18
sesuatu itu sudah merupakan cermin dari perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang sangat majemuk? Apakah sesuatu yang populer dalam
media massa dapat dikatakan sebagai cerminan dari rasa keadilan dalam seluruh masyarakat Indonesia? Apakah mungkin cita rasa masyarakat yang demikian
majemuk seperti Indonesia dapat tercermin hanya dalam satu ekspresi tentang keadilan yang bersifat nasional. Apakah cerminan rasa keadilan itu harus bersifat
nasional atau bersifat lokal, yaitu terkait langsung dengan kasus demi kasus konkrit yang terjadi dalam masyarakat, sehingga perasaan keadilan yang hidup dalam
masyarakat itu benar-benar dapat tercermin dalam keputusan-keputusan yang konkrit yang ditetapkan oleh hakim.
B. Tinjauan Umum Tentang Peradilan Pajak Dalam Hukum Pajak
Hukum pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Hukum Administrasi.
Hukum administrasi umumnya berupa sanksi administrasi baik berupa bunga, denda, tambahan pokok pajak, maupun kenaikan dan dijatuhkannya oleh fiskus
pajak. Sanksi administrasi umumnya berkaitan dengan masalah-masalah
ketidaktaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban, seperti tidak menyampaikan surat pemberitahuan SPTs, atau menyampaikan SPT tetapi tidak
benar dan tidak lengkap, yang dikarenakan alpa, dan lain-lain.
19
2. Hukum Pidana.
Hukum pidana berkaitan dengan denda pidana maupun hukum penjara dan dijatuhkan oleh hakim. Hukuman pidana umumnya berkaitan dengan perbuatan-
perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan, seperti sengaja tidak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, memperlihatkan pembukuan,
pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, dan lain-lain.
Peradilan administrasi pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Peradilan administrasi tidak murni
Peradilan administrasi ini disebut peradilan administrasi tidak murni karena dalam peradilan administrasi ini hanya melibatkan dua pihak yaitu pihak wajib pajak
dan pihak fiskus tanpa melibatkan pihak ketiga yang independen. Fiskus sebagai pihak yang bersengketa sekaligus menjadi pihak yang mengambil keputusan dalam
perselisihan pajak yang bersangkutan.
2. Peradilan administrasi murni
Peradilan administrasi murni adalah peradilan yang melibatkan tiga pihak, yaitu wajib pajak, fiskus dan hakim yang mengadili. Wajib pajak dan fiskus adalah pihak
yang bersengketa, sedangkan hakim atau majelis hakim adalah pihak yang akan memutuskan sengketa tersebut.
20
Pengadilan pajak berkedudukan di ibu kota negara., Susunan pengadilan pajak terdiri atas pimpinan, hakim anggota, sekretaris, dan panitera. Pimpinan pengadilan
pajak terdiri atas seorang ketua dan paling banyak 5 lima orang wakil ketua. Hakim tidak boleh merangkap menjadi;
1. Pelaksana putusan pengadilan pajak; 2. Wakil, pengampun, atau pejabat yang berkaitan dengan suatu sengketa pajak yang
akan atau sedang diperiksa olehnya; 3. Penasihat hukum;
4. Konsultan pajak; 5. Akuntan publik;
6. Pengusaha.
Kekuasaan Pengadilan Pajak
a. Pengadilan pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutuskan sengketa pajak.
b. Pengadilan pajak dalam hal banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku. c. Pengadilan pajak dalam hal gugatan memeriksa dan memutuskan sengketa atas
pelaksanaan penagihan pajak atau keputusan pembetulan atau keputusan lainnya. Gugatan wajib pajak atau penanggung pajak terhadap:
1. Pelaksana surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, atau
pengumuman lelang. 2. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan.
3. Keputusan pembetulan yang berkaitan dengan surat tagihan pajak. d. Pengadilan pajak adalah pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam
memeriksa dan memutuskan sengketa pajak
21
BAB III PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Pembentukan Pengadilan Pajak di Indonesia.
Hal ini didasari adanya pendapat bahwa dengan adanya Pengadilan Pajak dapat terwujudnya hak-hak masyarakat Indonesia, mewujudkan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dalam hal negara Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
menjamin perwujudan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tentram dan tertib serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga
masyarakat. Maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud diatas, pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air
memerlukan dana yang memadai terutama dari sumber perpajakan. Selain itu, juga dalam hal karena badan penyelesaian sengketa pajak belum
merupakan badan peradilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung, maka diperlukan suatu pengadilan pajak yang sesuai dengan sistem kekuasaan kehakiman
di Indonesia dan mampu menciptakan keadilan dan kepastian hukum dalam penyelesaian sengketa pajak dalam lingkungan masyarakat bangsa dan negara,
sehingga dapat tercapai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh warganegaranya. Ketika Pemerintah Hindia Belanda mulai memungut pajak secara hukum,
pada saat hampir bersamaan dengan itu, ditetapkan suatu ordonansi tentang keadilan