Aktifitas Komunikasi Dalam Proses

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❫ ❴ BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai penutup dan jawaban dari rumusan masalah, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Tradisi merariq di dalamnya terdapat proses yang begitu panjang mulai dari pra akad, proses akad, dan pasca akad. Berbeda dengan konstruksi fiqh Islam yang inti dari pernikahan adalah proses akad, dalam tradisi merariq masyarakat Desa Padamara ada sebuah perluasan makna sehingga pra akad, proses akad, dan pasca akad memiliki status wajib. Proses tradisi merariq di Desa Padamara dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu. Pertama. Pra akad yang meliputi tahap melaian, mesejati, selabar, nuntut wali. Kedua. Proses akad yang meliputi tahap ngawinan. Ketiga. Pasca akad yang meliputi tahap bait janji, begawe, sorong serah aji krama, nobat, nyongkolan, balik lampak naen, jika salah satu tahapan tidak dijalankan akan menyebabkan terjadinya kecacatan secara adat pada tradisi merariq. Dalam tradisi merariq masyarakat Desa Padamara, nilai-nilai adat yang diekspresikan dalam simbol-simbol Islam dan sebaliknya nilai- nilai Islam sebagai struktur dalam yang diekspresikan dalam bentuk simbol-simbol adat sebagai struktur luarnya. Dalam hal ini bahwa nilai-nilai Islam dan nilai adat bisa sejalan. 2. Adapun keberadaan tokoh agama sangat mendukung dalam proses tradisi merariq dan melestarikan proses tradisi merariq ini. 1 ❫ ❴ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❵ Keberadaan tokoh agama sangat berpengaruh dalam menjaga kemurnian nilai-nilai Islam pada tradisi merariq melalui pola komunikasi yang dilakukan dalam membentuk perilaku masyarakat untuk mengikuti simbol-simbol yang ada pada tradisi merariq. Tokoh agama dalam memasukkan nilai-nilai Islam pada tradisi merariq melalui budaya dan organisasi pemuda sebagai medianya dan pola komunikasi yang digunakan oleh tokoh agama yaitu. Pertama. Melakukan komunikasi secara interpersonal. Kedua. Tokoh agama melakukan komunikasi secara publik. Ketiga. Tokoh agama melakukan komunikasi secara organisasi yang dilakukan dalam organisasi. Tokoh agama melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya agar masyarakat dapat hidup dengan nilai-nilai Islam yang lebih baik dalam kebudayaan. Sedangkan aktifitas komunikasi yng terjadi dalam proses tradisi merariq di Desa Padamara, yaitu : Pertama. Melalui situasi komunikatif. Kedua. Melalui peristiwa komunikatif, dan. Ketiga. Melalui tindakan komunikatif.

B. Saran

Apa yang telah dijelaskan di atas adalah upaya untuk melihat lebih mendalam fenomena pola komunikasi tokoh agama dalam mengakulturasikan nilai-nilai Islam dan tradisi, khususnya tradisi merariq masyarakat suku Sasak di Desa Padamara. Tesis ini telah membahas secara mendalam persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan tradisi merariq yang berlaku dimasyarakat suku Sasak di Desa Padamara. Akan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❛ tetapi penelitian ini melahirkan persoalan baru di luar topik tesis ini dan membutuhkan penelitian yang tersendiri. Oleh karena itu, beberapa saran yang perlu dikemukakan, yaitu : 1. Disarankan kepada desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, seluruh masyarakat yang ada di Desa Padamara dan pemerintah kabupaten Lombok Timur untuk bersikap lebih pro aktif dalam menggali dan melestarikan budaya suku Sasak sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia serta mendorong munculnya penelitian yang berkaitan dengan budaya suku Sasak khususnya pada aspek- aspek yang belum diteliti. 2. Kajian dalam pelaksaan tradisi merariq merupakan suatu fenomena psikologi individual yang sangat abstrak karena sangat sulit sekali untuk memastikan apakah setiap orang yang melaksanakannya didorong oleh ketaatan kepada agama atau ada faktor-faktor yang lain. Dalam melihat faktor-faktor tersebut perlu dilakukan penelitian yang mengungkapkan hubungan dengan mengadakan penelitian terhadap pola komunikasi tokoh agama dalam mengakulturasi nilai-nilai Islam lainnya seperti sikap keberagaman dengan tingkat pemahaman terhadap agama. 3. Temuan di dalam penelitian ini perlu ditindak lanjuti dengan diadakannya penelitian yang lebih mendalam dan lebih banyak lagi informannya dan perlu juga dikembangkan lebih speksifik lagi pada penelitian yang berdasarkan usia, pendidikan dan lain sebagainya. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Mudhofir. “Pribumisasi Islam Dalam konteks Budaya Jawa Dan Integrasi Bangsa”, Indo-Islamika, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni, 2014. Abdullah, Taufik. Agama dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT. Rajawali, 1983. Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012. Ali, Jacub dan Umar Siradz. Pernikahan Nilai Upacara Tradisional Pada Masyarakat Pendukungnya Di Daerah Nusa Tenggara Barat. Mataram: Pasifik, 1998. Alus, Christeward. “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat”, Acta Diurna, Vol. 3 No. 4, 2014. Amanah, Siti. “Pola Komunikasi dan Proses Akulturasi Mahasiswa Asing Di STAIN Kediri”, Realita, Vol. 13, No. 1 Januari, 2015. Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Ariadi, Lalu Muhammad. Haji Sasak Sebuah Potret Dialektika Haji dan Kebudayaan Lokal. Jakarta: Impressa, 2013. Ariyono dan Amimuddin. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Persindo, 1985. Asnawan, “Islam dan Akulturasi Budaya Lokal Di Indonesia”, Falsifa, Vol. 2, No. 2, September, 2011. Asnawir dan Basyrudin Utsman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press, 2002. Astuti, Puji, “Komunikasi Sebagai Sarana Akulturasi Antara Kaum Urban Dengan Masyarakat Lokal Di Pasar Segiri Samarinda”, eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 2, No. 1 2014. AT, M. Arsyad. “Kajian Kritis Tentang Akulturasi Islam Dan Budaya Lokal”, Lentera Pendidikan, Vol. 15, No. 2, Desember, 2012. Atabik, Ahmad. “Dari Konseling Perkawinan Menuju Keluarga “SAMARA””, Konseling Religi, Vol. 6, No. 1, Juni, 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Awwad, Muhammad. “Komunikasi Dalam Bingkai Lintas Budaya dan Agama”, Komunika, Vol. 7, No. 1, Juni, 2015. Bahtar. “Komunikasi Anti Kekerasan : Membangun Budaya Damai Dalam Perspektif Etika Komunikasi Islam”, Al-Miskeah, Vol. 9, No. 1, Januari-Juni, 2013. Baiti, Rosita. “Teori dan Proses Islamisasi Di Indonesia”, Vol. XVI, No. XXVIII, Desember, 2014. Bartholemew John Ryan. Alif Lam Mim : Kearifan Masyarakat Sasak. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001. Basriadi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perkawinan Beda Kelas Muslim Sasak Lombok, Maraji”, Vol. 1, No. 2, Maret, 2015. Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press, 2004. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003. ____________. Penelitian Kualitatif, Cet. 4. Jakarta: Kencana, 2010. Busman, Edyar, dkk. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua Anak Dalam Keluarga. Jakarta Rineka Cipta, 2004. Djamas, Nurhayati. Dinamika Pendidikan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bukti, 2003. Esten, Mursal. Tradisi dan Modernitas Dalam Sandiwara. Jakarta: Intermasa, 1992. Faris, Salman. “Islam dan Budaya Lokal Studi Atas Tradisi Keislaman Masyarakat Jawa”, Thaqafiyyat, Vol. 15, No. 1 2014. Fathoni, Abdurrahmat. Antropologi Sosial Budaya Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Fitria, Vita. “Interpretasi Budaya Clifford Deertz Agama Sebagai Sistem Budaya”, Sosiologi Reflektif, Vol. 7, No. 1, Oktober, 2012. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Furchan, Arief dan Agus Maimun. Studi Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Gafur, Abdul. “Peran Imam Dalam Penyelesaian Sengketa Perkawinan Lari Di Makkasar”. Tesis-UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2010. Geertz, Cliffort. Abangan Santri dan Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya, 1983. Ghani, Ruslan Abdul. “Mengarifi Tradisi Memaling Dalam Praktik Merariq’ Masyarakat Sasak Lombok”, Schemata, Vol. 3, No. 2, Desember, 2014. Ghony, M. Djuanaidi dan Fauzan Almanshur. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014. Hadirman, “Tradisi Katoba Sebagai Media Komunikasi Tradisional Dalam Masyarakat Muna”, Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, Vol. 20, No. 1, Agustus, 2016. Haq, Hilman Syahrial, “Perkawinan Adat Merariq’ Dan Tradisi Selabar Di Masyarakat Suku Sasak”, Perspektif, Vol. XXI, No. 3, September, 2010. Hartono, Rudi, “Pola Komunikasi Di Pesantren : Studi Tentang Model Komunikasi Antara Kiai, Ustadz dan Santri Di Pondok Pesantren TMI Al-Amien Prenduan, Al-Balagh, Vol. 1, No. 1, Juni, 2016. Haryanto, Sindung. Spektrum Teori Sosial Dari Klasik Hingga Moderen. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Hefni, Moh. ““Bernegoisasi” Dengan Tuhan Melalui Ritual Dhammong Studi Atas Tradisi Dhammong Sebagai Ritual Permohonan Hujan Di Madura”, Karsa, Vol. XIII, No. 1, April, 2008. Hidayah, Irfanul. “Agama dan Budaya Lokal : Peran Agama Dalam Proses Marginalisasi Budaya Lokal”, Religi, Vol. 2, No. 2, Juli, 2003. http:id.shvoong.comsocial-scinces1927569-adat-perkawinan-suku-sasak- lombokixzz27kFeto9S. diunduh : Minggu, 13 November 2016, pukul 15.31. Ibrahim, Nana Sudjana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009.