Asimetri Informasi Landasan Teori

sebagai principal. Oleh karena itu, teori keagenan mengidentifikasikan bahwa adanya asimetri informasi antara manajer agen dengan pemilik principal. Jika kedua belah pihak antara agen dan principal saling berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, maka hal ini dapat mengakibatkan agen tidak akan bertindak yang maksimal untuk memenuhi kepentingan principal Jensen dan Meckling, 1976 dalam Muliati, 2011. Muliati 2011 menjelaskan bahwa Principal dapat mengantisipasi praktek manajemen laba dari para manajer ini dengan cara menetapkan insentif yang tepat bagi agen, untuk mengantisipasi perlakuan manajemen yang menyimpang. Terdapat dua jenis asimetri informasi : adverse selection dan moral hazard. a. Adverse Selection Adverse selection ialah jenis asimetri informasi dalam keadaan salah satu pihak berencana untuk mengadakan suatu kegiatan transaksi usaha yang berpotensi memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak yang lainnya. Asimetri informasi jenis ini terjadi karena beberapa pihak seperti manajer perusahaan dan para pihak internal lainnya lebih mengetahui keadaan terkini dan peluang di masa yang akan datang suatu perusahaan daripada pihak eksternal. b. Moral Hazard Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam keadaan salah satu pihak yang berencana melakukan suatu kegiatan transaksi usaha yang berpotensial, pihak tersebut mengamati keadaan yang terjadi dalam proses penyelesaian transaksi, sehingga pihak tersebut mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan, sedangkan pihak yang lainnya tidak. Fokus pada penelitian ini adalah jenis adverse selection karena asimetri informasi timbul saat manajer memiliki informasi internal yang lebih banyak tentang keadaan perusahaan di masa sekarang dan peluang yang dapat dicapai perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholders lainnya.

6. Kompensasi Eksekutif

Menurut Handoko 1993 dalam Nugroho 2015, kompensasi adalah pemberian bayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan. Usaha manajer untuk selalu memiliki kinerja dalam rentang bonus ini akhirnya mendorong manajer untuk bersikap oportunis agar dapat selalu menerima bonus setiap periode. Upaya ini dilakukan dengan mengatur laba agar selalu dalam posisi diantara boogey batas bawah atau target laba minimal dan cap batas atas atau target laba maksimal setiap periode. Jika laba sebenarnya di bawah batas yang telah ditetepkan maka manajer akan melakuan manajemen laba agar laba bisa di atas batas bawah sehingga manajer tetap dapat memperoleh bonus pada periode pelaporan bersangkutan. Menurut Supomo 1999 dalam Nugroho 2015, tujuan dari program kompensasi bonus yang diberikan kepada manajemen berkaitan dengan kepentingan manajemen yang mempunyai wewenang yang lebih dalam pengelolaan aktivitas operasional perusahaan terutama terhadap kinerja perusahaan. Kompensasi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yaitu kompensasi tidak langsung dan kompensasi langsung. Kompensasi tidak langsung berupa tunjangan pensiun, asuransi, jaminan sosial, pelatihan, cuti kerja, dan pesangon. Sedangkan kompensasi langsung merupakan kompensasi berupa gaji pokok, tunjangan, upah lembur, insentif, dan bonus. Robbins dan Judge 2012 dalam Nugroho 2015, mengklasifikasikan jenis- jenis program bayaran sebagai berikut:

a. Rencana bayaran berdasarkan tarif

Merupakan rencana bayaran yang diberikan secara tetap kepada pegawai yang didasarkan pada unit produksi yang diselesaikan. b. Rencana bayaran berdasarkan prestasi Rencana bayaran yang diberikan pada pegawai berdasarkan kinerja dan prestasi yang dicapai masing-masing pegawai. c. Bonus Merupakan bayaran yang diberikan untuk menghargai pegawai atas kinerja mereka pada saat ini daripada kinerja masa lalu. d. Rencana pembagian laba Program yang membagikan kompensasi berdasarkan perhitungan yang telah ada dalam perusahaan yang berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

PENGARUH AUDIT TENURE, AUDITOR SPESIALIS, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP ASIMETRI INFORMASI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)

4 67 22

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

PENGARUH KOMITE AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, DAN KOMPENSASI EKSEKUTIF TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)

0 5 26

PENGARUH KUALITAS AUDIT, TENURE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015)

0 7 23

PENGARUH KUALITAS AUDIT, TENURE AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015)

1 14 94

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013).

0 10 21

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).

0 0 16

TOTAL KOMPENSASI EKSEKUTIF DAN MANAJEMEN LABA RIIL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2013).

0 0 16