PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)

(1)

PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

Periode 2013-2015)

EFFECT OF THE AUDIT COMMITTEE, INFORMATION ASYMMETRY, EXECUTIVE COMPENSATION ON EARNINGS

MANAGEMENT

(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed on the Stock Exchange Period 2013-2015)

Oleh

SUNDARI UTAMI 20130420510

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

i

ASYMMETRY, AND EXECUTIVE COMPENSATION ON EARNINGS MANAGEMENT

(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

SUNDARI UTAMI 20130420510

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN

KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

Periode 2013-2015)

EFFECT OF THE AUDIT COMMITTEE, INFORMATION ASYMMETRY, AND EXECUTIVE COMPENSATION ON EARNINGS

MANAGEMENT

(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

Diajukan oleh

SUNDARI UTAMI 20130420510

Telah disetujui Dosen Pembimbing Pembimbing

Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si. Ak., CA Tanggal………….... NIK: 1973616 200501 100


(4)

iii

ASYMMETRY, AND EXECUTIVE COMPENSATION ON EARNINGS MANAGEMENT

(Empirical Study On Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2013-2015)

Diajukan oleh

SUNDARI UTAMI 20130420510

Skripsi ini telah Dipertahankan Dan Disahkan Di Depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Tanggal17 Desember 2016

Yang terdiri dari

Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si. Ak., CA.

Wahyu Manuhara Putra, S.E., M.Si., Ak., CA

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si. Ketua Tim Penguji

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

NIK : 19660604199202 143 016


(5)

iv

PERNYATAAN

Dengan Ini Saya,

Nama : Sundari Utami

Nomor Mahasiswa :20130420510

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjangn pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertuli diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar putaka, apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui oleh orang lain maka bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta,23 Desember 2016 Materai, 6000,-


(6)

v

“Maka sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan. Maka

apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah

bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

“Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus

menjadi

perubahan yang Anda harapkan dari orang lain”

(Mahatma Gandhi).

“Do the best and pray. God will take care of the rest”


(7)

vi

Persembahan

Pertama saya ucapkan rasa syakur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang atas izin dari-Nya lah skripsi ini bisa terselsasikan dengan baik.

Skripsi ini juga saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Abdul Majid dan Ibunda Jamriani yang telah dengan sabar memberi dukungan dan doa walaupun dari jarak jauh, serta kedua adikku Ario dan Arnida yang selalu menghibur kakak saat lelah dan penat mulai datang

Untuk ibu dosen pembimbingku, Ibu Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si. Ak., CA, terimakasih banyak bu har, atas kesabaran ibu menghadapi pertanyaan yang kadang gak terlalu berbobot buat ditanyain ke ibu tapi ibu masih sabar buat menjawab semuanya, sekali lagi terimakasih bu har, atas segala bantuan yang ibu berikan. Bangga pernah dibimbing oleh dosen sehebat ibu.

Untuk teman serumah Kak Okta yang setia nemenin buat begadang, walaupun sering di tinggal kakak tinggal tidur duluan, buat Bundo Novita Angrayani, S.E sahabat seperjuangan dari mataf sampe skripsi semoga sampai selamanya, makasi sering beliin jamu biar gak masuk angin pas begadang, dan terakhir buat sepupu seperjuangan dari masih didalam kandungan sampai sekarang masih tetap setia barengan terus, yang senasib seperjuangan Bray Mela Andriani, S.E. Terimakasih atas dukungan yang selalu kalian berikan.

Untuk geng sneakers yang selalu mendukung dan memberikan hiburan, yang setia menanti aku pulang, yang selalu ingat dan selalu ada walau jarak memisahakan persahabatan kita, sukses selalu para sahabat kesayanganku, Sifa, Juli, Mutia, Faisal, Sita, dan Irfan. Semoga persahabatan kita bukan untuk dulu dan sekarang, tapi untuk selamanya.

Untuk sahabatku Juwita dan Chantia, terimakasih selalu mendukungku dan terus memberikan semangat walaupun kita juga terpisah. Jarak tidak jadi alasan buat kita berhenti untuk saling mendukung satu sama lain.

Untuk kelompok KKN 46 yang telah bersama selama satu bulan kita tinngal bersama dan mengabdi di nglampengan, hingga terbentuk keluarga pinus, terimakasih kalian selalu memberikan hiburan saat jenuh dan selalu mendukungku, terimakasih Mami Uti, Twin Tia, Triplet Tasya, Mbah Ina, Lek Pungky, Bude Hida, Kak Bela, Kak Puput, Dedek Yani, Dedek Aka, Yogi, Ojan, Dani, Iman.

Untuk para princess kesayanganku yang sejak awal kuliah selalu bersama, terimakasih selama hampir 4 tahun ini mengisi hari-hari menjadi mahasiswaku menjadi lebih berwarna, semoga persahabatan kita tidak berhenti sampai kelulusan kita saja tapi untuk selamanya ya, terimakasih doa dan dukungan kalian selama proses pembuatan skripsi ini, terimakasih kesayangan Oma Mutia, Bundo Novita, Icha, Pinut, Claudia, Farita, Yogi dan Iman.


(8)

vii

selalu mau berbagi data dan informasi serta saling membantu dalam input data, terimakasih atas kerjasama dan dukungannya teman-teman semoga kita semua selalu diberikan kelancaran dalam mencapai tujuan masing-masing.

Untuk teman-teman kelas M angkatan 2013, kelas terakhir, kelas yang jumlah mahasiswanya paling dikit, dan setengah nya itu diisi oleh orang-orang cerdas dari kelompok bidikmisi, terimakasih kalian selalu bersama dan terimakasih atas dukungan kalian. Kalian luar biasa, Darti, Rohmaida, Ocha, Mevita, Umi, Nunun, Asih, Yoga, Afif, Rio, termasuk Geng Princess dan tidak lupa yang udah gugur kuliah nya Ivo, Uray dan Dudung

Terakhir untuk teman-teman Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, angkatan 2013, angkatan dengan jumlah mahasiswa terbanyak, terimakasih sudah berbagi banyak informasi, semoga di masa yang akan datang kita semua dipertemukan dalam keadaan yang sudah jauh lebih baik dari sekarang dan mampu mengabdikan serta mengamalkan ilmu yang kita peroleh untuk kesejahteraan masyarakat, sukses selalu angkatan akuntansi 2013, KALIAN HEBAT.


(9)

viii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Komite audit, Asimetri Informasi, dan Kompensasi Eksekutif terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sehinngga diperoleh 49 perusahaan pada setiap periode penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan hasil yang diperoleh penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, 2) asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba, 3) kompensasi eksekutif berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, namun variabel kontrol lainnya yaitu kualitas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Kata kunci: Komite audit, asimetri informasi, kompensasi eksekutif, manajemen laba, kualitas auditor, ukuran perusahaan dan leverage.


(10)

ix

This research was conducted with quantitative methods and using the data of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Selection of the samples in this study using purposive sampling method sehinngga acquired 49 companies in each study period. Data analysis method used is multiple linear regression.

Based on the analysis that has been done results of this study indicate that: 1) the audit committee had no significant effect on earnings management, 2) the information asymmetry significant positive effect on earnings management, 3) executive compensation significant positive effect on earnings management. Whereas the variable firm size and leverage as control variables have no significant effect on earnings management, but other control variables, namely quality auditor significant influence on earnings management.

Keywords: audit committee, information asymmetry, executive compensation, earnings management, quality auditor, company size and leverage.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Komite Audit, Asimetri Informasi, dan Kompensasi Eksekutif Terhadap Manajemen Laba”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topic ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya,

Penyelsaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemjudahan selama penulisan menyelsaikan studi.

2. Ibu Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si. Ak., CA yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelasian karya tulis ini.

3. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan doa, dorongan dan perhatian penuh kepada penulis hingga mampu menyelsaikan studi.

4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelsaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 23 Desember 2016 Penulis


(12)

xi

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan masalah... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Teori Agensi ... 11

2. Teori Akuntansi Positif ... 12

3. Manajemen Laba ... 13

4. Komite Audit ... 15

5. Asimetri Informasi ... 16

6. Kompensai Eksekutif ... 18

B. Hipotesis ... 20

C. Model Penelitian ... 27

BAB III METODA PENELITIAN ... 28

A. Subyek Penelitian ... 28

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

E. Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Sampel ... 39

B. Hasil Analisis Data dan Hasil Uji Hipotesis ... 40

C. Pembahasan (Interpretasi) ... 45

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 49

A. Simpulan ... 49

B. Keterbatasan Penelitian ... 49

C. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(13)

xii

DAFTAR TABEL

a. Proses Pengambilan Sampel ... 39

b. Statistik Deskriptif ... 40

c. Hasil Uji Normalitas ... 41

d. Hasil Uji Multikolinearitas ... 41

e. Hasil Uji Autokolerasi ... 42

f. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 42


(14)

xiii

Lampiran 4. Perhitungan Variabel Leverage ... 66

Lampiran 5. Perhitungan Variabel Komite Audit, Kualitas Audit, Kompensasi Bonus, dan Ukuran Perusahaan... 68

Lampiran 6. Perhitungan Regressi NDA tahun 2013... 71

Lampiran 7. Perhitungan Regressi NDA tahun 2014... 72

Lampiran 8. Perhitungan Regressi NDA tahun 2015... 73

Lampiran 9. Hasil Uji Analsis Data ... 74

A. Frekuensi Kualitas Auditor ... 74

B. Statistik Deskriptif ... 74

C. Uji Normalitas ... 74

D. Uji Autokolerasi dan Multikolinieritas ... 75

E. Uji Heteroskedastisitas ... 76


(15)

(16)

This research was conducted with quantitative methods and using the data of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Selection of the samples in this study using purposive sampling method sehinngga acquired 49 companies in each study period. Data analysis method used is multiple linear regression.

Based on the analysis that has been done results of this study indicate that: 1) the audit committee had no significant effect on earnings management, 2) the information asymmetry significant positive effect on earnings management, 3) executive compensation significant positive effect on earnings management. Whereas the variable firm size and leverage as control variables have no significant effect on earnings management, but other control variables, namely quality auditor significant influence on earnings management.

Keywords: audit committee, information asymmetry, executive compensation, earnings management, quality auditor, company size and leverage.


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan alat yang digunakanan oleh beberapa pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan untuk saling terhubung. Laporan keuangan juga salah satu sumber informasi utama dalam perusahaan yang bertujuan untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan ekonomi bagi para pemakai, baik pihak eksternal atau pihak internal (Belkaoi, 2006 dalam Prastiti, 2013).

Laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mengidentifikasi terjadinya manajemen laba karena informasi laba menjadi bagian yang dianggap penting dalam laporan keuangan, informasi laba dianggap sebagai representasi kinerja yang dihasilkan oleh manajemen pada periode tertentu (Handayani dan Rachadi, 2009 dalam Prastiti, 2013).

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, informasi laba merupakan sasaran utama dalam menilai kinerja dan kewajiban yang diberikan kepada manajemen. Informasi laba juga digunakan untuk mengestimasi earnings power yang dimiliki oleh perusahaan di tahun selanjutnya (Shita, 2011 dalam Prastiti, 2013). Perhatian lebih terhadap laba, memotivasi para manajer yang kinerjanya dinilai melalui informasi laba tersebut melakukan tindakan menyimpang, salah satunya adalah manajemen laba.


(18)

Manajemen laba merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam kegiatan penyusunan laporan keuangan baik itu menaikkan atau menurunkan laba sesuai dengan kepentingannya sendiri (Scott, 1997 dalam Antonia, 2008). Manajemen laba diduga dilakukan oleh manajer atau pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan organisasi karena mereka mengharapkan untuk mendapatkan penghargaan atas kinerja dicapai, meskipun dengan cara memanipulasi laporan keuangan agar kinerjanya terlihat baik dan dianggap mampu untuk mencapai target yang hendak dicapai oleh perusahaan terutama dalam laba.

Secara prinsip, tindakan manajemen laba tidak menyalahi aturan prinsip akuntansi berterima umum, namun dengan adanya tindakan manajemen laba dapat mengurangi kepercayaan masyarakat pada laporan keuangan dan dapat menyebabkan kompetisi aliran dana di dalam pasar modal terganggu (Scott et al, 2001 dalam Antonia, 2008). Tindakan manajemen laba dapat menurunkan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan sebuah perusahaan, serta dapat merugikan investor karena beresiko mengambil keputusan yang salah sebagai akibat dari informasi keuangan yang diperolehnya telah dimanipulasi oleh manajemen.

Di Indonesia kasus praktik manajemen laba telah beberapa kali terungkap, misalnya pada kasus PT. Kimia Farma Tbk tahun 2002 yang terbukti menggelembungkan nilai laba. Kemudian PT. Lippo Tbk yang menerbitkan laporan keuangan berbeda dalam 3 versi dan perusahaan


(19)

3

Indomobil yang melakukan praktik usaha tidak sehat yang dilakukan pemegang tender (Boediono, 2005 dalam Nugroho, 2015).

Fenomena manajemen laba dapat kita lihat pada kasus PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Kasus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan dan bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas dalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak salah saji dan mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya (Nazir,2014).

Untuk mengurangi tingkat manajemen laba yang berlebihan, penerapan goodcorporate governance dianggap sangat diperlukan (Sutopo, 2009 dalam Prastiti, 2013). Corporate governance ialah mekanisme pengendalian yang berfungsi untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan dan akuntabilitas perusahaan yang memiliki tujuan akhir untuk mewujudkan shareholder value (Oktafia, 2010 dalam Prastiti, 2013). Salah satu mekanisme good corporate governance adalah komite audit.

Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Bursa Efek Jakarta mengeluarkan peraturan No.: Kep- 315/BEJ/06-2000 yang kemudian disempurnakan dengan peraturan No.: Kep- 339/BEJ/07-2001 pada tanggal 1 Juli 2001 mengenai pembentukan komisaris independen, Hal ini didukung oleh Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-29/PM/2004


(20)

yang menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. komite audit, dan sekretaris dewan bagi perusahaan publik yang terdaftar (Prabowo, 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2014) menyatakan bahwa penelitian tersebut mendukung keberadaan komite audit, karena mampu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Komite audit diharapkan mampu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.

Klein (2002) dalam penelitiannya tentang pengaruh komite audit terhadap manajemen laba, menemukan bahwa komite audit komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Purwanti (2012) yang menguji pengaruh antara komite audit dengan manajemen laba, menemukan bahwa komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti keberadaan komite audit di dalam perusahaan mampu mengurangi praktik manipulasi laba oleh manajer. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilo (2010) yang menyatatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan dalam upaya untuk mengurangi praktik manajemen laba dalam perusahaan.

Muliati (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi asimetri informasi semakin tinggi peluang yang dimiliki manajer untuk melakukan


(21)

5

praktik manajemen laba. Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi (manajemen laba). Dhaneswari dan Widuri (2014) menyatakan, jika terdapat asimetri informasi yang tinggi maka akan mempengaruhi adanya peningkatan laba dalam manajemen laba. Dapat diartikan bahwa jika terdapat asimetri informasi yang tinggi maka akan mempengaruhi adanya peningkatan laba dalam manajemen laba.

Wiyadi dkk (2016) meneliti tentang pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba, menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti, terjadinya asimetri informasi meningkatkan peluang bagi manajer melakukan tindakan manajemen laba. Sehingga akan berdampak buruk bagi pemegang saham dalam mempengaruhi investor untuk mengambil keputusan. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk (2005), menguji pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba, berhasil menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Kondisi manajer yang memegang kendali terhadap proses pelaporan keuangan, menyebabkan investor dan pihak luar lainnya sebagai pihak internal sulit untuk memastikan bahwa informasi yang didapat merupakan informasi keuangan yang sebenarnya atau bukan, oleh karena itu kondisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya asimetri informasi terhadap


(22)

kedua pihak yang saling berkepentingan ini, kondisi ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya manajemen laba. Adanya hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dan manajemen laba dapat mendorong manajer untuk memberikan informasi yang tidak sebenarnya, terutama informasi yang berkaitan dengan kinerja manajer (Richardson, 1998 dalam Muliati, 2010).

Manajemen laba sangat berkaitan dengan tingkat perolehan laba suatu organisasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat laba dikaitkan dengan prestasi yang dicapai oleh manajemen dan juga besar kecilnya kompensasi yang akan didapatkan oleh manajer. Menurut Handoko (2008) dalam Nazir (2014), kompensasi ialah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah mereka lakukan. Kompensasi cukup penting bagi para karyawan, karena kompensasi menjadi tolak ukur pada masyarakat, keluarga serta rekan dalam perusahaan untuk menilai karya dan prestasi kerja yang diraih dari seorang karyawan.

Kompensasi merupakan salah satu apresiasi yang diberikan oleh perusahaan atas prestasi kerja dan jasa yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan. Secara umum, tujuan setiap organisasi dalam merancang sistem kompensasi adalah untuk menarik minat karyawan dan untuk tetap mempertahankan karyawan yang kompeten. Selain itu, kompensasi harus bisa memotivasi para karyawan serta mematuhi semua peraturan hukum.


(23)

7

Jika perusahaan memiliki rencana bonus maka manajer termotivasi untuk mengalokasikan laba periode yang akan datang ke periode berjalan. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memaksimalkan bonus yang akan mereka peroleh karena umumnya tingkat laba perusahaan menjadi dasar dalam pengukuran kinerja manajer.

Nugroho (2015) yang melakukan pengamatan pada periode tahun 2011-2013, dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 114 sampel perusahaan manufaktur mendapatkan hasil yang menjelaskan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk membuktikan ketidak konsistenan hasil yang di dapatkan oleh beberapa penelitian terdahulu.

Pujianti dan Arfan (2013) menemukan bahwa semakin besar kompensasi yang diberikan kepada manajemen maka semakin rendah tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan manufaktur, sebaliknya semakin kecil kompensasi yang diberikan kepada manajemen semakin tinggi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan manufaktur.

Tanomi (2012) dalam Pujianti dan Arfan (2013) meneliti mengenai pengaruh kompensasi eksekutif terhadap manajemen laba dalam perusahaan manufaktur, menyatakan bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba dalam perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa, manajer akan termotivasi untuk melakukan manipulasi laba baik itu menaikkan atau menurunkan tingkat laba, untuk


(24)

mencapai target yang telah ditetapkan agar mendapatkan kompensasi yang telah dijanjikan dalam kontrak kerja. Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Palestin (2009) dan Pujiningsih (2011) menyatakan bahwa kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap manejemen laba.

Wijaya dan Christiawan (2014) meneliti mengenai pengaruh kompensasi eksekutif terhadap manjemen laba, menyatakan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. hal ini mengindikasikan bahwa kompensasi bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak eksekutif, tidak berpengaruh terhadap praktik manipulasi laba dalam perusahaan.

Penelitian tentang manajemen laba sering dilakukan. Namun, perbedaan penelitian ini dengan yang lainnya yaitu penelitian ini menekankan variabel kompensasi eksekutif. Kehadiran motivasi dan peluang dari kompensasi ini merupakan insentif bagi manajer untuk melakukan praktik manajemen laba, serta ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya mengenai kompensasi eksekutif.

Penelitian sebelumnya yang menjadi acuan adalah penelitian Pujianti dan Arfan (2013) yang menguji tentang struktur kepemilikan dan kompensasi bonus serta pengaruhnya terhadap manajemen laba. Dalam penelitian ini menambahkan komite audit serta variabel asimetri informasi untuk menguji pengaruhnya terhadap manajemen laba, serta menambah variabel kualitas auditor, ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol.


(25)

9

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini

diberikan judul “Pengaruh Komite Audit, Asimetri Informasi, dan Kompensasi Eksekutif terhadap Manajemen Laba” untuk mengetahui

keterkaitan antara komite audit, asimetri informasi dan kompensasi eksekutifterhadap manajemen laba (earnings management).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 2. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen

laba?

3. Apakah kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap manajemen laba?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh komite audit terhadap manajemen laba. 2. Untuk menguji pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba. 3. Untuk menguji pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba.


(26)

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pembaca dan peneliti, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

kontribusi empiris mengenai pengaruh komote audit, asimetri informasi dan kompensasi eksekutif, terhadap praktik manajemen laba.

2. Bagi dunia bisnis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh komote audit, asimetri informasi dan kompensasi eksekutif, terhadap praktik manajemen laba, sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur dan pengetahuan dalam dunia bisnis.

3. Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para pihak manajemen dalam menetapkan peraturan-peraturan mengenai pengaruh komote audit, asimetri informasi dan kompensasi eksekutif. Sehingga peraturan tersebut dapat meminimalisir praktik manajemen laba dalam perusahaan.


(27)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) dalam Simangunsong (2015) menjelaskan hubungan Agency Theory menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat sebagai suatu hubungan kontrak (loosely defined) antara pemegang sumber daya. Suatu hubungan agensi muncul ketika satu atau lebih individu, yang disebut pemegang saham (principals), mempekerjakan satu atau lebih individu lain, yang disebut manajemen (agent) untuk melakukan layanan tertentu dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agent.

Munculnya praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan dapat dijelaskan dengan teori agensi. Manajer sebagai agen secara moral bertanggung jawab untuk memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham (principal) dan sebagai imbalannya, agen akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak kerja. Oleh karena itu, terdapat dualisme kepentingan di dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk meningkatkan atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang diinginkan (Ujiyantho, 2007 dalam Prastiti, 2013).


(28)

2. Teori Akuntansi Positif

Positive Accounting Theory dapat dikaitkan dengan motivasi atau suatu dorongan yang melandasi adanya motivasi bagi manajer untuk melakukan tindakan oportunis. Menurut Priantinah (2009) dalam Wijaya dan Christiawan (2014) adalah sebagai berikut :

a. Bonus Plan Hypothesis

Merupakan hipotesis yang didasarkan pada pemberian bonus kepada karyawan. Dengan demikian manajer akan berusaha untuk meningkatkan tingkat laba perusahaan dengan tujuan memperoleh bonus yang tinggi. Melalui rencana bonus yang dimiliki oleh perusahaan, manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang tepat yaitu metode yangdapat menggeser laba dari masa depan ke masa sekarang guna meningkatkan laba yang ada (Priantinah, 2009 Wijaya dan Christiawan, 2014).

b. Debt Covenant Hypothesis

Merupakan hipotesis yang berkaitan dengan perjanjian hutang perusahaan. Menurut Elfira (2014) dalam Wijaya dan Christiawan (2014) manajer akan berusaha untuk mengatur laba sehingga dapat menunda kewajiban hutang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya dan manajer akan cenderung untuk melanggar perjanjian hutang.


(29)

13

c. Political Cost Hypothesis

Dalam hipotesis ini menggambarkan hubungan antara pemerintah dengan manajemen. Dimana perusahaan yang memiliki tingkat politis yang tinggi akan membuat manajer untuk memilih metode akuntansi yang tepat untuk meminimalisasi laba (Tanomi, 2012 dalam Wijaya dan Christiawan, 2014). Perusahaan dengan profit yang tinggi akan menarik perhatian dari pemerintah dan manajer akan berusaha untuk mengurangi biaya politis tersebut.

3. Manajemen Laba

Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan manajer dengan cara menaikkan atau menurunkan tingkat laba yang berkaitan dengan bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Sulistyanto (2008) dalam Nugroho (2015) manajemen laba diartikan sebagai upaya manajer pada suatu perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi tertentu dalam laporan keuangan dengan suatu tujuan untuk mengelabui pihak eksternal yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.

Purwanti (2012) menyatakan bahwa standar akuntansi merupakan salah satu peluang bagi para manajer untuk memilih beberapa metode alternatif untuk melancarkan tujuannya mensejahterakan diri sendiri, manajer dapat mengganti jumlah angka yang berkaitan dengan biaya atau jumlah angka pendapatan. Hal ini membuka peluang bagi manajemen untuk mendapat keuntungan dalam pengukuran keuangan dan menghitung laba perusahaan lainnya.


(30)

Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya, yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang (Widjaja, 2004 dalam Palestin, 2009). Manajemen laba terjadi karena manajer menyalahgunakan penilaiannya dalam proses pelaporan keuangan dan proses penyusunan transaksi, sehingga laporan keuangan berubah dan berbeda dari yang sebenarnya.

Manipulasi laporan keuangan dapat menyebabkan para stakeholders

keliru dalam memberikan penilaian terhadap kinerja ekonomi perusahaan, tindakan ini juga berdampak pada hasil yang didapatkan oleh perusahaan berkaitan dengan kontrak antara pihak internal dan eksternal yang berkaitan dengan besarnya angka yang menjadi kesepakatan bersama kedua pihak. Menurut Scott (2003) dalam Kusumo (2015) manajemen laba memiliki pola tertentu dan dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Taking a Bath

Pola semacam ini dapat terjadi apabila saat reorganisasi berlangsung termasuk pengangkatan Chief Executive Officer (CEO) yang baru, dengan cara memanipulasi laporan dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan untuk pengangkatan CEO. Tindakan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat laba.


(31)

15

b. Income Minimization

Pola ini dilakukan dengan cara menurunkan jumlah laba yang akan dilaporkan kepada pihak eksternal. Cara ini dapat dilakukan ketika kondisi profitabilitas perusahaan meningkat dengan tujuan untuk mendapat perhatian politis.

c. Income Maximization

Pola jenis ini dilakukan oleh manajer dengan cara meningkatkan jumlah angka laba yang akan dilaporkan kepada pihak eksternal dengan tujuan mendaptkan bonus yang besar dan apresiasi yang tinggi. Pola jenis ini sering dilakukan saat kondisi laba perusahaan mengalami penurunan. Kondisi yang dialami oleh manajer seperti perlanggaran perjanjian utang juga dapat menyebabkan terjadinya pola manajemen laba jenis ini.

d. Income Smothing

Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba yang akan dilaporkan, dan dapat berdampak untuk mengurangi fluktuasi laba yang terlalu tinggi, karena investor pda umumnya lebih menyukai tingkat laba yang relatif stabil.

4. Komite Audit

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006) dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia mendefinisikan komite audit sebagai sebuah fraksi kecil yang sengaja dibentuk oleh fraksi yang lebih besar untuk melakukan sejumlah pekerjaan khusus, serta


(32)

memiliki kewajiban untuk mendukung auditor untuk mempertahankan independensinya dari manajemen. Komite audit diberikan otoritas oleh dewan direksi untuk membantunya mengawasi proses pelaporan keuangan dalam perusahaan.

Keberadaan komite audit di dalam suatu perusahaan diharapkan mampu meminimalkan kemungkinan terjadinya manipulasi laporan keuangan dan diharapkan mampu memaksimalkan kualitas pengawasan internal perusahaan. Tujuan lain yang diharapkan dengan adanya komite audit yaitu memberikan perlindungan dan pelayanan yang maksimal kepada para pemegang saham dan stakeholder lainnya dari praktik manajemen laba

Peran dan tanggung jawab komite audit yang diberikan oleh dewan komisaris juga diperkuat dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa komite audit dapat berfungsi untuk memberikan pendapatnya kepada dewan komisaris berkaitan dengan laporan keuangan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris, memberikan penilaian mengenai beberapa hal yang membutuhkan perhatian lebih oleh dewan komisaris, dan melakukan tugas dan tanggungjawab lain yang berkaitan dengan tugas yang diberikan oleh dewan komisaris.

5. Asimetri Informasi

Asimetri informasi ialah suatu keadaan yang menjelaskan bahwa manajer sebagai agen memiliki akses informasi perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan salah satunya adalah pemegang saham


(33)

17

sebagai principal. Oleh karena itu, teori keagenan mengidentifikasikan bahwa adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik (principal). Jika kedua belah pihak antara agen dan principal saling berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, maka hal ini dapat mengakibatkan agen tidak akan bertindak yang maksimal untuk memenuhi kepentingan principal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Muliati, 2011).

Muliati (2011) menjelaskan bahwa Principal dapat mengantisipasi praktek manajemen laba dari para manajer ini dengan cara menetapkan insentif yang tepat bagi agen, untuk mengantisipasi perlakuan manajemen yang menyimpang. Terdapat dua jenis asimetri informasi : adverse selection

dan moralhazard.

a. Adverse Selection

Adverse selection ialah jenis asimetri informasi dalam keadaan salah satu pihak berencana untuk mengadakan suatu kegiatan transaksi usaha yang berpotensi memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak yang lainnya. Asimetri informasi jenis ini terjadi karena beberapa pihak seperti manajer perusahaan dan para pihak internal lainnya lebih mengetahui keadaan terkini dan peluang di masa yang akan datang suatu perusahaan daripada pihak eksternal.

b. Moral Hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam keadaan salah satu pihak yang berencana melakukan suatu kegiatan


(34)

transaksi usaha yang berpotensial, pihak tersebut mengamati keadaan yang terjadi dalam proses penyelesaian transaksi, sehingga pihak tersebut mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan, sedangkan pihak yang lainnya tidak.

Fokus pada penelitian ini adalah jenis adverse selection karena asimetri informasi timbul saat manajer memiliki informasi internal yang lebih banyak tentang keadaan perusahaan di masa sekarang dan peluang yang dapat dicapai perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholders lainnya.

6. Kompensasi Eksekutif

Menurut Handoko (1993) dalam Nugroho (2015), kompensasi adalah pemberian bayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan. Usaha manajer untuk selalu memiliki kinerja dalam rentang bonus ini akhirnya mendorong manajer untuk bersikap oportunis agar dapat selalu menerima bonus setiap periode. Upaya ini dilakukan dengan mengatur laba agar selalu dalam posisi diantara

boogey (batas bawah atau target laba minimal) dan cap (batas atas atau target laba maksimal) setiap periode. Jika laba sebenarnya di bawah batas yang telah ditetepkan maka manajer akan melakuan manajemen laba agar laba bisa di atas batas bawah sehingga manajer tetap dapat memperoleh bonus pada periode pelaporan bersangkutan.

Menurut Supomo (1999) dalam Nugroho (2015), tujuan dari program kompensasi bonus yang diberikan kepada manajemen berkaitan dengan


(35)

19

kepentingan manajemen yang mempunyai wewenang yang lebih dalam pengelolaan aktivitas operasional perusahaan terutama terhadap kinerja perusahaan. Kompensasi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu kompensasi tidak langsung dan kompensasi langsung. Kompensasi tidak langsung berupa tunjangan pensiun, asuransi, jaminan sosial, pelatihan, cuti kerja, dan pesangon. Sedangkan kompensasi langsung merupakan kompensasi berupa gaji pokok, tunjangan, upah lembur, insentif, dan bonus. Robbins dan Judge (2012) dalam Nugroho (2015), mengklasifikasikan jenis-jenis program bayaran sebagai berikut:

a. Rencana bayaran berdasarkan tarif

Merupakan rencana bayaran yang diberikan secara tetap kepada pegawai yang didasarkan pada unit produksi yang diselesaikan.

b. Rencana bayaran berdasarkan prestasi

Rencana bayaran yang diberikan pada pegawai berdasarkan kinerja dan prestasi yang dicapai masing-masing pegawai.

c. Bonus

Merupakan bayaran yang diberikan untuk menghargai pegawai atas kinerja mereka pada saat ini daripada kinerja masa lalu.

d. Rencana pembagian laba

Program yang membagikan kompensasi berdasarkan perhitungan yang telah ada dalam perusahaan yang berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.


(36)

e. Rencana kepemilikan saham karyawan

Program tunjangan karyawan dalam bentuk opsi kepemilikan saham yang besarannya ditentukan oleh perusahaan.

Kompensasi yang ditujukan kepada dewan direksi seringkali disebut sebagai kompensasi eksekutif. Kompensasi eksekutif adalah suatu kontrak keagenan atau perjanjian antara perusahaan dan manajer yang betujuan untuk menyelaraskan kepentingan pemilik perusahaan dan manajer dengan memberikan kompensasi kepada manajer yang didasarkan pada satu atau lebih pengukuran kinerja dalam mengoperasikan perusahaan.

B. Pengembangan Hipotesis

1. Komite Audit dan Manajemen Laba

Komite audit memiliki pengaruh yang cukup khusus di perusahaan berkaitan dengan tujuan memaksimalkan fungsi kontrol yang sebelumnya tanggung jawab sepenuhnya dewan komisaris. Manajer perusahaan cenderung melakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri dan mengabaikan kepentingan pemegang saham. Adanya asumsi ini semakin mempertegas pentingnya keberadaan komite audit dalam sebuah perusahaan untuk mengurangi praktik manajemen laba.

Komite audit ditugaskan untuk meminimalkan perilaku manajer yang cenderung membuat keputusan yang menguntungkan satu pihak, salah satunya keputusan mengenai metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan sehinga dapat menimbulkan potensi praktik manajemen laba


(37)

21

yang lebih leluasa. Hasilnya dapat berdampak terhadap kehandalan informasi keuangan yang akan digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kelayakan suatu perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Klien (2002) meneliti hubungan antara menajemen laba dengan independensi komite audit dan independensi dewan komisaris, menemukan adanya bukti yang menunjukkan keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manipulasi laba atau manajemen laba pada perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2012) juga berhasil menemukan bahwa komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2014) menyatakan bahwa penelitian tersebut mendukung keberadaan komite audit, karena mampu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2014) menyatakan bahwa penelitian tersebut mendukung keberadaan komite audit, karena mampu meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiti (2013) yang menggunakan data dari 244 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2011 menyatakan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat efektifitas pengawasan yang dilakukan oleh komite audit, maka tingkat pelaporan keuangan menjadi lebih efektif. Susilo (2010) meneliti pengaruh komite audit terhadap


(38)

manajemen laba, menemukan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Keefektifan komite audit dalam menilai kinerja manajer sebagai operator langsung yang berhubungan dengan perusahaan dan internal auditor akan sangat berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba, Apabila komite audit secara periodik dan terus melakukan pemeriksaan saat proses membuat laporan keuangan serta penentuan kebijakan metode akuntansi, karena itu pihak manajemen tidak akan mendapatkan peluang untuk melakukan praktik manajemen laba. Prosedur evaluasi mencakup perilaku dan perbuatan manajemen yang tidak seusai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

Berdasarkan uraian di atas, untuk menguji pengaruh antara komite audit terhadap manajemen laba maka penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba

Pihak investor, kreditor dan pemegang saham menginginkan informasi yang layak dan relevan untuk mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi dan bisnis perusahaan. Keputusan diambil berdasarkan informasi keuangan perusahaan yang mencerminkan kualitas perusahaan tersebut. Perusahaan wajib menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan.


(39)

23

Adanya asimetri informasi dalam sebuah perusahaan hanya memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja, dalam hal ini manajerlah yang memiliki posisi yang cukup menguntungkan, karena posisinya sebagai pengelola perusahaan memberikannya kemudahan untuk memperoleh informasi yang sebenarnya dibandingkan dengan pengguna laporan keuangan yang lainnya. Manajer bisa saja tidak mengungkapkan informasi yang sesungguhnya kepada pihak eksternal, sehingga keliru dalam mengambil keputusan ekonominya. Adanya asimetri informasi berpotensi untuk meningkatkan terjadinya praktek manajemen laba oleh manajer dalam perusahaan.

Dhaneswari dan Widuri (2013) menguji pengaruh asimetri informasi, ukuran perusahaan dan beban pajak tangguahan terhadap praktik manajemen laba menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Muliati (2010) menguji pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada praktik manajemen laba di perusahaan perbankan yang menggunakan sampel perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia selama 2001-2008 sebagai sampel penelitian. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa asimetri informasi yang tinggi yang terjadi dalam perusahaan mampu mempengaruhi tingkat praktik manajemen laba yang semakin tinggi pula.

Wiyadi dkk (2016) meneliti mengenai pengaruh asimetri informasi,

leverage dan profitabilitas terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Populasi penelitian terdiri dari semua perusahaan


(40)

manufaktur di LQ - 45 selama periode 2004 – 2013 dengan sampel 181 perusahaan di konvensional (LQ - 45). Hasilnya menunjukkan bahwa asimetri informasi secara positif signifikan berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2005) yang meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba, dan menemukan bukti bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba. Semakin besar asimetri informasi yang terjadi maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya manajemen laba.

Adanya asimetri informasi dapat menimbulkan terjadinya konflik antara principal dan agent yang sama-sama memiliki tujuan untuk saling memanfatkan, guna memenuhi kepentingan masing-masing. Saat asimetri informasi tinggi, maka stakeholder tidak mempunyai sumber daya yang memadai, serta kesulitan mengkakses informasi yang relevan untuk memonitor tindakan yang dilakukan oleh manajer. Pada kesempatan ini menimbulkan peluang besar pada manajer untuk melakukan praktek manajemen laba pada perusahaan. Adanya asimetri informasi akan memotivasi manajer untuk melaporkan informasi yang salah terutama jika informasi tersebut berkenaan dengan evaluasi kinerja manajer.

Berdasarkan uraian di atas, untuk menguji pengaruh antara asimetri informasi terhadap manajemen laba maka penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2. Asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.


(41)

25

3. Pengaruh Kompensasi Eksekutif Terhadap Manajemen Laba

Healy (1985) dalam Nugroho (2015) memprediksi bahwa manajer cenderung mengelola laba untuk memaksimalkan bonus yang akan mereka peroleh yang telah diatur dalam rencana kompensasi perusahaan. Hasil dari penelitian yang dilakukannya menyatakan bahwa manajemen laba hanya dilakukan pada perusahaan yang rencana kompensasinya didasarkan pada jumlah laba bersih periode berjalan.

Hasil yang diperoleh Pujiati & Arfan (2013) menyatakan bahwa kompensasi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Pengaruh negatif tersebut bermakna bahwa semakin besar kompensasi bonus yang diberikan kepada manajemen semakin rendah tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan manufaktur, sebaliknya semakin kecil kompensasi bonus yang diberikan kepada manajemen semakin tinggi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan manufaktur.

Nazir (2014) meneliti tentang pengaruh kompensasi eksekutif terhadap manajemen laba. Menemukan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Christiawan (2014), hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Nugroho (2015) juga menyatakan bahwa kompensasi eksekutif tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manejemen laba dalam perusahaan.


(42)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Palestin (2009) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kompensasi dengan manajemen laba. Pernyataan ini menjelaskan bahwa jika perusahaan memiliki kompensasi, maka manajer akan cenderung melakukan tindakan yang mengatur laba bersih agar mampu memaksimalkan tingkat kompensasi bonus yang nantinya akan mereka terima.

Pujiningsih (2011) menguji pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, praktik coporate governance, dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba. Hasil penelitiannya menemukan bahwa hanya kompensasi bonus berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Tanomi (2012) dalam Pujiati & Arfan (2013), menyatakan bahwa kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen laba Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih pada perusahaan akan bertindak oportunis untuk melakukan praktik manajemen laba untuk mendapatkan

bonus yang tinggi.

Kompensasi memberikan pengaruh terhadap kinerja manajemen. Berdasarkan bonus plan hypothesismelalui rencana bonus yang dimiliki oleh perusahaan, manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang tepat yaitu metode yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa sekarang guna meningkatkan laba yang ada . Manajemen akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba demi mendapatkan insentif lebih dari perusahaan, dengan melakukan manajemen laba maka kinerja manajer akan dikontrol oleh manajer sesuai dengan keiinginan pribadinya. Maka semakin


(43)

27

tinggi tingkat kompensasi yang direncanakan perusahaan, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya praktik manajemen laba dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk menguji pengaruh antara kompensasi eksekutif dengan manajemen laba, maka hipotesis yang dirumuskan ialah sebagai berikut :

H3: Kompensasi eksekutif berpengaruh positif terhadap Manajemen

Laba C. Model Penelitian

Variabel Independen

Berdasarkan model pemikiran yang telah digambarkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komite audit, asimetri informasi, dan kompensasi eksekutif terhadap praktik manajemen laba, serta menggunakan kualitas auditor, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel kontrol.

Variabel kontrol

Kualitas auditor Ukuran perusahaan Leverage

Komite Audit Asimetri Informasi Kompensasi

Eksekutif

Manajemen Laba H1

H2


(44)

28

BAB III

METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015. Sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel atas dasar karakteristik dan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun 2013-2015.

2. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang aktif menerbitkan laporan keuangan di BEI selama tahun 2013-2015 berturut-turut.

3. Perusahaan yang dijadikan sampel telah menerbitkan laporan keuangan selama periode tahun 2013-2015.

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah di dalam laporan keuangan dan laporan tahunannya.

5. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini di tahun 2013-2015.


(45)

29

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sedangkan, sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2013 sampai dengan 2015 dan telah diaudit oleh auditor independen. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan, laporan auditor independen perusahaan, dan informasi komite audit yang umumnya terdapat pada bagian tata kelola perusahaan pada annual report.

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara studi pustaka dan studi dokumentasi, sebagai berikut:

a. Studi Pustaka: Data – data dan teori yang dipergunakan dalam penelitian ini didapatkan dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori.

b. Studi Dokumentasi: Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari dokumentasi laporan keuangan tahunan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.


(46)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini ialah manajemen laba. Pelaporan laba perusahaan merupakan hal yang sering dipalsukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menampilkan suatu pelaporan keuangan yang terlihat baik bagi perusahaan. Untuk mengukur variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan model Jones (1991) yaitu dengan pengukuran discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba. Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006)model ini diyakini sebagai model yang paling baik untuk mengukur manajemen laba. Berikut cara menghitung discretionary accrual:

a. Mengukur total accruals

TA = NIit – CFOit

b. Menghitung nilai total accruals dengan persamaan regresi linear sederhana atau OrdinaryLeast Square (OLS)

TAit / Ait−1 = α1 + α2 + α3

+ εit

c. Menghitung nilai non discretionary accruals (NDA)

NDAit = α1 + α2( + α3

d. Menghitung nilai discretionary accruals

DAit =


(47)

31

Keterangan:

DAit : Discretionary accruals perusahaan i pada periode t. NDAit : Non discretionary accruals perusahaan i pada periode t. TAit : Total accruals perusahaan i pada periode t.

NIit : Laba bersih perusahaan i pada periode t.

CFOit : Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t. Ait−1 : Total aktiva perusahaan i pada periode t−1.

ΔREVit: Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t.

PPEit : Aktiva tetap perusahaan i pada periode t.

ΔRECit : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t. 2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang bebas, stimulus, predictor, eksogen atau antecendent, yaitu variabel yang mempengaruhi dan menjadi penyebab timbulnya variabel dependen atau variable terkait. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah komite audit, asimetri informasi, dan kompensasi eksekutif.

a. Komite Audit

Untuk mengukur variabel komite audit dalam penelitian ini menggunakan ukuran komite audit berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE- 008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 serta Pedoman Pembentukan Komite Audit menurut BAPEPAM berkaitan dengan anggota komite audit, dituliskan bahwa jumlah anggota komite audit


(48)

minimal 3 orang, termasuk ketua komite audit. Ukuran komite audit dilihat dari jumlah nominal dari anggota audit yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

b. Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah suatu keadaan ketika manajer mempunyai akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak eksternal (Komalasari, 2000 dalam Putra dan Pulinda, 2013). Asimetri informasi diukur dengan menggunakan relatif bid-ask spread :

SPREADit=

Keterangan:

Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada tahun t Bidi,t: harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada tahun t

c. Kompensasi Eksekutif

Dalam penelitian ini kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi bertindak sebagai variabel independen yang diharapkan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi dalam satu tahun.

Kompensasi adalah pemberian bayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang (Handoko, 1993 dalam Nugroho, 2015)). Kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi

dalam penelitian ini dilambangkan dengan “COMPEX”. Variabel ini diukur dengan menggunakan log (Ln) dari total kompensasi dan tunjangan yang


(49)

33

diberikan kepada dewan komisaris dan dewan direksi pada periode yang bersangkutan.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol berfungsi untuk mengontrol hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel ini diperkirakan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

a. Kualitas Auditor

Dalam penelitian ini kualitas auditor ialah tingkat profesionalisme auditor yang digunakan. Kualitas auditor dalam perusahaan diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu KAP Non BigFour dan KAP Big Four, nilai 0 diberikan untuk auditor yang berkualitas rendah (KAP Non BigFour) dan nilai 1 diberikan untuk auditor yang berkualitas baik (KAP Big Four). KAP Indonesia yang saat ini berafiliasi atau bekerjasama dengan KAP Big Four antara lain:

1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja- berafliasi dengan Ernest & Young

2) KAP Oesman Bing Satrio – berafiliasi dengan Deloitte 3) KAP Sidharta & Rekan – berafiliasi dengan KPMG

4) KAP Haryanto Sahari – berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers (PwC)


(50)

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan, ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur dari jumlah total aset perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitan ini. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log (Ln) dari total aset perusahaan (Prastiti, 2013).

c. Leverage

Leverage ialah biaya tetap yang dimanfaatkan untuk memodali kegiatan perusahaan. Leverage merupakan rasio antara jumlah total hutang dengan total aset. Leverage dirumuskan sebagai berikut: LEV = Total Hutang/Total Aset

E. Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini bertujuan untuk memeriksa apakah data yang digunakan sesuai dengan standar asumsi klasik. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya proyeksi yang menghasilkan bias, dikarenakan tidak semua data yang diujikan dapat di terapkan ke dalam persamaan regresi. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan alat uji normalitas, uji multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah model dalam penelitian memiliki residual data yang berdistribusi normal atau sebaliknya. Apabila residual data berdistribusi normal maka garis yang dihasilkan


(51)

35

menggambarkan garis yang sebenarnya dan mengikuti garis diagonal yang sesungguhnya, maka residual tersebut dapat dikatakan terdistribusi dengan baik.

Dengan melakukan uji kolmogorov smirnov satu arah merupakan salah satu cara untuk dapat mendeteksi normalitas data secara statistik. Apabila probabilitas statistik di bawah 0,05 maka nilai residual dalam suatu model regresi data tidak berdistribusi secara normal sedangkan jika probabilitas statistik di atas dari 0,05 maka nilai residual data berdistribusi secara normal (Wicaksono, 2013).

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk memeriksa apakah dalam model regresi terdapat perbedaan varian residual antara satu pengamatan dengan pengamatan lain. Jika residual satu pengamatan dengan pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau yang tidak terjadi heterokedasitas.

Uji glejser merupakan salah satu cara untuk memengidentifikasi ada atau tidaknya heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.


(52)

c. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi dapat dilihat dari (1) Jika nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10, berarti tidak terjadi multikolinearitas. (2) Jika nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10, berarti terjadi multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel pengamatan yang tersusun dalam rangkaian ruang atau rangkaian waktu. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi ini dilakukan uji Durbin Watson (DW). Setelah dilakukan regresi, kemudian dihitung nilai DW nya dengan jumlah sampel tertentu, diperoleh nilai kritis batas bawah atau lower bound (dl) dan batas atas atau

upper bound (du). Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound

(du) dan (4-du), maka koefisien aoutokorelasi = 0, sehingga tidak ada autokorelasi.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah teknik deskriptif yang menguraikan informasi lebih luas yang berkenaan dengan data yang didapatkan dan tidak bertujuan untuk meninjau hipotesis yang telah ada. Analisis ini hanya dipakai untuk menganalisis dan menampilkan data yang diiringi dengan


(53)

37

perhitungan supaya mampu menjelaskan kondisi atau karakteristik data yang berkaitan (Ghozali, 2006 dalam Saputra, 2013).

3. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda karena variabel independen lebih dari satu. Analisis regresi berganda menggunakan taraf signifikansi pada level 5% (α=0,05). Model regresi yang digunakan penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan ruus sebagai berikut:

DAit=α0+β1 AUDITit + β2SPREADit + β3 COMPEXit +βKAit+ βSIZEit+

βLEVit+

ε

Keterangan:

DA = discretionary accrual α0 = konstanta

β = koefisien variabel

AUDIT = jumlah komite audit perusahaan i tahun t

SPREAD = relative bid-ask spread perusahaan

COMPEX= Logaritma Natural Kompensasi Eksekutif

KA = Auditor, nilai 1 jika KAP Big 4 dan 0 jika KAP Non Big 4 SIZE = Logaritma natural total aset


(54)

Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah dengan kriteria sebagai berikut:

a. Koefisien determinasi (adjusted R2) mengukur seberapa besar kemampuan model mampu menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat kurang, begitu pun sebaliknya (Ghozali 2006 dalam Purwanti 2012).

b. Uji signifikansi (uji nilai F) mengukur apakah semua variabel independen yang masuk dalam model hipotesis mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006 dalam Purwanti, 2012). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

c. Uji statistik T (Uji Parsial) digunakan untuk menguji H1, H2 dan H3

yaitu menguji tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05 (α=5%). Kriteria dalam penerimaan hipotesis adalah jika nilai sig < α (0,05) dan searah dengan hipotesis maka hipotesis diterima. Jika nilai sig > α (0,05) dan tidak searah dengan hipotesis maka hipotesis ditolak.


(55)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sampel

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2015. Berdasarkan hasil seleksi diperoleh jumlah sampel sebanyak 49 perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut:

TABLE 4.1

Proses Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2013-2015 134 Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan auditan

per- 31 Desember pada selama tahun 2013-2015

(2) Perusahaan tidak menggunakan mata uang Rupiah sebagai

mata uang pelaporan, agar kriteria pengukuran sama.

(4)

Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap (79)

Jumlah Perusahaan Sampel 49

Tahun Pengamatan 3


(56)

B. Hasil Analisis Data dan Hasil Uji Hipotesis 1. Analisis Deskriptif

Statistik deskripsi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

TABEL 4.2. Statistik Deskriptif Panel A

Variabel Frekuensi Persentase

KA

- Non Big four - Big four

87 60

59,2 40,8 Panel B

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

DA 147 -2,085 1,293 -0,459 0,517

AUDIT 147 2 5 3,100 0,458

SPREAD 147 0 180,597 52,601 24,397

COMPEX 147 106,00 128000,00 15389,87 21007,27

SIZE 147 96746,00 102911008 6870623,00 13672201,65

LEV 147 0,036 4,110 0,491 0,506

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.2 Panel A menunjukkan bahwa dari 147 observasi, sebanyak 87 (59,2%) diaudit oleh KAP non big four. Tabel 4.2 Panel B menunjukkan manajemen laba (DA) memiliki rata-rata sebesar -0,459 dengan standar deviasi 0,517. Komite audit (AUDIT) memiliki rata-rata sebesar 3,100 dengan standar deviasi 0,458. Asimetri informasi (SPREAD) memiliki rata-rata sebesar 52,601 dengan standar deviasi 24,397. Kompensasi bonus dewa direksi (COMPEX) memiliki rata-rata sebesar 15389,87 juta dengan standar deviasi 21007,27 juta. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki rata-rata sebesar 102911008 juta dengan standar deviasi 13672201,65 juta. Leverage (LEV) memiliki rata-rata sebesar 0,491 dengan standar deviasi 0,506.


(57)

41

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.3. Hasil Uji Normalitas

Z Asymp-sig Keterangan

One Sample KS 1,256 0,085 Data

berdistribusi normal Sumber: Hasil analisis data.

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang diperoleh pada tabel 4.3 sebesar 0,085 > 0,05, berarti data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Ringkasan hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.4.

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

bebas Tolerance VIF

AUDIT 0,865 1,157 Non multikolinearitas

SPREAD 0,962 1,040 Non multikolinearitas

COMPEX 0,707 1,415 Non multikolinearitas

KA 0,801 1,248 Non multikolinearitas

SIZE 0,680 1,472 Non multikolinearitas

LEV 0,956 1,046 Non multikolinearitas

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.4 memperlihatkan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1. Nilai variance inflation factor

(VIF) pada masing-masing variabel bebas tidak ada yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas.


(58)

c. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson statistics disajikan pada tabel berikut.

TABEL 4.5. Hasil Uji Autokorelasi

DW dU 4-dU Keterangan

Durbin- Watson

1,810 1,780 2,220 Tidak terdapat masalah autokorelasi

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.5 menunjukkan nilai DW-test yang diperoleh sebesar 1,810 berada pada daerah dU < DW < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:

TABEL 4.6.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel bebas Sig.t Keterangan

AUDIT 0,237 Non heteroskedastisitas

SPREAD 0,918 Non heteroskedastisitas

COMPEX 0,084 Non heteroskedastisitas

KA 0,181 Non heteroskedastisitas

SIZE 0,957 Non heteroskedastisitas

LEV 0,083 Non heteroskedastisitas

Sumber: Hasil analisis data.

Tabel 4.6 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai absolut dari residual (abse). Hal ini terlihat dari nilai sig. t > 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.


(59)

43

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh komite audit (AUDIT), asimetri informasi (SPREAD) dan kompensasi bonus (COMPEX) terhadap manajemen laba (DA) dengan kualitas audit (KA), ukuran perusahaan (SIZE) dan leverage (LEV) sebagai variabel kontrol. Ringkasan hasil analisis regresi berganda dengan disajikan pada tabel 4.7.

TABEL 4.7.

Ringkasan Hasil Uji Regresi Variabel Unstandardized

Coefficient B

t-value Prob (t-stat) Keterangan Konstanta AUDIT SPREAD COMPEX KA SIZE LEV -2,083 0,065 0,003 0,137 -0,498 0,018 -0,060 -4,936 0,747 2,135 3,797 -5,930 0,638 -0,806 0,000 0,456 0,034 0,000 0,000 0,524 0,422 Tidak signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Adj R-sq F-stat Sig 0,248 9,034 0,000 Sumber: Hasil analisis data.

Hasil uji regresi pada tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

DA = -2,083 + 0,065 AUDIT + 0,003 SPREAD + 0,137 COMPEX - 0,498 KA + 0,018 SIZE - 0,060 LEV + e

a. Uji signifikansi nilai t (t-test)

1) Pengujian hipotesis pertama (H1)

Variabel komite audit (AUDIT) memiliki koefisien regresi sebesar 0,065 dengan p-value (sig) sebesar 0,456 > α (0,05), sehingga dapat


(60)

disimpulkan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hipotesis pertama (H1) tidak berhasil didukung atau

ditolak.

2) Pengujian hipotesis kedua (H2)

Variabel asimetri informasi (SPREAD) memiliki koefisien regresi sebesar 0,003 dengan p-value (sig) sebesar 0,034 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Hipotesis kedua (H2) berhasil

didukung atau diterima.

3) Pengujian hipotesis ketiga (H3)

Variabel kompensasi bonus dewan direksi (COMPEX) memiliki koefisien regresi sebesar 0,137 dengan p-value (sig) sebesar 0,000 < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan kompensasi eksekutif dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Hipotesis ketiga (H3) berhasil didukung atau diterima.

4) Pengujian terhadap variabel kontrol kualitas audit

Variabel kualitas audit (KA) memiliki koefisien regresi sebesar -0,498 dengan p-value (sig) sebesar 0,000 < α (0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba.

5) Pengujian terhadap variabel kontrol ukuran perusahaan

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki koefisien regresi sebesar 0,018 dengan p-value (sig) sebesar 0,524 > α (0,05). Dengan


(61)

45

demikian, dapat disimpulkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

6) Pengujian terhadap variabel kontrol leverage

Variabel leverage (LEV) memiliki koefisien regresi sebesar -0,060 dengan p-value (sig) sebesar 0,422 > α (0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

b. Uji signifikansi nilai F (F-test)

Hasil perhitungan pada tabel 4.7 diperoleh nilai sig. F (p-value) sebesar 0,000 < α (0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan variabel-variabel komite audit, asimetri informasi, kompensasi bonus, kualitas audit, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba.

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Nilai adjusted R square sebesar 0,248 menunjukkan bahwa 24,8% variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel-variabel komite audit, asimetri informasi, kompensasi bonus, kualitas audit, ukuran perusahaan dan leverage, sedang sisanya sebesar 75,2% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Komite audit ditugaskan untuk meminimalkan perilaku manajer yang


(62)

cenderung membuat keputusan yang menguntungkan satu pihak, salah satunya keputusan mengenai metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan sehingga dapat menimbulkan potensi praktik manajemen laba.

Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini disebabkan keberadaan komite audit hanya sekedar memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia, dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik dalam perusahaan sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-41/PM/2003. Sehingga komite audit belum mampu berperan secara efektif dalam mempengaruhi kualitas laba perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilo (2010) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan Klien (2002), Purwanti (2012), Prastiti (2013), dan Prabowo (2014) yang menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Adanya asimetri informasi berpotensi untuk meningkatkan terjadinya praktek manajemen laba oleh manajer perusahaan. Manajer bisa saja tidak mengungkapkan informasi yang sesungguhnya kepada pihak eksternal, sehingga keliru dalam mengambil keputusan ekonominya. Terjadinya


(1)

Lampiran 7. Perhitungan Regressi NDA tahun 2014

Regression perhitungan NDa tahun 2014

Variabl es Entered/Removedb

PPE/At-1, DREV/At-1, 1/At -1a

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: TAC/At-1 b.

Model Summary

.757a .573 .544 .602175

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), PPE/ At-1, DREV/At -1, 1/At-1 a.

ANOVAb

21.866 3 7.289 20.100 .000a

16.318 45 .363

38.184 48

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), PPE/At-1, DREV/At-1, 1/At-1 a.

Dependent Variable: TAC/At -1 b.

Coeffi ci entsa

-.044 .179 -.245 .808

9817.676 41882.366 .024 .234 .816

-.667 .089 -.749 -7.526 .000

-.125 .329 -.040 -.381 .705

(Constant) 1/At -1 DREV/At-1 PPE/At-1 Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: TAC/At -1 a.


(2)

Lampiran 8. Perhitungan Regressi NDA tahun 2015

Regression perhitungan NDA tahun 2015

Variabl es Entered/Removedb

PPE/At-1, 1/At -1, DREV/At-1a

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: TAC/At-1 b.

Model Summary

.445a .198 .144 .285310

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), PPE/ At-1, 1/At-1, DREV/At-1 a.

ANOVAb

.903 3 .301 3.698 .018a

3.663 45 .081

4.566 48

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), PPE/At-1, 1/At-1, DREV/At-1 a.

Dependent Variable: TAC/At -1 b.

Coeffi ci entsa

-.508 .093 -5.446 .000

-24390.8 17952.002 -.182 -1.359 .181

.159 .085 .259 1.870 .068

.472 .177 .371 2.661 .011

(Constant) 1/At -1 DREV/At-1 PPE/At-1 Model

1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: TAC/At -1 a.


(3)

Lampiran 9. Hasil Uji Analsis Data

A.

Frequencies

B.

Descriptives

C.

Uji Normalitas

NPar Tests

KA

87 59.2 59.2 59.2

60 40.8 40.8 100.0

147 100.0 100.0

KAP non big f our KAP big f our Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent

Descriptive Statistics

147 -2.085 1.293 -.45864 .516689

147 .000 180.597 52.60099 24.397500

147 106.000 128000.000 15389.87 21007.266061

147 2 5 3.10 .458

147 96746.000 102911008 6870623 13672201.65

147 .036 4.110 .49144 .506039

147 DA

SPREAD COMPEX AUD SIZE LEV

Valid N (list wise)

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

147 .0000000 .43869663 .104 .104 -.066 1.256 .085 N

Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.


(4)

D.

Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas

Regression

Variabl es Entered/Removedb

LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SI ZEa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: DA b.

Model Summaryb

.528a .279 .248 .447999 1.810

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SI ZE a.

Dependent Variable: DA b.

ANOVAb

10.879 6 1.813 9.034 .000a

28.098 140 .201

38.977 146

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SIZE a.

Dependent Variable: DA b.

Coeffici entsa

-2.083 .422 -4.936 .000

-.498 .084 -.475 -5.930 .000 .801 1.248

.003 .002 .156 2.135 .034 .962 1.040

.137 .036 .324 3.797 .000 .707 1.415

.065 .087 .058 .747 .456 .865 1.157

.018 .028 .056 .638 .524 .680 1.472

-.060 .075 -.059 -.806 .422 .956 1.046

(Constant) KA SPREAD COMPEX AUD SIZE LEV Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: DA a.


(5)

E.

Uji Heteroskedastisitas

Regression

Variabl es Entered/Removedb

LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SI ZEa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: abse b.

Model Summary

.237a .056 .016 .26588

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SIZE

a.

ANOVAb

.591 6 .099 1.394 .221a

9.897 140 .071

10.488 146

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SIZE a.

Dependent Variable: abse b.

Coeffi ci entsa

.261 .250 1.043 .299

-.067 .050 -.123 -1.345 .181

-9.4E-005 .001 -.009 -.103 .918

.037 .021 .170 1.739 .084

-.061 .052 -.105 -1.189 .237

.001 .017 .005 .054 .957

-.078 .044 -.147 -1.745 .083

(Constant) KA SPREAD COMPEX AUD SI ZE LEV Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: abse a.


(6)

Lampiran 10. Hasil Uji Hipotesis

Regression

Variabl es Entered/Removedb

LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SI ZEa

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: DA b.

Model Summary

.528a .279 .248 .447999

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate Predictors: (Constant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SIZE

a.

ANOVAb

10.879 6 1.813 9.034 .000a

28.098 140 .201

38.977 146

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Const ant), LEV, AUD, SPREAD, KA, COMPEX, SIZE a.

Dependent Variable: DA b.

Coeffi ci entsa

-2.083 .422 -4.936 .000

-.498 .084 -.475 -5.930 .000

.003 .002 .156 2.135 .034

.137 .036 .324 3.797 .000

.065 .087 .058 .747 .456

.018 .028 .056 .638 .524

-.060 .075 -.059 -.806 .422

(Constant) KA SPREAD COMPEX AUD SI ZE LEV Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: DA a.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

PENGARUH AUDIT TENURE, AUDITOR SPESIALIS, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP ASIMETRI INFORMASI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)

4 67 22

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)

0 5 26

PENGARUH KUALITAS AUDIT, TENURE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015)

0 7 23

PENGARUH KUALITAS AUDIT, TENURE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015)

1 14 94

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013).

0 10 21

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).

0 0 16

TOTAL KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN MANAJEMEN LABA RIIL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2013).

0 0 16