Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Guna menentukan arah pembangunan Kota Payakumbuh ke depan perlu dilakukan analisis isu-isu strategis yang menyangkut unsur dan aspek yang sangat penting dan strategis. Isu-isu strategis mencakup berbagai aspek pembangunan daerah yang meliputi bidang agama dan budaya ekonomi, sosial, dan fisik prasarana. Kesemua aspek ini akan dihadapi dan harus dipecahkan untuk dapat mewujudkan pembangunan Kota Payakumbuh di masa depan yang lebih baik dan diinginkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 memuat perwujudan pembangunan ekonomi dalam periode tahun 2015- 2019 dirancang dengan menekankan pemahaman mengenai dasar untuk memulihkan harga diri bangsa dalam pergaulan antar bangsa yang sederajat dan bermartabat, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, yang tertuang dalam Trisakti dan Nawacita. Dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, pembangunan demokrasi ekonomi menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan sebagai pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi nasional. Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju, yang mampu menciptakan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat ini harus didukung oleh berbagai kondisi penting yang meliputi : 1. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan; 2. Terciptanya sektor ekonomi yang kokoh; 3. Terlaksananya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

4.1. Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, oleh karenanya dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat adalah : 1. Cakupan masalah yang luas. 2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang akan datang dan berdampak negatif. 3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta sinergitas berbagai pihak. Permasalahan pembangunan daerah merupakan perkiraan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-2 dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan dan ancaman yang tidak diantisipasi. Perumusan permasalahan ini penting untuk mendefinisikan visi dan misi pembangunan Kota Payakumbuh untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan dan sasaran pembangunan dan dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan. Permasalahan pembangunan Kota Payakumbuh diidentifikasi berdasarkan interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sektor yang terjadi baik pada skala lokal, regional, dan nasional maupun global. Permasalahan pokok pembangunan Kota Payakumbuh pada dasarnya mencakup beberapa aspek, yang menyangkut dengan kendala dan tantangan yang harus segera dipecahkan dalam mendorong proses pembangunan daerah di masa depan. Permasalahan tersebut meliputi beberapa bidang yaitu ekonomi, sosial-budaya dan fisik prasarana. Kendala dan tantangan bidang ekonomi menyangkut dengan permasalahan dan kendala yang harus dipecahkan untuk dapat mendorong proses pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota. Tantangan bidang sosial menyangkut dengan kendala dan permasalahan dalam bidang sosial yang perlu segera dipecahkan untuk dapat mewujudkan kondisi sosial yang sejahtera dan harmonis dalam masyarakat. Sedangkan kendala dan tantangan bidang fisik prasarana adalah berbagai permasalahan pokok yang harus segera ditanggulangi untuk dapat mendorong proses pembangunan wilayah secara terarah dan berkelanjutan. Permasalahan pokok pembangunan daerah yang dihadapi oleh Kota Payakumbuh sekarang ini antara lain adalah : 1. Belum terwujudnya pemerataan dan relevansi pendidikan di semua wilayah Kota Payakumbuh, sehingga ditemukan adanya wilayah yang belum mempunyai sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, yang menimbulkan kesulitan bagi siswa dan orang tua dalam akses pendidikan. Belum meratanya mutu sekolah pada jenjang pendidikan tertentu memunculkan istilah sekolah favorit di kalangan siswa dan orang tua, Kondisi ini menimbulkan situasi yang kurang kondusif di tengah masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi pada proses belajar dan mutu lulusan. Disamping peningkatan mutu lulusan dari sisi intelektualitas, kita juga berupaya melakukan peningkatan kepribadian dan moralitas siswa untuk mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Permasalahan ini berhubungan dengan kurikulum yang ada dan juga belum terciptanya pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan yang juga berkontribusi besar dalam pembentukan pribadi dan mental siswa sesuai dengan karakter bangsa. 2. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Selain itu pembangunan kesehatan juga merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan yang Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-3 dilaksanakan di Kota Payakumbuh, ada berbagai keberhasilan yang telah dicapai, namun ada pula tantangan dan masalah kesehatan yang harus disikapi. Tantangan tersebut diantaranya semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah. Perilaku hidup sehat disini merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Penerapan perilaku hidup sehat di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga dan juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan penyuluhan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat. Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu terus–menerus diupayakan. Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat, upaya kesehatan diprioritaskan untuk mengatasi dampak kritis disamping tetap mempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasi dampak kritis diberikan kepada kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatan tidak memburuk dan tetap hidup produktif. Pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin. 3. Perlunya peningkatan pengamalan ajaran agama untuk menghindari munculnya gejala penurunan akhlak mulia dan pelemahan sendi-sendi moralitas agama seperti meningkatnya kriminalitas, praktek perjudian, penyalahgunaan narkotika, dan obat terlarang. Disamping itu juga diperlukan guna menghindari munculnya perilaku menyimpang yang melanggar moralitas, etika dan kepatutan yang merupakan indikator terjadinya kesenjangan perilaku formal kehidupan keagamaan dengan perilaku kehidupan keseharian dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembangunan bidang keagamaan selama ini kurang fokus dalam rangka meningkatkan akhlak dan moral masyarakat sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat. Sampai pada tataran kebijakan pembangunan bidang keagamaan memang telah mendapatkan perhatian yang cukup proporsional, namun pada tahapan implementasi kurang mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu, perlu dilakukan reformulasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat langsung menyentuh kebutuhan dan aktifitas masyarakat sehari-hari. Reformasi di segala bidang tersebut dilakukan untuk membangkitkan kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas kemampuan melakukan langkah-langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan pembangunan dengan paradigma baru untuk masa depan. Pembangunan keagamaan juga belum mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengamalan keagamaan baik secara individu, keluarga, dan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-4 masyarakat. Manusia yang berakhlak akan menghasilkan keluarga yang sakinah. Efek dari keluarga sakinah akan melahirkan sebuah kumpulan masyarakat yang religius. Jadi menimbulkan kembali kesadaran pengamalan keagamaan di masyarakat dimulai dari program-program pembinaan kelompok pengajian, majelis taklim, wirid antar nagari, serta forum kegiatan mesjid, dan mushola yang semakin digiatkan kembali. Secara kultur budaya di Minangkabau sebenarnya kita sudah mempunyai akar budaya yang kuat yaitu ‘mangaji di surau‘. Hal inilah secara sistemik selama ini yang ditinggalkan oleh masyarakat. Dan tentu, mangaji di surau gaya modern perlu kita ciptakan kembali, dan pemerintah adalah institusi yang paling tepat untuk menjadi pendorongnya. 4. Masih relatif rendahnya efisiensi kegiatan produksi dan pemasaran produk sebagai akibat dari kegiatan produksi yang umumnya mempunyai skala kecil dan dikelola dengan pola manajemen tradisional yang kurang efisien sehingga harga jual dipasaran relatif tinggi. Secara tradisional, perekonomian masyarakat Kota Payakumbuh cenderung berdasarkan estafet garis keturunan yang lebih eksis. Secara kontemporer, perekonomian masyarakat cenderung mengikuti trend dan fenomena yang sedang booming di masyarakat. Kebiasaan untuk melakukan terobosan dan lompatan serta kreatifitas untuk mengembangkan produk belum menjadi budaya warga. Kota Payakumbuh memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM baik yang bergerak di sektor industri, jasa maupun di sektor pariwisata. Permasalahan yang dihadapi pada sektor pariwisata saat ini adalah belum optimalnya pengelolaannya, baik dari sisi sarana dan prasarana, sumber daya manusia pengelola serta belum terkoordinirnya even-even penunjang pariwisata serta manajemen pengelolaan termasuk promosi wisata yang belum memadai. Sektor penunjang pariwisata lainnya juga belum tumbuh dan berkembang dengan baik seperti jasa pariwisata, hotel, restoran, souvenir, travel agen. Ke depan dibutuhkan sebuah strategi besar untuk menggali segala potensi yang ada di Payakumbuh, untuk kemudian dikelola, dan disosialisasikan serta dilakukan pembinaan-pembinaan yang terpadu kepada masyarakat. 5. Belum adanya investasi berskala besar untuk mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Investasi berskala besar seperti perhotelan yang diharapkan mampu menggerakkan pertumbuhan unit-unit usaha di berbagai bidang ekonomi. Industri pariwisata meliputi perhotelan, biro perjalanan, transportasi, restoran, sarana dan prasarana olah raga, souvenir, dan jajanan spesifik secara matematis mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Payakumbuh. Peningkatan pendapatan diproyeksikan meningkatkan daya beli masyarakat. Pada gilirannya masyarakat Kota Payakumbuh juga akan sanggup berinvestasi, dengan kata lain tidak memiliki ketergantungan tinggi terhadap investor dari luar Kota Payakumbuh. Pemerintah Kota Payakumbuh dapat mengintegrasikan pembangunan kawasannya dengan mengambil manfaat atas pengembangan koridor timur Sumatera dengan kebijakan membangun pusat-pusat pengembangan baru new development point, menetapkan ikon Kota Payakumbuh dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, pembangunan Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-5 prasarana dan sarana perdagangan dan perekonomian, pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru pada SPPK, pengembangan kawasan industri, pergudangan dan rest area, pengembangan jaringan jalan baik peningkatan maupun pembangunan baru, terutama pada poros barat timur kota, khusus pengembangan boulevard baru sebagai jalan utama kota yang baru. Pemikiran untuk membangun sebuah cargo-airport yang juga dapat digunakan sebagai alternatif bandara pada saat terjadi bencana joint-use merupakan salah satu cara pengembangan infrastruktur ekonomi di kawasan yang potensial. 6. Pada tahun 2013 Kota Payakumbuh menjadi daerah paling tinggi pertumbuhan ekonominya di Sumatera Barat, yaitu sebesar 6,72. Hal tersebut menunjukkan perbaikan ekonomi Kota Payakumbuh dari dampak krisis ekonomi global tahun 2008. Selain itu, pasca gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 lalu yang menimpa Kota Padang dan beberapa kabupatenkota lainnya, memberikan dampak ekonomi terhadap Kota Payakumbuh, terutama menjadi alternatif pilihan investasi bagi masyarakat dan dunia usaha Sumatera Barat yang berdampak pada peningkatan produksi industri di Kota Payakumbuh. Pertumbuhan PDRB yang tinggi belum mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena tergantung kepada laju pertumbuhan penduduk pada tahun yang bersangkutan dan pemerataan pendapatan. Laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun lebih tinggi dari laju PDRB pada tahun yang sama, maka PDRB perkapitanya akan semakin kecil dan sebaliknya. 7. Dari strategi pembangunan nasional yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019 dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa Cita khususnya Cita ke-2, yaitu mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian utama yaitu: 1 norma pembangunan; 2 tiga dimensi pembangunan; 3 kondisi yang diperlukan agar pembangunan dapat berlangsung; serta 4 program-program quick wins. Dari Cita ke-2 tersebut dikaitkan dengan RPJMD Kota Payakumbuh 2012-2017 terdapat permasalahan, yaitu masih belum optimalnya penerapan program reformasi birokrasi untuk membangun tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, demokratis dan terpercaya dalam rangka mendukung pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas manajemen pemerintahan sehingga berkontribusi signifikan bagi pencapaian hasil-hasil pembangunan. Terdapat beberapa permasalahan utama dalam percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kota Payakumbuh: a. Organisasi - Struktur organisasi belum melaksanakan fungsinya dengan maksimal; b. Transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan belum optimal; c. Kualitas reformasi birokrasi belum optimal; Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-6 d. Partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik belum optimal; e. Sumber Daya Aparatur - Rekruitmen berbasis kompetensi belum optimal; - Belum adanya pengukuran kinerja unit kerja dan individu secara komprehensif; - Belum terbangunnya sistem pemberian Tunjang Perbaikan Penghasilan TPP PNS Daerah berbasis kinerja dan kompetensi; - Belum optimalnya sistem pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. f. Prosedur dalam pelayanan publik belum optimal - Prosedur, biaya dan waktu yang tidak pasti; - Pelayanan publik yang belum optimal, masih terbuka celah terjadinya KKN. g. Pola pikir dan pola kerja - Belum cukup inovatif dan belum optimalnya semangat perubahan. h. Kota Payakumbuh perlu mengembangkan roadmap reformasi birokrasi yang berisi rencana aksi bidang restrukturisasi, SDM aparatur, tatalaksana dan pelayanan publik; i. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan pemerintah daerah dalam mengatasinpermasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal; j. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan internet electronic Government, e-Gov belum optimal; k. Akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata; l. Kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum di daerah masih kurang; m. Pemahaman kesadaran dan budaya hukum belum optimal; n. Penegakan supremasi hukum masih lemah; o. Kerjasama pada seluruh bidang pembangunan untuk mendukung perekonomian rakyat belum maksimal; p. Kerjasama dengan pihak luar negeri dengan implementasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat masih kurang; q. Kualitas dan kuantitas jejaring kerjasama dengan daerah lain dan swasta baik di dalam negeri maupun di luar negeri belum optimal; r. Kapasitas aparatur pemerintah belum optimal berdasarkan tingkat kompetensi, kemampuan teknis dan mekanisme birokrasi dalam manajemen pembangunan dan pengelolaan keuangan pemerintah Kota Payakumbuh relatif masih rendah; s. Sistem remunerasi berbasis kinerja yang masih belum terimplementasi dengan baik; t. Kecamatan dan Kelurahan belum berperan optimal dalam pelayanan dan pelaksanaan pembangunan skala lingkungan atau di tingkat masyarakat; u. Transparansi pengelolaan pemerintahan belum memadai; Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-7 v. Pelayanan publik masih memerlukan perbaikan di semua lini; w. Sumber pembiayaan pembangunan relatif belum bervariasi; x. Koordinasi, sinergitas, sinkronisasi, dan harmonisasi dalam kerjasama antara pemerintahan dirasa belum optimal. Kerjasama yang dilakukan masih terbatas terutama dengan kabupatenkota yang berbatasan, seperti tempat pembuangan sampah atau permasalahan sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yang masih harus disuplai dari luar Kota Payakumbuh. y. Dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi, yaitu semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inisiatif inovasi dapat berasal dari kepala daerah, anggota DPRD, aparatur sipil negara, Perangkat Daerah, dan anggota masyarakat. Inovasi ini masih sedikit dan belum optimal. z. Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi Pemerintahan Daerah yang terdiri atas informasi pembangunan Daerah dan informasi keuangan Daerah. Informasi Pemerintahan Daerah dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah yang wajib diumumkan kepada masyarakat. Informasi Pemerintahan Daerah ini belum maksimal. 8. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah Kota Payakumbuh sebagai salah satu sumber utama pembiayaan pembangunan. Permasalahan pokok dalam pengelolaan keuangan daerah adalah: a. Masih rendahnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap total pendapatan daerah sehingga memerlukan upaya untuk intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah. Di samping itu, diperlukan untuk menghitung berapa besar potensi penerimaan PAD yang sebenarnya, sehingga penetapan target penerimaan PAD didasarkan pada potensi yang ada tersebut; b. Tingginya angka SILPA Kota Payakumbuh yang menggambarkan masih rendahnya daya serap anggaran; c. Masih diperlukan optimalisasi danatau efisiensi belanja daerah sehingga terjadi cost-saving. Berbagai persolan yang dihadapi dalam masalah pengelolaan keuangan daerah memerlukan peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah pusat, melakukan pembiayaan kegiatan pembangunan melalui pinjaman daerah dan mengintensifkan pemungutan PAD yang menguatkan bagi ekonomi lokal. 9. Kemampuan penerapan teknologi informasi TI yang masih sangat rendah. Permasalahan pengembangan TI di dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah masih cukup terasa, antara lain: a. Koordinasi antar instansi pemerintah dalam memanfaatkan teknologi informasi masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan adanya koneksi internet yang dilakukan oleh masing-masing instansi padahal beberapa instansi mempunyai data yang sama; Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-8 b. Aplikasi yang sama atau saling keterkaitan dikembangkan oleh masing- masing instansi seperti kepegawaian, keuangan dan pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa integrasi infrastruktur, aplikasi dan data belum terbentuk. c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil risetpenelitian sebagai dasar perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum berjalan baik; d. Fasilitasi, sarana dan prasarana fisik dan non fisik bagi pengembangan risetpenelitian baik ilmu dasar maupun terapan sesuai dengan perkembangan teknologi global guna mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing daerah belum optimal; e. Akses dan link kerjasama pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar stakeholder masih kurang; f. Pemanfaatan iptek dan TI di masyarakat masih kurang; g. Pemanfaatan teknologi informasi dan Komunikasi oleh birokrasi terutama untuk peningkatan pelayanan publik belum optimal. Penganggaran untuk penerapan TI masih belum terkonsolidasi dimana anggaran TI masih terletak di beberapa instansi sehingga mengakibatkan terjadinya in- efisiensi terhadap operasional TI itu sendiri. Di samping aparatur pemerintah, kemampuan penerapan teknologi informasi masyakat juga masih rendah sehingga banyak peluang informasi dan promosi usaha yang belum dimanfaatkan. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi faktor penghambat berkembangnya teknologi dan informasi ini. 10. Masih banyaknya permasalahan tanah ulayat, seperti tanah ulayat yang dimiliki tidak mempunyai kepastian hukum, karena tidak mempunyai bukti kepemilikan serta batas-batas tanah yang jelas. Kondisi ini mengakibatkan pemanfaatan tanah ulayat sulit untuk mendukung kegiatan usaha dan guna menarik investor menjadi sangat terbatas sehingga manfaat ekonomi yang dapat diperoleh masyarakat sebagai pemilik tanah ulayat tersebut belum dapat diperoleh secara maksimal untuk mendorong kesejahteraan sosial secara menyeluruh. Kesadaran pergeseran perilaku dari masyarakat desa ke kota. Secara geografis dan topografis serta fungsional, Payakumbuh mempunyai tingkat kekotaan yang masih rendah, Payakumbuh lebih dekat dengan suasana pedesaan. Akan tetapi secara administratif, Payakumbuh adalah sebuah kota atau kalau digabung lebih cocok disebut kota agraris. Perbedaan ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan pembangunan di masyarakat. Secara dimensi ruang dan waktu tentu bisa dikembalikan kepada regulasi yang ada. Akan tetapi ketika sesuatu hal itu masuk kepada ranah dan wilayah kehidupan masyarakat, di situ mulai terjadi mudahnya timbul kesalahpahaman. Pembangunan adalah sebuah konsekuensi bagi sebuah kota yang berkembang. Majunya sebuah kota sangat ditentukan oleh seberapa pesatnya pembangunan secara fisik yang terjadi. Akan tetapi bagi masyarakat perdesaan, pembangunan justru dianggap sebuah ancaman kepada eksistensinya baik secara individu, maupun secara kaum. Seperti contoh, sawah Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-9 yang banyak berubah fungsi menjadi ruko, perumahan atau dampak pembangunan lainnya, tidak sejalan dengan skill dan kemampuan dirinya sebagai petani, dan ini rawan menimbulkan gesekan di masyarakat. 11. Tujuan akhir pembangunan adalah “mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Pembangunan yang sedang berjalan saat ini memang masih belum sampai pada tujuan akhir yaitu keadilan sosial, karena kemakmuran masyarakat belum dinikmati oleh semua orang secara benar-benar merata. Masih adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial di tengah masyarakat karena masih banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah dan berada di bawah garis kemiskinan. Percepatan pencapaian tujuan Millenium Development Goals MDGs merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Beberapa capaian target MDGs menunjukkan kinerja yang menurun, dalam hal ini Kota Payakumbuh capaian tingkat kemiskinannya pada tahun 2011, yaitu 10,09 di atas rata-rata Provinsi 8,99 meskipun demikian Kota Payakumbuh masih di bawah rata-rata nasional 12,49. Oleh sebab itu permasalahan kemiskinan ini perlu menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan yang direncanakan pada RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017. 12. Masih rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kota Payakumbuh, yaitu sebesar 67,2, meskipun masih lebih tinggi dibanding TPAK Sumatera Barat yaitu 66,19. Pengangguran yang tinggi akan berakibat terhadap rasio ketergantungan semakin tinggi, yang akan memberatkan beban kelompok produktif. Di samping itu pengangguran yang tinggi juga akan memberatkan langkah investasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan yang berlangsung sekarang ini. Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk merubah sumber daya manusia yang potensial menjadi tenaga kerja yang produktif. Guna mencapai tujuan ini diperlukan pendidikan dan latihan secara terus-menerus dan tentu saja dengan tidak melupakan taraf kesehatan sumber daya manusia itu sendiri. 13. Belum optimalnya kenyamanan kota sebagai tempat tinggal dan sebagai wadah berlangsungnya perikehidupan yang berwawasan lingkungan, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan ini, maka dilakukan upaya-upaya untuk mencapai kemajuan pengembangan ruang spatial development. Pengembangan ruang ini dilakukan dengan 2 dua pendekatan utama, yaitu pendekatan penyelesaian permasalahan ruang yang ada serta pengembangan ruang untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan ruang. Permasalahan pokok dalam hal penataan ruang antara lain : Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-10 a. Belum maksimalnya fungsi-fungsi elemen-elemen pembentuk karakter perkotaan di Kota Payakumbuh, b. Belum adanya persamaan persepsi para pemangku kepentingan stake holder terhadap ikon Kota Payakumbuh, c. Terkonsentrasi pertumbuhan pada kawasan pusat kota, d. Masih rendahnya tingkat kenyamanan dan keamanan berlalu lintas, e. Belum tersedianya Ruang Terbuka Hijau yang memadai dan memenuhi luas minimal 30 dari luas wilayah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, f. Masih terdapat kawasan kumuh, g. Masih rendahnya peran serta masyarakat untuk menjaga kualitas lingkungan. 14. Belum terpenuhi kualitas dan kuantitas ketersediaan prasarana dan sarana infrastruktur sehingga belum mampu mendukung pengembangan ekonomi daerah, akibat masih terkonsentrasi di kawasan pusat kota, sementara kebutuhan pembangunan infrastruktur dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pembiayaan dari pemerintah daerah. Akibatnya kegiatan ekonomi masyarakat khususnya dan pembangunan daerah umumnya mengalami kendala yang cukup besar dalam meningkatkan aktifitasnya sehingga peningkatan kegiatan ekonomi dan kemakmuran daerah juga terkendala. Ditambah lagi sebagian infrastruktur masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pembangunan dan pemeliharaannya, misalnya pembangunan jalan, irigasi, air bersih dan irigasi. Kebutuhan infrastruktur di dalam pembangunan Kota Payakumbuh, harus mengacu kepada kebutuhan untuk pencapaian visi, misi, serta konsep Payakumbuh ke depan. Infrastruktur sebagai supporting sistemnya juga terintegrasi ke seluruh bidang kegiatan. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman terkait pembangunan bidang air minum dan sanitasi, sebagaimana amanat RPJMN 2015-2019. Pembangunan bidang air minum dan sanitasi harus mencapai akses 100 capaian air minum, 0 kawasan kumuh, dan capaian akses sanitasi 100, dalam rangka pencapaian universal access pada tahun 2019. 15. Belum maksimalnya peran nagari sebagai satu kesatuan masyarakat adat dan peran lembaga kemasyarakatan dalam proses pembangunan, terutama pembanguan yang bersifat partisipatif. Penyelenggaraan pembangunan bertumpu kepada kekuatan formal yang banyak menghabiskan anggaran dan tenaga namun hasil tidak masimal. Hal ini disebabkan oleh regulasi yang ada belum cukup memberikan ruang kepada nagari dan lembaga kemasyarakatan untuk berbuat dan berkreasi di tengah masyarakat. Perubahan RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-1017 IV-11

4.2 ISU-ISU STRATEGIS DAERAH