3. Keutamaan Belajar Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang bersifat atau berfungsi sebagai mu’jizat sebagai bukti kebenaran atas kenabian nabi Muhammad
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang tertulis dalam mushaf, yang dinukilkan atau diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan
dipandang beribadah membacanya. Jadi belajar Al-Qur’an penting sekali, selain keutamaan-keutamaan di dalamnya belajar Al-Qur’an dan
mengajarkannya.
Al-Qur’an diibaratkan oleh sahabat Abdullah Bin Mas’ud sebagai jamuan tuhan. Layaknya jamuan, maka harus didandani, dilahap dan
dinikmati kelezatannya. Bila jamuan telah tersedia, sedang ia dibiarkan sia-sia, tentulah suatu kerugian dan penyesalan dikemudian hari. Begitulah
Al-Qur’an sebagai jamuan tuhan. Ia harus dikaji, dibaca, dipahami, dan dinikmati apalagi kaum musliman.
Meski belajar aksara huruf Al-Qur’an saja, Allah swt telah memberikan apersepsi. Bacaan Al-Qur’an seseorang meski masih gagap,
tidak fasih, susah, tidak mahir dan cedal, diberikan dua nilai pahala oleh Allah SWT, asalkan ia mau belajar dan terus berupaya memperbaiki diri.
Adapun perubahan yang terjadi dengan apabila mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan Hadis, antara lain:
a. Perubahan mental, yaitu: - Istigfar
- Taubat
- Takwa b. Perubahan fisik, yaitu:
- Bersih - Sehat
- Sejahtera c. Perubahan tata nilai, yaitu:
- Melalui persiapan dan kekuatan - Melalui nasihat dan dakwah
- Melalui contoh tauladan d. Perubahan sikap dalam menjalani kehidupan di dunia menuju akhirat,
yaitu: - Sikap tawadhu’ dalam makna bahwa perjalanan hidup ini akan
meninggalkan dunia, maka orientasi hidup ini harus menuju akhirat. Denan demikian, dunia akan ikut terbawa. Bukan sebaliknya, dunia
yang dikejar dengan segala kemewahan dan tipu muslihat iblis yang diikuti.
- Sikap persaudaraan seiman dan seislam, persaudaraan dalam konteks sebangsa dan setanah air, serta persaudaraan antar sesame manusia
secara universal. - Sikap mema’afkan.
41
41
Eggi Sudjana, Islam Fungsional, Jakarta: Rajawali, 2008, hal. 31
4. Tujuan Pengajaran Al-Qur’an