G. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data mengenai penelitian ini, berdasarkan data yang sudah terkumpul, selanjutya ditempuh beberapa
teknik keabsahan data yang meliputi: kreadibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmbilitas. Adapun perincian dari teknik diatas
adalah sebagai berikut: 1. Standar Kredibilitas
Standar kredibilitas ini identik dengan validitas internal dalam penelitian kuatitatif. Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi sesuai dengan fakta dilapangan informasi yang digali dari subyek atau partisipan yang diteliti.
20
Kriteria ini digunakan untuk membuktikan bahwa data seputar persepsi komunitas pengemis
terhadap ibadah shalat wajib di Barak Bhakti Kabupaten Tulungagung yang diperoleh dari beberapa sumber dilapangan benar-benar
mengandung nilai kebenaran truth value. Maka untuk mencari taraf kepercayaan penelitian ini akan ditempuh upaya sebagai berikut:
a. Melakukan observasi
Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh- sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial
yang diteliti seperti apa adanya. Teknik observasi boleh dikatakan merupakan keharusan dalam pelaksanaan penelitian kualitatif.
b. Teknik Trianggulasie
20
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hal.
60
Teknik trianggulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, triaggulasi dapat dilakukan
dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan sudah berjalan dengan baik. Seperti 1 umpamanya peneliti
menggunakan wawancara mendalam dan observasi untuk pengumpulan data. 2 setelah itu dilakukan uji silang terhadap
materi catatan-catatan harian itu untuk memastikan tidak ada informasi yang bertentangan antara catatan harian wawancara dan
catatan harian observasi. Apabila ternyata antara catatan harian kedua metode ada yang tidak relevan, peneliti harus mengonfirmasi
perbedaan itu kepada informan. 3 hasil konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi-informasi sebelumnya karena bisa jadi hasil
konfirmasi itu bertentangan dengan informasi-informasi yang telah dihimpun sebelumnya dari informan atau dari sumber-sumber lain.
Apabila ada perbedaan, peneliti terus menelusuri perbedaan- perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber perbedaan dan
materi perbedaannya, kemudian dilakukan konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain.
21
Uji keabsahan melalui trianggulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat
dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Begitu pula materi
21
Ibid., hal. 191
kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif.
22
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
keperluan pengacekan atau sebagai pembanding dari data yang diperoleh.
23
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi
dengan hasil wawancara, membandingkan data dari informan. c. Diskusi teman sejawat
Menurut Moleong
24
teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh masukan tentang penelitian
yang dilakukan dan tentang keabsahan data yang diperoleh. Dengan harapan, peneliti mendapat masukan-masukan dari segi
konteks penelitian sebagai acuan untuk penyempurnaan penelitian.
Melibatkan teman sejawat yang tidak ikut melakukan penelitian untuk berdiskusi memberikan masukan, bahkan kritik
mulai awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian. Hal ini memang perlu dilakukan, mengingat keterbatasan
22
Ibid., hal. 193
23
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi…., hal. 330
24
Ibid., hal. 332
kemampuan peneliti, yang dihadapkan pada kompleksitas fenomena sosial yang diteliti.
25
2. Standar Transferabilitas Standar ini pada psrinsipnya merupakan pertanyaan empirik yang
tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif sendiri, tetapi dijawab dan dinilai oleh pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian
kualitatif memiliki standar transferability yang tinggi jika pembaca memperoleh gambaran yang sangat jelas tentang latar atau konteks
“semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan transferable. Dalam penelitian ini, peneliti meminta bantuan kepada
beberapa rekan akademisi dan praktisi pendidikan untuk membaca hasil laporan penelitian, dan untuk mengecek pemahaman mereka
mengenai arah dari hasil penelitian ini. Teknik ini digunakan agar dapat membuktikan bahwa persepsi komunitas pengemis terhadap
ibadah shalat wajib dapat ditransformasikan atau dialihkan ke latar atau subyek lain.
3. Standar Dependabilitas Pada tahap ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa dari
hasil penelitian ini telah mencerminkan konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses penelitiannya, baik dari segi pengumpulan data,
interpretasi temuan, dan laporan hasil penelitian. Salah satu upaya untuk menilai dependabilitas adalah melakukan audit dependabilitas,
25
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi…, hal. 61
oleh auditor independen, dengan jalan mereview segenap jejak aktivitas peneliti. Dalam tahap ini peneliti meminta beberapa orang
untuk mereview atau mengkritisi hasil penelitian ini. Mereka
adalah dosen pembimbing dan beberapa dosen yang lain.
H. Tahap-tahap Penelitian