Kerangka Teori Rahasia Jabatan Notaris Dalam Pemeriksaan Pidana

13 Dengan Aspek Pidana Studi di Pengadilan Negeri Kisaran. Adapun yang menjadi permasalahan yang dibahs adalah: 1. Bagaimanakah tata cara Pembuatan Akta Otentik Dalam Profesi Notaris Sehari-hari? 2. Bagaimanakah Pemahaman Notaris terhadap Kode etik Profesi sebagai pedoman dalam manjalankan jabatannya? 3. Bagaimankah kaitan antara pelaksanaan kode etik notaris dengan aspek pidana? Namun, penelitian ini membahas megenai tata cara akta otentik oleh notaris, pemahaman Notaris terhadap Kode Etik Profesi sebagai pedoman dalam menjalankan jabatannya dan kaitan antara pelaksanaan tugas Notaris dengan aspek pidana. Maka penelitian ini adalah asli dan hasilnya akan beda.

F. Kerangka Teori dan Konsepsional

1. Kerangka Teori

Teori adalah “untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi” 14 , dan “satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.” 15 “kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang terjadi bahan perbandingan, pegangan 14 J.J.J.M Wuisman, dengan menyunting M. Hisyam, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jilid 1, FEUI, Jakarta, 1996, Hal 203 15 Ibid, Hal. 16 Universita Sumatera Utara 14 teoritis” 16 bagi penelitian tentang tanggung jawab Notaris secara pidana atas akta yang bermasalah. Dalam penelitian ini adalah penelitian yang menyangkut masalah tanggung jawab Notaris dengan aspek pidana serta penjabarannya dapat menjadi suatu penelitian hukum, sebab di dalam penelitian hukum ini berdasarkan masalah pembuatan akta otentik yang dibuat oleh Notaris yang mengacu kepada Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan ketentuan hukum lainnya. Notaris merupakan salah satu pekerjaan yang dibuat profesi, “namun tidak semua pekerjaan disebut profesi, beberapa syarat yang harus dipenuhi yang merupakan kriteria formal adalah sebagai berikut : 1. Adanya spesialisasi pekerjaan, 2. Berdasarkan keahlian dan keterampilan, 3. Bersifat tetap dan terus menerus, 4. Lebih mendahulukan pelayanan daripada imbalanpendapatan, 5. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, 6. Terkelompok dalam suatu organisasi profesi.” 17 Dari kriteria tersebut di atas dapat dikatakan bahwa Notaris sebagai suatu profesi karena kreteria yang sangat menonjol dalam profesi Notaris menuntut keahlian tertentu. Notaris salah satu profesi hukum di samping hakim, jaksa dan advokat juga sebagai profesi terhormat, terhadap nilai-nilai moral profesi yang harus di taati, yaitu: 16 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 80 17 Abdlkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, Hal. 58 Universita Sumatera Utara 15 1. Kejujuran, 2. Otentik, 3. Bertanggung jawab, 4. Kemandirian Moral, 5. Keberanian Moral. Suatu profesi berlaku kaidah-kaidah etika di mana setiap anggota profesi tersebut tunduk dan taat dengan Kode Etik, dalam hal ini untuk profesi Notaris disebut Kode Etik Notaris. Berdasarkan pasal 83 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menyebutkan bahwa Organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan Kode Etik Notaris. Dalam kerangka konsepsionalnya adalah merupakan kerangka menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti yakni mengenai profesi Notaris, prosedur pembuatan akta dan sanksi hukum. Menurut Soerjono Soekanto: “Suatu Kerangka konsepsional, merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau yang akan diteliti”. 18 Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam perbuatan hukum dalam masyarakat. Akta otentik pada hakekatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak kepala Notaris. Namun, Notaris mempunyai kewajiban untuk memasukkannya bahwa apa yang termuat dalam akta notaris sungguh-sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para pihak. 18 Soejono Soekant, Pengatar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia UIPress, Jakarta, 1984, Hal.132 Universita Sumatera Utara 16 Menurut Pasal 1 ayat 7 UUJN bahwa akta Notarisadalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara ditetapkan dalam undang-undang jabatan Notaris. Berdasarkan hasil inventarsasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku Saat ini, yang terkait dengan profesi Notaris. Diantaranya adalah: a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris b. Peraturan Jabatan Notaris c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata d. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana e. Peraturan perundang-undangan lainnya

2. Konsepsional