Analisis pendidikan karakter di Indonesia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❇❈ ❉ maka akan berdampak fatal pada eksistenssi suatu bangasa. Oleh karenanya diperlukan sebuah sitem pendidikan yang mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Untuk itu pemerintah indonesia mencanangkan pendidikan baru dibidang pendidikan, yakni pendidikan karakter. Pendidikan karakter dilaksanakan secara terintegrasi untuk pembentukan watak kepribadian peserta didik secara utuh yang tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja, dan hasil karya yang baik. Pendidikan karakter merupakan upaya penanaman nilai-nilai karakter pada peseta didik, baik nilai pengetahuan, kesadaran diri maupun tindakan yang selanjutnya peserta didik diharapkan dapat merealisasikan nilai-nilai tersebut terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa melalui sikap, perasaan perkataan dan perbuatannya. Sehingga melalui pendidikan karakter, seorang anak menjadi cerdas intelegensinya dan juga emosionalnya. Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan karena dengan kecerdasan emosi seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Terkait dengan hal itu di d alam kitab “Ta’lim muta’allim” karya Az -zarnuji terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak yang holistik, yang meliputi akhlak terhadap Allah swt., akhlak terhadap sesama makhluk, dan akhlak terhadap diri sendiri. hal itu tentu sangat berperan penting dalam membangun kepribadian untuk menjadi individu yang baik. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❊❋ ● Dari penjelasan yang dipaparkan sebelumnya, tampak bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab ta’lim mutaalim memiliki keterkaitan dengan pendidikan karakter. Messkipun sumber yang dijadikan pijakan pendidikan karakter bervariasi, yaitu dari hasil pemikiran manusia, berupa pancasilaperaturan negara, budaya disamping dari agama. Sedangkan pendidikan akhlak bersumber dari Al-quran dan As-sunnah. Jika diperhatikan sekilas nampak ada relevansi antara pedidkan akhlak dan pendidikan karakter di indonesia. Dalam penelitian ini penulis menemukan 10 nilai pendidikan akhlak dalam kitab ta’lim muta’allim. Berikut ini akan diuraikan relevansi pendidi kan akhlak dalam kitab ta’lim muta’allim terhadap pendidikan karakter di Indonesia: 1. Akhlak seorang peserta didik harus memiliki niat baik dalam mencari ilmu. Pelajar hendaknya meletakkan niat selama dalam belajar. Karena niat itu seabagai pangkal dari segala amal. Maka dari itu sebaiknya setiap pelajar mempunyai niat yang sungguh-sungguh selama belajar dengan niat mencar ridha Allah swt, agar mendapat pahala kela di akhirat, menghilangkan kebodohan yang ada pada dirinya dan kebodohan orang-orang yang masih bodoh, serta niat menghidupkan dan melestarikan agama islam. Mempunyai sikap rasa ingin tahu yang tinggi juga penting bagi pelajar. Seperti halnya nilai pendidikan akhlak yang mengajarkan bahwa seorang pelajar seharusnya mempunyai niat baik dalam mencari ilmu sesuai dengan nilai pendidikan karakter religius. Karena dengan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ❍■ niat baik tersebut individu dapat tulus mencari ilmu dan memiliki tujuan yang benar, tidak hanya mencari popularitas atau kedudukan semata. Hal ini juga senada dengan karakter yang dimiliki orang suku jawa yang dicerminkan dari penggalan lirik tembang sluku-sluku bathok yang berbunyi: Sluku-sluku bathok, bathok e ela elo, berasal dari bahasa Arab: Ghuslu- ghuslu bathnaka, artinya mandikanlah batinmu. Bersihkanlah dirimu dulu sebelum membersihkan jiwa raga. 23 2. Akhlak untuk selalu bertawakkal kepada Allah Hubungan sesama perlu di jaga, tidak kalah penting hubungan kita dengan Allah Tuhan sang pencipta alam beserta isinya. Manusia, hewan, tumbuhan baik yang berakal maupun yang tidak berakal semua adalah ciptaan Allah. Maka dengan segala kelemahan kita, dengan segala kebodohan kita, bertawakkal adalah jalan terakhir setelah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan sesuatu apapun tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Sekuat apapun kita berusaha, sejauh apapun kita melangkah, Allah lah yang menggenggam takdir. Seseorang pelajar harus mempunyai sifat tawakkal sebagaimana dalam karakter religius, sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. 3. Wara’ 23 Ibid. h. 59.