Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
11
berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas; 3 tahap
operasional konkret, 7–11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat dan membagi; 4 tahap operasional formal, usia 11–15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, mampu berpikir
abstrak. Dari fase-fase perkembangan kognitif di atas, dapat diketahui bahwa
perkembangan kognitif anak usia Taman Kanak-kanak berada dalam fase praoperasional. Menurut Martini Jamaris 2006: 23, fase praoperasional pada
anak usia Taman Kanak-kanak mencakup tiga aspek, yaitu berpikir simbolis, berpikir egosentris, dan berpikir intuitif. Berpikir simbolis merupakan
kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak tampak dalam kehidupan anak abstrak. Berpikir
egosentris merupakan cara berpikir mengenai benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju berdasarkan dari pandangannya sendiri, karena itu anak belum
mampu menempatkan pandangannya pada sudut pandang orang lain. Berpikir intuitif merupakan fase berpikir dalam kemampuan untuk menciptakan sesuatu,
berpikir secara kreatif seperti menggambar, menyusun balok, membentuk sesuatu benda yang menarik, akan tetapi anak tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk
melakukannya. Piaget merupakan salah satu ahli psikologis yang sangat terkenal tentang
teori perkembangan kognitifnya mengatakan bahwa perkembangan kognitif
12
adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan. Menurut Piaget Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, Yulia
Ayriza, Purwandari, Hiryanto, Rosita E. Kusmaryani 2008: 34-35, menggunakan lima istilah dalam menggambarkan dinamika perkembangan
kognitif, yaitu: 1.
Skema, skema menunjukkan struktur mental, pola pikir yang digunakan seseorang nutuk mengatasi situasi tertentu yang ada di lingkungan.
2. Adaptasi, merupakan proses menyesuaikan pemikiran dengan memasukkan
informasi baru ke dalam pemikiran individu. 3.
Asimilasi, yaitu memasukkan informasi-informasi baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Dalam asimilasi skema yang sudah ada tidak mengalami
perubahan. 4.
Akomodasi, meliputi penyesuaian pada skema yang sudah ada terhadap masuknya informasi baru, dalam akomodasi terjadi perubahan dalam skema
yang sudah ada. 5.
Equilibration, merupakan kompensasi untuk gangguan eksternal. Perkembangan intelektual menjadi suatu kemajuan yang terus-menerus yang
bergerak dari satu ketidakseimbangan struktural ke keseimbangan struktur yang baru yang lebih tinggi.
Sejalan dengan pendapat Piaget, Vygotsky Santrock, 2002: 220 mengatakan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan
tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih
13
sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli.
1. Konsep Zona Perkembangan Proksimal ZPD Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian
tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori
Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development
dan potensial development, hal ini dapat dilihat apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.
2. Konsep Scaffolding Scaffolding
ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan
perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, di mana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Dialog adalah alat yang
penting dalam ZPD. 3. Bahasa dan Pemikiran
Vygotsky menjelaskan bahwa anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan
tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Teori
belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur