Sejarah Ibadah Qurban Waktu dan Tempat Menyembelih Qurban

Firman Allah Swt. yang lain: ٌهٰلِإ ْمُكُه ٰ لِإَف ِماَعْنلا ِةَميِهَب ْنِم ْمُهَقَزَر اَم َ َع ِ ٰلا َمْسا اوُرُكْذَِل ًكَسْنَم اَنْلَعَج ٍةَمُأ ِّ ُكِلَو ٤ َيِتِبْخُم ْ لا ِ ِّشَبَو اوُمِلْس َ أ ُهَلَف ٌدِحاَو ”Dan tiap-tiap umat Kami jadikan tempat berqurban supaya ia berqurban, agar mereka mengingat nama Allah atas apa yang telah dirizqikan kepada mereka atas binatang ternak yang telah dirizkikan kepada mereka. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk pada Allah.” QS. Al-Hajj [22]: 34. Sedangkan alasan ulama yang berpendapat bahwa hukum berqurban adalah sunnat muakkad berdasarkan sabda Rasulullah Saw.: يذمرلا هاور ْمَُكَل ٌةَنُس َوُهَو ِرْحَناِب ُتْرِم ُ أ ”Aku diperintahkan berqurban dan qurban itu sunat bagimu.”HR. Tirmidzi. Hukum qurban menjadi wajib apabila qurban tersebut dinadzarkan. Menurut Imam Malik bin Anas, apabila seseorang membeli hewan dengan niat untuk berqurban, maka ia wajib menyembelihnya.

3. Sejarah Ibadah Qurban

Didalam al-Qur’an telah terdokumentasikan secara nyata ketika Nabi Ibrahim a.s bermimpi menyembelih putranya yang bernama Ismail As. sebagai persembahan kepada Allah Swt.. Mimpi itu kemudian diceritakan kepada Ismail a.s dan setelah mendengar cerita itu ia langsung meminta agar sang ayah melaksanakan sesuai mimpi itu karena diyakini benar-benar datang dari Allah Swt.. Sebagaimana Firman Allah Swt. QS. Ash-Shafaat 102: ِتَب َ أ اَي َلاَق ىَرَت اَذاَم ْر ُظْناَف َكُ َبْذ َ أ ِّن َ أ ِماَنَم ْ لا ِف ىَر َ أ ِّنِإ َ َنُب اَي َلاَق َ ْعَسلا ُهَعَم َغَلَب اَمَلَف ٢ َنيِرِبا َصلا َنِم ُ ٰلا َءاَش ْنِإ ِنُدِجَتَس ُرَمْؤُت اَم ْلَعْفا Ibrahim berkata: Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu? Dia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. QS. As- ̣Ṣaffāt [37]:102. Hari berikutnya, Ismail as dengan segala keikhlasan hati menyerahkan diri untuk disembelih oleh ayahandanya sebagai persembahan kepada Allah Swt.. dan sebagai bukti ketaatan Nabi Ibrahim As. kepada Allah Swt., mimpi itu dilaksanakan. Acara penyembelihan segera dilaksanakan ketika tanpa disadari yang di tangannya ada seekor domba. Firman Allah Swt. QS. As-S ̣affāt [37]:107. 86 B u k u S i s w a K e l a s X 86 Di unduh dari : Bukupaket.com ٧ ٍمْيِظَع ٍحْبِذِب ُهاَنْيَدَفَو . ُ ْيِبُم ْ لا ُءَاَ ْ با َوُهَل اَذٰه َنِإ “Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar...” QS. As- ̣Ṣaffāt [107]: 107

4. Waktu dan Tempat Menyembelih Qurban

Waktu yang ditetapkan untuk menyembelih qurban yaitu sejak selesai shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah sampai sebelum terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijjah. Sabda Rasulullah Saw: هيلع قفّتم ىَرْخ ُ أ اَهَن َكَم ْحَبْذَي ْ لَف َ ِ ّل َصت ْنَأ َلْبَق َحَبَذ َنَك ْنَم “Barang siapa menyembelih hewan qurban sebelum kita mengerjakan shalat, maka hendaklah ia menyembelih yang lain sebagai gantinya.” Muttafaq ‘Alaih. دحأ هاور ٌحْبَذ ِقْيِ ْشَتلا ِماَي َ أ ُ ُك “Setiap hari tasyrik adalah waktu untuk berqurban” HR. Ahmad Tempat menyembelih sebaiknya dekat dengan tempat pelaksanaan shalat Idul Adha. Hal ini sebagai sarana untuk syi’ar Islam. Sabda Rasulullah Saw: يراخبا هاور َل َصُم ْ لاِب ُرَحْنَيَو ُحَب ْذَي َمَلَسَو ِهْيَلَع ِ ٰلا َل َص ِ ٰلا ُلْوُسَر َنَك “Nabi saw biasa menyembelih qurban di tempat pelaksanaan shalat Ied.” HR. Bukhari.

5. Ketentuan Hewan Qurban