HUBUNGAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013-2014

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN AKTIVITAS DALAM KEGIATAN ROHANI ISLAM (ROHIS) DENGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS

XI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013-2014

Oleh

ARDIAN MANDELA

Masalah penelitian ini adalah kurang disiplinnya siswa di sekolah, adapun permasalahan penelitian adalah apakah terdapat hubungan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplian siswa di sekolah? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan siswa di sekolah,

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah 30 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar yang mengikuti Rohis Tahun Ajaran 2013/2014.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan disiplin di sekolah yang ditunjukkan oleh rhitung 0.716> rtabel 0.361 maka Ha diterima,. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan siswa di sekolah.

Saran (1) kepada siswa diharapkan mau mengikuti, memahami, dan lebih mengenal kegiatan Rohis ,karena banyak hal yang positif yang diperoleh siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. (2) Guru Pembimbing diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang hal positif yang diperoleh ketika siswa mengikuti rohis. Sehingga tercipta siswa yang unggul dalam bidang Intelligence Quotien, Emotional Quotient, maupun Emotional Spiritual Quotient nya. (3) kepada kepala sekolah diharapkan Kepala Sekolah diharapkan dapat membantu kemajuan kegiatan ROHIS di sekolah dengan memperbaiki fasilitas yang mendukung kegiatan – kegiatan rohis,dan dapat memberikan motivasi kepada siswa pentingnya mengikuti ROHIS. (4) kepada para peneliti, karena ada kemungkinan terdapat variabel - variabel lain seperti kegiatan pramuka , OSIS, yang diduga turut mempengaruhi Kedisiplinan Siswa, sehingga perlu ditambahkan variabel – variabel pengantara sebagai variabel tambahan dalam penelitian mengenai disiplin siswa.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 28 Mei 1990, sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan bapak Syahrin dan ibu Firmayati.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri Bumi Sari Natar Lampung Selatan diselesaikan 2001, Sekolah Menengah Pertama di SWADHIPA 1 Natar lulus tahun 2004 , dan pada tahun 2007 menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

Pada tahun 2007 , terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung jalur SMPTN. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK) di SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

Semasa penulis belajar di Universitas Lampung, pada bidang organisasi penulis pernah menjadi penanggung jawab anggota muda Birohmah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan 2007/2008. Dan menjadi anggota litbang (penelitian dan pengembangan) Formabika Fkip Unila 2010/2011.


(7)

iii

Persembahan

Sebuah karya berharga, yang menambah warna dalam kehidupanku, dengan segala kerendahan hati kupersembahkan kepada Bapak Syahrin dan Ibu Firmayati,

terimakasih atas doa, dukungan, limpahan kasih sayang, dan linangan air mata yang selalu tercurah untukku.


(8)

ii

Moto

“Allah-lah pelindung dan sebaik-baik penolong” (QS.Ali-Imran : 92)

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang

kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakan, tentang hal itu sungguh Allah Maha Mengetahui” (QS. Ali-Imran : 92)


(9)

iv

SANWACANA

Alhamdulillah, puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam (ROHIS) dengan Kedisiplinan disekolah pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Natar.” ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus diselesaikan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Lampung serta Pembimbing Akademik (PA) dan pembimbing utama pada penulisan skripsi ini. Terimakasih atas didikannya, masukan, serta saran-saran pada bimbingan skripsi dan dalam perkuliahan. .


(10)

v

4. Ibu Ranni Rahmayanthi Z, S.Pd, MA., selaku pembimbing pembantu pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingannya dan masukan-masukan serta dalam perkuliahan.

5. Ibu Ratna Widiastuti,M.Psi, Psi., selaku dosen penguji pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu dan seminar hasil sampai menuju ujian akhir.

6. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, terimakasih atas didikannya selama kurang lebih lima tahun perkuliahan. Semoga apa yang bapak dan ibu berikan dapat bermanfaat bagi kehidupan saya di masa depan.

7. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, terimakasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi kami.

8. Bapak sudjasman., selaku Kepala SMP Negeri 8 Bandar Lampung, yang telah memberikan izin untuk melakukan PPL.

9. Bapak Drs.Suwarlan, M.MPd, selaku kepala SMA Negeri 1 Natar, yang telah memberikan izin penelitian.

10.Ayuk opi,ayuk Oya, kak Ari, ayuk Osin, keponakanku Fadia, Syamil, Aisyah, Sano, terima kasih telah mendukung untuk terus maju, dan jadilah ayuk,kakak, dan keponakan yang tersayang.

11.Sahabat – sahabatku Agus, Asep, Irfan, Arom, Reman, Boy, Ijul, Adit, Erwin,Ari W. anak - anak the gembel, terima kasih atas semua bantuannya, semoga kalian akan jadi sahabat terbaikku.

12.Kawan-kawan bimbingan konseling 2007: Ambar, Ardhila , Bety, Boyce, Eka Lis, Ewintri, Lisa, Muharrom, Nikmah , Oktariawati, Rika, Yusbowo, Agus, Alfitri, Asep , Astutik, Citra, Dewi, Diah, Dian, Eka, Ema, Ira, Irfan, Izniarti,


(11)

vi

M. Wahid, Maleluan, Rafiqah, Marlinda, Meity, Nadia, Rekta, Shufiyanti, Siska, Sulistiana, Susi, Trialita, Wita, Wuri, Yudhi, dan Yunis. Semuanya akan jadi cerita indah buat masa depan kita nanti.

13.Kakak dan adik tingkat Bimbingan Konseling yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuannya.

14.Teman-teman PPL di SMP Negeri 8 Bandar Lampung: Fika, Anang, Ione, Bambang, Nelda, Novia, Fauzi, Meizi, Cherry, Esy, dan Ervina.

15.Teman-teman United Indonesia Chapter Lampung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih dukungannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu saran dan kritik membangaun dari semua pihak sangat praktikan harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini berguna dan bermanfaat untuk menambah wawasan bagi pembaca dan rekan-rekan sejawat.

Bandar Lampung, Maret 2014 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

MOTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang dan Masalah ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 4

3. Pembatasan Masalah ... 4

4. Perumusan Masalah ... 4

B.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Kegunaan Penelitian ... 5

C.Kerangka Pemikiran ... 5

D.Hipotesis ... 7

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Disiplin di sekolah dalam Bimbingan Pribadi ... 9

1. Bimbingan Pribadi ... 9

2. Kedisiplinan ... 14


(13)

B. Aktivitas dalam rohis ... 17

1. Pengertian aktivitas ... 17

2. Organisasi ... 19

3. Perilaku organisasi ... 19

4. Elemen organisasi ... 21

5. Karakteristik organisasi ... 26

6. Fungsi organisasi ... 29

7. Pengertian rohis ... 31

8. Tujuan rohis ... 31

9. Kegiatan rohis ... 32

C. Disiplin disekolah dalam pembinaan ROHIS ... 33

III. METODE PENELITIAN ... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

B. Variabel Penelitian ... 36

C. Definisi Oprasional ... 36

D. Populasi, sampel dan teknik sampling ... 40

E. Metode Pengumpulan Data ... 40

F. Tehnik analisis data ... 44

G. Pengujian Hipotesis ... 50

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Persiapan Penelitian ... 51

2. Pelaksanaan Penelitian ... 52

B. Analisis Data Penelitian ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

V.KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Simpulan ... 61

1. Kesimpulan Statistik ... 61


(14)

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Kisi – Kisi Aktivitas Rohis ... 37

Tabel 1.2. Kedisiplinan Siswa ... 38

Tabel 1.3. Rentang koefensiesi reabilitas observasi... 42

Tabel 1.4. Hasil uji validitas instrumen... 45

Tabel 1.5. Hasil Perhitungan Antara Aktivitas Kegiatan Rohis Dengan Disiplin Siswa ... 51

Tabel L.1. Kisi . Kisi – Kisi Observasi Aktivitas Rohis ... 63

Tabel L.2. Kisi – Kisi Kedisplinan Siswa ... 64

Tabel L.3. . Hasil Penilaian Para Ahli Terhadap Observasi Aktivitas Kegiatan Rohis ... 65

Tabel L.4 Hasil Penilaian Para Ahli Terhadap Observasi Aktivitas Kegiatan Rohis ... 66


(16)

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Kisi – Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Kegiatan Rohis ... 63

Lampiran 2. Kisi – Kisi Instrumen Skala Sikap Kedisiplinan ... 64

Lampiaran 3. Hasil Penilaian Para Ahli Terhadap Indikator ... 65

Lampiran 4. Hasil Penilaian Para Ahli Terhadap Indikator ... 66

Lampiran 5. Instrumen uji coba observasi ... 68

Lampiran 6. Uji coba observasi koefesiensi kesepakatan ... 69

Lampiran 7. Instrumen Uji coba skala disiplin ... 73

Lampiran 8. Skala Kedisiplinan ... 74

Lampiran 9. Hasil Aktivitas ... 75


(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Kerangaka Pikir Penelitian... 6 Gambar 1.2. Model Elemen Organisasi ... 21


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Sebab pendidikan tidak terpisah dari kehidupan manusia. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan yang makin kompleks. Pendidikan di Indonesia sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia sehingga menjadi manusia yang kreatif, terampil, dan profesional.

Pendidikan adalah suatu proses yang sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Guru mendukung keberhasilan pendidikan disekolah selain kegiatan pembelajaran disekolah diadakan kegiatan ekstrakulikuler, dimana dalam kegiatan ekstrakulikuler siswa diajarkan untuk berorganisasi. Karena pada dasarnya, setiap manusia selain sebagai mahluk individu juga sekaligus sebagai mahluk sosial.

Organisasi adalah kerja sama antara dua orang manusia atau lebih secara terikat untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Mooney (2007), organisasi


(20)

2

adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama., sementara itu, Sigian (2007) menyatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan.

Menurut Trisnayadi (2007) Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari berorganisasi. Beroganisasi dapat menjadi sarana pergaulan dan pengenalan sifat dan watak manusia. Bagi pelajar, mahasiswa, dan pemuda organisasai dapat menjadi wahana untuk melatih diri dalam mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Disamping itu, Organisasi juga merupakan wahana pengembangan diri dan kpribadian. Hal ini penting sekali bagi mereka yangpunya keinginan untuk menjadi pemimpin dikemudian hari.

Manfaat lain dari organisasi adalah memupuk kerja sama dan gotong royong antara sesama manusia, karena salah satu unsur organisasi adalah kerja sama. Organisasi juga bisa menjadi sarana untuk menanmbah ilmu pengetahuan dan pengalaman, terutama pengetahuan yang tidak diperoleh dikampus atau sekolah.

Dalam penelitian ini kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang akan dibahas lebih lanjut yaitu eksrtakurikuler Rohis. Dengan adanya aktivitas kegiatan Rohis di sekolah diharapakan mampu meningkatkan kedisipilnan siswa.


(21)

3

ROHIS adalah “ Rohani “ dan “Islam” yang berarti sebuah lembaga untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakulikuler. Fungsi Rohis yang sebenernya adalah forum, mentoring , dakwah, dan berbagi. Susunan dalam rohis layaknya OSIS, didalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekertaris, dan divisi – divisi yangbertugas pada bagiannya masing-masing. Utama rohis mendidik peserta didik menjadi lebih islami dan mengenal lebih baik dunia keislaman. Guna mencapai tujuan yaitu menanamkan akhlak islami maka kedisiplinan merupakan hal yang dilatih dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis ini. Kedisiplinan yang terbina dapat terlihat seperti mengerjakan shalat tepat waktu,datang lebih awal, memakai pakaian rapih dan mempunyai perilaku yang baik, dan lain-lain.

Akan tetapi apakah kedisiplinan yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis ini dapat diaplikasikan juga dalam dalam menjalankan kedisiplinan terhadap peraturan-peraturan disekolah atau justru banyaknya kegiatan dalam Rohis akan mengurangi kedisiplinan terhadap peraturan sekolah.

Dimana disiplin adalah suatu sikap mental untuk mengendalikan diri agar tidak melakukan pelanggaran terhadap perartuan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji tentang : “Hubungan Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan Kedisiplinan disekolah pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Natar.


(22)

4

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu Kedisiplinan di Sekolah :

1. Ada siswa Rohis yang aktif dalam pembelajaran.

2. Ada siswa Rohis sering absen dalam proses pembelajaran di kelas 3. Ada siswa Rohis yang berprestasi

4. Ada siswa Rohistidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 5. Ada siswa Rohis yang datang lebih awal

6. Ada Siswa Rohis tidak memakai pakaian rapih.

3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan kajian peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada Hubungan Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan Kedisiplinan di sekolah pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Natar.

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dapat meningkatkan kedisiplinan

disekolah pada siswa”. Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut :

A. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan kedisiplinan di Sekolah?


(23)

5

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan kedisiplinan siswa”.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini ada 2 (dua) hal, yaitu : a. Kegunaan teoritis

Dari segi teoritis, penelitian ini memberikan manfaat dengan memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu-ilmu dalam bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya mengenai masalah meningkatkan kedisplinan siswa disekolah

b. Kegunaan praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, sehingga dapat diambil suatu alternatif terbaik yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian tentang hubungan Hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dapat meningkatkan kedisiplinan siswa.

C. Kerangka Pikir

Tujuan utama rohis yaitu mendidik peserta didik menjadi lebih islami dan mengenal lebih baik dunia keislaman. Guna mencapai tujuan yaitu menanamkan akhlak islami maka kedisiplinan merupakan hal yang dilatih


(24)

6

dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis ini. Kedisiplinan yang terbina dapat terlihat seperti mengerjakan shalat tepat waktu,datang lebih awal, memakai pakaian rapih dan mempunyai perilaku yang baik,dll. Akan tetapi apakah kedisiplinan yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis ini dapat diaplikasikan juga dalam menjalankan kedisiplinan terhadap peraturan-peraturan disekolah atau justru banyaknya kegiatan dalam Rohis akan mengurangi kedisiplinan terhadap peraturan sekolah, seperti sering absennya siswa dalam mengikuti pelajaran disekolah ,dan tidak mngerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

Disiplin bertujuan agar individu memiliki kualitas mental dan moral yang baik, mematuhi peraturan, memiliki kebiasaan tertentu , mampu mengontrol mengarahkan tingkah laku, minat, pendirian, dan kemampuannya untuk melaksanakan tanggung jawab atau melakukan hal positif.berdasarkan teori ini diharapkan siswa yang aktif dalam kegiatan ROHIS dapat memiliki kedisiplinan sehingga siswa tersebut dapat mematuhi peraturan yang berlaku disekolah dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji tentang : “Hubungan Aktivitas kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan Kedisiplinan di sekolah pada siswa kelas XI SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2013 - 2014.


(25)

7

ROHI

Gambar 1.1. Kerangka pikir penelitian Keterangan :

1. Hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam (ROHIS) dengan Kedisiplinan di sekolah pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Natar

D. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Cara pengambilan melalui pengujian hipotesis, setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Adapun hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

adalah “ada hubungan Hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam

(ROHIS ) dengan Kedisiplinan di sekolah

Persdidisiplin siswa

Disiplin siswa rendah

Siswa

Disiplin

siswa meningkatrs epsi Siswa

Aktivitas kegiatan


(26)

8

Sedangkan hipotesis statistik yang diajukan penulis ialah sebagai berikut : Hipotesis Hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan Kedisiplinan di sekolah.

Ho : “Tidak ada hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam

(ROHIS) dengan Kedisiplinan di sekolah”.

Ha : “Ada hubungan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Landasan teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan serta penyusunan instrumen penelitian. Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang telah benar-benar teruji kebenarannya. Untuk itu landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian dan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan Aktivitas dalam kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) dengan Kedisipilinan di sekolah.

A. Disiplin di Sekolah dalam Bimbingan Pribadi 1. Bimbingan Pribadi-Sosial

Secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenai kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Kedisiplinan pada siswa merupakan bidang bimbingan pribadi-sosial, karena bidang bimbingan ini menyangkut hal-hal yang menyangkut keadaan batin dan kejasmaniannya sendiri, serta menyangkut hubungan dengan orang lain.


(28)

10

Bimbingan pribadi berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan / pergaulan sosial. Winkel (dalam Sukardi, 2008: 53).

Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sementara bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab. Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial), (Yusuf, 2009: 53).

Yusuf dan Nurihsan (2005 : 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinnya.


(29)

11

Bimbingan pribadi-sosial juga sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi-sosial.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya. Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat.

Yusuf dan Nurihsan (2005: 14), merumuskan beberapa tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial sebagai berikut :

1. memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

2. memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. 3. memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif

antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.


(30)

12

4. memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.

5. memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 6. memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.

7. bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

8. memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen, terhadap tugas dan kewajibannya.

9. memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.

10. memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun orang lain.

11. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok (2004:47), yaitu sebagai berikut.

1. Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor secara berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya. Konselor juga berusaha membantu individu sedemikian rupa sehingga individu mampu menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk berubah.


(31)

13

2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu mengintegrasi diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi dan seimbang.

3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.

4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.

5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.

6. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.

7. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu individu dalam menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang menggangu sebagai akibat dari krisis.


(32)

14

2. Kedisiplinan

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia , disiplin adalah berarti: 1. Tata tertib (di keluarga, di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya) 2. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan, tata tertib, dan sebagainya.

Dalam kamus Bimbingan dan konseling yang ditulis oleh Thantawy R., disiplin lebih ditekankan pada siswa di sekolah melalui ketaatan atau kepatuhan siswa kepada perarturan / tata tertib sekolah.

Dari kedua rumusan diatas, dapat kita simpulkan bahwa disiplin berkaitan dengan ketaatan atau kepatuhan kita pada tata tertib yang berlaku di rumah, di sekolah, atau di masyarakat. Di dalam keluarga, pendidikan disiplin dapat diartikan sebagai metode bimbingan orangtua agar anaknya mematuhi bimbingan tersebut.

3. Tujuan Kedisiplinan

Schaefer ( Hurlock 1978), membagi tujuan penanaman disiplin menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari penanaman disiplin adalah untuk membuat seseorang tertatih dan terkontrol. Misalnya dengan cara member tahu bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas bagi mereka. Contoh konkretnya adalah anak mematuhi perintah orangtua untuk membuang sampah pada tempatnya, siswa tidak datang terlambat karena takut dihukum, dan sebagainya.

Tujuan jangka panjang dari penanaman disiplin adalah pembentukan pribadi yang memiliki pengendalian diri (self control) dan pengarahan diri (self


(33)

15

direction). Inilah hakikat dari disiplin yang sesungguhnya. Pengembangan kemampuan untuk mendissplinkan diri sendiri sangat diperlukan. Hal ini merupakan salah satu cirri kedewasaan individu yang tidak hanya disiplin ketika ada pengawasan dari orang tua, guru, polisi, atau pihak lain yang mengawasi, tetapi disiplin kapan dan dimana saja.

Dari penjelasan di atas, pada hakikatnya, pendidikan displin merupakan salah satu bimbingan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mental dan moral individu. Selain itu, disiplin juga membentuk pribadi yang ajan memiliki pengendalian dan pengarahan diri. Disiplin juga dapat menananmkan pola perilaku tertentu, dan membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu.

Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki disiplin diri yang baik akan memiliki tingkah laku, minat, pendirian dan kemampuan yang positif. Menurut Toto Tasmara dalam buku Etos Kerja Islami,pribadi yang disiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan daan penuh tanggung jawab dalam memenuhi kewajibannya.misalnyaa orang yang disiplin tidak akan mau menyontek karena menyontek berarti menipu diri sendiri dan orang lain, Sebaliknya ,ia akan menjalankan tugas piket, mengerjakan tugas rumah, dan berbagai tanggung jawab lainnya karena terbiasa bertanggung jawab.

Disiplin bagi siswa adalah ketaatan atau kepatuhan siswa kepada peraturan/tata tertib yang berlaku baik di rumah, di sekolah, di masyrakat, atau di mana pun.


(34)

16

Disiplin adalah sautu sikap mental untuk mengendalikan diri agar tidak melakukan pelanggaran terhadap perartuan yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Disiplin bertujuan agar individu memiliki kualitas mental dan moral yang baik, mematuhi peraturan, memiliki kebiasaan tertentu , mampu mengontrol mengarahkan tingkah laku, minat,pendirian, dan kemampuannya untuk melaksanakan tanggung jawab atau melakukan hal positif.

Kedisiplinan dikemukakan Hurlock (1978:85-92) yaitu :

1. Peraturan yaitu pola yang diterapkan untuk berbuat atau bertingkah laku

2. Hukuman yaitu menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena melakukan suatu kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran.

3. Penghargaan berarti setiap bentuk imbalan adalah suatu yang baik. 4. Konsistensi, menggambarkan tingkat keberagaman, kesetabilan atau

cenderung menuju kesamaan.

Kedisiplinan merupakan hal yang tak dapat dilepaskan dari dunia pendidikan, menurut Komensky (dalam Tasmara, 2004:235): “sebuah sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti kincir tanpa air. Tanpa adanya aliran air, kincir air tidak akan dapat berputar. Demikian juga mencabut kedisiplinan dari dunia sekolah membuat pendidikan tidak akan berfungsi. Oleh karena itu kedisiplinan dalam sekolah harus senantiasa ditingkatkan”.


(35)

17

B. Aktivitas dalam ROHIS 1. Pengertian aktivitas

Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat tetapi ada kegiatan-kegiatan mental (mental activities) seperti menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

Menurut beberapa ahli sebagai berikut :

1. Aktivitas adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada suatu tujuan. Dalam dalam kegiatan ini individu telah meninjau dahulutujuan yang akan dicapai dan ia melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. (M. Buchori, 1978 : 76)

2. Aktivitas adalah segala usaha atau pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan disertai dengan baik juga disertai dengan kesiapan jasmani dan rohani, dimana akan membawa hasil yang baik pula (Meichati, 1976 : 52)

Menurut Rohani (2004 : 6-7) aktivitas dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, berbuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk maupun mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran, akan tampak bila siswa sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan,


(36)

18

mengambil keputusan dan sebagainya. Pada siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya ia juga akan aktif jiwanya, begitu sebaliknya. Karena itu keduanya merupakan satu kesatuan, dua keping satu mata uang.

Dari pengertian tersebut dapat diperjelas bahwa, aktivitas adalah suatu pekerjaan atau kegiatan fisik maupun psikis untuk mencapai tujuan tertentu Menurut Diedrich (dalam Sardiman,2004:101) aktivitas dibagi tujuh bagian yaitu :

1. Visual activities ( kegiatan visual) kegiatan yang berkenaan dengan indera penglihatan misalnya membaca ,memperhatikan, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities (kegiatan lisan) kegiatan yang berkenaan dengan komunikasi misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, menyediakan wawancara,dan diskusi 3. Listening activities (kegiatan mendengarkan) kegiatan yang berkenaan

dengan indera pendengaran misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities (kegiatan menulis) kegiatan yang berkenaan dengan menulis misalnya menulis cerita, kerangka laporan, angket, dan menyalin

5. Motor activities (kegiatan motorik) kegiatan yang berkenaan dengan kemampuan seseorang misalnya melakukan kegiatan, membuat ,kontruksi, model , mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.


(37)

19

6. Mental activities (kegiatan mental) kegiatan yang berkenaan dengan keberanian misalnya menanggapi , mengingat, memecahkan soal,menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 7. Emotional activities kegiatan yang berkenaan dengan emosi misalnya

menaruh minat, merasa bosan,gembira,bersemangat,bergairah, berani, tenang,dan gugup.

2. Organisasi

Organisasi adalah kerja sama antara dua orang manusia atau lebih secara terikat untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Mooney (Sagala : 2007), organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu maksud bersama., sementara itu, Sigian (2007) menyatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap bentuk persekutuan antara dua orang atatu lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan.

3. Perilaku organisasi

Perilaku organisasi (Organizational behavior –OB) adalah studi sistematis tentang tindakan dan sikap yang ditunjukan oleh orang - orang dalam organisasi. Bidang OB mencoba menggantikan penjelasan intuitif dengan studi sistematis : yakni, dengan menggunakan bukti – bukti ilmiah yang dikumpulkan dalam kondisi yang terkontrol, diukur, dan di interpretasikan dengan hati – hati untuk menjelaskan hubungan sebab dan akibat. Tujuannya, tentu saja, untuk membuat kesimpulan yang akurat.


(38)

20

Perilaku organisasi adalah ilmu perilaku terapan dan akibaatnya dibangun diatas kontribusi dari beberapa disiplin tentang perilaku. Bidang-bidang yang utama adalah psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi , dan ilmu politik. Seperti yang akan kita pelajari, kontribusi utama psikologi adalah pada tingkat analisis individu atau level mikro , sedangkan disiplin ilmu yang berikutnya , memberikan kontribusi pada pemahaman kita pada konsep – konsep makro organisasi dan proses kelompok.

Psikologi psikologi adalah ilmu yang mencoba mengukur, menjelaskan, dan kadangkala mengubah perilaku manusia dan hewan. Para psikolog berusaha untuk mempelajari dan memahami perilaku individu. Mereka yang memberikan masukan OB adalah ahli teori pembelajaran, ahli teori kepribadian ahli psikologi konseling, dan yang paling penting, ahli psikologi industry dan organisasi.

Sosiologi para psikolog memfokuskan perhatiannya pada individu, sementara para sosiolog mempelajari system social, di mana individu mengisi peran – peran mereka;jadi,sosiologi mempelajari individu dalam hubungannya antar sesama manusia. Para ahli sosiologi telah memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap OB mealaui studi mereka tentang perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisaasi yang formal dan kompleks. Wilayah ilmu OB yang telah menerima input berharga dari para sosiolog meliputi dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi,toeri dan struktur formal, birokrasi komunikasi,status,kekuasaan,dan konflik.


(39)

21

Psikologi Sosial. Psikologi sosial adalah suatu bidang dalam psikologi, yang memadukan konsep psikologi dengan sosiologi. Bidang ini menitik beratkan pada pengaruh orang-orang antara satu sama lainnya. Salah satu bidang utama yang diamati dengan sungguh-sungguh oleh para ahli psikologi social adalah perubahan yakni, bagaimana menerapkan ilmu tersebut dan bagaimana mengurangi hambatan terhadap penerimaannya. Lebih lanjut, ahli psikologi social telah memberikan kontribusi yang berarti dalam pengukuran, pemahaman dan perubahan sikap, pola komunikasi,cara-cara dalam aktivitas kelompok yang bisa memenuhi kebutuhan individu, dan proses pengambilan keputusan kelompok.

Antropologi adalah studi mengenai berbagai kelompok masyarakat yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan aktivitas mereka. Tulisan-tulisan para ahli yang membahas budaya dan lingkungan.

Ilmu politik. Walaupun sering terlupakan, kontribusi para ahli ilmu politik cukup signifikan untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Ilmu politik adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Topik khusus yang menjadi perhatian para ahli ilmu politik mencakup penataan konflik, alokasi kekuasaan, dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingn pribadi


(40)

22

4. Elemen Organisasi

Organisasi adalah sangat bervariasi ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi tersebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya

LINGKUNGAN (Environtment)

Gambar 1.2. Model Elemen Organisasi (Scott, 1981). 1. Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur social menurut Scott, (Sagala : 2009) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku.

Struktur normatif mencakup nilai,norma dan peranan yang diharapkan. Nilai adalah criteria yang digunakan dalam memilih tujuan tingkah laku. Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan. Dalam kelompok social nilai-nilai,norma, dan peranan, tidaklah secarakebetulan tersusun

Organisasi Struktur sosial

Teknologi Tujuan


(41)

23

tetapi disusun sedemikian rupa sehingga merupakan satu set kepercayaan yang relatif logis dan konsisten dan merupakan resepyang mengaturtingkah laku partisipan.

Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku. Komponen ini berfokus kepada tingkah laku yang dilakukan dan bukan pada resep bertingkah laku. Tingkah laku yang diperlihatkan manusia dalam organisasi ini mempunyai karakteristik umum yangmerupakan pola atau jaringan tingkah laku.

Sturuktur normatif dan tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatnya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma –norma sebagaiman halnya norma membentuk tingkah laku.

2. Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing tersebut sangat bervariasi.

Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipisan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susunan structural didalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkatketerampilan. Tingkat keterampilan ini hampi selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan (power) dan tuntutan otonomi.


(42)

24

3. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat controversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memhami organisasi; yang lainnya mempertanyakan apakah tujuan membentuk suatu fungsi lain daripada membenarkan tindakan lalu. Kemudian ahli tingkah laku menjelaskan bahwa hanya individu-individu yang mempunyai tujuan, organisasi tidak. Bagi kebanyakan analisis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka.

4. Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau bperlengkapan mesin dan juga pengetahuan tehnik dan keterampilan partisipan. Tiap-tiap teknologi mempunyai teknologi dalam melakukan pekerjaannnya. Beberapa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun perlengkapan perangkat keras (hard ware). Organisasi lainnya memproses orang, hasil produksinya berisikan individu-individu yang berpengatahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.

Semua organisasi mempunyai tekniologi tetapi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang dinginkan. Beberapa teori yang sanagt menarik dan kerja empiris akhir-akhir inumemusatkan pada saling hubungan antara karakteristik dan bentuk struktur organisasi.


(43)

25

5. Lingkungan

Setiap organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan dan lingkungan social, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan diri. Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan dirinya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sisti yang lebih besar untuk dapat terus dapat hidup. Pada mulanya ahli analisis organisasi cenderung tidak melihat atau mengira kurang penting hubungan lingkungan organisasi. Tetapi pekerjaan sekarang menitik beratkan pada hubungan lingkungan ini.

Amat sedikit organisasi mengira bahwa mereka bertanggung jawab penuh terhadap sosialisasi dan keadaan social yang mereka peroleh dalam interaksi dalam konteks social yang lain. Sedikit sekali pengecualian bahwa partisiapan terlibat lebih dari satu organisasi pada satu waktu. Minat dan komitmen keluar merupakan hambatan yang tidak dapat dielakkan dari tingkah laku patisipan dalam suatu organisasi yang kadang-kadang sangat menetukan.

Scoot, (Sagala : 2009) telah memberikan perhatian terhadap pentingnya hubungan diantara tujuan organisasi dengan lingkungan masyrakat yang lebih luas. Suatu organisasi mungkin mengharpkan dukungan social bagi aktivitasnya untuk merefleksikan nilai-nilai masyarakat pada fungsinya. Jika kesehatan menggambarkan suatu niali positif yang bagi suatu masyarakat kemudian organisasi yang mensuplai pemeliharaan kesehatan


(44)

26

mungkin berusaha untuk mendapatkan dukungan dalam melaksanakan aktivitas mereka.

5. Karakteristik Organisasi

Tiap organisasi di samping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum. Di antara karakteristik tersebut adalah bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan struktur.

1. Dinamis

Organisasi sebagai suatu system terbuka terus-menerus mengalami perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah tersebut. Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melakukan aktivitasnya. Oleh karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi secara tajam pada kehidupan organisasi. Organisasi harus memberikan perhatikan kepada tiap-tiap segi ekonomi. Uang yang tersedia, sumber yang digunakan sebagai bahan mentah, biaya pekerja atau karyawan, semuanya memainkan peranan yang penting dalam pengembangan organisasi.

Factor kedua yang menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Karena pasaran itu tergantung kepada langganan yang menggunakannya maka organisasi itu harus sensitive terhadap perubahan sikap langganannya.


(45)

27

Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi social. Karena semua organisasi tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi mesti tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi social. Jika kondisi social berubah organisasi juga harus berubah.

Factor terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang terjadi dalam masyarakat akan memberikan dampak pada organisasi. 2. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Begitu juga sebaliknya dengan tidak adanya informasi suatu organisasi dapat macet atau anti sama sekali.

Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi tanpa komunikasi btidak mungkin kita tidak mendapat informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi dibutuhkan ini baik dari dalam organisasi sendiri amupun dari luar organisasi.

3. Mempunyai Tujuan

Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus


(46)

28

mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Tentu saja tujuan suatu organisasi dengan organisasi lainnya sangat bervariasi.

Tujuan organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi mereka secara individual.

4. Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan-aturan, undang-undang dan hierarki hubungan dalam organisasi. Hal ini disebut struktur organisasi.

Tiap organisasi mempunyai satu struktur. Beberapa dari organisasi mempunyai batas yang tajam dan struktur yang kompleks sedangkan lainnya mempunyai bats yang agak longgar dan strukturnya sederhan.

Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Biasanya suatu organisasi mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya sendiri.

Disamping empat sifat yang telah dikemukakan diatas ada empat hal yang umum dipunyai oleh organisasi yaitu sumber daya manusia, keterampilan, energi dan lingkungan.

Tiap organisasi mempunyai sumberdaya manusia. Manusialah yang mengelola organisasi yang mengerjakan tugas tugas organisasi dan


(47)

29

manusian jugalah yang memberikan pengetahuan yang organisasi gunakan untuk bertumbuh dan berkembang.

Selain dari sumber daya manusia yang dipunyai organisasi, organisasi juga harus mempunyai keterampilan tertentu. Keterampilan inilah yang digunakan organisasi untuk memproses masukan menjadi hasil produksi.

Hal lain yang diperlukan dalam organisasi adalah energi. Seperti halnya manusia , organisasi juga memerlukan energi yang memungkinkannya untuk berfungsi secara efektif. Energi ini diperoleh dari anggota organisasi.

Hal terakhir yang dipunyai organisasi adalah lingkungan. lingkungan berupa alam sekitar, tekanan politik, ekonomi, dan teknologi. lingkungan tersebut banyak dikitnya akan mempengaruhi organisasi tetapi, tidak semua kejadian diluar organisasi itu akan mempengaruhinya.

6. Fungsi Organisasi

Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanngung jawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.

1. Memenuhi kebutuhan pokok organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut.


(48)

30

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan standar yang telah diteatapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada.Standar ini memberikan organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat maupun tidak.

Disamping adanya tanggung jawab yang karena adanya standar yang perlu dikuti ada pula tanggung jawab yang diberikan oleh undang-undang.

3. Memproduksi barang atau orang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produknya masing-masing.

4. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang

Sesungguhnya organisasi digerakan oleh orang. Orang yang membimbing, mengelola mengarahkan dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru ,program baru dan arah baru.

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Kebanyakan dari orang dewasa menghabiskan waktu kerjanya kira-kira 50%- 60% dalam organisasi sebagai anggota organisasi.


(49)

31

7. Pengertian ROHIS

ROHIS berasal dari kata “ Rohani “ dan “Islam” yang berarti sebuah lembaga

untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas dalam bentuk ekstrakulikuler. Fungsi Rohis yang sebenernya adalah forum, mentoring , dakwah, dan berbagi. Susunan dalam rohis layaknya OSIS, didalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara, sekertaris, dan divisi – divisi yangbertugas pada bagiannya masing-masing. Utama rohis mendidik peserta didik menjadi lebih islami dan mengenal lebih baik dunia keislaman.

8. Tujuan ROHIS

Termuat dalam visi dan misi ROHIS Visi :

“ROHIS sebagai organisasi pengkarakteran nilai-nilai keislaman sebagai usaha pembentukan pelajar muslim yang cerdas spiritual, emosional, dan akademik

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan cara-caranya, yang tertuanng dalam misi.

Misi :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota 2. Mempelopori kegiatan keislaman di sekolah

3. Mempererat silaturahim engan seluruh warga akademik 4. Berusaha menciptakan iklim keislaman yang cerdas dan mesra


(50)

32

Berdasarkan visi misi diatas maka dapat terlihat bahwa kegiatan ROHIS meningkatkan nilai – nilai ke islaman sehingga tercapai pelajar yang tidak hanya cerdas dalam akademik tetapi diimbangi dengan kecerdasan spiritual.

9. Kegiatan ROHIS

Rohis adalah Organisasi da’wah islam di kalangan pelajar dalam lingkungan suatu sekolah dibawah Organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Keberadaan

ROHIS sebagai organisasi da’wah di sekolah memiliki beberapa alas an

diantaranya :

1. Kebutuhan untuk berda’wah

Dalam aktivitas sekolah diperlukan adanya pelajar-pelajar muslim yang

peduli terhadap amar ma’ruf nahi munkar. Kepedulian tersebut,

Insyallah, akan membawa dan menjaga para pelajar muslim selalu berada dijalan Allah.

2. Perlunya Berdakwah secara kolektif

Misi dakwah di sekolah dapayt dilakasanakan sendiri-sendiri oleh setiap pelajar, namun akan lebih baik bila diselenggarakan secara kolektif dalam sebuah organisasi dakwah. Dengan bekerja sama dalam ROHIS , insya allah, akan Memberi kemudahan untuk bekerja secara Efektif dan Efisien dalam mencapai tujuan.

3. Menyahuti Kebutuhan Dakwah

Keberadaan ROHIS diharapkan mampu menyahuti kebutuhan dakwah dikalangan pelajar yang semakin beragam. Untuk itu, dakwah islam di sekolah perlu diselenggarakan secara baik. Artinya, dilaksanakan dengan


(51)

33

terencana, rapi, terarah, dan detail, sehingga tujuan dakwah dapat tercapai.

Berdasarkan alasan keberadaan ROHIS di sekolah maka Aktivitas atau kegiatan ROHIS diselaraskan dengan misi-nya.

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan antara lain: a. BBQ (Bimbingan baca Qur’an),

b. Pengajian rutin setiap hari jumat c. Shalat jumat disekolah

d. Mentoring agama

e. Rihlah (jalan-jalan ala ROHIS) f. Ramadhan disekolah dll

C. Disiplin dalam pembinaan ROHIS

ROHIS adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, mengamalkan, dan memahami agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungannya kerukunan antar umat beragam dalam masyarakat untuk mempersatukan dan mewujudkan kesatuan nasional.

ROHIS lahir sebagai perwujudan kepedulian anak bangsa terhadap kerusakan akhlak dikalangangenerasi muda yang secara langsung berdampak pada kualitas pemuda saat ini (peserta didik).


(52)

34

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pengembangan diri pendidikan agama islam yang sering disebut Rohani Islam (Rohis) merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam.

Disiplin merupakan bagian penting dari agama islam ,sikap disiplin dalam islam merupakan suatu keharusan dalam bahasa nabi perilaku disiplin itu tersirat dalam sifat ihsan.

Dalam sebuah hadist shahih riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa ihsan adalah menyembah ALLAH SWT seakan-akan kamu melihatnya. Konsekuensinya dari perilaku ihsan adalah komitmen untuk melakukan segala aturan allah dan menjalani perintahnya serta menjauhi larangannnya saat sendirian maupun saat ada orang yang mengawasinya. Inilah inti disiplin, sehingga diharapkan kegiatan-kegiatan ROHIS dapat benar-benar menanamkan sikap islam sehinnga akan berdampak pula dengan sifat disiplin yang diterapkan disekolah.


(53)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar disertai dengan bukti ilmiah yang kuat. Ketepatan pemilihan metode dalam penelitian merupakan syarat yang sangat penting untuk mendapatkan objektivitas hasil penelitian yang optimal.

Penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan korelasional. “Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat” (Iskandar, 2008). Penggunaan penelitian korelasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2014 bertepatan dengan Semester Genap Tahun pelajaran 2013 – 2014 dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Persiapan dan konsultasi. (2) Pengumpulan data. (3) Pengolahan dan analisis data. (4) Penulisan dan reprodukasi.


(54)

36

2. Tempat Penelitian

Peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil lokasi penelitian di SMA NEGERI 1 NATAR, Jl. Dahlia III Natar Po.35362, Telp. (0721) 91051

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Ada 2 variabel pada penelitian ini yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variable tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : Siswa yang mengikuti Aktivitas Kegiatan Rohis 2. Variabel terikat : Kedisiplinan

C. Definisi Operasi Variabel 1. Aktivitas Rohis

Aktivitas Rohis dalam penelitian ini adalah segala kegiatan yang dimaksud ialah yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani dimana aktivitas yang dimaksud tidak hanya mendengar atau mencatat tetapi ada kegiatan mental (mental activity) seperti sholat berjamaah, pelatihan kepemimpinan.

Aktivitas siswa selama pembelajaran bukan hanya mencatat dan mendengarkan saja akan tetapi diperlukan aktivitas – aktivitas positiv yang lain yang dilakukan siswa untuk meningkatkan hasil belajar.


(55)

37

Di dalam aktivitas rohis terdapat indikator. Indikator dalam penelitian mengacu dengan yang dikemukakan Diedrich (dalam sardiman, 2004:101) yaitu :

1. Visual activities (kegiatan visual) misalnya membaca ,memperhatikan, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities (kegiatan lisan) misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, menyediakan wawancara, dan diskusi

3. Listening actiivities (kegiatan mendengarkan) misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.

4. Writing activities (kegiatan menulis) misalnya menulis cerita,kerangkalaporan,angket, dan menyalin

5. Motor activities (kegiatan metrik) misalnya melakukankegiatan, membuat,kontruksi,model, mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

6. Mental activities (kegiatan mental) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

7. Emotional activities misalnya menaruh minat,merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

2. Disiplin

Disiplin yang (kepatuhan) pada peraturan tata tertib yang berlaku disekolah.


(56)

38

Didalam disiplin terdapat beberapa indikator dalam penelitian mengacu dengan yang dikemukakan Hurlock (1978:85-92) yaitu :

1. Peraturan yaitu pola yang diterapkan untuk berbuat atau bertingkah laku

2. Hukuman yaitu menjatuhkan hukuman kepada seseorang karena melakukan suatu kesalahan, perlawanan, atau pelanggaran.

3. Penghargaan berarti setiap bentuk imbalan adalah suatu yang baik. 4. Adaptasi , menggambarkan tingkat keberagaman,kesetabilan atau

cenderung menuju kesamaan.

D. Populasi, Sampel danTeknik Sampling 1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XISMA NEGERI I NATAR Lampungselatan yang mengikuti kegiatan ROHIS, tahun pelajaran 2013-2014,

2. Sampel Penelitan

Menurut Arikunto (2010) “apabila subjek penelitian kurang dari.100,maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Sejalan dengan pendapat tersebut diatas,dalam penelitian ini sebanyak 30 orang (kurang dari 100 orang) maka semua populasi menjadi subjek penelitian.


(57)

39

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini subjek sebanyak 30 orang (kurang dari 100 orang) maka semua populasi menjadi subjek penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data atauinformasi yang diperlukan. Guna mencapaitingkat obyektifitas yang tinggi, penelitian ilmiah mengisyaratkan penggunaan prosedur pengumpulan data yang akurat dan obyektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek-aspek afektif yaitu mengenai aktivitas, dan kedisplinan sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala sikap dan observasi.

a. Skala sikap disiplin

skala sikap tidak lain dari pada kumpulan pernyataan-pernyataan sikap (attitude statements). Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu obyek sikap yang diukur.

Sepertiyang diungkapkan oleh Azwar (2000 :4) bahwa “Dalam penerapan

psikodiagnostika, skala- skala performansi tipikal digunakan untuk pengungkapan aspek –aspek afektif .

Metode skala sikap yang digunakan adalah metode rating yang dijumlahkan,populer dengan nama skala likert. Azwar (1998:139) mengungkapkan bahwa metode skala sikap model likert adalah metode


(58)

40

pengskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responsebagai dasar penentuan nilaiskalanya.

1. Menyusun butir –butir pernyataan

Pernyataan yang disusun dalam bentuk skala linkert, terdiri dari kolom

– kolom sebagai berikut: a) nomor urut

b) aspek-aspek yang ditanyakan dengan 5 dragasi yaitu : 1) Sangat Sesuai(SS)

2) Sesuai (S) 3) Tidak Tahu (TT) 4) Tidak Sesuai (TS)

5) Sangat Tidak Sesuai (STS) 2. Penyekoran Instrumen

Pengukuran variabel menggunakan alat ukur berskala linkert yaitu : a) untuk item favorabel yaitu pernyataanyang mendukung :

1) skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai 2) skor 3 untuk jawaban sesuai

3) skor 2 untuk jawaban Tidak tahu 4) skor 1 untuk jawaban Tidak sesuai

5) skor 0 untuk jawaban Sangat Tidak sesuai.

b) Untuk item tidak favorabel yaituu pernyataan yang tidak mendukung.

1) Skor 0 untuk jawaban Sangat sesuai 2) Skor 1 untuk jawaban sesuai


(59)

41

3) Skor 2 untukjawaban tidak tahu 4) Skor 3 untuk jawaban tidak sesuai 1.2. Tabel Kisi- kisi kedisiplinansiswa

Variabel Indikator Deskriptor No Item Disiplin 1. peraturan

2. Hukuman

3. Penghargaan

4. Adaptasi

a. ketepatan waktu dalam melakukan KBM b. menjaga buku

perpustakaan dan sarana belajar dikelas

c. .ketaatan dalam menaati peraturan dan tata tertib sekolah

a. Menerima sanksi yang diberikan sekolah b. Tidak membuat

keributandikelas

a. Penerimaan dari lingkungan sekolah b. Pujian dan pengakuan

dari temandanguru di sekolah

a. Mampu datang ke sekolah tepat pada waktunya

b. Mampubertanggung jawabatas tugasnya c. Mampu mengikuti

pelajaran sebagaimana mestinya 1,2,3,4,5 6,7.8,9,10 11,12,13,14, 15 16,17,181,9, 20 21,22,23.24, 25 26,27,28,29, 30 31,32,33,34, 35 36,37,38,39, 40 41,42,43,44, 45 46,47,48,49, 50 b. Observasi


(60)

42

Menurut Riduwan (2011), observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal

memberikan tanda checklist (√) pada kolom tempat munculnya peristiwa.

Cara bekerja seperti ini disebut system tanda (sign system).

Kisi – kisi Observasi aktivitas Rohis yang digunakan pada penelitian ini seperti tercantum pada tabel I

Tabel 1.1 Kisi – kisi Observasi aktivitas Rohis yang digunakan pada penelitian

Variabel indikator Deskripsi No item

Aktivitas Rohis

1.Visual activity

2. oral activity

3.Listening activity

4.writing activity

5.motor activity

6. mental activity

7.emotional activities

1.1.Memanfaatkan waktu luang dengan membaca. 1.2.Memperhatikan

pekerjaan orang lain.

2.1.Memberi saran 2.2.Mengeluarkan pendapat 3.1.Mendengarkan 4.1.Menulis 5.1.Melakukan kegiatan fisik

6.1.Aktif dalam interaksi dengan lingkungan sosial 7.1.Melakukan kegiatan dengankeinginan 1,2, 3,4 5 6,7 8,9,10 11,12 13,14,15 16,17 18,19,20


(61)

43

Setelah instrumen telah disusun, kemudian dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Tujuannya adalah untuk menguji tingkat validitas dan realibilitas dari instrumen yang telah disusun.keberhasilan suatu penelitian ditentukan baik tidaknya instrumenyang digunakan, oleh karena itu instrumen tersebut harus diuji tingkat validitasnya maupun reabilitasnya.

1. Uji Coba Instrument Tujuan uji coba

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Menurut Arikunto (2010) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Validitas instrument penelitian akan diuji menggunakan constract validity

dengan cara meminta pendapat para ahli (expert judgement). Iniseperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008:125-129) sebagai berikut :

“Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat para

ahli, dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu atau menggunakan kisi-kisi instrumen yang terdapat dalam variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator yang selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli.”

Hasil dari uji ahli observasi aktivitas menerangkan bahwa adanya penilaian

“TidakTepat” pada deskriptor 1.5.1 yaitu melakukan kegiatan fisik dan 1.7.1 (lampiran 1) yaitu melakukan kegiatan dengan motivasi spiritual “Kurang

Tepat”. Terhadap descriptor tersebut telah dilakukan revisi / perbaikan menjadi melakukan kegiatan fisik dan rohani dan mengendalikan atau


(62)

44

mengontrol emosi saat kegiatan Rohis. Sedangkan deskriptor yang lain mendapatkan penilaian “Tepat” dari ahli.

Berdasarkan hasil dari ujiahli skala disiplin menerangkan bahwa tidak adanya penilaian “KurangTepat” .

Deskriptor dan indikator dalam instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun pernyataan-pernyataan tentang konsep diri dan motivasi belajar.

Setelah pengujian konstrak dari ahli selesai maka diteruskan dengan uji coba instrument. Setelah data ditabulasikan, maka dilanjutkan dengan program SPSS untuk dilakukan uji validitas instrument yang menngunakan korelasi

Birariate Pearson ( Korelasi Pearson Product Moment ) analisis ini mengkorelasikan masing – masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item – item pernyataan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item – item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap validitas instrument. Rumus korelasi pearson product moment yang digunakan adalah sebagai berikut:

  

 

2 2

2

 

2

    x x n i i n x i ix n riy Keterangan :

riy = koefisien korelasi item-total (birariate pearson) i = skor item


(63)

45

n = banyak subjek

Selanjutnya keputusan dengan membandingkan rhit denganr tab. Jika rhit>rtab berarti pernyataan valid, tetap ijika rhit<rtab berarti pernyataan tersebut tidak valid. Dari hasil perhitungan r table adalah 0,378 dengan signifikansi 0,05 dengan jumlah data (N) = 20. Hal ini dapat disimpulkan bahwa item-item yang nilai korelasinya kurang dari 0,378 maka item tersebut tidak berkorelasi signifikansi dengan skor total sehingga dinyatakan tidak valid sehingga harus dikeluarkan sedangkan pada item-item yang nilainya lebih besar dari 0,378 dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut dikatakan valid.

Uji coba skala dilakukan sebelum skala dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian. Skala disebarkan kepada 20 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba dari 20 item dalam observasi aktivitasdidapatlah 20item yang memberikan kontribusi atau valid, sedangkan hasil uji coba skala disiplin dari 50 item, 45 item memberikan kontribusi atau valid sedangkan 5 item tidak memberikan kontribusi atau tidak valid. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran .

Tabel 1.4. Hasil Uji Validitas Instrument.

NO Variabel Jumlah

semua No item

Jumlah gugur Jumlah valid 1 2 Aktivitas kegiatan Rohis Disiplin siswa 20 50 0 10,27,,40,41,42 0 5 20 45


(64)

46

Validitas sering diartikan dengan kesahihan . suatu alat ukurdisebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya sesuai dengan kriteria tetentu.

adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas logis apabila secara analisis akal telah sesuai dengan aspek yang diukur atau memilki validitas isis dan sesuaidenganaspekyang diukur atau memiliki validitas konstruksi (surhaimi Arikunto, 2010 :145).

Validitas logis yang digunakan adalah validitas konstruksi yaitu dikatakan memilki validitas konstruksi karena bertitik tolak dari konstruksi teoritik tentang faktor-faktor yang hendak diukur. Skala dalam penelitian ini dapat dilihat dari validitas itemnya melalui pengecekan kesejajaran atau item dengan keseluruhan item. Validitas ini untuk mengetahui butir skala yang manakah yang tidak mengandung validiitas angket secara keseluruhan.untuk mengetahui validitas item dengan cara mensejajarkan skor item dengan skor total lebih jauh kesejajaran tersebut dinampakkan dengan hubungan atau korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi yaitu dengan pertimbangan menggunakan korelasi Pearson product moment (PPM).

Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor butir yang dimaksud, dikorelasiakan dengan skor total. Kemudian apabila diperhitungkan koefesien korelasi r lebih besaratau sama dengan r pada tabel maka butir pernyataan dari instrumen dikatakan valid, sebaliknya


(65)

47

apabila diperoleh hasil koefesien korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel, makaitem dikatakan tidak valid. Selanjutnya item yang tidak valid ada yang digugurkan dan ada yang diperbaiki dan selanjutnya digunakan dalam penelitian. Selanjutnya dihitung dengan bantuan komputer menggunakan program Statisical Produc and service solusions (SPSS) maka diperoleh korelasi dari setiap item dalam instrumen penelitian. b. Observasi

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran data, maka alat ukur harus memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi. Uji validitas alat ukur adalah “alat ukur atau pengukur yang berfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur dengan tepat mengenai gejala sosial tertentu, baru kemudian alat ukur tersebut menunjukkan kevalidan atau kelebihan

suatu instrument” (Arikunto,2010). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yang digunakan ketika observasi sebelum dan sesudah perlakuan adalah lembar observasi pengembangan dari pedoman observasi berisi rincian aspek – aspek yang di observasi. Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk.

Menurut Sugiyono (2009) untuk menguji validitas konstruks, dapat digunakan pendapat para ahli (judgments experts). Dalam hal ini, setelah instrument dikonstuksi tentang spek – aspek yang akan diukur dengan


(66)

48

2 S

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli yaitu dosen pembimbing.

2. Uji Realibitas Instrument A. Observasi

Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Karena dalam penelitian ini menggunakan metode observasi yang dilakukan oleh dua observer maka uji reabilitas dihitung dengan melihat nilai kesepakatan dengan menggunakan rumus:

KK =

N1 + N2 Keterangan:

KK = koefisien kesepakatan

S = sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama N1 = jumlah kode yang dibuat pengamat I

N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

Tolak ukur klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari Riduwan (2011) sebagai berikut :


(67)

49

Koefisien Reliabilitas Kategori 0,80 - 1,00

0,60 - 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Derajat keterandalan sangat tinggi Derajat keterandalan tinggi Derajat keterandalan sedang Derajat keterandalan rendah

Derajat keterandalan sangat rendah (Riduwan, 2011)

B Skala Kedisiplinan

Instrumen yang baik selalu valid juga reliabel. dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 164) “reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel bila memberikan hasil yang

tepat atau ajeg walaupun dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja”

Indeks pengujian realibilitas : 0,90 -1,00 : sangat tinggi 0,70- 0,90 : tinggi

0,40-0,70 : sedang 0,20 – 0,40 : rendah 0,00-0,02 : kecil (Effendi,1994:144)

Koefesiens realibilitas skala aktivitas kedisiplinan sekolah ,dapat

dihitung dengan Rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan komputer program Statical product and service solutions (SPSS). Diperoleh :

1.mengenai aktivitas kegiatan rohis : 0,91 (sangat tinggi) 2. mengenai disiplin siswa : 0,933 (sangat tinggi)


(68)

50

a. Waktu pelaksanaan uji coba

Uji coba dilaksanakan di SMA SWADHIPA 1 Natar pada tanggal 6 januari 2014.

Ujicoba diberikan kepada 20 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler ROHIS.

G. Pengujian Hipotesis

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat pentingdalam kegiatan penelitian. Dengan analisisdata mak akan dapat membuktikan hipotesis dan menarik tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana menggunakan rumus product moment

1. korelasi sederhana

Korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan yang positiv dan signifikan antara aktivitas kegiatan rohis (X) dengan disiplin siswa (Y). Tehnik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment dengan bantuan komputer program (SPSS).

Dengan rumus ; Rumus:

rxy = keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n          


(69)

51

x = jumlah skor item y = jumlah skor total

n = jumlah responden

Kesimpulan Statistik Sesuai dengan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, kesimpulan statistik yang diambil yaitu sebagai berikut :

Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan Siswa dengan nilai 0,716 dengan r tabel 0,361 maka Ha diterima.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan Rohis mempengaruhi kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar yang mengikuti kegiatan Rohis .


(70)

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat dikemukakan kesimpulan statistik dan kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Kesimpulan Statistik Sesuai dengan Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, kesimpulan statistik yang diambil yaitu sebagai berikut : Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan Siswa, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai rhitung = 0,716 kemudian dibandingkan dengan tabel r

product moment dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel = 0,361 maka rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan Rohis mempengaruhi kedisiplinan siswa .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka saran-saran yang akan disampaikan adalah bagi siswa, guru


(71)

63

1. Saran Bagi Siswa

Siswa yang beragama islam diharapkan mau mengikuti,memahami, dan lebih mengenal kegiatan Rohis ,karena banyak hal yang positif yang diperoleh siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga siswa yang mengikuti ROHIS tidak hanya lebih dekat kepada ALLAH SWT, tetapi dapat mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan sehari – hari dalam bergaul.

2. Saran Bagi Guru Pembimbing

Guru Pembimbing atau Tutor diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang hal positif yang diperoleh ketika siswa mengikuti rohis. Sehingga tercipta siswa yang unggul dalam bidang IQ, EQ< maupun ESQ nya.

3. Saran Bagi Kepala Sekolah

Pihak sekolah yang dalam hal ini adalah Kepala Sekolah diharapkan dapat membantu kemajuan kegiatan ROHIS di sekolah dengan memperbaiki fasilitas yang mendukung kegiatan – kegiatan rohis,dan dapat memberikan motivasi kepada siswa pentingnya mengikuti ROHIS.

4. Saran bagi Peneliti

Kepada peneliti, karena ada kemungkinan terdapat variabel - variabel lain seperti kegiatan pramuka, yang diduga turut mempengaruhi Kedisiplinan Siswa, sehingga perlu ditambahkan variabel – variabel pengantara sebagai variabel tambahan dalam penelitian mengenai disisplin siswa .


(1)

a. Waktu pelaksanaan uji coba

Uji coba dilaksanakan di SMA SWADHIPA 1 Natar pada tanggal 6 januari 2014.

Ujicoba diberikan kepada 20 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler ROHIS.

G. Pengujian Hipotesis

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat pentingdalam kegiatan penelitian. Dengan analisisdata mak akan dapat membuktikan hipotesis dan menarik tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana menggunakan rumus product moment

1. korelasi sederhana

Korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan yang positiv dan signifikan antara aktivitas kegiatan rohis (X) dengan disiplin siswa (Y). Tehnik analisis yang digunakan adalah korelasi product moment dengan bantuan komputer program (SPSS).

Dengan rumus ; Rumus:

rxy = keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n          


(2)

51

x = jumlah skor item y = jumlah skor total n = jumlah responden

Kesimpulan Statistik Sesuai dengan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, kesimpulan statistik yang diambil yaitu sebagai berikut :

Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan Siswa dengan nilai 0,716 dengan r tabel 0,361 maka Ha diterima.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan Rohis mempengaruhi kedisiplinan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar yang mengikuti kegiatan Rohis .


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, dapat dikemukakan kesimpulan statistik dan kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Kesimpulan Statistik Sesuai dengan Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, kesimpulan statistik yang diambil yaitu sebagai berikut : Ada hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara aktivitas dalam kegiatan Rohis dengan kedisiplinan Siswa, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai rhitung = 0,716 kemudian dibandingkan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel = 0,361 maka rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas kegiatan Rohis mempengaruhi kedisiplinan siswa . B. Saran

Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka saran-saran yang akan disampaikan adalah bagi siswa, guru


(4)

63

1. Saran Bagi Siswa

Siswa yang beragama islam diharapkan mau mengikuti,memahami, dan lebih mengenal kegiatan Rohis ,karena banyak hal yang positif yang diperoleh siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga siswa yang mengikuti ROHIS tidak hanya lebih dekat kepada ALLAH SWT, tetapi dapat mengaplikasikan ilmu dalam kehidupan sehari – hari dalam bergaul.

2. Saran Bagi Guru Pembimbing

Guru Pembimbing atau Tutor diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang hal positif yang diperoleh ketika siswa mengikuti rohis. Sehingga tercipta siswa yang unggul dalam bidang IQ, EQ< maupun ESQ nya.

3. Saran Bagi Kepala Sekolah

Pihak sekolah yang dalam hal ini adalah Kepala Sekolah diharapkan dapat membantu kemajuan kegiatan ROHIS di sekolah dengan memperbaiki fasilitas yang mendukung kegiatan – kegiatan rohis,dan dapat memberikan motivasi kepada siswa pentingnya mengikuti ROHIS.

4. Saran bagi Peneliti

Kepada peneliti, karena ada kemungkinan terdapat variabel - variabel lain seperti kegiatan pramuka, yang diduga turut mempengaruhi Kedisiplinan Siswa, sehingga perlu ditambahkan variabel – variabel pengantara sebagai variabel tambahan dalam penelitian mengenai disisplin siswa .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2005. ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Jakarta: ARGA.

Arifin, Muhammad. 2002. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Buah Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, Samsul Munir. 2008. Bimbingan Dan Konseling Islam. Wonosobo.Amzah Azwar, S. (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Buchori, Muhammad. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Chatib, Munif. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta. GP. 2010 Meichati, Siti. 1976. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: FIP IKIP

Nurihsan, J. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Mutiara. Bandung Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2009. Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: ALFABETA Santoso, Singgih. 2010. Statistik Non Parametrik Konsep Dan Aplikasi Dengan

SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Sardiman. 2004. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(6)

Siagian, Sondang. 2007. Teori Dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah. Bandung: PT Bumi Aksara

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sujanto, Agus. 2005. Psikologi Perkembangan. Surabaya: Rineka Cipta.

Soekamto, Sujono. 2008. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Tasmara, Toto. 2004. Etos Kerja Islami. Jakarta: Mutiara

Trisnayadi, Tuwuh. 2007. Menggapai Cita-cita. Semarang. Pustaka Insan Madani Widiantoro, Nugroho. 2002. Panduan Dakwah Sekolah. Jakarta: Syamil Cipta

Media.

Yusuf, S. 2009. Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap Sikap Beragama Siswa Kelas IX SMP Negeri 14 Tangerang Selatan

1 10 122

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENYELENGGARAAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 13

PENDAHULUAN Penyelenggaraan Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) Dalam Menumbuhkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMA Negeri 1 Ampel Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 4

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPA SEKOLAH Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Xi IPA Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Tegal Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas Xi IPA Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kota Tegal Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 4

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tawangsari Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 18

PENGARHAS Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 10

KAJIAN PEMBINAAN AKHLAK MULIA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS) DI SEKOLAH: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Lembang-Bandung Barat.

0 1 43