal pada π§ = π§(π₯) adalah ππ§/ππ₯ = 0 dan untuk fungsi dengan dua variabel π§ = π§(π₯, π¦) diperlukan dua kondisi, ππ§/ππ₯ = 0 dan ππ§/ππ¦ = 0. Analogi yang sama ditemui pada kalkulus variasi. Misalkan suatu fungsi πΉ terdiri dari π¦, π§, ππ¦/ππ₯, ππ§/ππ₯, dan π₯, dan akan dicari dua kurva π¦ = π¦(π₯) dan π§ = π§(π₯) untuk membuat πΌ = β« πΉ ππ₯ stasioner. Nilai dari integral πΌ begantung pada π¦(π₯) dan π§(π₯) dan dapat diperhatikan bahwa akan didapatkan dua persamaan Euler, satu untuk π¦ dan satu untuk π§, katakanlah
Jika masih terdapat variabel bergantung (dengan hanya satu variabel bebas), maka persamaan Euler untuk setiap variabel bergantung harus dituliskan, tentu saja.
Terdapat banyak aplikasi penting dari persamaan (π. π) pada mekanika. Pada fisika dasar, kaidah Newton pertama π = ππ adalah persamaan mendasar. Pada mekanika lebih lanjut, penjabaran persamaan gerak dimulai dari asumsi berbeda namun tetap berkesesuai dengan pendahulunya.
Asumsi ini dikenal dengan prinsip Hamilton. Prinsipnya mengakatan bahwa setiap partikel
ataukah sistem partikel selalu bergerak sedemikian rupa dengan πΌ=β«πΏ π‘
1 ππ‘ stasioner, dimana πΏ = π β π disebut sebagai Lagrangian; π sebagai energi kinetik, dan π adalah energi potensial
dari partikel atau sistem partikel. Sebagai penerapan, misalkan sebuah partikel bergerak berada pada pengaruh gravitasi bumi
bermassa π. Menggunakan prsinsip Hamilton, persamaan geraknya dapat diperoleh. Pertama tentukan energi kinetik π dan energi potensial π dari partikel
dan Lagrangiannya
Perhatikan bahwa π‘ sebagai variabel bebas dan π₯, π¦, dan π§ sebagai variabel bergantung, sementara πΏ adalah πΉ pada awal pembahasan. Untuk membuat πΌ = β« πΏ ππ‘ stasioner, dituliskan persamaan Euler untuk setiap variabel bergantung. Pada mekanika, persamaan Euler ini lebih dikenal dengan
persamaan Lagrange. π ππΏ ππΏ
Melakukan substitusi πΏ pada persamaan ini didapatkan π
Hal ini merupakan persamaan yang umum diperoleh pada kaidah Newton. Persamaannya menyatakan bahwa pada medan gravitasi di dekat permukaan bumi, kecepatan horizontalnya konstan dan percepatan vertikalnya adalah β π. Penerapan pada kasus ini mungkin terlihat sederhana. Namun pada kasus yang lebih kompleks, persamaan ini akan menunjukkan keunggulannya.
Penerapan lain adalah untuk menjabarkan gerak sebuah partikel pada kodinat polar dengan variabel π sebagai jejari dan π sebagai sudut. Elemen dari panjangnya adalah ππ dimana
dan kecepatan partikel bergerak adalah ππ /ππ‘, sehingga
Energi kinetic kita ketahui adalah
dengan π(π, π) sebagai energi potensial partikel. Persamaan Lagranga pada π dan π adalah
Substitusi πΏ memberikan
Persamaan gerak untuk π adalah
sementara untuk π adalah
ππ β π π ππ . Kuantitas βππ/ππ dan β(1/π) (ππ/ππ) adalah komponen dari gaya, π = βππ, pada partikel
pada arah π dan π. Persamaan tersebut adalah komponen dari ππ = π ; komponen percepatannya adalah
Bagian kedua pada
π adalah percepatan sentripetal π£ /π untuk π£ = ππΜ (tanda negatif menandakan menuju titik awal). Bagian kedua pada π π disebut percepatan Coriolis.
5.4 Notasi Variasi Simbol πΏ telah diperkenalkan pada permulaan pembahasan kalkulus variasi sebagai indikasi
diferensial terhadap π. Maknanya serupa dengan simbol π pada diferensial. Notasi πΏ kurang digunakan dalam matematika, namun pada penggunaan pada penerapan akan memperjelas maknanya. Kuantitas πΏπΌ adalah sebuah diferensial
π = 0. Simbol πΏ (dibaca βvariasi dariβ) diperlakukan sama sebagai operator diferensial untuk
dengan dievaluasi pada
πΉ, π¦, dan π¦ β² . Sehingga, mengacu pada pembahasan sebelumnya,
Maka makna dari πΏπ¦ adalah
hal ini mirip untuk diferensial ππ jika π sebagai variabel. Makna dari πΏπ¦ β² adalah
Hal ini identic dengan
karena π₯ dan π merupakan variabel bebas; dengan kata lain, π dan πΏ komut. Makna dari πΏπΉ adalah
ini merupakan diferensial total ππΉ = (ππΉ/ππ) β² π=0 ππ dari fungsi πΉ[π₯, π(π₯, π), π (π₯, π)] pada π =
0 dengan π dianggap sebagai variabel satu-satunya. Maka variasi dari πΌ adalah
Hasil ini memberikan indikasi bahwa πΏπΌ = 0, atau dengan kata lain variasi dari πΌ adalah nol.