BAB IV Perubahan RPJMD Cetak

(1)

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Guna menentukan arah pembangunan Kota Payakumbuh ke depan perlu dilakukan analisis isu-isu strategis yang menyangkut unsur dan aspek yang sangat penting dan strategis. Isu-isu strategis mencakup berbagai aspek pembangunan daerah yang meliputi bidang agama dan budaya ekonomi, sosial, dan fisik prasarana. Kesemua aspek ini akan dihadapi dan harus dipecahkan untuk dapat mewujudkan pembangunan Kota Payakumbuh di masa depan yang lebih baik dan diinginkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2019 memuat perwujudan pembangunan ekonomi dalam periode tahun 2015-2019 dirancang dengan menekankan pemahaman mengenai dasar untuk memulihkan harga diri bangsa dalam pergaulan antar bangsa yang sederajat dan bermartabat, yakni berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, yang tertuang dalam Trisakti dan Nawacita. Dalam mewujudkan kemandirian ekonomi, pembangunan demokrasi ekonomi menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan sebagai pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi nasional.

Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju, yang mampu menciptakan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat ini harus didukung oleh berbagai kondisi penting yang meliputi :

1. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan; 2. Terciptanya sektor ekonomi yang kokoh;

3. Terlaksananya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. 4.1. Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, oleh karenanya dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat adalah :

1. Cakupan masalah yang luas.

2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang akan datang dan berdampak negatif.

3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta sinergitas berbagai pihak.

Permasalahan pembangunan daerah merupakan perkiraan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan


(2)

dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan dan ancaman yang tidak diantisipasi.

Perumusan permasalahan ini penting untuk mendefinisikan visi dan misi pembangunan Kota Payakumbuh untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan dan sasaran pembangunan dan dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan. Permasalahan pembangunan Kota Payakumbuh diidentifikasi berdasarkan interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sektor yang terjadi baik pada skala lokal, regional, dan nasional maupun global.

Permasalahan pokok pembangunan Kota Payakumbuh pada dasarnya mencakup beberapa aspek, yang menyangkut dengan kendala dan tantangan yang harus segera dipecahkan dalam mendorong proses pembangunan daerah di masa depan. Permasalahan tersebut meliputi beberapa bidang yaitu ekonomi, sosial-budaya dan fisik prasarana. Kendala dan tantangan bidang ekonomi menyangkut dengan permasalahan dan kendala yang harus dipecahkan untuk dapat mendorong proses pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota. Tantangan bidang sosial menyangkut dengan kendala dan permasalahan dalam bidang sosial yang perlu segera dipecahkan untuk dapat mewujudkan kondisi sosial yang sejahtera dan harmonis dalam masyarakat. Sedangkan kendala dan tantangan bidang fisik prasarana adalah berbagai permasalahan pokok yang harus segera ditanggulangi untuk dapat mendorong proses pembangunan wilayah secara terarah dan berkelanjutan.

Permasalahan pokok pembangunan daerah yang dihadapi oleh Kota Payakumbuh sekarang ini antara lain adalah :

1. Belum terwujudnya pemerataan dan relevansi pendidikan di semua wilayah Kota Payakumbuh, sehingga ditemukan adanya wilayah yang belum mempunyai sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, yang menimbulkan kesulitan bagi siswa dan orang tua dalam akses pendidikan. Belum meratanya mutu sekolah pada jenjang pendidikan tertentu memunculkan istilah sekolah favorit di kalangan siswa dan orang tua, Kondisi ini menimbulkan situasi yang kurang kondusif di tengah masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi pada proses belajar dan mutu lulusan. Disamping peningkatan mutu lulusan dari sisi intelektualitas, kita juga berupaya melakukan peningkatan kepribadian dan moralitas siswa untuk mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Permasalahan ini berhubungan dengan kurikulum yang ada dan juga belum terciptanya pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di rumah, sekolah dan lingkungan yang juga berkontribusi besar dalam pembentukan pribadi dan mental siswa sesuai dengan karakter bangsa.

2. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Selain itu pembangunan kesehatan juga merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan yang


(3)

dilaksanakan di Kota Payakumbuh, ada berbagai keberhasilan yang telah dicapai, namun ada pula tantangan dan masalah kesehatan yang harus disikapi. Tantangan tersebut diantaranya semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah. Perilaku hidup sehat disini merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Penerapan perilaku hidup sehat di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga dan juga menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan penyuluhan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat. Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu terus–menerus diupayakan.

Dalam rangka mempertahankan status kesehatan masyarakat, upaya kesehatan diprioritaskan untuk mengatasi dampak kritis disamping tetap mempertahankan peningkatan pembangunan kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasi dampak kritis diberikan kepada kelompok berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatan tidak memburuk dan tetap hidup produktif. Pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk penduduk miskin. 3. Perlunya peningkatan pengamalan ajaran agama untuk menghindari munculnya

gejala penurunan akhlak mulia dan pelemahan sendi-sendi moralitas agama seperti meningkatnya kriminalitas, praktek perjudian, penyalahgunaan narkotika, dan obat terlarang. Disamping itu juga diperlukan guna menghindari munculnya perilaku menyimpang yang melanggar moralitas, etika dan kepatutan yang merupakan indikator terjadinya kesenjangan perilaku formal kehidupan keagamaan dengan perilaku kehidupan keseharian dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pembangunan bidang keagamaan selama ini kurang fokus dalam rangka meningkatkan akhlak dan moral masyarakat sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat. Sampai pada tataran kebijakan pembangunan bidang keagamaan memang telah mendapatkan perhatian yang cukup proporsional, namun pada tahapan implementasi kurang mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu, perlu dilakukan reformulasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat langsung menyentuh kebutuhan dan aktifitas masyarakat sehari-hari. Reformasi di segala bidang tersebut dilakukan untuk membangkitkan kembali dan memperteguh kepercayaan diri atas kemampuan melakukan langkah-langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan pembangunan dengan paradigma baru untuk masa depan.

Pembangunan keagamaan juga belum mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengamalan keagamaan baik secara individu, keluarga, dan


(4)

masyarakat. Manusia yang berakhlak akan menghasilkan keluarga yang sakinah. Efek dari keluarga sakinah akan melahirkan sebuah kumpulan masyarakat yang religius. Jadi menimbulkan kembali kesadaran pengamalan keagamaan di masyarakat dimulai dari program-program pembinaan kelompok pengajian, majelis taklim, wirid antar nagari, serta forum kegiatan mesjid, dan mushola yang semakin digiatkan kembali. Secara kultur budaya di Minangkabau sebenarnya kita sudah mempunyai akar budaya yang kuat yaitu ‘mangaji di surau‘. Hal inilah secara sistemik selama ini yang ditinggalkan oleh masyarakat. Dan tentu, mangaji di surau gaya modern perlu kita ciptakan kembali, dan pemerintah adalah institusi yang paling tepat untuk menjadi pendorongnya.

4. Masih relatif rendahnya efisiensi kegiatan produksi dan pemasaran produk sebagai akibat dari kegiatan produksi yang umumnya mempunyai skala kecil dan dikelola dengan pola manajemen tradisional yang kurang efisien sehingga harga jual dipasaran relatif tinggi. Secara tradisional, perekonomian masyarakat Kota Payakumbuh cenderung berdasarkan estafet garis keturunan yang lebih eksis. Secara kontemporer, perekonomian masyarakat cenderung mengikuti trend dan fenomena yang sedang booming di masyarakat. Kebiasaan untuk melakukan terobosan dan lompatan serta kreatifitas untuk mengembangkan produk belum menjadi budaya warga. Kota Payakumbuh memiliki potensi besar dalam pengembangan UMKM baik yang bergerak di sektor industri, jasa maupun di sektor pariwisata. Permasalahan yang dihadapi pada sektor pariwisata saat ini adalah belum optimalnya pengelolaannya, baik dari sisi sarana dan prasarana, sumber daya manusia pengelola serta belum terkoordinirnya even-even penunjang pariwisata serta manajemen pengelolaan termasuk promosi wisata yang belum memadai. Sektor penunjang pariwisata lainnya juga belum tumbuh dan berkembang dengan baik seperti jasa pariwisata, hotel, restoran, souvenir, travel agen. Ke depan dibutuhkan sebuah strategi besar untuk menggali segala potensi yang ada di Payakumbuh, untuk kemudian dikelola, dan disosialisasikan serta dilakukan pembinaan-pembinaan yang terpadu kepada masyarakat.

5. Belum adanya investasi berskala besar untuk mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Investasi berskala besar seperti perhotelan yang diharapkan mampu menggerakkan pertumbuhan unit-unit usaha di berbagai bidang ekonomi. Industri pariwisata meliputi perhotelan, biro perjalanan, transportasi, restoran, sarana dan prasarana olah raga, souvenir, dan jajanan spesifik secara matematis mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Kota Payakumbuh. Peningkatan pendapatan diproyeksikan meningkatkan daya beli masyarakat. Pada gilirannya masyarakat Kota Payakumbuh juga akan sanggup berinvestasi, dengan kata lain tidak memiliki ketergantungan tinggi terhadap investor dari luar Kota Payakumbuh. Pemerintah Kota Payakumbuh dapat mengintegrasikan pembangunan kawasannya dengan mengambil manfaat atas pengembangan koridor timur Sumatera dengan kebijakan membangun pusat-pusat pengembangan baru (new development point), menetapkan ikon Kota Payakumbuh dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, pembangunan


(5)

prasarana dan sarana perdagangan dan perekonomian, pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru pada SPPK, pengembangan kawasan industri, pergudangan dan rest area, pengembangan jaringan jalan baik peningkatan maupun pembangunan baru, terutama pada poros barat timur kota, khusus pengembangan boulevard baru sebagai jalan utama kota yang baru. Pemikiran untuk membangun sebuah cargo-airport yang juga dapat digunakan sebagai alternatif bandara pada saat terjadi bencana (joint-use) merupakan salah satu cara pengembangan infrastruktur ekonomi di kawasan yang potensial.

6. Pada tahun 2013 Kota Payakumbuh menjadi daerah paling tinggi pertumbuhan ekonominya di Sumatera Barat, yaitu sebesar 6,72%. Hal tersebut menunjukkan perbaikan ekonomi Kota Payakumbuh dari dampak krisis ekonomi global tahun 2008. Selain itu, pasca gempa bumi di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 lalu yang menimpa Kota Padang dan beberapa kabupaten/kota lainnya, memberikan dampak ekonomi terhadap Kota Payakumbuh, terutama menjadi alternatif pilihan investasi bagi masyarakat dan dunia usaha Sumatera Barat yang berdampak pada peningkatan produksi industri di Kota Payakumbuh. Pertumbuhan PDRB yang tinggi belum mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena tergantung kepada laju pertumbuhan penduduk pada tahun yang bersangkutan dan pemerataan pendapatan. Laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun lebih tinggi dari laju PDRB pada tahun yang sama, maka PDRB perkapitanya akan semakin kecil dan sebaliknya.

7. Dari strategi pembangunan nasional yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019 dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi Nawa Cita khususnya Cita ke-2, yaitu mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Nawa Cita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang dalam Visi-Misi Presiden dan Wakil Presiden yang dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian utama yaitu: (1) norma pembangunan; (2) tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi yang diperlukan agar pembangunan dapat berlangsung; serta (4) program-programquick wins. Dari Cita ke-2 tersebut dikaitkan dengan RPJMD Kota Payakumbuh 2012-2017 terdapat permasalahan, yaitu masih belum optimalnya penerapan program reformasi birokrasi untuk membangun tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, demokratis dan terpercaya dalam rangka mendukung pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Reformasi birokrasi pada hakikatnya adalah upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas manajemen pemerintahan sehingga berkontribusi signifikan bagi pencapaian hasil-hasil pembangunan. Terdapat beberapa permasalahan utama dalam percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kota Payakumbuh:

a. Organisasi

- Struktur organisasi belum melaksanakan fungsinya dengan maksimal; b. Transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan belum optimal; c. Kualitas reformasi birokrasi belum optimal;


(6)

d. Partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik belum optimal; e. Sumber Daya Aparatur

- Rekruitmen berbasis kompetensi belum optimal;

- Belum adanya pengukuran kinerja unit kerja dan individu secara komprehensif;

- Belum terbangunnya sistem pemberian Tunjang Perbaikan Penghasilan (TPP) PNS Daerah berbasis kinerja dan kompetensi;

- Belum optimalnya sistem pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi.

f. Prosedur dalam pelayanan publik belum optimal - Prosedur, biaya dan waktu yang tidak pasti;

- Pelayanan publik yang belum optimal, masih terbuka celah terjadinya KKN. g. Pola pikir dan pola kerja

- Belum cukup inovatif dan belum optimalnya semangat perubahan.

h. Kota Payakumbuh perlu mengembangkan roadmap reformasi birokrasi yang berisi rencana aksi bidang restrukturisasi, SDM aparatur, tatalaksana dan pelayanan publik;

i. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai politik dan pemerintah daerah dalam mengatasinpermasalahan daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal;

j. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis elektronik dan internet (electronic Government, e-Gov) belum optimal;

k. Akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata;

l. Kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum di daerah masih kurang;

m. Pemahaman kesadaran dan budaya hukum belum optimal; n. Penegakan supremasi hukum masih lemah;

o. Kerjasama pada seluruh bidang pembangunan untuk mendukung perekonomian rakyat belum maksimal;

p. Kerjasama dengan pihak luar negeri dengan implementasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat masih kurang;

q. Kualitas dan kuantitas jejaring kerjasama dengan daerah lain dan swasta baik di dalam negeri maupun di luar negeri belum optimal;

r. Kapasitas aparatur pemerintah belum optimal berdasarkan tingkat kompetensi, kemampuan teknis dan mekanisme birokrasi dalam manajemen pembangunan dan pengelolaan keuangan pemerintah Kota Payakumbuh relatif masih rendah;

s. Sistem remunerasi berbasis kinerja yang masih belum terimplementasi dengan baik;

t. Kecamatan dan Kelurahan belum berperan optimal dalam pelayanan dan pelaksanaan pembangunan skala lingkungan atau di tingkat masyarakat; u. Transparansi pengelolaan pemerintahan belum memadai;


(7)

v. Pelayanan publik masih memerlukan perbaikan di semua lini; w. Sumber pembiayaan pembangunan relatif belum bervariasi;

x. Koordinasi, sinergitas, sinkronisasi, dan harmonisasi dalam kerjasama antara pemerintahan dirasa belum optimal. Kerjasama yang dilakukan masih terbatas terutama dengan kabupaten/kota yang berbatasan, seperti tempat pembuangan sampah atau permasalahan sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air bersih yang masih harus disuplai dari luar Kota Payakumbuh. y. Dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi, yaitu semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inisiatif inovasi dapat berasal dari kepala daerah, anggota DPRD, aparatur sipil negara, Perangkat Daerah, dan anggota masyarakat. Inovasi ini masih sedikit dan belum optimal.

z. Pemerintah Daerah wajib menyediakan informasi Pemerintahan Daerah yang terdiri atas informasi pembangunan Daerah dan informasi keuangan Daerah. Informasi Pemerintahan Daerah dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah yang wajib diumumkan kepada masyarakat. Informasi Pemerintahan Daerah ini belum maksimal.

8. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah Kota Payakumbuh sebagai salah satu sumber utama pembiayaan pembangunan. Permasalahan pokok dalam pengelolaan keuangan daerah adalah:

a. Masih rendahnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan daerah sehingga memerlukan upaya untuk intensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah. Di samping itu, diperlukan untuk menghitung berapa besar potensi penerimaan PAD yang sebenarnya, sehingga penetapan target penerimaan PAD didasarkan pada potensi yang ada tersebut;

b. Tingginya angka SILPA Kota Payakumbuh yang menggambarkan masih rendahnya daya serap anggaran;

c. Masih diperlukan optimalisasi dan/atau efisiensi belanja daerah sehingga terjadicost-saving.

Berbagai persolan yang dihadapi dalam masalah pengelolaan keuangan daerah memerlukan peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah pusat, melakukan pembiayaan kegiatan pembangunan melalui pinjaman daerah dan mengintensifkan pemungutan PAD yang menguatkan bagi ekonomi lokal.

9. Kemampuan penerapan teknologi informasi (TI) yang masih sangat rendah. Permasalahan pengembangan TI di dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan daerah masih cukup terasa, antara lain:

a. Koordinasi antar instansi pemerintah dalam memanfaatkan teknologi informasi masih lemah, hal ini dapat dilihat dengan adanya koneksi internet yang dilakukan oleh masing-masing instansi padahal beberapa instansi mempunyai data yang sama;


(8)

b. Aplikasi yang sama atau saling keterkaitan dikembangkan oleh masing-masing instansi seperti kepegawaian, keuangan dan pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa integrasi infrastruktur, aplikasi dan data belum terbentuk. c. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil riset/penelitian sebagai dasar

perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum berjalan baik;

d. Fasilitasi, sarana dan prasarana fisik dan non fisik bagi pengembangan riset/penelitian baik ilmu dasar maupun terapan sesuai dengan perkembangan teknologi global guna mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing daerah belum optimal;

e. Akses dan link kerjasama pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar stakeholdermasih kurang;

f. Pemanfaatan iptek dan TI di masyarakat masih kurang;

g. Pemanfaatan teknologi informasi dan Komunikasi oleh birokrasi terutama untuk peningkatan pelayanan publik belum optimal.

Penganggaran untuk penerapan TI masih belum terkonsolidasi dimana anggaran TI masih terletak di beberapa instansi sehingga mengakibatkan terjadinya in-efisiensi terhadap operasional TI itu sendiri.

Di samping aparatur pemerintah, kemampuan penerapan teknologi informasi masyakat juga masih rendah sehingga banyak peluang informasi dan promosi usaha yang belum dimanfaatkan. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana serta fasilitas teknologi informasi dan komunikasi juga menjadi faktor penghambat berkembangnya teknologi dan informasi ini.

10. Masih banyaknya permasalahan tanah ulayat, seperti tanah ulayat yang dimiliki tidak mempunyai kepastian hukum, karena tidak mempunyai bukti kepemilikan serta batas-batas tanah yang jelas. Kondisi ini mengakibatkan pemanfaatan tanah ulayat sulit untuk mendukung kegiatan usaha dan guna menarik investor menjadi sangat terbatas sehingga manfaat ekonomi yang dapat diperoleh masyarakat sebagai pemilik tanah ulayat tersebut belum dapat diperoleh secara maksimal untuk mendorong kesejahteraan sosial secara menyeluruh.

Kesadaran pergeseran perilaku dari masyarakat desa ke kota. Secara geografis dan topografis serta fungsional, Payakumbuh mempunyai tingkat kekotaan yang masih rendah, Payakumbuh lebih dekat dengan suasana pedesaan. Akan tetapi secara administratif, Payakumbuh adalah sebuah kota atau kalau digabung lebih cocok disebut kota agraris. Perbedaan ini juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengembangan pembangunan di masyarakat. Secara dimensi ruang dan waktu tentu bisa dikembalikan kepada regulasi yang ada. Akan tetapi ketika sesuatu hal itu masuk kepada ranah dan wilayah kehidupan masyarakat, di situ mulai terjadi mudahnya timbul kesalahpahaman. Pembangunan adalah sebuah konsekuensi bagi sebuah kota yang berkembang. Majunya sebuah kota sangat ditentukan oleh seberapa pesatnya pembangunan secara fisik yang terjadi. Akan tetapi bagi masyarakat perdesaan, pembangunan justru dianggap sebuah ancaman kepada eksistensinya baik secara individu, maupun secara kaum. Seperti contoh, sawah


(9)

yang banyak berubah fungsi menjadi ruko, perumahan atau dampak pembangunan lainnya, tidak sejalan dengan skill dan kemampuan dirinya sebagai petani, dan ini rawan menimbulkan gesekan di masyarakat.

11. Tujuan akhir pembangunan adalah “mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Pembangunan yang sedang berjalan saat ini memang masih belum sampai pada tujuan akhir yaitu keadilan sosial, karena kemakmuran masyarakat belum dinikmati oleh semua orang secara benar-benar merata. Masih adanya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial di tengah masyarakat karena masih banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah dan berada di bawah garis kemiskinan.

Percepatan pencapaian tujuanMillenium Development Goals (MDGs) merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Beberapa capaian target MDGs menunjukkan kinerja yang menurun, dalam hal ini Kota Payakumbuh capaian tingkat kemiskinannya pada tahun 2011, yaitu 10,09% di atas rata-rata Provinsi (8,99%) meskipun demikian Kota Payakumbuh masih di bawah rata-rata nasional (12,49%). Oleh sebab itu permasalahan kemiskinan ini perlu menjadi prioritas dalam pelaksanaan pembangunan yang direncanakan pada RPJMD Kota Payakumbuh Tahun 2012-2017.

12. Masih rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Payakumbuh, yaitu sebesar 67,2%, meskipun masih lebih tinggi dibanding TPAK Sumatera Barat yaitu 66,19%. Pengangguran yang tinggi akan berakibat terhadap rasio ketergantungan semakin tinggi, yang akan memberatkan beban kelompok produktif. Di samping itu pengangguran yang tinggi juga akan memberatkan langkah investasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan yang berlangsung sekarang ini. Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk merubah sumber daya manusia yang potensial menjadi tenaga kerja yang produktif. Guna mencapai tujuan ini diperlukan pendidikan dan latihan secara terus-menerus dan tentu saja dengan tidak melupakan taraf kesehatan sumber daya manusia itu sendiri.

13. Belum optimalnya kenyamanan kota sebagai tempat tinggal dan sebagai wadah berlangsungnya perikehidupan yang berwawasan lingkungan, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan ini, maka dilakukan upaya-upaya untuk mencapai kemajuan pengembangan ruang (spatial development). Pengembangan ruang ini dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan utama, yaitu pendekatan penyelesaian permasalahan ruang yang ada serta pengembangan ruang untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan ruang.


(10)

a. Belum maksimalnya fungsi-fungsi elemen-elemen pembentuk karakter perkotaan di Kota Payakumbuh,

b. Belum adanya persamaan persepsi para pemangku kepentingan (stake holder) terhadap ikon Kota Payakumbuh,

c. Terkonsentrasi pertumbuhan pada kawasan pusat kota,

d. Masih rendahnya tingkat kenyamanan dan keamanan berlalu lintas,

e. Belum tersedianya Ruang Terbuka Hijau yang memadai dan memenuhi luas minimal 30% dari luas wilayah sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang,

f. Masih terdapat kawasan kumuh,

g. Masih rendahnya peran serta masyarakat untuk menjaga kualitas lingkungan.

14. Belum terpenuhi kualitas dan kuantitas ketersediaan prasarana dan sarana infrastruktur sehingga belum mampu mendukung pengembangan ekonomi daerah, akibat masih terkonsentrasi di kawasan pusat kota, sementara kebutuhan pembangunan infrastruktur dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pembiayaan dari pemerintah daerah. Akibatnya kegiatan ekonomi masyarakat khususnya dan pembangunan daerah umumnya mengalami kendala yang cukup besar dalam meningkatkan aktifitasnya sehingga peningkatan kegiatan ekonomi dan kemakmuran daerah juga terkendala. Ditambah lagi sebagian infrastruktur masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah terhadap pembangunan dan pemeliharaannya, misalnya pembangunan jalan, irigasi, air bersih dan irigasi. Kebutuhan infrastruktur di dalam pembangunan Kota Payakumbuh, harus mengacu kepada kebutuhan untuk pencapaian visi, misi, serta konsep Payakumbuh ke depan. Infrastruktur sebagai supporting sistemnya juga terintegrasi ke seluruh bidang kegiatan.

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur permukiman terkait pembangunan bidang air minum dan sanitasi, sebagaimana amanat RPJMN 2015-2019. Pembangunan bidang air minum dan sanitasi harus mencapai akses 100% capaian air minum, 0% kawasan kumuh, dan capaian akses sanitasi 100%, dalam rangka pencapaian universal accesspada tahun 2019.

15. Belum maksimalnya peran nagari sebagai satu kesatuan masyarakat adat dan peran lembaga kemasyarakatan dalam proses pembangunan, terutama pembanguan yang bersifat partisipatif. Penyelenggaraan pembangunan bertumpu kepada kekuatan formal yang banyak menghabiskan anggaran dan tenaga namun hasil tidak masimal.

Hal ini disebabkan oleh regulasi yang ada belum cukup memberikan ruang kepada nagari dan lembaga kemasyarakatan untuk berbuat dan berkreasi di tengah masyarakat.


(11)

4.2 ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, di antaranya adalah :

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kota Payakumbuh.

2. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah lainnya yang mempengaruhi Kota Payakumbuh.

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari :

• Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Payakumbuh 2005-2025.

• Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang.

• Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD sebelumnya.

Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini :

1. Memiliki pengaruh yang besar (signifikan) terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional.

2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.

3. Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat. 4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah. 5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan

6. Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Faktor strategis daerah pada dasarnya adalah unsur penting yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses pembangunan yang dimiliki suatu negara atau daerah secara alamiah dan menonjol bila dibandingkan dengan daerah lain. Jika faktor strategis tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan tepat maka hal ini akan dapat mempercepat proses pencapaian tujuan pembangunan daerah yaitu meningkatnya kemakmuran masyarakat secara keseluruhan. Isu-isu pembangunan pokok pembangunan daerah dan bersifat strategis yang dimiliki oleh Kota Payakumbuh dewasa ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kualitas Sumberdaya Manusia

Kualitas sumberdaya yang relatif baik akan dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam proses pembangunan daerah berbasis sumberdaya manusia. Karena itu, unsur kualitas sumberdaya manusia ini juga dapat diberikan perhatian yang cukup tinggi dalam analisis faktor strategis sebagai faktor penggerak pembangunan daerah.

Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat merupakan hal penting untuk mewujudkan suatu kota yang maju dan sejahtera. Karena dengan pendidikan yang berkualitas masyarakat akan mampu bersaing di berbagai lapangan usaha dalam


(12)

upaya mendapatkan pendapatan yang lebih baik untuk kehidupan keluarganya. Pembangunan pendidikan harus dimulai dari tahap dini sampai pendidikan tinggi baik formal, informal dan non formal. Untuk itu, perlu dilahirkan konsep pendidikan yang terintegrasi secara program dan kurikulum untuk melahirkan SDM yang berkualitas, cerdas dan berakhlak mulia. Dalam rangka mewujudkan konsep pendidikan tersebut pemerintah Kota Payakumbuh berupaya meningkatkan pendidikan reguler dan memfasilitasi berdirinya pendidikan berasrama (Boarding School).

Dengan lahirnya Undang-undang nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, ada pergeseran urusan pemerintahan, dimana urusan pendidikan menjadi urusan pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Urusan Pendidikan Menengah yang selama ini menjadi kewenangan Pemerintah Kota dengan dikeluarkannya Undang-undang ini beralih menjadi kewenangan Provinsi, sehingga seluruh pembiayaan, personil dan sarana prasarana menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, hal ini tentu akan berdampak juga terhadap pengalokasian dana pendidikan pada Pemerintah Kota Payakumbuh.

Payakumbuh juga memiliki delapan perguruan tinggi yang tersebar di lima kecamatan, dengan terus berkembangnya pendidikan tinggi ini diharapkan akan memberikan multiplier effect terhadap perkembangan Kota Payakumbuh baik di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusianya, perkembangan ekonomi maupun sosial budayanya. Pemerintah memberikan perhatian yang cukup intens terhadap perkembangan pendidikan tinggi.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tolak ukur keberhasilan kualitas pembangunan suatu bangsa karena peranannya dalam mengelola sumber daya alam dan pembangunan. Dalam bidang kesehatan perlu dilakukan perubahan paradigma dari “health for survival” yang berorientasi pada orang sakit dan mengutamakan kuratif dan rehabilitatif kepada “health for human development” yang mengutamakan orang sehat dan berorientasi pada promotif dan preventif. Pada akhir abad ke-20 terjadi pergeseran paradigma pembangunan, dari pembangunan ekonomi menjadi pembangunan sumber daya manusia. Dulu perkembangan ekonomi menjadi patokan keberhasilan suatu negara/daerah, namun ternyata indikator ekonomi saja tidak mampu mencerminkan keadaan keadaan yang sebenarnya dari suatu daerah. Hal tersebut karena pembangunan ekonomi hanya berdasarkan pendapatan perkapita suatu negara yang tidak mewakili seluruh keadaan masyarakatnya. Maka dari itu dibuatlah suatu standar baru dimana tidak hanya mengukur income perkapita, tapi juga mengukur indeks kualitas sumber daya manusia atau Human Development Index (HDI).

Indeks HDI tersebut meliputi tiga hal yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pendidikan diukur dari tingkat pendidikan penduduk, kesehatan diukur dari rata-rata usia harapan hidup, angka serta kematian bayi dan ibu, dan pembangunan ekonomi diukur dari income/pendapatan per kapita daerah tersebut. Dalam hubungannya dengan kesehatan, maka perlu diadakan upaya peningkatan


(13)

pelayanan preventif maupun promotif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, disamping itu juga diperlukan upaya peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan tenaga kesehatan.

2. Pemahaman, Pengamalan Agama dan Budaya

Pemahaman agama dan budaya untuk meningkatkan akhlak dan moral masyarakat kota menjadi isu strategis yang sangat penting dimasa mendatang. Sebab, meskipun selama ini kegiatan agama dan budaya tumbuh dan berkembang dengan baik, namun dalam implementasinya terlihat belum mampu untuk meningkatkan akhlak dan moral semua masyarakat.

Aspek ini perlu diberikan penekanan dan perhatian utama guna dijadikan dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang baik dalam rangka mewujudkan Kota Payakumbuh sebagai kota terkemuka berbasis sumber daya manusia yang agamais sebagaimana diharapkan masyarakat dalam jangka panjang.

Memberikan pemahaman yang seimbang dan sejalan dengan kultur budaya yang berkembang di masyarakat. Bahwasanya segala sesuatu yang memberikan kemaslahatan bagi masyarakat sangat penting dari sisi agama dan pembangunan untuk memajukan daerahnya tanpa merusak tatanan budaya adat yang hidup di masyarakat juga adalah sesuatu yang positif bagi kemajuan masyarakat dalam rangka revolusi terhadap karakter masyarakat agar menghasilkan mental bangsa yang bermartabat.

3. Nilai Tambah Produksi Industri

Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, perlu ditetapkan sektor dan komoditas unggulan berbasis sumber daya lokal dan terbarukan. Dilihat dari letak strategis dan fungsi kota serta berfungsinya fly over Kelok Sembilan, Kota Payakumbuh akan bergerak menjadi kota jasa dan perdagangan yang tentunya memerlukan sarana dan prasarana penunjang. Kota Payakumbuh mempunyai peluang besar untuk berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Barat dengan menjalin kerjasama dengan daerah-daerah sekitarnya dan juga dunia usaha. Untuk mendukung peluang tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas dan kontinuitas produk lokal untuk dapat bersaing di tingkat regional, nasional dan Asean. Sejalan dengan kebijakan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2014-2019, maka dalam menyikapi kelemahan sendi perekonomian bangsa dari sisi ketergantungan pangan, maka guna mewujudkan kedaulatan pangan di Kota Payakumbuh, perlu dilakukan penguatan antara lain dengan upaya memanfaatkan potensi pertanian, peternakan perikanan, serta infrastruktur irigasi.

Oleh sebab itu revitalisasi di semua sektor ekonomi harus dilakukan diantaranya revitalisasi sektor pertanian yang mencakup meningkatkan daya saing hasil pertanian, menajemen, serta perluasan pasar (market) mulai dari cara konvensional secara lebih modern. Akan tetapi sebagai kota, pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian ini lebih kepada trading dengan menjadikan hasil pertanian (komoditas unggulan) seperti palawija, tanaman holtikultura, tanaman


(14)

hias (sepertiRaflis Excelsa) dan obat-obatan, peternakan dan perikanan menjadi basic trading. Serta memanfaatkan daerah buffer (kabupaten sekitarnya) menjadi sumber supply komoditas. Payakumbuh ke depan diharapkan menjadi etalase hasil pertanian Sumatera Barat yang dapat menguasai pasar regional. Kedekatan Payakumbuh dengan kiblat ekonomi Sumatera, yaitu jalur Selat Malaka, adalah sebuah potensi besar dan menjanjikan.

Pengembangan perekonomian masyarakat ke depan diarahkan agar dapat bersinergi dengan prioritas nasional dan Provinsi Sumatera Barat, meliputi peningkatan kedaulatan pangan dan agribisnis serta pengembangan industri perdagangan dan UMKM.

4. Investasi

Berkembangnya Payakumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi akan memberikan multiplier effect untuk usaha-usaha kecil pendukungnya, seperti penetapan kawasan industri, pergudangan, termasuk rest area. Untuk mewujudkan hal itu, ada beberapa potensi yang dimiliki oleh Kota Payakumbuh, seperti posisi yang strategis. Kota Payakumbuh merupakan pintu gerbang masuk dari arah Pekan Baru sebagai Pusat Kegiatan Nasional serta menuju kota-kota lainnya di Sumatera Barat. Potensi pariwisata yang mulai tumbuh dan berkembang baik wisata olah raga maupun wisata kuliner akan menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat daerah di sekitarnya untuk datang berkunjung ke Payakumbuh dan melakukan investasi dengan skala menengah dan besar.

5. Pertumbuhan Ekonomi

Potensi industri makanan dan industri lainnya bila dikembangkan secara optimal dan terkoordinasi dengan sektor terkait jelas akan mampu untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta sekaligus membuka lapangan kerja. Di sisi lain Kota Payakumbuh memiliki topografi yang relatif datar, serta mulai jenuhnya pembangunan di Kota Bukitinggi. Kondisi dan potensi di atas sebenarnya mempunyai arti yang strategis bagi Kota Payakumbuh ke depan. 6. Peningkatan Tata Pemerintahan Yang Baik

Tata pemerintahan yang baik merupakan isu yang paling mengemuka dalam teori dan praktek administrasi publik sesuai dengan perkembangan paradigma darirule government menjadi good governance dan clean gevernment. Membangun good governancebukan semata-mata masalah memperbaiki kondisi institusi pemerintah, akan tetapi yang lebih penting adalah membangun persoalan etika, sikap dan perilaku.

Pengalaman masa lalu termasuk di Kota Payakumbuh, menunjukkan bahwa tata pemerintah yang baik sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah. Karena itu, upaya perbaikan tata pemerintahan (Good Governance) merupakan isu strategis yang sangat penting untuk mendorong proses pembangunan daerah di Kota Payakumbuh. Perbaikan tata pemerintahan ini meliputi transparansi pemerintahan, profesionalisasi aparatur daerah, peningkatan pelayanan publik, ketaatan terhadap hukum dan lain-lainnya. Karena


(15)

itu, reformasi birokrasi dalam hal ini merupakan upaya pokok yang perlu segera dilakukan dalam periode 5 tahun mendatang.

Pengelolaan tata pemerintahan yang baik, harus dimulai dari sumber daya manusianya. Sebagus apapun sistem yang di buat, kalau SDM tidak memadai tetap akan menjadi sebuah kendala besar. Input terhadap sebuah subjek, akan sangat menentukan kepada output dan outcome. Jadi menajemen sumber daya aparatur Pegawai Negeri Sipil (PNS) haruslah prima. Baru setelah itu pola tata kelola dan sarana prasarana akan mendukung semakin mantapnya jalan roda sebuah pemerintahan yang tentu saja akan sangat berdampak besar terhadap pembangunan.

Ada beberapa isu yang berkaitan dengan pengelolaan tata pemerintahan yang baik dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, demokratis dan tepercaya, yaitu :

a. Transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan

b. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi

c. Peningkatan partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik d. Peningkatan semangat Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK)

e. Perlunya semua stakeholder untuk dapat melakukan inovasi, yaitu semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inisiatif inovasi dapat berasal dari kepala daerah, anggota DPRD, aparatur sipil negara, Perangkat Daerah, dan anggota masyarakat.

f. Penyediaan informasi Pemerintahan Daerah yang terdiri atas informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah. Informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah wajib diumumkan kepada masyarakat. Informasi Pemerintahan Daerah dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah.

Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk mendukung administrasi pemerintahan juga harus dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang lebih efisien, efektif, transparan, dan memuaskan kepada masyarakat. Teknologi informasi dapat dipahami sebagai teknologi yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan penyebaran informasi. Teknologi informasi terdiri dari hardware dan software. Hardware dapat berupa komputer, labtop/notebook dilengkapi dengan perangkat pendukungnya seperti printer, jaringan, infokus, modem, LAN dan lain-lain. Sementara sofware adalah aplikasi-aplikasi dan sistem yang digunakan.

Elektronic Government (E-Government), menurut Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government merupakan proses transformasi dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminaasi sekat-sekat birokrasi organisasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Seluruh lembaga negara, masyarakat,


(16)

dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal melalui e-Government.

Dari sisi masyarakat, penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik karena syarat utama penggunaan teknologi informasi untuk proses kerja dan pelayanan publik adalah untuk prosedur pelayanan yang baku dan standar yang jelas dari sisi waktu penyelesaian maupun biaya yang harus dikeluarkan.

Dari sisi pemerintah, dapat meningkatkan transparansi yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan.

Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 mengamanatkan kepada setiap Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional.

Untuk itu, kesiapan beberapa faktor pendukung penerapan teknologi informasi berupa sumber daya manusia, sarana dan prasarana teknologi informasi serta partisipasistakeholderlainnya.

Belum efektif dan efisiennya penyelenggaraan kelembagaan pemerintah daerah. Struktur organisasi pemerintah daerah umumnya masih besar dan saling tumpang tindih. Selain itu, prasarana dan sarana pemerintahan masih minim dan pelaksanaan standar pelayanan minimum belum optimal.

Hubungan kerja dan koordinasi antar lembaga pemerintahan, termasuk antar pemerintah daerah juga masih belum optimal. Keterbatasan kemampuan aparatur pemerintah daerah, baik dari segi jumlah, profesionalisme serta kesejahteraan yang terbatas menyebabkan belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, ditunjukkan oleh belum fokus dan optimalnya pemanfaatan sumber-sumber penerimaan daerah, belum efektifnya prioritas alokasi belanja daerah secara proporsional.

Penerapan teknologi informasi dewasa ini merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan agar tercapainya efisiensi pelaksanaan tugas pemerintahan yang lebih baik terutama dalam mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. Percepatan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah perlu dimulai dengan pembangunan infrastruktur TIK yang memadai. Selanjutnya TIK dimanfaatkan untuk mendorong reformasi pelayanan publik didukung dengan penerapan manajemen mutu dan komitmen untuk meningkatkan kualitas SDM.

Terealisasinya sistem TIK di Kota Payakumbuh di bidang pemerintahan, akan menghasilkan dampak percepatan kemajuan pembangunan, dan pelayanan publik yang service excellent. Karena dengan sistem TIK yang mumpuni juga menghasilkan sistem pemerintahan yang efektif dan efisien. Sekat birokrasi akan dapat diminimalisir. Serta juga akan memudahkan sistem pengawasan dan


(17)

monitoring kinerja aparatur dalam melayani masyarakat. Saat ini, sistem TIK belum terintegrasi secara komprehensif, masih berdiri sendiri pada masing-masing SKPD.

7. Jaminan sosial

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Jaminan sosial tersebut mencakup bidang kesehatan yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan yang menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Dalam hal ini Kota Payakumbuh juga terus berupaya meningkatkan perhatian terhadap perlindungan sosial ini. Berbagai program pembangunan yang menunjang perlindungan sosial terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

8. Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran

Kemiskinan dan pengangguran merupakan persoalan ekonomi makro yang berpengaruh terhadap mutu hidup manusia baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan. Persoalan ini mempengaruhi kehidupan ekonomi berupa menurunnya daya beli masyarakat dan semakin sulitnya alokasi rumah tangga. Kondisi ini telah berakibat terhadap anggaran pembangunan yang tersedia agar mengarah kepada pembenahan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Percepatan pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Beberapa capaian target MDGs menunjukkan kinerja yang menurun, salah satunya yaitu target menekan angka kemiskinan dan kelaparan, dalam hal ini Kota Payakumbuh capaian tingkat kemiskinannya pada tahun 2011 yaitu 10,09% di atas rata-rata Provinsi (8,99%) meskipun demikian Kota Payakumbuh masih di bawah rata-rata nasional (12.49%).

Pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) akan berakhir pada tahun 2015 ini. Terdapat fenomena pada beberapa negara yang targetnya dikhawatirkan tidak tercapai. Namun dengan ditetapkannya Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kelanjutan agenda global pasca MDGs, kekhawatiran ini tidak terjadi. Agenda SDGs ini relevan dengan garis kebijakan empat pilar pemerintah yang telah mencanangkan tercapainya pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan, dan perbaikan lingkungan hidup. Berkaitan dengan hal tersebut, kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kota Payakumbuh setelah tahun 2015, sudah barang tentu akan menindaklanjuti agenda SDGs ini sampai dengan akhir periode RPJMD Kota Payakumbuh tahun 2012-2017.


(18)

Masih rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Payakumbuh yaitu sebesar 67,2%, meskipun masih lebih tinggi dibanding TPAK Sumatera Barat yaitu 66,19% merupakan persoalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Payakumbuh untuk meningkatkannya ke depan. Pengangguran yang tinggi akan berakibat terhadap rasio ketergantungan semakin tinggi. Disamping itu, pengangguran yang tinggi juga akan memberatkan langkah investasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Prioritas penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran diarahkan untuk membuka seluas-luasnya lapangan kerja melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dan kemudahan permodalan, yang pada gilirannya nanti akan dapat mewujudkan 1) penurunan tingkat pengangguran; 2) ketersediaan tenaga kerja terampil; 3) peningkatan pendapatan masyarakat, 4) meningkatnya produktivitas usaha; 5) pemberdayaan perempuan warga lansia untuk usaha-usaha produktif. 9. Penataan Ruang Kota

Seiring dengan pertambahan penduduk yang cukup besar setiap tahunnya, Pemerintah Kota Payakumbuh harus menyediakan sarana dan prasarana perkotaan dan aksesibilitas yang merata ke seluruh wilayah kota. Oleh sebab itu, ke depan diperlukan :

a. Pengembangan ruang kota yang dapat menampung fungsi kota sekaligus mampu menjadi ciri khas kota, baik fungsi komersial, pariwisata, industri, pemerintahan maupun permukiman;

b. Peningkatan nilai ekonomi kota melalui pengembangan fungsi-fungsi ekonomi khusus, seperti pengembangan bandara, kawasan industri dan pengembangan jasa pendukung pariwisata.

c. Membangun kawasan pusat pemerintahan Kota Payakumbuh yang terintegrasi dengan pengembangan RTH dan Islamic Center Kota Payakumbuh.

d. Mengembangkan kawasan agro industri dan agrotechnopark pada kawasan timur dan selatan kota.

10. Kualitas Lingkungan Hidup

Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tidak hanya meliputi aspek pendapatan, pendidikan dan kesehatan saja, tetapi juga termasuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup. Tanpa penjagaan kualitas lingkungan hidup yang baik, kemajuan ekonomi dan sosial menjadi kurang berarti bagi kesejahteraan masyarakat. Karena peningkatan kualitas lingkungan hidup merupakan isu strategis yang juga sangat penting dalam proses pembangunan Kota Payakumbuh. Termasuk dalam isu strategis ini adalah penjagaan daerah konservasi dan hutan lindung, pengawasan eksploitasi sumberdaya alam, pengawasan pencemaran udara, sungai, peningkatan kebersihan kota dan lainnya.


(19)

11. Prasarana dan Sarana Daerah

Pembangunan sarana dan prasarana daerah merupakan isu penting bagi peningkatan peranan Kota Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Barat. Bandar Udara dan pengembangan sarana dan prasarana perhubungan lainnya juga akan dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi daerah yang terkait dengan provinsi, kabupaten/kota tetangga yang berada di jalur lalu lintas Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau.

Secara geografis Payakumbuh berada tepat di jantung Sumatera dan Provinsi Sumatera Barat. Dalam pengembangan ke depan, Payakumbuh mempunyai potensi besar pada sektor jasa dan agrobisnis. Untuk itu sangat perlu sebuah perencanaan pembangunan infrastruktur sarana transportasi massal. Payakumbuh butuh sebuah lompatan besar dalam merancang sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan hal-hal berikut :

a. Merevitalisasi fungsi terminal angkutan kota, antar kota dan antar provinsi serta membangun sarana dan prasarana pendukungnya.

b. Mengembangkan jalan lingkar utara dan lingkar selatan, jalan-jalan kolektor poros barat-timur kota, baik peningkatan maupun pembangunan baru.

c. Menggagas, memprakarsai dan menfasilitasi rencana pembangunan Bandar Udara.

Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menghidupkan kembali jalur Kereta Api dari Padang ke Payakumbuh juga perlu didukung oleh pemerintah Kota Payakumbuh selain memprakarsai pembangunan bandar udara yang tentunya menjadi sesuatu yang sangat strategis. Di samping itu, juga sarana prasarana layaknya kota jasa seperti, pusat perbelanjaan yang modern, perhotelan yang representatif, sistem perbankan yang profesional, sarana jalan dan suasana perkotaan yang bersih, rapi, serta adanya ikon kota.

12. Kewenangan Nagari dan Lembaga Kemasyarakatan.

Berubahnya regulasi tentang tata kelola pemerintahan terendah ikut mempengaruhi naik turunnya nafas kehidupan masyarakat di tataran bawah. Kedudukan nagari yang sebelum lahirnya undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa pemerintahan terendah di Sumatera Barat menjadi semakin kabur. Oleh karenanya hal utama yang harus dilakukan adalah mempertegas posisi politik dan kewenangan nagari dan lembaga kemasyarakatan. Jika posisi politik dan kewenangan telah jelas kemandirian masyarakat nagari akan semakin terjamin, sehingga pembangunan bersifat partisipatif dapat diwujudkan.

13. Akses dengan Daerah Provinsi Tetangga

Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas yang sangat tinggi dengan semakin berkembanganya pembangunan di Provinsi Riau dan selesainya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan, maka pemerintah Kota Payakumbuh harus merencanakan peningkatan jalan yang menghubungkan perbatasan Kota Payakumbuh sebelah timur menuju pusat kota.


(20)

Rencana peningkatan jalan tersebut merupakan isu strategis yang cukup penting dan dapat menjadikan hubungan ekonomi dan sosial antara Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau dan sebaliknya akan semakin lancar dan hal ini akan membawa pengaruh besar terhadap pembangunan daerah Kota Payakumbuh. Perkembangan yang akan muncul adalah semakin meningkatnya arus lalu lintas barang dan orang, baik yang masuk maupun yang ke luar dari Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau yang pertumbuhan ekonominya sejak 10 tahun terakhir sangat pesat. Hal di atas sejalan dengan rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan dari Duku ke Riau, sekaligus untuk interkoneksi dengan Tol Sumatera mulai dari Banda Aceh sampai ke Bakauheni-Lampung serta pembangunan rel kereta api.

14. Pengalihan Kewenangan Urusan

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terjadi beberapa perubahan mendasar terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah, terdapat beberapa urusan yang dialihkan kewenangannya dari kewenangan daerah menjadi kewenangan Provinsi/Pusat (urusan konkuren). Adapun urusan pemerintah konkuren tersebut meliputi penyelenggaraan sub urusan :

a. Pengelolaan pendidikan menengah;

b. Pengelolaan terminal penumpang tipe A dan tipe B; c. Pelaksanaan rehabilitasi di luar kawasan hutan negara;

d. Pelaksanaan perlindungan hutan di hutan lindung dan hutan produksi; e. Pemberdayaan masyarakat di bidang kehutanan;

f. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan Provinsi;

g. Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan; h. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB); i. Pengelolaan tenaga pengawas ketenagakerjaan;

j. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional; dan

k. Penyediaan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan perdesaan.

Pengalihan urusan dimaksud berimplikasi pada pengalihan personel, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D). Untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berakibat terhentinya pelayanan kepada masyarakat, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang bersifat pelayanan kepada masyarakat luas dan masif, yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan P3D, tetap dilaksanakan oleh tingkatan/susunan pemerintahan yang saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren tersebut sampai dengan diserahkannya P3D.


(1)

itu, reformasi birokrasi dalam hal ini merupakan upaya pokok yang perlu segera dilakukan dalam periode 5 tahun mendatang.

Pengelolaan tata pemerintahan yang baik, harus dimulai dari sumber daya manusianya. Sebagus apapun sistem yang di buat, kalau SDM tidak memadai tetap akan menjadi sebuah kendala besar. Input terhadap sebuah subjek, akan sangat menentukan kepada output dan outcome. Jadi menajemen sumber daya aparatur Pegawai Negeri Sipil (PNS) haruslah prima. Baru setelah itu pola tata kelola dan sarana prasarana akan mendukung semakin mantapnya jalan roda sebuah pemerintahan yang tentu saja akan sangat berdampak besar terhadap pembangunan.

Ada beberapa isu yang berkaitan dengan pengelolaan tata pemerintahan yang baik dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, demokratis dan tepercaya, yaitu :

a. Transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan

b. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi

c. Peningkatan partisipasi publik dalam proses pengambilan kebijakan publik d. Peningkatan semangat Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK)

e. Perlunya semua stakeholder untuk dapat melakukan inovasi, yaitu semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inisiatif inovasi dapat berasal dari kepala daerah, anggota DPRD, aparatur sipil negara, Perangkat Daerah, dan anggota masyarakat.

f. Penyediaan informasi Pemerintahan Daerah yang terdiri atas informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah. Informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah wajib diumumkan kepada masyarakat. Informasi Pemerintahan Daerah dikelola dalam suatu sistem informasi Pemerintahan Daerah.

Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk mendukung administrasi pemerintahan juga harus dilaksanakan untuk memberikan pelayanan yang lebih efisien, efektif, transparan, dan memuaskan kepada masyarakat. Teknologi informasi dapat dipahami sebagai teknologi yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan penyebaran informasi. Teknologi informasi terdiri dari hardware dan software. Hardware dapat berupa komputer, labtop/notebook dilengkapi dengan perangkat pendukungnya seperti printer, jaringan, infokus, modem, LAN dan lain-lain. Sementara sofware adalah aplikasi-aplikasi dan sistem yang digunakan.

Elektronic Government (E-Government), menurut Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government merupakan proses transformasi dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminaasi sekat-sekat birokrasi organisasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Seluruh lembaga negara, masyarakat,


(2)

dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal melalui e-Government.

Dari sisi masyarakat, penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik karena syarat utama penggunaan teknologi informasi untuk proses kerja dan pelayanan publik adalah untuk prosedur pelayanan yang baku dan standar yang jelas dari sisi waktu penyelesaian maupun biaya yang harus dikeluarkan.

Dari sisi pemerintah, dapat meningkatkan transparansi yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam pengelolaan keuangan.

Berdasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 mengamanatkan kepada setiap Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional.

Untuk itu, kesiapan beberapa faktor pendukung penerapan teknologi informasi berupa sumber daya manusia, sarana dan prasarana teknologi informasi serta partisipasistakeholderlainnya.

Belum efektif dan efisiennya penyelenggaraan kelembagaan pemerintah daerah. Struktur organisasi pemerintah daerah umumnya masih besar dan saling tumpang tindih. Selain itu, prasarana dan sarana pemerintahan masih minim dan pelaksanaan standar pelayanan minimum belum optimal.

Hubungan kerja dan koordinasi antar lembaga pemerintahan, termasuk antar pemerintah daerah juga masih belum optimal. Keterbatasan kemampuan aparatur pemerintah daerah, baik dari segi jumlah, profesionalisme serta kesejahteraan yang terbatas menyebabkan belum optimalnya pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, ditunjukkan oleh belum fokus dan optimalnya pemanfaatan sumber-sumber penerimaan daerah, belum efektifnya prioritas alokasi belanja daerah secara proporsional.

Penerapan teknologi informasi dewasa ini merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan agar tercapainya efisiensi pelaksanaan tugas pemerintahan yang lebih baik terutama dalam mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. Percepatan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah perlu dimulai dengan pembangunan infrastruktur TIK yang memadai. Selanjutnya TIK dimanfaatkan untuk mendorong reformasi pelayanan publik didukung dengan penerapan manajemen mutu dan komitmen untuk meningkatkan kualitas SDM.

Terealisasinya sistem TIK di Kota Payakumbuh di bidang pemerintahan, akan menghasilkan dampak percepatan kemajuan pembangunan, dan pelayanan publik yang service excellent. Karena dengan sistem TIK yang mumpuni juga menghasilkan sistem pemerintahan yang efektif dan efisien. Sekat birokrasi akan


(3)

monitoring kinerja aparatur dalam melayani masyarakat. Saat ini, sistem TIK belum terintegrasi secara komprehensif, masih berdiri sendiri pada masing-masing SKPD.

7. Jaminan sosial

Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Jaminan sosial tersebut mencakup bidang kesehatan yang menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan yang menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian. Dalam hal ini Kota Payakumbuh juga terus berupaya meningkatkan perhatian terhadap perlindungan sosial ini. Berbagai program pembangunan yang menunjang perlindungan sosial terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

8. Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran

Kemiskinan dan pengangguran merupakan persoalan ekonomi makro yang berpengaruh terhadap mutu hidup manusia baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan. Persoalan ini mempengaruhi kehidupan ekonomi berupa menurunnya daya beli masyarakat dan semakin sulitnya alokasi rumah tangga. Kondisi ini telah berakibat terhadap anggaran pembangunan yang tersedia agar mengarah kepada pembenahan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Percepatan pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Beberapa capaian target MDGs menunjukkan kinerja yang menurun, salah satunya yaitu target menekan angka kemiskinan dan kelaparan, dalam hal ini Kota Payakumbuh capaian tingkat kemiskinannya pada tahun 2011 yaitu 10,09% di atas rata-rata Provinsi (8,99%) meskipun demikian Kota Payakumbuh masih di bawah rata-rata nasional (12.49%).

Pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) akan berakhir pada tahun 2015 ini. Terdapat fenomena pada beberapa negara yang targetnya dikhawatirkan tidak tercapai. Namun dengan ditetapkannya Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kelanjutan agenda global pasca MDGs, kekhawatiran ini tidak terjadi. Agenda SDGs ini relevan dengan garis kebijakan empat pilar pemerintah yang telah mencanangkan tercapainya pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan, dan perbaikan lingkungan hidup. Berkaitan dengan hal tersebut, kebijakan penanggulangan kemiskinan di Kota Payakumbuh setelah tahun 2015, sudah barang tentu akan menindaklanjuti agenda SDGs ini sampai dengan akhir periode RPJMD Kota Payakumbuh tahun 2012-2017.


(4)

Masih rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Payakumbuh yaitu sebesar 67,2%, meskipun masih lebih tinggi dibanding TPAK Sumatera Barat yaitu 66,19% merupakan persoalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Payakumbuh untuk meningkatkannya ke depan. Pengangguran yang tinggi akan berakibat terhadap rasio ketergantungan semakin tinggi. Disamping itu, pengangguran yang tinggi juga akan memberatkan langkah investasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Prioritas penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran diarahkan untuk membuka seluas-luasnya lapangan kerja melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dan kemudahan permodalan, yang pada gilirannya nanti akan dapat mewujudkan 1) penurunan tingkat pengangguran; 2) ketersediaan tenaga kerja terampil; 3) peningkatan pendapatan masyarakat, 4) meningkatnya produktivitas usaha; 5) pemberdayaan perempuan warga lansia untuk usaha-usaha produktif. 9. Penataan Ruang Kota

Seiring dengan pertambahan penduduk yang cukup besar setiap tahunnya, Pemerintah Kota Payakumbuh harus menyediakan sarana dan prasarana perkotaan dan aksesibilitas yang merata ke seluruh wilayah kota. Oleh sebab itu, ke depan diperlukan :

a. Pengembangan ruang kota yang dapat menampung fungsi kota sekaligus mampu menjadi ciri khas kota, baik fungsi komersial, pariwisata, industri, pemerintahan maupun permukiman;

b. Peningkatan nilai ekonomi kota melalui pengembangan fungsi-fungsi ekonomi khusus, seperti pengembangan bandara, kawasan industri dan pengembangan jasa pendukung pariwisata.

c. Membangun kawasan pusat pemerintahan Kota Payakumbuh yang terintegrasi dengan pengembangan RTH dan Islamic Center Kota Payakumbuh.

d. Mengembangkan kawasan agro industri dan agrotechnopark pada kawasan timur dan selatan kota.

10. Kualitas Lingkungan Hidup

Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tidak hanya meliputi aspek pendapatan, pendidikan dan kesehatan saja, tetapi juga termasuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup. Tanpa penjagaan kualitas lingkungan hidup yang baik, kemajuan ekonomi dan sosial menjadi kurang berarti bagi kesejahteraan masyarakat. Karena peningkatan kualitas lingkungan hidup merupakan isu strategis yang juga sangat penting dalam proses pembangunan Kota Payakumbuh. Termasuk dalam isu strategis ini adalah penjagaan daerah konservasi dan hutan lindung, pengawasan eksploitasi sumberdaya alam, pengawasan pencemaran udara, sungai, peningkatan kebersihan kota dan lainnya.


(5)

11. Prasarana dan Sarana Daerah

Pembangunan sarana dan prasarana daerah merupakan isu penting bagi peningkatan peranan Kota Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Barat. Bandar Udara dan pengembangan sarana dan prasarana perhubungan lainnya juga akan dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi daerah yang terkait dengan provinsi, kabupaten/kota tetangga yang berada di jalur lalu lintas Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau.

Secara geografis Payakumbuh berada tepat di jantung Sumatera dan Provinsi Sumatera Barat. Dalam pengembangan ke depan, Payakumbuh mempunyai potensi besar pada sektor jasa dan agrobisnis. Untuk itu sangat perlu sebuah perencanaan pembangunan infrastruktur sarana transportasi massal. Payakumbuh butuh sebuah lompatan besar dalam merancang sistem transportasi massal yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan hal-hal berikut :

a. Merevitalisasi fungsi terminal angkutan kota, antar kota dan antar provinsi serta membangun sarana dan prasarana pendukungnya.

b. Mengembangkan jalan lingkar utara dan lingkar selatan, jalan-jalan kolektor poros barat-timur kota, baik peningkatan maupun pembangunan baru.

c. Menggagas, memprakarsai dan menfasilitasi rencana pembangunan Bandar Udara.

Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menghidupkan kembali jalur Kereta Api dari Padang ke Payakumbuh juga perlu didukung oleh pemerintah Kota Payakumbuh selain memprakarsai pembangunan bandar udara yang tentunya menjadi sesuatu yang sangat strategis. Di samping itu, juga sarana prasarana layaknya kota jasa seperti, pusat perbelanjaan yang modern, perhotelan yang representatif, sistem perbankan yang profesional, sarana jalan dan suasana perkotaan yang bersih, rapi, serta adanya ikon kota.

12. Kewenangan Nagari dan Lembaga Kemasyarakatan.

Berubahnya regulasi tentang tata kelola pemerintahan terendah ikut mempengaruhi naik turunnya nafas kehidupan masyarakat di tataran bawah. Kedudukan nagari yang sebelum lahirnya undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa pemerintahan terendah di Sumatera Barat menjadi semakin kabur. Oleh karenanya hal utama yang harus dilakukan adalah mempertegas posisi politik dan kewenangan nagari dan lembaga kemasyarakatan. Jika posisi politik dan kewenangan telah jelas kemandirian masyarakat nagari akan semakin terjamin, sehingga pembangunan bersifat partisipatif dapat diwujudkan.

13. Akses dengan Daerah Provinsi Tetangga

Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas yang sangat tinggi dengan semakin berkembanganya pembangunan di Provinsi Riau dan selesainya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan, maka pemerintah Kota Payakumbuh harus merencanakan peningkatan jalan yang menghubungkan perbatasan Kota Payakumbuh sebelah timur menuju pusat kota.


(6)

Rencana peningkatan jalan tersebut merupakan isu strategis yang cukup penting dan dapat menjadikan hubungan ekonomi dan sosial antara Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau dan sebaliknya akan semakin lancar dan hal ini akan membawa pengaruh besar terhadap pembangunan daerah Kota Payakumbuh. Perkembangan yang akan muncul adalah semakin meningkatnya arus lalu lintas barang dan orang, baik yang masuk maupun yang ke luar dari Kota Payakumbuh menuju Provinsi Riau yang pertumbuhan ekonominya sejak 10 tahun terakhir sangat pesat. Hal di atas sejalan dengan rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan dari Duku ke Riau, sekaligus untuk interkoneksi dengan Tol Sumatera mulai dari Banda Aceh sampai ke Bakauheni-Lampung serta pembangunan rel kereta api.

14. Pengalihan Kewenangan Urusan

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terjadi beberapa perubahan mendasar terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah, terdapat beberapa urusan yang dialihkan kewenangannya dari kewenangan daerah menjadi kewenangan Provinsi/Pusat (urusan konkuren). Adapun urusan pemerintah konkuren tersebut meliputi penyelenggaraan sub urusan :

a. Pengelolaan pendidikan menengah;

b. Pengelolaan terminal penumpang tipe A dan tipe B; c. Pelaksanaan rehabilitasi di luar kawasan hutan negara;

d. Pelaksanaan perlindungan hutan di hutan lindung dan hutan produksi; e. Pemberdayaan masyarakat di bidang kehutanan;

f. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan Provinsi;

g. Pelaksanaan metrologi legal berupa tera, tera ulang dan pengawasan; h. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB); i. Pengelolaan tenaga pengawas ketenagakerjaan;

j. Penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional; dan

k. Penyediaan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik belum berkembang, daerah terpencil dan perdesaan.

Pengalihan urusan dimaksud berimplikasi pada pengalihan personel, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D). Untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berakibat terhentinya pelayanan kepada masyarakat, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang bersifat pelayanan kepada masyarakat luas dan masif, yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan P3D, tetap dilaksanakan oleh tingkatan/susunan pemerintahan yang saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren tersebut sampai dengan diserahkannya P3D.