IPAL Ciluar Pemilihan teknologi untuk IPAL Tegal Gundil Selection of technology for ‘embryo’ STP Paledang

1.1.1.7 IPAL Ciluar

Diusulkan IPAL Ciluar untuk mengolah air limbah dari 11.000 sambungan rumah da 1300 sambungan komersial. Lahan seluas 1,7 hektar telah diidentifikasi di desa Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, lihat Gambar 6.9. Gambar 6-9: Lokasi IPAL Ciluar

1.1.1.8 Pemilihan teknologi untuk IPAL Tegal Gundil

Sebagaimana dijelaskan di Bab 3.4.3, sistem Waste Stabilization Pond WSO yang ada di IPAL Tegal Gundil memiliki kapasitas yang cukup untuk mengolah air limbah dari 2400 rumah tangga. Salah satu alasannya adalah rendahnya beban kualitas air limbah yang diterima IPAL: 200mg BODl dibandingkan nilai desain sebesar 400mg BODl. Jumlah sambungan dapat ditingkatkan hingga 3000 sambungan rumah jika dipasang surface aerator pada kolam stabilisasi eksisting, sehingga mengalihkan proses WSP eksisting menjadi sistem kolam aerasi. Kajian desain proses dapat dilihat pada Tabel 6.5.

1.1.1.9 Selection of technology for ‘embryo’ STP Paledang

Luas wilayah yang tersedia untuk IPAL sementara ini sangat terbatas. Sehingga teknologi yang digunakan terbatas pada anaerobik atau highrate aerobic. Penguraian anaerobik membutuhkan volume yang lebih kecil dibandingkan dengan sistem highrate aerobic. Pada sistem aerobik, seperti halnya pengolahan lumpur aktif, juga diperlukan operator dengan keahlian yang baik. Sajauh pengamatan kami, hanya sektor 277184BA01MMIMMI12A 29 March 2011 P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc 17 1.2.2 Pemilihan teknologi swasta di Bogor yang memiliki pengalaman dalam operasi dan pemeliharaan jenis teknologi ini misal, staf teknis Botani Square Mall. Untuk saat ini, diasumsikan bahwa outsource operasi dan pemeliharaan pengolahan air limbah umum kepada pihak swasta tidak dapat dilakukan secara kelembagaan, sehingga hanya badan pemerintah yang dapat bertanggung jawab atas IPAL. Bogor telah memiliki pengalaman dalam hal pengoperasian kolam stabilisasi di Tegal Gundil, meskipun menghadapi banyak kendala operasional dan institusional. Sehingga diusulkan untuk memilih sistem anaerobik dengan bagian yang lebih sederhana dan kebutuhan listrik yang lebih sedikit. Sistem anaerobik yang sesuai adalah Imhoff Tank atau Upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor. Pengaplikasian Anaerobic Baffle Reactor ABR yanag umum digunakan hanya sesuai untuk sistem yang lebih kecil dan tidak sesuai untuk IPAL ini. Tangki Imhoff Tangki dua tingkat ini lihat Gambar 6.10 dalam unit struktural tunggal, mampu melakukan fungsi ganda yaitu sedimentasi dan penguraian. Kedua fungsi tersebut digunakan khusunya dalam kelompok masyarakat kecil di mana pemeliharaan dan pengoperasian oleh tenaga kerja terampil mungkin menjadi masalah. Namun biaya konstruksi terbilang cukup tinggi karena bentuk pekerjaan beton yang agak rumit. Kelemahan lain adalah beberapa orang sebagai teknologi kuno; namun teknologi ini adalah teknologi sederhana yang bekerja secara konsisten di lokasi dimana alat tersebut telah terpasang. Gambar 6-10: Tangki Imhoff Upflow Blanket Sludge Anaerobik Reactor Dalam Upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor UASBR, lihat Gambar 6.11 untuk lebih detailnya, air limbah mengalir ke atas melalui selimut biomassa terflokulasi yang berada di dalam reaktor vertikal yang mengandung bakteri anaerob, bakteri ini mengurai materi organik berbahan karbon. UASBR ini paling cocok untuk air limbah dengan beban lebih tinggi: seperti ‘black water’ dan limbah industri, tetapi juga dapat mengolah air limbah domestik yang memiliki beban lebih rendah. Hal ini sesuai untuk instalasi 277184BA01MMIMMI12A 29 March 2011 P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc 18 pengolahan air limbah menengah. UASBRs memerlukan lahan yang lebih kecil dari sistem aerobik, namun memerlukan pengolahan lanjutan untuk mencapai kinerja yang sebanding dalam hal mengurangi COD dan BOD. Gerakan gelembung gas yang keatas yang dihasilkan selama pencernaan anaerob menyebabkan turbulensi yang memungkinkan pencampuran tanpa bantuan mekanikal. Sekat di bagian atas reaktor memungkinkan gas untuk keluar namun mencegah arus outfloe dari dari selimut lumpur. Tidak ada kebutuhan energi eksternal dalam reaktor, sehingga proses ini tidak rentan terhadap pemadaman listrik. UASBR bisa menurunkan BOD air limbah domestik menjadi 70 to100 mg l dan memberikan padatan tersuspensi serendah 50 to100 mg l, tetapi penghapusan nitrogen dan bakteri buruk. Penerapannya untuk pengolahan limbah di tempat negeri dimulai pada tahun 1988 di Cali, Columbia dan telah dipelajari dengan seksama di Rumah Sakit Borromeus di Bandung. Kota Medan telah memasang sebuah UASBR, dan kadar BOD yang dihilangkan sangat rendah, hanya 4-9, menunjukkan bahwa Instalasi ini mempunyai masalah operasional dan pemeliharaan. Gambar 6-11: Reaktor UASB Kesimpulan Diperkirakan dukungan untuk pemilihan Imhoff tank, yang kemungkinan adalah pilihan yang paling tepat, akan sulit untuk didapatkan. Sehingga, pilihan terbaik nomor dua, yaitu reaktor UASB digunakan sebagai pilihan awal. Pada tahap studi kelayakan, UASB di Medan perlu dikunjungi untuk memastikan bahwa kendala operasional yang dihadapi bersifat sementara dan juga untuk meyakinkan bahwa reaktor UASB adalah pilihan teknologi yang paling tepat untuk Kota Bogor. Buangan efluen ke saluran irigasi Cipakancilan Efisiensi pengolahan yang dapat dicapai adalah sekitar 55 hingga 80. Efluen dari reaktor UASB biasanya masih membutuhkan pengolahan lanjutan sebelum dapat dilepaskan ke badan air. Namun, menginat kondisi saluran yang tercemar, beban polutan tambahan dari efluen reaktor UASB diperkirakan tidak signifikan dan dapat diterima untuk saat ini hingga sustem embrio tersambung ke saluran induk zona 277184BA01MMIMMI12A 29 March 2011 P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc 19 Pusat dan pengoperasian IPAL. Isu ini akan dipelajari lebih lanjut pada studi kelayakan proyek embrio yang akan dilaksanakan dibawah TG3 proyek ini.

1.1.1.10 Pemilihan teknologi IPAL Kayumanis dan IPAL Ciluar