Pegawai Yang Terlibat Dalam Proses Perencanaan Anggaran Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara
b. Disiplin Anggaran
Disiplin dalam anggaran adalah bagaimana dalam melaksanakan suatu program atau kegiatan sesuai dengan yang telah dianggarkan/ direncanakan, tidak melaksanakan kegiatan yang tidak tertuang didalam APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah). Disiplin anggaran ini sangat dibutuhkan dalam pencapaian kinerja. Dengan melaksanakan program atau kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam APBD, akan mempermudah mengukur sejauh mana capaian kinerja dari suatu program atau kegiatan tersebut. Perencanaan anggaran berbasis kinerja juga harus dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat guna , tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan. Pos- pos belanja yang telah dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja yang harus dilaksanakan, tidak melebihi dan dapat dipertanggungjawabkan
pelaksanaannya.
Ber dasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis baik melalui wawancara yang dilakukan kepada kepala seksi perencanaan Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai sebagai berikut: “penyusunan rencana kerja (anggaran) selalu berpedoman terhadap rencana strategis dan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD).”
Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan anggaran yang direncanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari Laporan Realisasi Anggaran Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai. Dimana pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan besaran anggaran yang telah ditetapkan didalam DPA Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai hanya saja penyerapan anggaran yang terserap oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai dikurang maksimal.
c. Keadilan Anggaran
Dalam meningkatkan perencanaan anggaran berbasis kinerja dan untuk meng- hasilkan capaian kinerja yang lebih baik harus diikuti dengan keadilan anggaran yang lebih baik pula. Untuk itu pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggarannya sesuai dengan kebutuhan agar dapat dinikmati manfaatnya oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan masyarakat. Dalam penyusunan anggaran harus mengarah kepada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kota Tanjungbalai melalui
Dinas Tenaga Kerja berkewajiban memberikan pelayanan dibidang ketenagakerjaan kepada masyarakat dan mengalokasikan anggaran secara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam memberikan pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai, bahwa pengalokasian anggaran sudah cukup baik. Dimana pengalokasian anggaran sudah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dari usulan setiap bidang ataupun seksi yang ada. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja sebagai berikut: “bila dilihat dari jumlah anggaran secara awam mungkin tidak adil, tetapi dalam menyusun pagu anggaran kita melihat dari skala prioritas kegiatan tersebut, mana kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat mana yang merupakan usulan dari masyarakat dan pelayanan langsung kepada masyarakat luas, bukan berarti mengkesampingkan kegiatan yang lainnya.” Hanya saja karena keterbatasan pagu anggaran yang disediakan oleh pemerintah kota kepada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai maka Dinas Tenaga Kerja harus memaksimalkan anggaran yang ada dengan memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sifatnya pelayanan yang dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat.
d. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dalam perencanaan anggaran berbasis kinerja, penyusunan anggaran hendaknya berlandaskan prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran. Dimana anggaran yang telah disusun harus dapat tepat guna, tepat waktu pelaksanaan dan dapat dipertanggungjawabkan pemanfaatannya. Selain itu juga anggaran yang tersedia harus dapat digunakan sebaik-baiknya, agar mampu menghasilkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan visi serta misi dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, agar anggaran yang disusun dapat efisien dan efektif, maka dalam perencanaan harus ditetapkan secara jelas tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan dihasilkan dari suatu kegiatan atau program yang akan dilaksanakan.
Perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai pada dasarnya belum dapat dikatakan efisien dan efektif, meskipun pengalokasian anggarannya Perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai pada dasarnya belum dapat dikatakan efisien dan efektif, meskipun pengalokasian anggarannya
efisien. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang yang serapan anggarannya tidak sesuai dengan
disampaikan oleh Kepala Seksi Perencanaan yang diharapkan. Penerapan prinsip efisiensi
Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai sebagai dan efektifitas anggaran dalam penyusunan
berikut: “waktu perencanaan anggaran anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga
terjadi kesalahan penyusunan anggaran ada Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera
mata anggaran pada kegiatan Rapat-rapat Utara yang masih kurang baik ini disebabkan
Koordinasi dan konsultasi ke luar daerah karena kurangnya perencanaan terhadap
salah satunya biaya penginapan yang tidak pengalokasian anggaran. Tidak ditetpakannya
dapat dicairkan dikarenakan pemerintah tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang akan
kota telah menyediakan Mess di kota Medan, diperoleh secara jelas. Hal ini dapat dilihat salah
sehingga anggaran untuk biaya penginapan satunya pada kegiatan Rapat-rapat konsultasi
di kota tersebut tidak dapat dicairkan. Hal ini dan koordinasi ke luar daerah yang tidak dapat
menyebabkan ketidakefektifan perencanaan terserap dengan baik sehingga perencanaan
anggaran.”
Tabel 4. Laporan Realisasi Anggaran Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2014
No.
Program/Kegiatan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Penyediaan Jasa Surat Menyurat -
Penyediaan Jasa Komunikasi sumber daya air dan listrik -
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas -
Penyediaan Jasa Kebersihan -
Penyediaan Alat Tulis Kantor -
Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan -
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan bangunan kantor -
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga -
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan -
Penyediaan Makanan dan Minuman -
Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
2. Program Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur
- Pengadaan Kendaraan Dinas/operasional -
Penggandaan Peralatan gedung kantor -
Pemiliharaan rutin/berkala gedung kantor -
Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas operasional -
Pemeliharaan rutin / berkala perlengkapan gedung kantor -
Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan
- Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar realisasi Kinerja SKPD -
Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun.
4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
- Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja
5. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
- Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja -
Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan -
Pengembangan dan Peningkatan Kesempatan Kerja
6. Program Perlindungan & Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
- Pengendalian dan Pembinaan Lembaga Penyalur Tenaga Kerja -
Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial -
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Pemberian perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan -
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan -
Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja -
Peningkatan kualitas Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis
7. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
- Penyusunan Renja SKPD -
Penyusunan dan Pengelolaan Bid.Program Sumber: Lakip Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2014
106
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XIII | Nomor 1 | April 2016
Volume XIII | Nomor 1 | April 2016
Jurnal 107
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Dari hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip efisiensi dan efektivitas anggaran dalam penyusunan angggaran anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara masih kurang baik. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian antara perencanaan program dan kegiatan dengan besarnya dana yang akan dianggarkan agar efisiensi dan efektivitas anggaran dapat diterapkan dengan baik.
e. Disusun dengan Pendekatan Kinerja
Prinsip penyusunan anggaran berbasis kinerja yang terakhir yang perlu diperhatikan adalah disusun berdasarkan kinerja. dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, anggaran yang disusun harus mengutamakan pencapaian kinerja yang akan dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk itu, anggaran yang disusun harus disesuaikan dengan indikator- indikator kinerja dari masing-masing program dan kegiatan yang telah direncanakan. Maka, dari itu besaran anggaran dari setiap program atau kegiatan yang telah ditetapkan harus dapat diukur kinerja yang akan dicapai. Dengan kata lain kinerja yang akan dicapai harus lebih besar dari anggaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, terlebih dahulu harus disusun indikator kinerja dari program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Indikator-indikator inilah nantinya yang menjadi tolok ukur dalam menentukan besaran anggaran yang akan ditetapkan untuk masing- masing program dan kegiatan. Hal ini nantinya diharapkan dari setiap rupiah yang dianggarkan dapat menghasilkan suatu kinerja yang memiliki nilai atau dengan kata lain tidak ada dana yang terbuang dengan sia-sia.
Berdasarkan hasil penelitian, penyusunan anggaran pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara belum disusun berdasarkan kinerja yang akan dicapai. Anggaran disusun hanya berdasarkan rencana- rencana secara menyeluruh saja. Selama ini, pengukuran terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dalam pencapaian kinerja hanya diukur berdasarkan penyerapan anggaran yang direalisasikan tanpa memperhatikan capaian keberhasilan atau kegagalan secara fisik. Sehingga dalam penyusunan anggaran untuk tahun anggaran berikutnya sulit untuk menentukan besaran anggaran untuk masing- masing program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan karena tidak memiliki dasar yang jelas terhadap capaian kinerja yang akan dicapai. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada beberapa kepala bidang, mereka sependapat bahwa pengukuran capaian kinerja atau keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan dinilai dari jumlah anggaran yang tersera (prosentase penyerapan anggaran), sebagai contohnya pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada pekerja disini, indikator keberhasilan suatu kegiatan hanya dilihat dari jumlah peserta yang ikut sosialisasi tanpa memperhatikan apakah peserta yang ikut sosialisasi mengerti atau memahami dari materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan capaian kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai menjadi rendah padahal capaian secara fisik sangatlah bagus.
Dari hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja atas program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara masih rendah, hal ini disebabkan oleh penilaian capaian kinerja masih dilihat dari besaran penyerapan anggaran saja, kurang konkretnya penyusunan indikator kinerja program atau kegiatan yang dianggarkan, sehingga pengukuran capaian kinerja tidak maksimal atau dengan kata lain indikator –indikator kinerja yang ada tidak dapat dijadikan tolok ukur pencapaian kinerja.
Hambatan dan Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh penulis baik dengan wawancara , observasi dan studi dokumentasi, dapat dilihat bahwa masih kurangnya perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara. Dalam penerapannya masih ditemukan beberapa hambatan-hambatan yang terjadi, diantaranya:
a) Masih rendahnya kemampuan yang di- miliki SDM terkait perencanaan anggaran berbasis kinerja yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pegawai yang memiliki kemampuan dalam perencanaan anggaran berbasis kinerja sangat minim. Hal tersebut tentu saja dapat menghambat proses perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai.
b) Belum adanya kebijakan secara tertulis kinerja untuk tahun anggaran berikutnya dalam menentukan indikator-indikator
lebih jelas. Hal ini diharapkan Dinas kinerja dari setiap program atau kegiatan
Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai dalam yang telah direncanakan. Sehingga dalam
Pencapaian Kinerja tidak berorientasi penentuan capaian kinerja dari pelaksanaan
terhadap penyerapan anggaran melainkan program dan kegiatan tersebut menjadi
terhadap hasil dan dampaknya. terhambat, dikarenakan indikator kinerja
3. Meningkatkan koordinasi antar bidang yang tidak berorientasi terhadap kinerja.
dalam penyusunan perencanaan anggaran
c) Kurangnya koordinasi antar bidang pada dengan membentuk Tim penyusunan Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai
Anggaran sehingga koordinasi antar dalam penyusunan anggaran yang dapat
bidang jauh lebih baik. Hal ini terlihat menghambat perencanaan anggaran
dengan semakin solidnya koordinasi tim berbasis kinerja.
penyusun anggaran dikarenakan adanya
d) Keterbatasan anggaran yang dimiliki
coordinator tim
Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai
4. Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai dalam peningkatan kompetensi angkatan
Propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya kerja. Hal ini disebabkan oleh perencanaan
berusaha meningkatkan jumlah anggaran yang kurang baik terhadap kebutuhan
untuk setiap tahunnya melalui usulan anggarannya, masih berpedoman pada
anggaran kegiatan yang bertujuan untuk anggaran sebelumnya.
peningkatan kompetensi angkatan kerja baik itu bersifat kegiatan pelatihan
Dari hambatan-hambatan tersebut diatas yang menjadi faktor penghambatan dalam maupun kegiatan pembagunan balai
latihan yang ditujukan kepada Pemerintah perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Kota, Pemerintah Propinsi yaitu Dinas Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai. Hal ini menyebabkan capaian kinerja oleh Dinas Tenaga Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Utara
hingga ketingkat Pemerintah Pusat Kerja Kota Tanjungbalai belum menunjukan pencapaian kinerja yang baik sehingga melalui Kementerian Tenaga Kerja. Hal
ini dilihat setiap tahun Dinas Tenaga pencapaian visi dan misi juga ikut terhambat. Kerja Kota Tanjungbalai memperoleh Namun untuk mengatasi segala hambatan- hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan bantuan anggaran berupa Tugas
Pembantuan maupun Dana Dekonsentrasi perencanaan anggaran berbasis kinerja pada yang bersumber dari Propinsi maupun Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai, telah dilakukan beberapa upaya baik peningkatan Kementerian.
maupun perbaikan yang dilakukan Dinas
E. Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai, diantaranya: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Peningkatan kualitas SDM maupun
Kesimpulan
ketersediaan SDM baik keikutsertaan Berdasarkan hasil analisis data dan
dalam pendidikan dan pelatihan pembahasan yang telah diuraikan di bab- penyusunan anggaran berbasis kinerja
bab sebelumnya, maka penulis memperoleh yang dilakukan oleh pemerintah kota
kesimpulan bahwa perencanaan anggaran maupun yang diselenggarakan oleh pihak
Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai lain diluar pihak pemerintah kota. Hal ini
masih belum menerapkan anggaran berbasis diharapkan dapat meningkatkan kualitas
kinerja. Perencanaan anggaran masih belum SDM dalam melakukan perencanaan
disusun sesuai dengan pendekatan kinerja anggaran berbasis kinerja pada Dinas
yang akan dicapai. Komponen-komponen Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi
dalam Anggaran berbasis kinerja juga belum Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat
terpenuhi, misalnya indikator kinerja untuk adanya perbaikan-perbaikan perencanaan
masing-masing kegiatan belum sepenuhnya setiap tahunnya.
ada. Masih rendahnya kemampuan SDM yang
2. Penyusunan indikator kinerja yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai berorientasi terhadap kinerja telah mulai
dalam perencanaan anggaran berbasis kinerja dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota
sehingga dapat menghambat implementasi Tanjungbalai melalui Bidang Program
penerapan anggaran berbasis kinerja yang lebih sehingga penentuan besaran capaian
baik. Kemudian Dalam menyusun anggaran 108
Jurnal
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XIII | Nomor 1 | April 2016
Volume XIII | Nomor 1 | April 2016
Jurnal 109
Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai masih belum menerapkan prinsip-prinsip penyusunan anggaran. Penerapan prinsip- prinsip anggaran hanya pada Disiplin anggaran dan Keadilan anggaran saja. Sedangkan prinsip-prinsip penganggaran yang lain belum diterapkan dengan baik.
Transparansi dan akuntabilitas anggaran masih kurang baik, hal ini ditandai dengan kurangnya publikasi tentang pelaksanaan kegiatan maupun capaian kinerja terhadap program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara kepada masyarakat baik melalui surat kabar maupun media elektronik. Efisiensi dan efektivitas anggaran juga dinilai kurang baik oleh penulis. Hal ini terlihat dari kurang baiknya perencanaan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai terkait anggaran yang tidak dapat dicairkan (penyerapan anggaranya tidak maksimal) padahal dapat dialokasikan pada kegiatan yang lainnya. Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai belum disusun dengan pendekatan kinerja, hal ini terlihat dari pengukuran capaian kinerja selama ini dilihat dari besaran penyerapan anggaran yang dikeluarkan. Segala upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai dalam mewujudkan Anggaran Berbasis Kinerja baik dari segi perencanaan maupun dalam pengelolaan anggaran, hal ini dapat dilihat dengan adanya upaya perbaikan dari segi perencanaan anggaran dan perekrutan pegawai yang kompeten di bidang perencanaan dan keuangan.
Rekomendasi
Dari kesimpulan tersebut, rekomendasi yang dapat penulis sampaikan dalam penerapan perencanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai Propinsi Sumatera Utara yaitu perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami dan menguasai perencanaan anggaran berbasis kinerja (ABK), agar pencapaian indikator kinerja dapat tercapai secara optimal. Dengan cara mengikutsertakan pegawai- pegawai yang ada dalam pelatihan (bimbingan teknis) perencanaan dan penyusunan anggaran berbasis kinerja baik yang diselenggarakan oleh pihak Pemerintah kota Tanjungbalai maupun pihak lain diluar Pemerintah Kota Tanjungbalai itu sendiri.
Perlu adanya peningkatan transparansi dan akuntabilitas anggaran berbasis kinerja, agar peningkatan kualitas pengelolaan anggaran pada Dinas Tenaga Kerja Kota Tanjungbalai dapat tercapai. Hendaknya setiap tahun, dalam penyusunan anggaran selalu mengacu kepada prinsip-prinsip penyusunan anggaran berbasis kinerja, sehingga indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk penyusunan anggaran tahun selanjutnya perlu adanya peningkatan koordinasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas maupun Ketua Koordinator penyusunan anggaran agar koordinasi antar bidang dan seksi lebih ditingkatkan. Serta Perlu adanya penyusunan indikator kinerja yang lebih spesifik dan berorientasi kinerja, sehingga besaran capaian kinerja dapat dihitung dari indikator kinerja. capaian kinerja bukan semata-mata hanya dilihat dari hasil fisik saja tetapi harus juga dilihat dari hasil dan manfaatnya.
REFERENSI
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta. BPKP, 2005. Pedoman Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja. Jakarta. Halim A. Dan Darmayanti. 2007. Bunga Rampai,
Manajemen Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah (edisi Kedua). Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Hilton Rita M and Philip G. Joice, 2003.
Performance Information and Budgeting in Historical and Comparative Perspective, in Handbook of Public Administration. London: Thousand Oaks: New Delhi Sage.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Mardiasmo, 2004. Otonomi dan Manajemen
Keuangan Daerah . Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nordiawan, Deddi. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Pramono H, dkk. 2010. Pengelolaan Keuangan
Daerah . Jakarta: Salemba Empat. Whicker, Marcia Lynn. 2002, Federal Deficit and
Financing the National Debt. In: Handbool of Fiscal Policy. New York: Marcel Dekker Inc.
Yuwono, S, I.T. Agus, dan Hariyadi. 2005. Penganggaran Sektor Publik, Pedoman Praktis, Penyusunan, Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban
Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Kinerja). Bayumedia Publising, Malang.
APBD
(Berbasis
Perimbangan Keuangan
Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Keuangan Negara.
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah
Tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pemerintahan Daerah
110
Jurnal Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi
Volume XIII | Nomor 1 | April 2016