Peranan Australian Agency For International Development (AusAID) Melalui Australian Development Scholarship (ADS) Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik Di Kawasan Timur Indonesia

(1)

Peranan Australian Agency for International Development (AusAID) Melalui Australian Development Scholarships (ADS) dalam Meningkatkan Kualitas

Tenaga Pendidik di Kawasan Timur Indonesia. (Studi Kasus Provinsi Papua : Tahun 2005-2009)

Diajukan untuk Menempuh Ujian Strata 1 pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia

Anggie Chintamy Tanjung

44305009

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

iii

(ADS) Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik di Kawasan Timur Indonesia (Studi Kasus Provinsi Papua : Tahun 2005 – 2009). Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, Bandung 2011.

Penelitian ini mengenai peranan AusAID dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui program beasiswa ADS di Provinsi Papua, periode 2005

– 2009. ADS berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Papua melalui penerapan 3 kategori beasiswa yaitu ADS Public, ADS Open dan ADS Targeted. Dengan meningkatnya mutu pendidikan maka akan membantu Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan tata kelola sistem pendidikan dalam pembangunan nasional.

Metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan studi kepustakaan, dimana dengan menggunakan metode ini dapat diambil hipotesis untuk mengidentifikasikan

permasalahan tersebut, hipotesis tersebut adalah “Australian Agency for International Development (AusAID) Berperan Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik di Kawasan Timur Indonesia khususnya Provinsi Papua Melalui Penerapan 3 Kategori Beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) yaitu ADS Public, ADS Open, dan ADS targeted”.

Hasil uji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Australian Agency for International Development (AusAID) melalui Australian Development Scholarships (ADS) dengan penerapan 3 kategori beasiswa yang ditawarkan telah berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Papua.

Kata kunci : Australian Agency for International Development (AusAID), Australian Development Scholarship (ADS), Kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia


(3)

iv

Development Scholarships (ADS) in Improve the Quality of Educators in Eastern Indonesia (Case study Province of Papua : 2005 - 2009). Department of International Relation Sciences, Faculty of Social and Political Sciences, Indonesia Computer University, Bandung 2011.

This research on the role of AusAID in improve the quality of educators through the ADS scholarship program in Papua Province, the period from 2005 to 2009. ADS role in improve the quality of education in the province of Papua through the implementation of three categories of scholarships are ADS Public, ADS Open, and ADS Targeted. With the increasing quality of education it will assist the Government of Indonesia in improve the quality and governance of education systems in national development.

Methods and research techniques used in this study is qualitative methods and study literature, where by using this method a hypothesis can be taken to identify those problems, the hypothesis is "The Australian Agency for International Development (AusAID) Role In Improve Quality of Educators in Eastern Region Indonesian province of Papua in particular through application of three categories Australian Development Scholarships (ADS) ADS Public, Open ADS, and ADS targeted ".

Test results in this study suggests that the Australian Agency for International Development (AusAID) through the Australian Development Scholarships (ADS) by the application of three categories of scholarships offered has been instrumental in improve the quality of education in the province of Papua.

Key words: Australian Agency for International Development (AusAID), Australian Development Scholarship (ADS), Quality of Educators in Eastern Indonesia


(4)

v

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peranan Australian Agency for International Development (AusAID) melalui Australian Development Scholarships (ADS) dalam Meningkatkan Kualitas Pendidik di Kawasan Timur Indonesia (Studi Kasus Provinsi Papua : Tahun 2005 – 2009)”. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat pokok dalam menempuh Ujian Sidang Strata 1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia.

Berbagai upaya telah penulis lakukan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam susunan kata, kalimat maupun sistem pembahasannya. Penulis berharap penulisan skripsi ini setidaknya dapat memberikan sumbangan yang cukup positif bagi penulis khususnya dan khalayak pada bidang yang sama.

Pada penelitian ini, penulis mendapat dukungan yang luar biasa istimewa yaitu dari keluarga tercinta. Ibunda Anie Tanjung dan Ayahanda Andi Cipta Nasution atas kasih sayang, doa, nasehat, dukungan secara moril dan finansial , perhatian serta motivasi yang diberikan. Terima kasih atas semangat dan motivasi


(5)

vi “kapan lulus kak?”. Love u dek .

Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak yang sangat besar artinya. Dan pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bpk. DR. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Bpk. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs.,MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Hj. DR. Aelina Surya, Dra, selaku Pembantu Rektor III, Universitas Komputer Indonesia Terimakasih Bu atas segala bimbingan dan ilmu serta kemudahan yang diberikan pada peneliti.

4. Bpk. Andrias Darmayadi, S.IP, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Terima kasih atas kesempatan, masukan, arahan , motivasi dan semangat yang diberikan kepada Peneliti selama proses perkuliahan.

5. Bpk. Budi Mulyana S.IP, M.Si, selaku Dosen Ilmu Hubungan Internasional dan Dosen Pembimbing Utama. Terima kasih untuk ilmu-ilmu yang diberikan selama ini, atas segala nasehat, waktu, masukan, kesabaran, kritik, saran, ketelitian dan juga sindiran membangun semangat yang


(6)

vii

dan selaku Dosen Wali peneliti, .terima kasih atas semua perhatian dan masukannya selama proses perkuliahan.

7. Ibu Dewi Triwahyuni S.IP.,M.Si, selaku Dosen Ilmu Hubungan Internasional,terima kasih ibu untuk ilmu-ilmu, saran serta perhatian yang diberikan kepada peneliti selama proses perkuliahan.

8. Ibu Sylvia Octa Putri S.IP, selaku Dosen Ilmu Hubungan Internasional, terima kasih untuk berbagai kesempatan, masukan, saran, arahan yang diberikan kepada Peneliti.

9. Teteh Dwi Endah Susanti S.E, selaku Sekretariat Ilmu Hubungan Internasional, terima kasih atas bantuannya dalam hal administrasi maupun hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perkuliahan.

10. Seluruh Dosen Pengajar pada Prodi Ilmu Hubungan Internasional. Terima kasih Bapak/Ibu Dosen buat ilmu, perhatian serta didikannya kepada peneliti selama berkuliah di UNIKOM.

11. Keluarga besar yang ada di Jakarta, Padang, Solok Selatan, Medan dan Aceh. Terima kasih atas semua doa dan dukungan selama ini.

12. Sahabat – sahabat tercinta HI 2006, senasib dan seperjuangan  , Ciptani Sita Permana S.IP “kunciep” (tempat curhat dan bertanya selama kuliah dan proses penyelesaian skripsweet ini ), Nopi Jusarohwati “pay” (teman ber”GALAU”ria), Tri Farida Iryani (“ce-es” ngintip buku ), Susi Pesta


(7)

viii

semua dukungan dan bantuannya  hehehee gak ada kamu gak jalan nih skripsweet), Adie Rusdinsyah “yanda” (yang selalu nyempetin waktu buat nanya gimana skripsweet gw..  makasih yanda), Ira Merdekawati “wati” (dengan semua kecerdikan kita  semangat!) salam buat nakisha ya  tetep salut ama lo say, ngerjain skripsweet dan tetep ngurus keluarga kecil lo. Aditya N Saputra “adit”, Tria Wibawa Sakti “cece” dan Taufik Rizaka “alayalaopik” yang menjadi temen galau di Twitter , Jerichieli “ikiw”, Amir Mubarak “Amir” (tetep semangat yah amir ), serta temen – temen HI 2006 lainnya Derliana “bie”, Hario, Dhea, Intan, Noel, Mira dan Bayu , Luiza Alu, Edowardo, Gema, si koplak Irawan. Terima kasih untuk kebersamaan dan kegilaan kalian dimanapun kita berada .

13. Sahabat – sahabat tercinta HI 2005, Eirien Vestalia Tudikromo, Ira Ratnati, Neneng Harini, Andi Hertanto, Kriesna Adi Pratama  makasih yah genggees atas kebersamaan semasa kuliah. Dan sahabat – sahabat HI 2005 lainnya. 

14. Teman-Teman HI mulai dari alumi serta adik-adik yang masih ada di HI-Unikom, mulai dari 2002-2010. Fernando J. Tirie, Yanti Lesnussa, Ricky Pratama, Fitri, Eka Ndut. Makasih yach buat kebersamaan dan dukungan selama Peneliti menuntut Ilmu di Prodi Hubungan Internasional.


(8)

ix

pertanyaanya ), Fanny Banci, Intan Babon, Ghian (yang selalu menyemangati peneliti  dengan ke”ANEH”an kalian), Love u my 8xplosive . Tim inti PSM UNIKOM dengan segala keceriaannya, Diana, Dani, Sandi, Putri, Lina, Ana, Jaka, Sista, Leo, Adit, Ivi. . (semakin tinggi kualitas kita maka semakin banyak badai yang menerpa  tetep semangat guys!)

16. Sahabat – sahabat tercinta, Intan Puryanti, Shinta Merdiansari, Putri Gaty Octavianty, Tiffany Anggraini, Zulfa ( Siapa yang nikah duluan geng??), Ratih Permata Wijaya dan Yogi Syamriadi, Putri Gania, KW (terima kasih kalian selalu ada di saat peneliti sedang “GALAU”).

17. Adik – adik angkat tersayang Adityo Kurnia Putro “bolu” dan Steve Jackson Rumbiak “nteph” . (makasih sudah rela membantu peneliti mencari data mengenai Provinsi Papua, kampung halamannya).

18. Teman – teman Facebook, Twitter, Yahoo Mesenger yang dengan sabar membaca dan melihat status kegalauan dan kebahagian saat peneliti dalam proses penyelesaian penelitian ini .

19. Seluruh staf dan karyawan Universitas Komputer Indonesia, terima kasih untuk bantuannya baik langsung maupun tidak langsung.

20. Seluruh staf dan karyawan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia(P2P), serta staf Kantor Resmi ADS di Jakarta. Terima kasih banyak .


(9)

x

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti terbuka untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Bandung, Juli 2011


(10)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Dunia telah memasuki era globalisasi yang sarat akan persaingan. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka Indonesia harus terus mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dimiliki. Peningkatan mutu sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan. Salah satu upaya peningkatan mutu sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan, karena pendidikan adalah human investment yang merupakan salah satu indikator penentu kualitas sumber daya manusia di sebuah Negara.

Pendidikan merupakan hak dasar yang harus dimiliki setiap manusia seperti yang tercantum pada Undang-Undang Dasar (UUD) pasal 31 ayat 1. Pendidikan dapat mengubah daya intelektualitas suatu individu, semakin tingginya pendidikan yang dimiliki oleh individu maka akan mempengaruhi daya intelektualitasnya, pengetahuannya dan cara berfikir suatu individu.

Jika dibandingkan dengan Negara-Negara tetangga seperti, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussallam. Hal tersebut dapat dilihat melalui Human Development Index (Index Pembangunan Manusia/ IPM) pada tahun 2006. Indonesia menempati urutan ke-108 dari 177 Negara, angka ini masih sangat jauh


(11)

jika melihat Singapura pada peringkat ke-25, Brunei Darussallam pada peringkat ke-34, dan Malaysia pada peringkat ke-61. Peringkat Human Development Indeks (HDI) menempatkan Indonesia di level menengah, sedangkan Singapura, Brunei dan Malaysia berada pada level tinggi.

Jika di break down menurut provinsi di Indonesia, pada tahun 2007 peringkat IPM terata ditempati oleh Provinsi DKI Jakarta dengan besaran IPM mencapai 76.6. Sedangkan peringkat IPM terendah berada di Provinsi Papua dengan capaian IPM sebesar 63.4. Menurut konsep pembangunan manusia yang dikembangkan oleh PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa),maka Provinsi Papua masuk dalam kategori kinerja pembangunan manusia menengah Bawah yaitu kelompok daeras dengan capaian IPM diantara 50.00-65.90.

Data tersebut menunjukkan kurangnya tingkat pendidikan di Indonesia serta diperlukannya peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Karena tingkat kemiskinan di Indonesia terpusat di golongan masyarakat bawah serta pendidikan formal yang minim. Maka, pemerintah berkerja sama dengan berbagai kalangan dan telah berupaya mewujudkan harapan tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih bermutu antara lain melalui pengembangan atau perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi, serta memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pendidik. Tetapi upaya pemerintah tersebut belum berdampak signifikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun permasalahan khusus dalam pendidikan di Indonesia yaitu rendahnya kualitas pendidik, rendahnya kesejahteraan pendidik, rendahnya sarana fisik, rendahnya prestasi siswa,


(12)

rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Solusi yang tepat sangat dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan tersebut, agar mutu pendidikan meningkat dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai pondasi Pembangunan Nasional (http://digilib.ac.id/public/ ITS-Master-7450-1308201022-bab1.pdf).

Setiap masyarakat idealnya memiliki akses yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Hal ini tentunya terlepas dari letak wilayah atau daerah masyarakat tersebut tinggal. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas serta penyebaran penduduk yang tidak merata. Penyebaran tersebut lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa, kota-kota besar provinsi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sedangkan lainnya terpencar di daerah terpencil dan perbatasan negara.

Pada peningkatan wilayah perbatasan salah satunya adalah Provinsi Papua, Provinsi Papua terdiri dari 5 wilayah yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Boven Digoel serta Kabupaten Merauke. Jumlah penduduk kabupaten/kota yang menempati wilayah perbatasan pada tahun 2005 adalah sejumlah 651.258 Jiwa. Jumlah penduduk Kota Jayapura sebanyak 192.791 jiwa (28%), Kabupaten Keerom sebanyak 49.428 jiwa (8%), Kabupaten Pegunungan Bintang sebanyak 55.725 jiwa (9%), Kabupaten Boven Digoel sebanyak 40.629 jiwa (6%) dan Kabupaten Merauke sebanyak 180.928 jiwa (26%). Tingkat pendidikan di kabupaten/kota perbatasan di Provinsi Papua dengan indikator melek huruf Kota Jayapura sebanyak 96,7%,


(13)

Kabupaten Keerom sebanyak 90,9%, Kabupaten Pegunungan Bintang sebanyak 31,4%, Kabupaten Boven Digoel sebanyak 31,4% dan Kabupaten Merauke sebanyak 86,3%. Dengan lama sekolah rata-rata 3,1 tahun ( http://suripto3x.com/2010/03/31/pembagian-peran-pemerintah-provinsi-dan- kabupatenkota-dalam-peningkatan-mutu-pendidikan-sebagai-kunci-membangun-kualitas-sumber-daya-manusia-daerah-perbatasan-suripto-1/).

Data tersebut harus menjadi perhatian semua pihak untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidikan masyarakat Papua. Namun berdasarkan APBD tahun 2008, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua belum berpihak kepada bidang pendidikan. Hal ini terlihat dari alokasi anggaran hanya Rp228.72 miliar, 4,19 persen dari total APBD Papua atau 6,37 % dari dana Otonomi Khusus. UU Pendidikan mengamanatkan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD, seharusnya minimal Rp1,09 triliun dari total dana APBD Papua Rp 5.45 triliun. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan dalam pembangunan sektor SDM di Papua. Dimana kecilnya alokasi anggaran pendidikan akan berdampak buruk pada peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas.

Terutama di daerah terpencil yang terisolasi para pendidik yangmerupakan kunci keberhasilan. “untuk di lembaga pendidikan dasar dan menengah hanya berkonsentrasi di wilayah perkotaan. Contoh: daerah kota terdapat duapuluhan (20) guru pada satu sekolah sedangkan di daerah terpencil hanya terdapat satu guru di satu sekolah ( http://pendidikanpapua.com/2009/10/tingginya-buta-aksara-di-papua-gagalnya.html).


(14)

Permasalahan tersebut, Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu menyadari betapa pentingnya peran pendidik dalam peningkatan mutu pendidikan. “Mutu pendidikan itu sangat bergantung dari mutu pendidiknya itu sendiri”. Barnabas Suebu menyebutnya dengan istilah “People Driven Development” ( http://www.kemdiknas.go.id/media--publik/siaran-pers/calon-guru-dan--guru-papua-terima-beasiswa-pendidikan.aspx).

Salah satu fokus dari penelitian ini untuk Penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting dalam menentukan masa depan pemerintahan dan pembangunan. Sejalan dengan paradigma baru penyelenggaraan otonomi daerah dengan tujuan daerah yang bersangkutan untuk mengatur dan mengurus daerahnya masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. UU ini dibentuk guna mempercepat proses pembangunan di seluruh wilayah Provinsi Papua. Status otonomi khusus.

Provinsi Papua dipecah menjadi dua bagian yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Provinsi Papua Barat juga berstatus Otonomi Khusus Semua kebijakan otonomi khusus (Otsus) untuk saat ini masih diatur langsung oleh provinsi Papua selaku provinsi induk.

Berdasarkan status Otsus, maka DPR Papua (DPRP) dan Lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP) yang merupakan, “representasi kultural masyarakat asli Papua memiliki wewenang dalam perlindungan hak-hak dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan, dan pemantapan kerukunan hidup beragama yang tertuang Pasal 1 angka 5 PP No.54


(15)

tahun 2004 tentang Majelis Rakyat Papua. MRP mempunyai tugas dan wewenang :

a. Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusulkan oleh DPRP; b. Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap rancangan

Perdasus yang diajukan oleh DPRP bersama-sama dengan Gubernur; c. Memberikan saran, pertimbangan dan persetujuan terhadap rencana

perjanjian kerjasama yang dibuat oleh pemerintah maupun pemerintah provinsi dengan pihak ketiga yang berlaku di wilayah Papua, khususnya yang menyangkut perlindungan hak-hak orang asli Papua; d. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi pengaduan masyarakat

adat, umat beragama, kaum perempuan dan masyarakat pada umumnya yang menyangkut hak-hak orang asli Papua serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya;

e. Memberikan pertimbangan kepada DPRP, Gubernur, DPRD Kabupaten/ Kota serta Bupati / Walikota mengenai hal-hal yang terkait dengan perlindungan hak-hak orang asli Papua (Pasal 36 PP No. 54 tahun 2004 tentang Majelis Rakyat Papua).

Sehingga daerah tersebut memiliki kewenangan untuk mengelola urusan pemerintahan sendiri, termasuk di dalamnya pengelolaan di bidang pendidikan. Maka daerah mampu menunjukkan peranannya dalam mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan.


(16)

Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama luar negeri dengan Pemerintah Australia melalui AusAID, AusAID memberikan bantuan di sejumlah sektor perekonomian Indonesia yang salah satunya adalah di bidang pendidikan, yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Luar Negeri Australia, dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan daerah di Indonesia. Program ini adalah program antar pemerintah (G to G), dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sebagai mitra utama AusAID (Australian Agency for International Development). Program ini menggunakan berbagai pendekatan pelaksanaan. AusAID memiliki proyek-proyek bilateral dan juga menyalurkan dana melalui badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), International Financial Institution (Lembaga Keuangan Internasional), dan International Non-Government Organization (INGO). AusAID juga mendukung Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan berbagai kelompok masyarakat lain. Semua kegiatan program membutuhkan persetujuan dari Pemerintah Indonesia.

Tujuan Jangka Panjang program kerjasama pembangunan Australia dengan Indonesia adalah untuk membantu tercapainya pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan, melalui :

1. Dukungan untuk memperbaiki manajemen ekonomi dengan membantu langkah-langkah utama reformasi struktural

2. Dukungan untuk memperkuat institusi dan pelaksanaan demokrasi dengan membantu reformasi hukum dan keadilan, serta institusi demokrasi


(17)

3. Meningkatkan keamanan dan stabilitas melalui dukungan untuk counter-terorisme, pencegahan konflik dan bantuan kemanusiaan. 4. Membantu peningkatan akses dan mutu pelayanan publik dasar,

khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan.

Untuk merespon berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia untuk jangka menengah dan dalam rangka membantu kepentingan nasional Australia, program bantuan pembangunan akan:

1. Meningkatkan perluasan bantuan dengan mendukung reformasi hukum, ekonomi dan keadilan.

2. Memperbaiki mutu pendidikan, kesehatan dan air bersih (http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/aboutausaid-indo.html).

Oleh karena permasalahan tersebut Australia menawarkan program kerjasama di berbagai bidang bantuan pembangunan di sejumlah sektor perekonomian Indonesia melalui AusAID. Bidang-bidang tersebut mencakup :

a. Pendidikan dan Perubahan Iklim;

b. Pemerintahan, Kebijakan dan Koordinasi;

c. Kesehatan, Gender dan Pengurangan resiko bencana; d. Infrastruktur dan Produktivitas Pedesaan;

e. Desentralisasi dan Pengentasan kemiskinan.

Sejak tahun 1950 hingga saat ini, Australia-Indonesia telah menjalin mitra kerjasama dalam pembangunan di beberapa bidang termasuk bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan. Melalui pendidikan, anak perempuan dan laki-laki memiliki keterampilan dan ilmu


(18)

pengetahuan untuk dapat hidup lebih sehat, menemukan pekerjaan dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Australia mendukung komitmen Indonesia untuk menyediakan akses untuk pendidikan yang berkualitas bagi semua anak.

Bantuan Australia melalui AusAID dalam bidang pendidikan beragam, dari pendidikan dasar hingga pelatihan ketrampilan kejuruan dan meningkatkan kualifikasi tingkat perguruan tinggi.

A. Pembangunan sekolah-sekolah B. Peningkatan Kualitas Pendidikan C. Peningkatan Madrasah

D. Peningkatan Kesetaraan Gender E. Kemitraaan dan Kegiatan Bantuan F. Pemberian Beasiswa

(http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/educationandscholarship s-indo.html).

Demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, Australia melalui The Australian Awards menawarkan berbagai bentuk beasiswa yaitu Australian Development Scholarships (ADS) yang lebih mempelajari bidang-bidang yang penting untuk ekonomi, pengembangan sosial dan masyarakat Indonesia dengan tujuan membangun sumber daya manusia Indonesia dan hubungan dengan Australia, Australian Leadership Awards program ini terdiri dari pemberian beasiswa dan fellowship. Fellowship, merupakan program belajar, riset dan profesional jangka pendek di Australia dengan tujuan Membangun kepemimpinan di area-area prioritas pembangunan dan menjalin kemitraaan di seluruh kawasan


(19)

Asia Pasifik dan program ADS ini bertujuan untuk memperkuat rekonstruksi dan pembangunan jangka panjang Indonesia dengan cara membangun sumber daya manusia di bidang-bidang penting dengan tujuan memperkuat sumber daya manusia Indonesia (http://www.ausaid.gov.au/scholar/default.cfm).

Dari ketiga jenis beasiswa yang diberikan Pemerintah Australia, penulis lebih memfokuskan kepada Program Australian Development Scholarships (ADS). Pemerintah Australia secara finansial mendukung pihak-pihak yang terseleksi untuk mendapatkan beasiswa sebagai perwakilan dari negara untuk belajar di Australia secara berkala (setiap tahun). Dimulai dengan beasiswa yang dibiayai melalui Colombo Plan yang merupakan program beasiswa yang ditawarkan pertama kali oleh pemerintah Australia kepada kawasan Asia-Pasifik termasuk kawasan Asia Tenggara (Indonesia). Selama periode diselenggarakan, program tersebut berkembang dengan kebutuhan pendidikan Indonesia.

Pemerintah Australia memberikan Program Australian Development Scholarships (ADS) bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia. Salah satu Provinsi yang mendapat bantuan dari pemerintah Australia melalui program ADS ini, adalah Provinsi Papua. Melalui penyediaan beasiswa pascasarjana untuk belajar di Australia.

Kemitraan Australia-Indonesia mencerminkan kepentingan Nasional Australia dalam mendukung stabilitas kemakmuran di Indonesia dalam memberantas kemiskinan. Indonesia penerima dana bantuan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Karena Australia memiliki komitmen kemitraan yang berkelanjutan dengan Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan pembangunan


(20)

sejak peristiwa tsunami di Samudera Hindia (Nanggroe Aceh Darussalam) tahun 2004 (http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/aboutausaid-indo.html).

Australia lebih mengutamakan penguatan ekonomi dan manajemen keuangan, membangun lembaga demokratis, mempromosikan stabilitas dan keamanan, dan meningkatkan kualitas pelayanan jasa di Indonesia, khususnya provinsi-provinsi termiskin di wilayah Kawasan Timur Indonesia (Provinsi Papua).

Program kerjasama pembangunan Australia di Indonesia telah memberikan 11.000 beasiswa yang disediakan selama lebih dari 50 tahun. ADS akan menjadi komponen utama dari program ini. Ada tiga kategori Beasiswa ADS, yaitu: Public, Open dan Targeted.

Beasiswa ini terbuka bagi sektor pemerintah dan swasta. Prioritas diberikan untuk :

1. Pertumbuhan berkelanjutan dan manajemen ekonomi 2. Investasi untuk pembangunan manusia

3. Demokrasi, keadilan dan pemerintahan yang baik 4. Keamanan dan perdamaian

Berdasarkan pernyataan dan paparan mengenai fenomena tersebut di atas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian terhadap peranan yang dijalankan oleh Australia, salah satu bentuk untuk menyelesaikan permasalahan. tentang mutu pendidikan pada Negara-negara berkembang khususnya Indonesia melalui program Australian Development Scholarships (ADS) yang dibiayai Pemerintah Federal. Topik ini dirasakan sangat relevan dengan Ilmu Hubungan


(21)

Internasional, khususnya dalam kebijakan luar negeri untuk mendukung dan memberikan solusi untuk stabilitas dan kemakmuran negara supaya mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan mutu pendidikan guna mencapai pembangunan yang berkesinambungan (http://adsindonesia.or.id/index.php).

Peneliti akan mempelajari mengenai bentuk kebijakan luar negeri Australia serta peranan yang dijalankan di Kawasan Timur Indonesia khususnya provinsi Papua, guna membantu Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam meningkatkan mutu pemerintahan (goverment).

Peneliti ingin mengetahui lebih lanjut langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Australia dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan pernyataan dan fakta yang telah dipaparkan di atas, penulis akan mengadakan penelitian lebih lanjut demi menambah laporan penelitian, dengan judul :

“Peranan Australian Agency for International Development (AusAID) melalui Australian Development Scholarships (ADS) dalam Meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia (Studi Kasus Provinsi Papua : Tahun 2005-2009)”

Penelitian ini didukung oleh beberapa mata kuliah pokok Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di Universitas Komputer Indonesia, yaitu :

1. Analisis Politik Luar Negeri, mata kuliah yang memberikan uraian mengenai kebijakan suatu negara yang mengedepankan kepentingan untuk mempengaruhi negara lain dan melihat efektifitas kepentingan nasional.


(22)

2. Diplomasi di kawasan Asia-Pasifik, mata kuliah yang menguraikan fakta-fakta sejarah diplomasi yang terkait dalam perkembangan yang masih berlangsung di kawasan Asia-pasifik sebagai wilayah terdekat dengan Asia Tenggara.

3. Isu-isu Global, mata kuliah yang membahas mengenai wacana internasional seperti masalah pendidikan, masalah isu lingkungan hidup, terorisme, gender dan demokrasi.

1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dengan kenyataan bahwa tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia suatu negara mempengaruhi pembangunan sebuah negara, maka peneliti mencoba mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana Kualitas pendidik di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Provinsi Papua?

2. Bagaimana program AusAID dapat memberikan solusi dan meningkatkan kualitas tenaga pendidik Provinsi Papua serta peranan Pemerintah Indonesia dan Australia dalam hal kerjasamanya tersebut?

3. Bagaimana pengaplikasian bentuk kerjasama yang dijalin Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui AusAID sebagai salah satu solusi dalam menangani permasalahan


(23)

pendidikan yang terjadi di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Provinsi Papua?

4. Apakah bentuk kerjasama tersebut dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Provinsi Papua?

1.2.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian akan memiliki lingkup-lingkup pembahasan terhadap fenomena yang akan diteliti. Sebagai variabel dependen, peneliti akan memusatkan pada peranan Australian Agency for International Development (AusAID) melalui program Australian Development Scholarships (ADS). Sedangkan untuk variabel independen yang dipilih adalah upaya meningkatkan mutu pendidikan di Kawasan Timur Indonesia, khususnya di Provinsi Papua. Pembatasan masalah ini berupaya untuk menentukan batas-batas permasalahan yang memungkinkan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor termasuk dalam ruang lingkup permasalahan.

Peranan AusAID melalui program Australia Development Scholarships (ADS) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kawasan Timur Indonesia, khususnya Papua. Batasan waktu yang digunakan dalam penelitian ini berada dalam kurun waktu tahun 2005-2009, karena sejak tahun 1950 program beasiswa dari pemerintah Australia ini sudah ada dan tidak mengalami perubahan yang signifikan kecuali apabila perubahan itu menyesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas Indonesia, yang mengikuti perubahan zaman. Pada tahun 2005 adalah


(24)

masa pergantian Gubernur Provinsi Papua dari JP Solossa menjadi Barnabas Suebu, Barnabas Suebu dalam program kerjanya lebih fokus kepada tingkat pendidikan guru dan pada tahun 2009 program Australian Development Scholarships (ADS) memfokuskan kepada provinsi-provinsi yang tertinggal.

1.2.3 Perumusan Masalah

Dengan berdasarkan hasil uraian dari identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan permasalah dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:

“Bagaimana peranan Australian Agency for International

Development (AusAID) dalam peningkatan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia, khususnya provinsi Papua melalui Australian Development Scholarships (ADS)?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami kondisi pendidikan serta kualias pendidik di Kawasan Timur Indonesia.

2. Mengetahui dan meneliti kepentingan Australia melalui Australian Agency for International Developmnet (AusAID) dalam peningkatan kualitas pendidik di Indonesia melalui Australian Development Scholarships (ADS).


(25)

3. Mengetahui dan meneliti bagaimana prospek Australian Development Scholarships (ADS) dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Indonesia khususnya Provinsi Papua.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Manfaat dalam penyelesaian masalah dari penelitian ini, adalah:

1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan teori-teori ilmu hubungan internasional serta memberikan wawasan bagi para peneliti dan para akademisi ilmu Hubungan Internasional mengenai kebijakan suatu negara yang memiliki pengaruh terhadap negara lain.

2. Secara Pragmatis, diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangan ilmu Hubungan Internasional dan akan menambah wawasan mengenai kebijakan luar negeri.

3. Penelitian ini diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu hubungan internasional sesuai dengan perkembangan yang telah dicapai.


(26)

1.4 Kerangka Pemikiran, Hipotesis dan Definisi Operasional 1.4.1 Kerangka Pemikiran

Dinamika Hubungan Internasional dewasa ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, yang pada awalnya hanya mempelajari tentang hubungan antar negara-negara yang berdaulat, dimana muncul aktor-aktor lain dalam Hubungan Internasional yang juga mempunyai peranan yang sama.

Banyak pakar memberikan pengertian mengenai Hubungan Internasional, setiap pakar memiliki pengertian masing-masing. Di dalam buku Pengantar Hubungan Internasional, Perwita Yani menjelaskan tentang arti hubungan internasional bahwa :

”Hubungan Internasional merupakan bentuk interaksi antara aktor atau anggota masyarakat yang satu dengan aktor atau anggota masyarakat lain yang melintasi batas-batas negara. Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar” (2005: 3-4).

Melalui kutipan tersebut dapat diketahui Perwita Yani lebih menekankan Hubungan Internasional kepada interaksi, kekuatan, tekanan, proses dan cara berpikir dalam hubungan antar bangsa.

Inti dari Hubungan internasional adalah interaksi yang terjadi antara aktor negara maupun aktor non-negara yang melewati batas negara dan meliputi segala aspek dan bidang.

Kenyataannya hubungan internasional tidak terbatas pada hubungan antar negara saja, tetapi merupakan hubungan antar individu dengan kelompok kepentingan, sehingga negara tidak menjadi aktor utama tetapi merupakan aktor


(27)

yang rasional yang dapat melakukan hubungan melewati batas negara.

Menurut DR. Anak Agung Banyu Perwita & DR. Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional menyatakan bahwa:

"Dengan berakhirnya Perang Dingin dunia berada dalam masa transisi. Hal itu berdampak pada studi Hubungan Internasional yang mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan Internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja, tetapi juga subjek lain meliputi terorisme, ekonomi, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Selain itu, Hubungan Internasional juga semakin kompleks. Interaksi tidak hanya dilakukan negara saja, melainkan juga aktor-aktor lain, yaitu, aktor non-negara juga memiliki peranan yang penting dalam Hubungan Internasional” (Perwita & Yani, 2005: 7-8). Bentuk interaksi yang dilakukan oleh masing-masing negara akan menghasilkan konsep kerjasama internasional. Kerjasama internasional akan timbul akibat adanya saling ketergantungan antar negara. Konsep kerjasama internasional merupakan solusi dari adanya kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh negaranya sendiri. Kerjasama internasional dapat merupakan kerjasama antara pemerintah-pemerintah nasional suatu negara dan aktor-aktor lain yang melewati batas suatu negara.

Kerjasama internasional dibutuhkan karena setiap negara memiliki keterbatasan-keterbatasan pada Sumber Daya Manusia. Keterbatasan inilah setiap negara melakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan dan menggunakan konsep interdepedensi (saling ketergantungan memungkinkan terciptanya “Win Win Solution” dan bukan lagi bersifat “Zero-Sum Game”. Kerjasama internasional akan menghasilkan hubungan bilateral, seperti hubungan Indonesia dengan Australia yang menghasilkan program-program kerjasama yang saling


(28)

menguntungkan. Seperti yang di jelaskan oleh Kishan S. Rana mengenai diplomasi bilateral yang menghasilkan hubungan baik dan berkepanjangan.

“Dalam diplomasi bilateral konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan berkepanjangan antar negara”(Rana, 2002:15-16). Dalam Politik Luar Negeri, Secara otomatis suatu negara memiliki tujuan dan cara mengelola sumber daya alam agar dapat bersaing dengan aktor-aktor (negara) lain. Pengertian bantuan luar negeri adalah :

“Bantuan luar negri (foreign aid) dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan negara, masyarakat (penduduk), atau lembaga-lembaga masyarakat atau lembaga-lembaga lainnya yang berada pada suatu negara tertentu di luar negri, memberikan bantuan berupa pinjaman, memberikan hibah atau pula penanaman modal mereka terhadap pihak tertentu di negara lainnya” (Ikbar, 2007 : 188).

Yanuar Ikbar menjelaskan secara umum bantuan luar negeri dapat didefinisikan sebagai transfer sumber daya dari satu pemerintah ke pemerintah lain yang dapat berbentuk barang atau dana. Bantuan luar negeri umumnya tidak ditujukan untuk kepentingan politik jangka pendek melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan atau pembangunan ekonomi jangka panjang. Program bantuan luar negeri akan menguntungkan kedua belah pihak.

Konsekuensinya adalah, ide-ide kemanusiaan dan karakteristik nilai dari dunia internasional, komitmen pengentasan kemiskinan menjadi basis kerjasama, apabila menginginkan bantuan lebih besar tentunya bantuan tersebut di pisahkan dari kepentingan nasional Negara-negara pendonor. Dengan ekspektasi memasuki dimensi baru bantuan internasional. Dimensi kontras dengan pemahaman posisi pandangan liberal tentang bantuan luar negeri tidak menawarkan peran dan nilai


(29)

semata, tapi mengambil langkah yang lebih jauh dengan menciptakan harapan dan suksesnya proses pembangunan dengan foreign aid.

Pandangan liberalisme terhadap praktek bantuan luar negeri banyak mengundang kritik karena pembangunan saat ini dilakukan berdasarkan pada pemikiran liberal yaitu agenda good governance yang dipromosikan oleh negara donor. Pembangunan memunculkan isu etis bahwa apa yang terlihat adalah aktivitas negara donor dalam sudut pandang politis yang telah mencederai prinsip-prinsip non-interference pada urusan internal negara lain.

Maka bantuan pembangunan menghadapi banyak isu daripada masalah etis, yang berfokus pada satu aspek akan terbatasnya kegunaannya, misal memberantas kemiskinan. Bukannya untuk mengesampingkan sisi moral bantuan, namun lebih kepada menggaris bawahi keterbatasannya. Bantuan manapun atau kebijakan luar negeri apapun yang secara sempit di artikan semata-mata dalam term tujuan etis yang universal, tanpa masuk kepada catatan bawa foreign aid di berikan dalam sebuah range alasan (foreign aid is given for a range of reasons).

Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan di bidang pendidikan, yang terjadi di Kawasan Timur Indonesia tidak mampu mengandalkan anggaran APBN dalam menyelesaikan permasalahan, pemerintah mencari solusi untuk melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan dengan pemerintah Australia dengan AusAID melalui program Australian Development Scholarships (ADS), dikarenakan permasalahan pendidikan menjadi masalah yang sangat kompleks yang berkaitan dengan masalah-masalah yang lain, pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan berpengaruh pada


(30)

pembangunan daerah maupun pembangunan nasional.

Bantuan eksternal merupakan hal yang sentral terhadap peranan di bantuan Australia di kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia. demi meningkatkan standar hidup dan meningkatkan mutu pendidikan serta pengentasan kemiskinan.

“Secara umum peranan dapat dilihat sebagai tugas atau kewajiban atas suatu posisi sekaligus hak atas suatu posisi, peranan memiliki sifat saling tergantung”(Perwita &Yani, 2001:30).

Sedangkan dalam pengertian lain konsep peranan dikemukakan sebagai berikut : “Perilaku yang di harapkan dari seseorang yang mempunyai status (Horton dan Hunt, 1987:132). Peranan dapat dilihat sebagai tugas atau kewajiban atas suatu posisi sekaligus juga hak atas suatu posisi. Peranan memiliki sifat saling tergantung dan berhubungan dengan harapan. Harapan-harapan ini tidak terbatas hanya pada aksi (action), tetapi juga termasuk harapan mengenai motivasi (motivation), kepercayaan (beliefs), perasaan (feelings), sikap (attitudes) dan nilai-nilai (values)” (Perwita dan Yani, 2005:30). Kehadiran Australia melalui Australian Agency for International Development (AusAID) dalam program Australian Development Scholarships (ADS) salah satu organisasi yang memberikan bantuan sangat besar artinya bagi masyarakat Papua khususnya program Australian Development Scholarships (ADS) tersebut mempertegas peranan dari Australia membantu Indonesia dalam meningkatan mutu pendidikan.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa dalam proses peningkatan mutu pendidikan, karena rendahnya kualitas pendidik, rendahnya kesejahteraan pendidik, kurangnya sarana dan prasana, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dari kebutuhan dan mahalnya biaya pendidikan.


(31)

Bantuan dalam bentuk beasiswa dari program Australian Development Scholarships (ADS) lebih berfokus kepada guru/pendidik. Dikarenakan kualitas guru/pendidik mempengaruhi kualitas anak didiknya.

1.4.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan di atas, penulis menarik sebuah hipotesis sebagai berikut :

Australian Agency for International Development (AusAID) Berperan Dalam Meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia khususnya Provinsi Papua Melalui Penerapan 3 Kategori Beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) yaitu ADS Public, ADS Open, dan ADS Targeted”.

1.4.3 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul yang peneliti ambil yaitu Peranan Australian Agency for International Development (AusAID) melalui Australian Development Scholarships (ADS) dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia. (studi kasus provinsi Papua : tahun 2005-2009) , maka terdapat beberapa definisi operasional yang berhubungan dengan judul tersebut, diantaranya yaitu :

1. Australian Agency for International Development (AusAID) adalah Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk


(32)

mengurangi tingkat kemiskinan di negara-negara berkembang.

2. Australian Development Scholarships (ADS) adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Australia melalui AusAID untuk program studi S2 dan S3 di Universitas-Universitas di Australia. 3. peranan bisa dianggap sebagai definisi yang dikemukakan oleh para

pengambil keputusan terhadap bentuk-bentuk umum berupa keputusan, komitmen, aturan, dan tindakan yang sesuai dengan negara dalam suatu masalah atau berbagai masalah internasional.

4. Pendidik adalah pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. pendidik seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang pendidik.

5. Kualitas adalah Menurut Depdiknas (2002) Kualitas secara umum di defenisikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang di harapkan.

6. Beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa selama masa pendidikan, guna untuk menunjang biaya yang harus dikeluarkan selama pendidikan. Tunjangan ini biasanya berbentuk dana namun bisa juga berbentuk buku pelajaran maupun fasilitas belajar yang bertujuan untuk melancarkan para penerima tunjangan agar dapat menyelesaikan pendidikan tanpa adanya masalah


(33)

dengan keuangan.

7. ADS Public adalah Kategori dari Beasiswa ADS untuk pegawai negeri yang bekerja pada Organisasi Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Badan Usaha Milik Negara.

8. ADS Open adalah Kategori dari Beasiswa ADS untuk umum atau pegawai swasta.

9. ADS Targeted adalah Kategori dari beasiswa ADS untuk pelajar, mahasiswa maupun pegawai pilihan dari daerah-daerah prioritas.

1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Metode kulitatif dapat dilakukan dengan cara, yaitu:

a. Memiliki latar alamiah,


(34)

c. Menggunkan metode kualitatif (pengamatan, interview atau penelaahan dokumen) ,

d. Analisa data secara induktif , e. Teori dari dasar (grounded theory) , f. Bersifat deskriptif ,

g. Lebih mementingkan proses daripada hasil , h. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus , i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data , j. Desain bersifat sementara ,

k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama ( http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2007/11/penelitian-kualitatif-metode-kualitatif.html).

1.5.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini akan dilakukan melalui studi kepustakaan (library research). Teknik ini mengasumsikan bahwa setiap kumpulan informasi tertulis dapat digunakan sebagai indikator sikap, nilai, dan maksud politik dengan cara menelaah secara sistematis menurut kriteria penafsiran kata dan pesan tertentu. Dengan demikian data-data yang digunakan adalah data-data sekunder yang berasal dari dokumentasi dan publikasi. Bentuk data-data tersebut dapat ditemui pada buku referensi, jurnal, majalah atau laporan dari instansi terkait, di samping pemanfaatan sumber-sumber tulisan lainnya seperti fasilitas dan jasa internet


(35)

untuk mendapatkan data tertulis yang telah didokumentasikan (http://www.scribd.com/doc/59123988/12/Metode-Pengumpulan-Data).

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Adapun beberapa Lokasi Penelitian yang akan Peneliti kunjungi, diantaranya :

1. Kedutaan Besar Australia, Jl. H.R. Rasuna Said Kav C 15-16 Kuningan, Jakarta Selatan.

2. Kantor resmi ADS di Indonesia, Gedung Wira Usaha Lantai 2. Jl. H.R.Rasuna Said kav.C-5 Kuningan, Jakarta Selatan.

3. Kementrian Pendidikan Nasional, Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta 10270.

4. Kantor Penghubung Provinsi Papua, Jl. Suryo No. 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

5. Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Jl. Dipati Ukur 116. Bandung.

6. Perpustakaan FISIP Universitas Parahyangan, Jl. Ciumbuleuit No 94. Bandung.

7. Perpustakaan FISIP Universitas Padjajaran, Jln. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor.

8. Perpustakaan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jln. Tanah Abang III/27, Jakarta.


(36)

9. Perpustakaan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jln Taman Pejambon No 6, Jakarta Pusat 10110.

10. Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI, Jln. Jendral Gatot Subroto 10, Jakarta.

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk pra penelitian (tahap pengenalan, pemahaman dan pendalaman masalah) yaitu dimulai sejak bulan November 2010 dan direncanakan selesai pada bulan Juli 2011. Adapun rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, penulis jelaskan pada tabel waktu penelitian di bawah ini :

Tabel 1.1 Tabel Waktu Penelitian

Waktu Penelitian

Kegiatan 2010 2011

Okt Nov Des Jan Feb Maret april Mei Juni Juli Ags

Pencarian Data

Pengajuan Judul

Pembuatan Usulan Penelitian

Seminar Usulan Penelitian

Pengumpulan Data

Bimbingan Skripsi

Sidang

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini akan disusun dalam bentuk skripsi dengan urutan sebagai berikut:


(37)

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran yang terdiri dari kerangka konseptual dan hipotesis, metode penelitian dan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti menjelaskan teori-teori yang relevan dengan subjek yang diteliti, seperti Hubungan Internasional, Kerjasama Internasional, Bantuan Luar Negeri, Peranan, Kebijakan Luar Negeri. Tinjauan pustaka ini dapat pula berisi uraian tentang data sekunder yang diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah atau hasil penelitian yang dapat dijadikan asumsi yang memungkinkan penalaran untuk menjawab masalah yang diteliti.

BAB III Objek Penelitian

Bab ini akan memaparkan mengenai variabel-variabel yang akan dideskripsikan, yaitu peneliti menjelaskan gambaran umum tentang bagaimana mutu pendidikan di Kawasan Timur Indonesia khususnya provinsi Papua. Menjelaskan gambaran umum mengenai Australian Development Scholarships (ADS), yang terdiri dari latar belakang pembentukan, struktur organisasi dan keanggotaan; kerjasama yang dibangun antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik di Kawasan Timur Indonesia khususnya provinsi Papua meliputi juga upaya-upaya yang ditempuh oleh keduanya. Serta Australian Development Scholarships (ADS) sebagai program yang ditawarkan


(38)

untuk menyelesaikan permasalahan mengenai mutu pendidikan di Indonesia. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini peneliti menjelaskan hasil dari proses penyelesaian permasalahan mutu pendidikan di Indonesia melalui program Australian Development Scholarships (ADS), meliputi juga upaya-upaya yang ditempuh oleh Pemerintah Indonesia dalam mendukung penuh program yang ditawarkan, serta bagaimana prospek peningkatan kualitas pendidik di Indonesia dari 2005-2009. Dan merupakan bab analisa tentang seberapa besar peranan Australian Agency for International Development (AusAID) di Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kawasan Timur Indonesia.

BAB V Penutup

Dalam bab ini peneliti menjelaskan isi skripsi yang berupa kesimpulan dan saran penelitian yang dilakukan, penolakan atau penerimaan hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Kemudian akan diberikan saran-saran bagi peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan atau mengoreksi penelitian ini.


(39)

30 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Internasional

Hubungan internasional pada dasarnya merupakan studi mengenai interaksi antar aktor, baik negara maupun aktor non-negara, yang berlangsung di dalam sistem internasional. Menurut Perwita dan Yani, Hubungan Internasional adalah :

”Hubungan Internasional merupakan bentuk interaksi antara aktor atau anggota masyarakat yang satu dengan aktor atau anggota masyarakat lain yang melintasi batas-batas negara. Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar” (2005: 3-4).

Istilah Hubungan Internasional memiliki keterkaitan erat dengan semua bentuk interaksi di antara masyarakat dari setiap negara, baik oleh pemerintah atau rakyat dari negara yang bersangkutan. Dalam mengkaji ilmu Hubungan Internasional, yang juga meliputi kajian ilmu politik luar negeri atau politik internasional, serta semua segi hubungan di antara negara-negara di dunia, juga meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan internasional, pariwisata, perdagangan internasional, transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai-nilai dan etika internasional.

Pada dasarnya tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku aktor, negara maupun non


(40)

negara, didalam arena transaksi internasional, dimana perilaku tersebut bisa berwujud perang, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan sebagainya.

Dalam interaksi tersebut sering timbul berbagai masalah, oleh karena itu maka hubungan internasional perlu untuk dipahami dan dipecahkan dalam bentuk studi. Studi hubungan internasional itu sendiri dengan demikian merupakan suatu studi tentang interaksi yang terjadi diantara negara-negara berdaulat di dunia atau merupakan studi tentang para pelaku bukan negara atau non-state actor yang perilakunya mempunyai pengaruh dalam kehidupan negara berbangsa.

Seperti yang telah dijabarkan di atas mengenai interaksi yang terjadi hubungan internasional tercipta karena permasalahan sosial, perdagangan, ekonomi dan lainnya. Maka, Pemerintah Indonesia berinteraksi dengan Pemerintah Australia guna mencapai kepentingan nasional masing-masing negara dengan cara kerjasama dalam bidang-bidang strategis dalam pembangunan.

2.2 Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional merupakan suatu perwujudan kondisi masyarakat yang saling tergantung satu dengan yang lain. Dalam melakukan kerjasama ini dibutuhkan suatu wadah yang dapat memperlancar kegiatan kerjasama tersebut. tujuan dari kerjasama ini ditentukan oleh persamaan kepentingan dari masing-masing pihak yang terlibat. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi bidang, seperti ideologi,


(41)

politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 34).

Seperti yang dijalankan oleh Pemerintah Australia dengan Pemerintah Republik Indonesia, kerjasama yang di jalin adalah guna untuk mencapai kepentingan nasional masing-masing negara. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri (Perwita dan Yani, 2005; 33).

Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kerjasama internasional :

1. Pertama, negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersama-sama dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil.

2. Kedua, kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-masing negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari negara – negara anggotanya, tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan kepentingannya sendiri. (Sugiono, 2006; 6).

Joseph Grieco mengatakan dalam bukunya Cooperation among Nations. Europe, America, and Nontariff Barriers to Trade bahwakerjasama internasional


(42)

hanya berlangsung jika terdapat kepentingan „objektif’ dan, oleh karenanya, kerjasama akan berakhir jika kepentingan obyektif ini berubah (Sugiono, 2006; 6). Kerjasama dapat berlangsung dalam berbagai konteks yang berbeda. Kebanyakan hubungan dan interaksi yang berbentuk kerjasama terjadi langsung diantara dua pemerintah yang memiliki kepentingan atau menghadapi masalah yang sama secara bersamaan. Bentuk kerjasama lainnya dilakukan antara negara yang bernaung dalam organisasi dan kelembagaan internasional.

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 33-34).

Kerjasama internasional tidak dapat dihindari oleh negara atau aktor-aktor internasional lainnya. Keharusan tersebut diakibatkan adanya saling ketergantungan diantara aktor-aktor internasional dan kehidupan manusia yang semakin kompleks, ditambah lagi dengan tidak meratanya sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan oleh para aktor internasional.


(43)

Sifat kerjasama internasional biasanya bermacam-macam, seperti harmonisasi hingga integrasi (kerjasama internasional paling kuat). Kerjasama demikian terjadi ketika ada dua kepentingan bertemu dan tidak ada pertentangan di dalamnya. Ketidakcocokan ataupun konflik memang tidak dapat dihindarkan, tapi dapat ditekan apabila kedua belah pihak bekerjasama dalam kepentingan dan masalahnya. Lingkup aktivitas yang dilaksanakan melalui kerjasama internasional antar negara meliputi berbagai kerjasama multidimensi, seperti kerjasama ekonomi, kerjasama dalam bidang sosial dan kerjasama dalam bidang politik. Tujuan akhir dari kerjasama yang terjalin ditentukan oleh persamaan kepentingan yang dari masing-masing pihak yang terlibat.

2.3 Hubungan Bilateral

Hubungan bilateral adalah suatu hubungan politik, budaya dan ekonomi di antara 2 negara. Kebanyakan hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik-ekonomi, pertukaran kedutaan besar, dan kunjungan antar negara. Alternatif dari hubungan bilateral adalah hubungan multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral; ketika satu negara berlaku semaunya sendiri (freewill).

“Dalam diplomasi bilateral konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan berkepanjangan antar negara” (Rana, 2002:15-16).

Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena


(44)

itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut. Seperti perjanjian yang dilakukan oleh Pemerintah Ausralian dengan Pemerintah Indonesia. Pemerintah Australia melakukan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dengan menawarkan program bantuan Pemerintah yaitu AusAID dengan berbagai proyek-proyek pembangunan yang diperuntukan bagi negara berkembang.

Seperti yang didefinisikan oleh Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan anatara anggota masyarakat bangsa-bangsa yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan perjanjian adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.

Definisi lain Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum internasional yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan. Dalam interaksi antarnegara terdapat hubungan pengaruh dan respons. Pengaruh dapat langsung ditujukan pada sasaran tetapi dapat juga merupakan limpahan dari suatu tindakan tertentu. Kemudian, dalam interaksi antarnegara, interaksi dilakukan didasarkan pada kepentingan nasional masing-masing negara. Menurut DR. Anak Agung Banyu Perwita & DR. Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional bahwa:

“Kepentingan nasional adalah tujuan utama dan merupakan awal sekaligus akhir perjuangan suatu bangsa” (Perwita & Yani, 2005: 41).


(45)

2.4 Politik Luar Negeri

Politik luar negeri merupakan sistem tindakan-tindakan dari suatu pemerintah terhadap pemerintahan lainnya. Politik luar negeri adalah sekumpulan kebijakan yang berperan dan berpengaruh, dalam hubungan suatu negara (pemerintah) dengan negara (pemerintah) lainnya, dengan mempertimbangkan juga tanggapan (respon terhadap kejadian dan masalah di lingkungan dunia internasional). Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.

Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu.

Dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :

1. Menjabarkan pertimbangan kepentingan nasional kedalam bentuk tujuan dan sasaran yang spesifik

2. Menetapkan faktor situasional dilingkungan domestik dan internasional yang berkaitan dengan tujuan kebijakan luar negeri. 3. Menganalisis kapabilitas nasional untuk menjangkau hasil yang


(46)

4. Mengembangkan perencanaan atau strategi untuk memakai kapabilitas nasional dalam menanggulangi variabel tertentu sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Melaksanakan tindakan yang diperlukan.

6. Secara periodik meninjau dan melakukan evaluasi perkembangan yang telah berlangsung dalam menjangkau tujuan atau hasil yang dikehendaki (Perwita dan Yani, 2005:50).

Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan dan kondisi dimasa depan suatu negara, dimana pemerintah melalui para pembuat kebijaksanaan nasional mampu menyebarkan pengaruhnya kepada negara-negara lain dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara lain. Ditinjau dari sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak, apabila disangkutpautkan dengan adanya peranan suatu negara terhadap kondisi yang terjadi maupun yang sedang terjadi pada suatu negara.

Peran AUSAID dapat dikatakan sebagai upayanya dalam menjalankan fungsinya sebagai suatu lembaga kerjasama antar pemerintah yang memberikan bantuan bagi negara-negara berkembang dalam menjalankan proses pembangunan yang lebih dikhususkan kepada bidang pendidikan melalui program beasiswa ADS. Peranan AUSAID tersebut tentu tidak dapat dipisahkan dari peranan nasional negara yang mendirikannya.

Konsep peranan nasional berkaitan dengan orientasi politik luar negeri. Peranan juga merefleksikan kecenderungan pokok terhadap variable sistematik, geografi dan ekonomi. Peranan nasional juga merupakan posisi yang diambil atau


(47)

dijalankan. Hubungan antara unit-unit nasional dalam sistem internasional tidak dapat dipahami hanya dengan melihat tindakan yang dilakukannya seperti pengiriman surat atau pernyataan perang. Pemerintah negara menyadari hubungan mereka dengan lingkungan itu lebih luas dari sekedar pertimbangan kondisi tertentu yang mempengaruhi mereka. Perlu ada sikap atau posisi yang disebut peranan. Dua komponen kebijakan luar negeri yang merefleksikan pertimbangan tertentu ialah orientasi dan peranan. Kedua komponen ini dapat menjelaskan mengapa suatu negara beserta pemerintahannya menjalin hubungan dengan dunia luar. Dari jalinan hubungan ini dapat trelihat perilaku dasar dan kebutuhan nasional yang bermain didalamnya juga kondisi eksternal yang melingkupinya.

Selanjutnya Holsti melihat bahwa adanya keterkaitan antara peranan dengan kebijakan. Peranan nasional merupakan output kebijakan yang berkaitan erat dengan negara yang terlibat dalam sebuah sistem atau regional affairs. Konsepsi peranan nasional berkaitan erat dengan orientasi. Peranan juga merefleksikan kecenderungan dasar, ketakutan, dan prilaku terhadap dunia luar seperti variable sistemik geografis dan ekonomi. Sedangkan orientasi dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh adanya ancaman tertentu, lokasi geografis, dan kebutuhan internal. Peranan itu lebih spesifik dibandingkan dengan orientasi karena peranan dapat mengarah pada tindakan yang berbeda.

Dalam hubungan internasional, peranan merupakan tugas utama yang harus dijalankan oleh aktor-aktor seperti individu, negara, maupun organisasi internasional. Peranan (role) juga merupakan perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi.


(48)

Menurut Perwita dan Yani, peranan juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan dari fungsi oleh struktur-struktur tertentu. Peranan dapat dikatakan ebagai aspek fisiologis organisasi yang meliputi fungsi, adaptasi, dan proses. (Perwita & Yani, 2005:31)

Dari konsep peranan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dikatakan bahwa peranan merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi oleh struktur-struktur tertentu. Peranan ini tergantung juga pada posisi atau kedudukan struktur itu dan harapan lingkungan sekitar terhadap struktur tadi. Peranan juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi serta kemampuan dari aktor tersebut.

Dapat diartikan bahwa dimana suatu negara memberikan bantuannya terhadap negara lain dengan tujuan untuk mendukung pembangunan negara lain. Dengan kata lain peranan nasional disini dititik beratkan pada pemberian bantuan luar negeri.

2.5 Bantuan Luar Negeri

Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan yang sering digunakan dalam hubungan luar negeri, secara umum bantuan luar negeri dapat diartikan sebagai transfer sumber daya dari suatu pemerintah ke pemerintah yang lain, baik itu berbentuk barang ataupun dana.

Menurut Sukirno dalam Perwita dan Yani, bahwa bantuan luar negeri pada umumnya tidak ditujukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan dan pembangunan ekonomi jangka


(49)

panjang. Setidaknya terdapat dua syarat aliran modal luar negeri yang merupakan bantuan luar negeri :

1. Aliran modal dari luar negeri tersebut bukan didorong untuk mencari keuntungan.

2. Aliran modal dari luar negeri tersebut diberikan kepada negara penerima atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku dalam pasar internasional.

“Bantuan luar negri (foreign aid) dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan negara, masyarakat (penduduk), atau lembaga-lembaga masyarakat atau lembaga-lembaga lainnya yang berada pada suatu negara tertentu di luar negri, memberikan bantuan berupa pinjaman, memberikan hibah atau pula penanaman modal mereka terhadap pihak tertentu di negara lainnya” (Ikbar, 2007 : 188).

Menurut Michael Todaro dalam buku Yanuar Ikbar, bantuan luar negeri adalah bantuan yang meliputi semua pinjaman konsesional (suku bunga dan jangka pembayaran kembali modal yang dipinjamkan secara lunak dibandingkan dengan syarat-syarat yang berlaku bagi pinjaman komersial) dan bantuan pemerintah dalam bentuk uang atau barang, mengalihkan sumber-sumber dari negara kaya ke negara dunia ketiga dengan tujuan untuk pembangunan atau pemerataan pendapatan.

Program bantuan luar negeri ini bersifat saling menguntungkan. Pihak penerima memperoleh bantuan baik itu berupa dana, perlengkapan, maupun pengetahuan yang diharapkan mampu mengikuti dinamika ekonomi modern, stabilitas politik dan keamanan militer. Saat ini masalah-masalah pembangunan dan kerjasama ekonomi menjadi agenda utama dalam politik internasional. Teknik pemberian bantuan dapat dilakukan secara bilateral maupun multilateral. Dengan


(50)

kata lain, pemberian bantuan luar negeri dapat dilakukan antar pemerintah (government to government) atau melalui lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank.

Ada empat motivasi dari negara para pemberi bantuan atau negara donor dalam memberikan bantuan, diantaranya :

1. Motif kemanusiaan yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara dunia ketiga melalui dukungan kerjasama ekonomi;

2. Motif politik yang memusatkan tujuan untuk meningkatkan image negara donor. Peraihan pujian menjadi tujuan dari pemberian bantuan luar negeri baik dari politik domestik dan hubungan luar negeri negara donor;

3. Motif keamanan nasional, yang mendasarkan pada asumsi bahwa bantuan luar negeri dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang akan mendorong stabilitas politik dan akan memberikan keuntungan pada kepentingan negara donor. Dengan kata lain, motif keamanan memiliki sisi ekonomi;

4. Motif yang berkaitan dengan kepentingan nasional negara donor (Rix Alan dalam Perwita&Yani, 2005: 84).

Berdasarkan keempat motivasi tersebut, nampak bahwa pada hakekatnya bantuan luar negeri (foreign aid) merupakan bantuan yang diberikan kepada suatu negara oleh pemerintahan negara lain ataupun lembaga internasional baik berupa bantuan ekonomi, sosial dan militer yang diberikan secara bilateral maupun multilateral, yang tujuannya antara lain untuk mendukung persekutuan,


(51)

membangun ekonomi, meraih dukungan ideologis, memperoleh bahan baku strategis, kemanusiaan, serta menyelamatkan kehidupan bangsa dari bahaya keruntuhan ekonomi ataupun bencana alam.

Apabila disangkutpautkan dengan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Australia melalui program AusAID dan proyek-proyek pembangunannya dan bantuan beasiswa ADS kepada para pelajar, pegawai maupun masyarakat Indonesia, motif yang digunakan oleh Australia lebih mengacu pada motif keamanan nasional dan motif kepentingan nasional. Di karenakan Indonesia adalah negara dunia ketiga dengan wilayah yang luas dan juga wilayah Indonesia berdekatan dengan Australia.

Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan yang sering dan telah digunakan dalam hubungan luar negeri selama berabad-abad pada masa lampau, instrumen ini terutama tidak digunakan untuk permasalahan politik jangka pendek melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan atau pembangunan ekonomi jangka panjang. Dalam jangka panjang, bantuan luar negeri dimaksudkan untuk membantu menjamin beberapa tujuan politik negara donor yang tidak dapat dicapai hanya melalui diplomasi, propaganda atau kebijakan publik.

2.6 Pendidikan Dalam Ilmu Hubungan Internasional

Konteks pendidikan dalam hubungan internasional yang dijelaskan dalam buku “Refleksi Teori Hubungan Internasional : dari Tradisional ke Kontemporer” yang ditulis oleh Asrudin dan Mirza Jaka Suryana tahun 2009.


(52)

“dalam beberapa waktu ini, fenomena hubungan internasional telah dan akan terus menunjukkna kompleksitas yang semakin tinggi. Hal ini ditunjukkkan bukan saja pada semakin beragamnya aktor hubungan internasional yang saling berinteraksi (the actors), tetapi juga ditunjukkan dengan semakin bervariasinya isu (the issues) yang diperbincangkan dalam hubungan internasional serta semakin rumitnya proses interaksi (the process) seprti isu mengenai kemiskinan, pendidikan dasar secara universal, kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan, HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, pembangunan lingkungan, dan kemitraan global untuk pembangunan yang trejadi antar berbagai aktor hubungan internasional” (2009: 34). Fenomena hubungan internasional kini semakin mengarah pada persoalan sehari-hari penduduk dunia termasuk Indonesia, yaitu pendidikan. karena pendidikan adalah merupakan salah satu indikator penentu kualitas sumber daya manusia di sebuah Negara. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka proses pembangunan dari sebuah negara akan berjalan dengan baik.

Maka keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan seperti pendidikan, sangat ditentukan oleh fenomena yang terjadi dalam perubahan sistem internasional. Seperti yang disebutkan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Menyatakan tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi bagi perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kolaborasi internasional melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka penghormatan universal lebih lanjut untuk keadilan, supremasi hukum, dan hak asasi manusia bersama dengan kebebasan dasar yang diproklamirkan dalam Piagam PBB.

Pendidikan merupakan salah satu bidang utama UNESCO kegiatan. Sejak pembentukannya pada tahun 1945, Organisasi telah bekerja untuk


(53)

meningkatkan pendidikan di seluruh dunia percaya itu menjadi kunci pembangunan sosial dan ekonomi. Organisasi ini bertujuan untuk membantu membangun dunia yang berkelanjutan dengan masyarakat hanya bahwa pengetahuan nilai, mempromosikan perdamaian, merayakan keragaman dan membela hak asasi manusia, dicapai dengan menyediakan Pendidikan untuk Semua (PUS).

Yang dekat hubungan dengan kementerian pendidikan dan mitra lainnya di 193 negara-negara tempat UNESCO di posisi kunci untuk menekan tindakan dan perubahan. Sektor Pendidikan terdiri dari anggota staf sekitar 400 di seluruh dunia. Mereka berbasis di kantor pusat UNESCO di Paris, di kantor lapangan dan Institut UNESCO dan Pusat khusus dalam pendidikan (http://www.unesco.org/new/en/education/about-us/).

Hak atas Pendidikan, Pendidikan adalah dasar manusia yang tepat dan penting untuk pelaksanaan semua hak asasi manusia lainnya. Hal mempromosikan kebebasan individu dan pemberdayaan dan manfaat hasil pembangunan penting. Namun jutaan anak-anak dan orang dewasa tetap kehilangan kesempatan pendidikan, banyak sebagai akibat dari kemiskinan.

Normatif instrumen PBB dan UNESCO berbaring kewajiban hukum internasional untuk hak atas pendidikan. Instrumen ini mempromosikan dan mengembangkan hak setiap orang untuk menikmati akses ke pendidikan berkualitas baik, tanpa diskriminasi atau pengucilan. Instrumen ini menjadi saksi penting bahwa Negara Anggota dan komunitas internasional untuk bertindak normatif melampirkan untuk mewujudkan hak atas pendidikan.


(1)

115 Buku Teks

Arcaro S. Jerome. 2005. Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan. Jakarta: Rineka Cipta.

Heryaman, Oman. 2003. Diplomasi Tingkat Tinggi : Fenomena Diplomasi Antar Kepala Negara atau Pemerintahan. Bandung : Asosiasi Ilmu Politik Bandung.

Ikbar, Yanuar. 2007. Ekonomi Politik Internasional 2 : Implementasi Konsep dan Teori. Bandung : PT. Rafika Aditama.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta : PT. Mitra Gama Widya.

Kishan, S. Rana. 2002. Bilateral Diplomacy. New Delhi. Manas Publications.

Muhadi Sugiono, 2006. Coorperation Among Nations : Europe, America and Nontariff Barriers to Trade.

Perwita, Anak Agung B. 2001. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani . 2005. Pengantar Hubungan Internasional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Suryana, Mirza Jaka dan Asrudin. 2009. Refleksi Teori Hubungan Internasional : dari Tradisional ke Kontemporer”. Jakarta: Graha Ilmu.

Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Rieneka Cipta.

Tilaar, H.A.R.(Ed). 2002. Pendidikan untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta. PT. Gramedia Widiarsarana Indonesia.


(2)

Daftar Dokumen

Millennium Development Goals (MDGs). 2008

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 19 Dokumen RENSTRA KemDikNas 2005 – 2009

Majelis Rakyat Papua Pasal 36 PP No. 54 tahun 2004 Dokumen Departemen Pendidikan Nasional. 2001

Daftar Artikel dalam Situs

http://pendidikanpapua.blogspot.com/2009/10/tingginya-buta-aksara-di-papua-gagalnya.html (diakses pada 2 November 2010)

http://adsindonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=12&ltemid=26 (diakses pada 2 November 2010)

http://www.indoausaid.gov.au.bi/aboutausaid-indo.html (diakses pada 2 November 2010)

http://bappenas.go.id/index.php?module=contentEx-press&func=viewcat&ceid=2&calid=8&bid=32&cid=15 (diakses pada 5 November 2010) http://www.csis.or.id/scholars-opinion-view-asp?op-id=191&55&tab=0 (diakses pada 5

November 2010)

http://www.batukar.info/news/sinkronisasi-perencanaan-pembangunan-kawasan-timur-indonesia-dalam-rancangan-rpjmn-2010-2014-be (diakses pada 12 November 2010)


(3)

http://www.gardapapua.org/index.php?option=com_content&view=article&id=61:mimpi-panjang=penderitaan-rakyat-papua (diakses pada 16 November 2010)

http://www.papua.or.id/index.php?lebar=1600&tinggi=1200 (diakses pada 16 November 2010) http://www.diknas.go.id/headline.php?id=1423 (diakses pada 18 November 2010)

http://dikporapapua.org/index.php/renstra/pendahuluan/landasan-hukum (diakses pada 18 November 2010)

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7450-1308201022-bab1.pdf (diakses pada 18 November 2010)

http://suripto3x.wordpress.com/2010/03/31/pembagian-peran-pemerintah-provinsi-dan- kabupatenkota-dalam-peningkatan-mutu-pendidikan-sebagai-kunci-membangun-kualitas-sumber-daya-manusia-daerah-perbatasan-suripto-1/ (diakses pada 18 November 2010)

http://www.kemdiknas.go.id/media--publik/siaran-pers/calon-guru-dan--guru-papua-terima-beasiswa-pendidikan.aspx (diakses pada 18 November 2010)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/educationandscholarships-indo.html (diakses pada 6 Januari 2011)

http://www.ausaid.gov.au/scholar/default.cfm (diakses pada 6 Januari 2011)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/aboutausaid-indo.html (diakses pada 6 Januari 2011) http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/health-indo.html (diakses pada 27 Februari 2011) http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/climatechange-indo.html (diakses pada 27 Februari

2011)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/democraticgov-indo.html (diakses pada 27 Februari 2011)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/gender-indo.html (diakses pada 27 Februari 2011) http://www.indo.ausaid.gov.au/sectors/disasterrisk.html (diakses pada 27 Februari 2011) http://www.indo.ausaid.gov.au/sectors/infrastructure.html (diakses pada 27 Februari 2011)


(4)

http://www.indo.ausaid.gov.au/sectors/regionaldevelopment-1.html (diakses pada 27 Februari 2011)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/projects-indo.html (diakses pada 27 Februari 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Ite mid=59&lang=en (diakses pada 01 Maret 2011)

http://adsindonesia.or.id/files/ADSbrochure.pdf (diakses pada 01 Maret 2011)

http://www.google.co.id/#hl=id&q=pendidikan+provinsi+papua&oq=pendidikan+provinsi+papu a&aq=f&aqi=&aql=undefined&gs_sm=s&gs_upl=24174l25897l8l11l8l0l0l0l2l1118l2940l 0.2.0.1.1.0.1.1l6&fp=1&biw=800&bih=536&cad=b (diakses pada 01 Maret 2011)

http://www.papua.go.id/home (diakses pada 01 Maret 2011)

http://suripto3x.wordpress.com/2010/03/31/pembagian-peran-pemerintah-provinsi-dan- kabupatenkota-dalam-peningkatan-mutu-pendidikan-sebagai-kunci-membangun-kualitas-sumber-daya-manusia-daerah-perbatasan-suripto-1/ (diakses pada 01 Maret 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Ite mid=138&lang=en (diakses pada 17 Maret 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Ite mid=55&lang=en (diakses pada 17 Maret 2011)

http://www.ausaid.gov.au/scholar/studyin.cfm (diakses pada 17 Maret 2011)

http://www.kab.go.id/wp-content/uploads/2009/11/IPM-Kab-.pdf (diakses pada 20 Maret 2011) http://dikporapapua.org/index.php/renstra/gambaran-umum/indikator-capaian-2005-2009

(diakses pada 20 Maret 2011)

http://suripto3x.com/2010/03/31/pembagian-peran-pemerintah-provinsi-dan-kabupatenkota- dalam-peningkatan-mutu-pendidikan-sebagai-kunci-membangun-kualitas-sumber-daya-manusia-daerah-perbatasan-suripto-2/ (diakses pada 20 Maret 2011)

http://kabar-pendidikan.com/2011/04/faktor-faktor-rendahnya-mutu-pendidikan.html (diakses pada 20 Maret 2011)


(5)

(diakses pada 20 Maret 2011)

http://komunikasi.um.ac.id/?p=503 (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.indo.ausaid.gov.au/bi/sectors/educationandscholarships-indo.html (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.ausaid.gov.au/scholar/default.cfm (diakses pada 01 Juni 2011)

http://atdiknas-canberra.org/review-kerjasama-bidang-pendidikan-antara-indonesia-australia.html (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=56&P=Bilat eral&l=id (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/Australia.pdf (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Ite mid=138&lang=en (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56&Ite mid=138&lang=en (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.australiaawardsindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=22&Ite mid=165&lang=en (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.ausaid.gov.au/country/country.cfm?CountryId=30 (diakses pada 01 Juni 2011)

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/11/04/06/lj8hm9-infrastruktur-hambat-peningkatan-pendidikan-di-papua (diakses pada 22 Juli 2011)

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2007/11/penelitian-kualitatif-metode-kualitatif.html (diakses pada 22 Juli 2011)

http://www.scribd.com/doc/59123988/12/Metode-Pengumpulan-Data (diakses pada 22 Juli 2011)


(6)

Dibuat khusus oleh mahasiswa yang akan Ujian Sidang :

1. Nama : Anggie Chintamy Tanjung

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Juli 1987 3. Nomor Induk Mahasiswa : 44305009

4. Prodi : Ilmu Hubungan Internasional 5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat : Jl.Diponegoro No. 32 Bandung 9. No. Telpon Rumah : -

10.No. HP : 0821 1708 5997

10.Berat Badan : 89 Kg 11.Tinggi Badan : 169 Cm

12. Status Marital : Kawin / Tidak Kawin 13. Orang Tua:

a. Nama Ayah : Andi Cipta Nasution Pekerjaan : Swasta

Alamat : Apartemen Rajawali, Lantai 10 no 19. Kemayoran b. Nama Ibu : Anie Tanjung

Pekerjaan : swasta

Alamat : Jl. Kebun nanas III no 20. Jakarta Timur

Bandung, Agustus 2011

Anggie Chintamy Tanjung