Proses Pelaksanaan Penitipan Beras Di Toko Beras Di Dusun Banyurip Desa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari. Bukan bahasa formal, namun cukup dimengerti maksud dan tujuannya. 4 Sighat dari pihak muwakil harus berupa ucapan yang mengindikasikan kerelaan, sedangkan qabul dari pihak wakil tidak harus diucapkan secara lisan, cukup dengan tidak adanya penolakan darinya. b. Cara penyerahan kembali barang yang dititipkan. Sebagaimana syarat yang diajukan oleh orang yang menitipkan beras ketika melakukan akad penitipan, maka beras masih ada dalam tanggung jawab pemilik toko sebagai orang yang yang diserahi barang titipan, dan beras tersebut akan diserahkan kepada orang yang menitipkan ketika orang yang menitipakan membutuhkanya. Untuk bulan-bulan berikutnya orang yang menitipkan beras tersebut akan meminta berasnya sesuai kebutuhan untuk kebutuhan hidup atau melakukan hajatan lagi, dan pemilik toko akan menyerahkan beras tersebut sebanyak yang diminta oleh pembeli, akan tetapi dengan naiknya harga beras disini pemilik toko akan memberi pilihan atau syarat kepada orang yang menitipkan beras yaitu dengan meminta beras yang awalnya penitipan satu kilonya di 4 Ibu Seswati, Wawancara, Blitar, 20 Desember 2014. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id hargai enam ribu dan ketika meminta maka harganya berubah dari yang enam ribu menjadi delapan ribu, atau dengan meminta beras yang yang lebih bagus maka orang yang menitipkan beras harus membayar sisa harga beras tersebut dengan uang, hal demikian terjadi karena beras yang dititipkan berupa beras campuran. 5 Dan syarat serta ketentuan yang di berikan pemilik toko ini tidak ada dalam kesepakatan sebelumnya dan dalam hal ini pihak penitip pun merelakan syarat yang diberikan pihak toko, karena ini adalah ujrah atau upah bagi pemilik toko karena telah menjadi wakil dalam hal ini. 6 Seseorang mewakilkan orang lain untuk menjual sesuatu tanpa adanya ikatan harga tertentu, pembayaranya tunai atau berangsur, di kampung atau di kota, maka wakil atau yang mewakili tidak boleh menjualnya dengan seenaknya saja, tapi dia harus menjual sesuai dengan harga pada umumnya, sehingga dapat dihindari, kecuali bila penjualan tersebut diridhai oleh yang mewakilkan. Pengertian mewakilkan secara mutlak bukanlah berarti seseorang wakil dapat bertindak semena-mena, tetapi maknanya ialah dia berbuat untuk melakukan jual beli yang dikenal di 5 Ibu Umi, Wawancara, Blitar, 20 Desember 2014 6 Ibu Sriatun, Wawancara, Blitar, 20 Desember 2014. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kalangan para pedagang dan untuk hal yang lebih berguna bagi yang mewakilkan. 2. Pelaku Transaksi Penitipan Beras Dalam kegiatan masyarakat di Dusun Banyuurip Desa Sumberingin ini menggunakan akad titipan. Dimana yang melakukan kegiatan ini yaitu para bapak-bapak, ibu-ibu rumah tangga dan pemilik tokoh yang umumnya berumur 30-60 tahun. Merekalah yang bertindak sebagai orang yang menitipkan dan yang dititipi, orang yang menitipkan yaitu bapak-bapak dan ibu-ibu akan pergi ke toko untuk melakukan transaksi penitipan beras yang mana dilakukan sendiri tanpa perwakilan orang yang dibawah usia karena mereka dianggap belum cakap dalam bertindak. 7 Al muwakil orang yang mewakilkan adalah orang yang dianggap sah oleh syari ‟at dalam menjalankan apa yang ia wakilkan. Ia harus sudah dianggap cakap bertindak hukum telah baligh dan berakal sehat. Dalam kitab fathul muin ini juga di jelaskan bahwasanya wakalah dikatakan sah apabila muwakil memiliki kekuasaan pelaksanaan atas suatu perkara saat diikat akad wakalah. 7 Ibu Wijiati, Wawancara, Blitar, 20 Desember 2014. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Obyek transaksi Milik sah dan milik pribadi orang yang mewakilkan. Barang tersebut bukan milik umum, bukan barang yang semua orang bisa memperolehnya, Seperti tidak sah untuk mewakilkan untuk menggali barang tambang yang belum ada pemiliknya, sebab barang itu adalah milik umum dan bukan milik pribadi muwakkil. Bukan berbentuk utang kepada orang lain, seperti pernyataan: ” saya tunjuk engkau sebagai wakil saya untuk meminjam uang kepada Ahmad ”. Jika hal tersebut dilakukan, maka hutang menjadi tanggung jawab wakil, bukan muwakkil. Merupakan sesuatu yang boleh diwakilkan menurut syara ‟. Menurut jumhur ulama‟ boleh perwakilan dalam masalah ibadah yang bersifat menerima dan menyerahkan kepada yang berhak. Seperti mewakilkan menerima zakat dan kemudian menyerahkannya kepada yang berhak. Beras hasil bowo menikah dan meninggal dengan berbagai jenis merupakan obyek atau benda yang menjadi transaksi penitipan ini. Beras ini telah tersedia dan nyata keberadaanya. Beras ini dititipan karena dengan alasan untuk menjaga agar beras tidak rusak dan bisa diambil atau dimanfaatkan suatu hari ketika orang yang menitipkan membutuhkan beras kembali. 8 8 Ibu Sumini, Wawancara, Blitar, 20 Desember 2014. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

A. Analisis Terhadap Tradisi Penitipan Beras Di Toko Beras Di Dusun

Banyuurip Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar

1. Tentang Wakalah

Para ulama pun bersepakat dengan ijma ’ atas dibolehkannya wakalah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut jenis ta ‟awun atau tolong menolong atas kebaikan dan taqwa. Seperti firman Allah SWT “… dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran …” Qs. Al-Maidah 2 Dan Rasulullah saw bersabda HR Muslim no 4867 “Dan Allah SWT menolong hamba selama hamba menolong saudaranya “. Dalam perkembangan fiqih Islam status wakalah sempat diperdebatkan: apakah wakalah masuk dalam niabah yakni sebatas mewakili atau kategori wilayah atau wali ?hingga kini dua pendapat tersebut terus berkembang. Pendapat pertama menyatakan bahwa wakalah adalah niabah atau mewakili. Menurut pendapat ini, si wakil tidak dapat menggantikan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seluruh fungsi muwakil. Pendapat kedua menyatakan bahwa wakalah adalah wilayah karena khilafah menggantikan dibolehkan untuk yang mengarah kepada yang lebih baik, sebagaimana dalam jual beli, melakukan pembayaran secara tunai lebih baik, walaupun diperkenankan secara kredit. Hukum asal wakalah adalah dibolehkan, namun terkadang di sunahkan jika itu merupakan bantuan untuk sesuatu yang disunnahkan. Terkadang juga menjadi makruh jika merupakan bantuan terhadap sesuatu yang dimakruhkan. Hukumnya juga menjadi haram jika merupakan bantuan terhadap sesuatu yang diharamkan, dan hukumnya adalah wajib jika ia untuk menghindari kerugian dari muwakil. Dalam tradisi penitipan beras di toko beras di dusun Banyuurip Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar ini, yang menjadi subyek penitipan yaitu melibatkan dua belah pihak, yaitu orang yang mempunyai hajat sebagai penitip dan pemilik toko sebagai orang yang dititipi beras. Dan adapun yang menjadi obyek adalah beras hasil bowo dan jenisnya campuran, sehingga swujud dari beras tersebut nyata dan dan bisa diserahkan secara langsung. Cerita ini berawal dari warga apabila ada suatu hajatan atau acara besar pasti banyak warga yang datang untuk bowo , dan saat bowo banyak warga yang membawa beras dan beras yang diperoleh oleh tua rumah berkwintal-kwintal. Untuk mengatasi kerusakan beras atau hal-hal lain digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang tidak diharapkan maka tua rumah mempunyai inisiatif untuk menitipkan beras tersebut ke toko beras. Dan pada saat penitipan pihak toko memperjualbelikan beras tersebut yang keuntungan tidak diketahui oleh orang yang menitipkan beras. Dan titipan yang terjadi di Dusun Banyuurip Desa Sumberingin kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar karena barang yang dititipkan ini diperjualbelikan dan akan diganti dengan beras kembali pada saat orang yang menitipkan ini meminta kembali berasnya, namun dalam hal pengembalian ada berbagai macam yang pertama beras di kembalikan dengan hitungan awal perkilonya 6 ribu menjadi 8 ribu, yang kedua apabila orang yang menitipkan meminta beras yang paling bagus maka akan membayar tambahan dengan uang, sisa beras yang diminta denga hitungan awal 6 ribu tersebut.

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Tradisi Penitipan Beras Di Toko Beras Di

Dusun Banyuurip Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar Sebagai salah satu kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat muslim, penitipan beras di toko beras di Dusun Banyuurip Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar ini sangat penting dikaji dalam hukum Islam. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Meskipun „urf terkadang dianggap baik oleh sekelompok orang. Oleh karena itu syara ‟ membagi „urf ’dalam dua kriteria yaitu ‘urf s}ah}ih dan fasid rusak. Adapun ‘urf fasid adalah sesuatu yang telah saling dikenal manusia tetapi bertentangan dengan syara ‟ atau menghalalkan yang haram dan membatalkan yang wajib. 1 Hal-hal yang berkaitan dengan penitipan beras di toko beras di Dusun Banyuurip Desa Sumberingin Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar adalah: 1. al muwakil orang yang mewakilkan adalah orang yang dianggap sah oleh syari ‟at dalam menjalankan apa yang ia wakilkan. Ia harus sudah dianggap cakap bertindak hukum telah baligh dan berakal sehat. Dalam kitab fathul mu.in ini juga di jelaskan bahwasanya wakalah dikatakan sah apabila muwakkil memiliki kekuasaan pelaksanaan atas suatu perkara saat diikat akad wakalah. Dan yang melaksanakan penitipan ini, mereka adalah orang yang sudah mencapai umur 30 tahun. Terhadap subyek akad ini, Allah SWTtelah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 5: ََلَو َ َ ؤُ ت َ ا وُ ت َ ََءاَهَفّّلا َ َُمُكَلاَو مَأ َ َِتّلا َ ََلَعَج َ َُهّّلا َ َ مُكَل َ اًماَيِق 1 Syafi ‟ Rahmad, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004, 128-129.