Prosedur Pengajuan Surat Perintah Membayar - Ganti Uang Persediaan Pada Instansi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1

  

PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERINTAH

MEMBAYAR

  • – GANTI UANG PERSEDIAAN PADA

  

INSTANSI KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA

BANDUNG 1

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

  

Dalam memenuhi Jenjang D3

Program Studi Keuangan Perbankan

Oleh :

  

NAMA : Eva Gustiana

NIM : 21511006

PROGRAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

  

2013

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ..................................................... 1

  1.2. Tujuan Kerja Praktek .................................................................. 3

  1.3. Kegunaan Kerja Praktek ............................................................ 3

  1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek .............................................. 5

  BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................ 6

  2.2. Struktur Organisasi ..................................................................... 8

  2.3. Deskripsi Jabatan ........................................................................ 9

  2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan ...................................................... 11

  BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................... 12

  3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................... 12

  3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................. 13

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1. Kesimpulan .............................................................................. 18

  4.2. Saran ......................................................................................... 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  I. Data Pribadi

  Nama : Eva Gustiana Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 8 Agustus 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Status : Mahasiswa Agama : Islam Bangsa : Indonesia Alamat : Jl Kebon Kopi Gg karya Bakti rt 04 rw 09 no 368

  Cimahi Selatan No. Telepon : 089655152228

  II. Pendidikan Formal 1.

  Tamatan TK Almuawannah 1999 2. . Tamatan SDN Melong 4 1999 – 2006 3. Tamatan SMPN 7 Cimahi 2006 – 2009 4. Tamatan SMAN 6 Cimahi 2009 – 2011

  Bandung , Januari 2014 Saya Yang Bersangkutan

  ( Eva Gustiana )

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis bisa melaksanakan Laporan Kerja praktek dengan judul “ PROSEDUR PENGAJUAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR

  • – GANTI UANG PERSEDIAAN PADA INSTANSI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1 ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

  Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menenpuh jenjang Diploma III (D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

  Dalam menyusun Laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak ,maka dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa Terima kasih yang sebesar besarnya kepada : 1.

  Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Ibu Prof.Dr.Hj Dwi Kartini,SE.,Spec.Iic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy,SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.Si,.Selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  5. Ibu Linna Ismawati,SE., M.Si., Selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

  6. Ibu Trustorini Handayani,SE., M.Si selaku Dosen wali Keuangan dan Perbankan 2013.

  7. Kepada Bapak Anang Sujana, S.Sos., selaku pembimbing kerja praktek di KPPN Bandung 1, yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan selama penulis melakukan kerja praktek.

  8. Kepada keluarga dan teman-teman yang selalu mendukung dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan ,hanya doa yang dapat penulis berikan semoga amal ibadah mereka yang telah membimbing dan membantu dalam menyeleseikan laporan kerja praktek ini mendapat balasan yang sebesar besarnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

  Bandung , Januari 2014 Penulis

  Eva Gustiana

  1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Kerja Praktek

  Seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan, pimpinan Direktorat Jendral Perbendaharaan bertekad membentuk suatu kantor pelayanan yang dapat memberikan layanan yang cepat, akurat, tanpa biaya, dan transparan. Karena itu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi KPPN mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah dan pembangunan di daerah.

  Termasuk Peran KPPN terhadap penyediaan uang dalam pelaksanaan operasional kantor untuk menunjang pelaksanaan tugas kantor Instansi agar tetap bisa berjalan. diantara lain tugas KPPN untuk menyediakan dana dan melakukan pencairan dana untuk SPM yang diajukan oleh satker kepada petugas KPPN memalui prosedur pengajuan SPM yang sudah ditentukan oleh kewenangan pemerintah.

  SPM ini merupakan surat perintah membayar berupa dokumen yang diterbikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA. Pengajuan SPM ini ada 3 macam yaitu SPM UP (Surat Perintah Membayar Uang Persediaan), SPM GUP (Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan) dan

  2

  SPM LS (Surat Perintah Membayar Langsung untuk belanja pegawai dan non belanja pegawai). Tetapi saya akan membahas prosedur pengajuan SPM - GUP.

  Sedangkan GUP adalah ganti uang persediaan. pengertian SPM - GUP adalah surat perintah membayar ganti uang persediaan Yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai. Penggantian uang persediaan ini untuk keperluan barang/modal/lain-lain di kantor Instansi. Pengajuan ini dilakukan oleh satker (satuan kerja).

  SPM

  • – GUP Ini sengaja di terbitkan oleh Inspektur Jendral atau pejabat yang di tunjuk untuk bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran di lingkungan Departemen Agama untuk penyelenggaran pemerintah yang efisien dan efektif yang menjadi tuntutan di era globalisasi yang syarat dan persaingan keterbatasan di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya aparatur / pegawai negeri sipil dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan.

  Tuntutan terhadap profesionalisme pegawai negeri disebabkan peranannya yang sangat sentral yaitu sebagai ujung tombak yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dengan kondisi tersebut memaksa pegawai negeri untuk harus mampu meningkatkan profesionalisme. Upaya untuk mewujudkan kondisi seperti itu secara terus menerus telah dilakukan dengan pembenahan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian. Dari uraian di atas maka penulis

  3

  MEMBAYAR

  • – GANTI UANG PERSEDIAAN PADA INSTANSI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1 ” .

  1.2. Tujuan Kerja Praktek

  Adapun tujuan dalam melaksanakan kerja praktek di instansi KPPN Bandung 1 adalah:

  1) Untuk mengetahui ketentuan-ketentuan umum yang sudah di tetapkan pemerintah dalam pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang

  Persediaan Pada Instansi KPPN Bandung 1. 2)

  Untuk mengetahui prosedur pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan dalam pelaksanaan anggaran pada instansi KPPN Bandung 1.

  3) Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang terkait dalam pengajuan

  Surat Perintah Membayar

  • – Ganti Uang Persediaan pada Instansi KPPN Bandung 1.

  1.3. Kegunaan Kerja Praktek

  Kerja praktek merupakan suatu proses adaptasi bagi mahasiswa terhadap lingkungan kerja nyata, sehingga mahasiswa bisa membandingkan antara ilmu yang didapat di kampus dengan ilmu diperoleh dari lapangan kerja yang sesungguhya.

  4

  Adapun kegunaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagi Penulis b.

  Menambah wawasan melalui keterangan dan penjelasan masalah tentang perusahaan selama kerja praktek berlangsung.

  c.

  Memperoleh pengalaman kerja terutama untuk mengetahui prosedur pengajuan SPM

  • – GUP pada Instansi KPPN Bandung 1.

  d.

  Merupakan suatu proses adaptasi bagi penulis terhadap lingkungan kerja nyata sehingga penulis bisa membandingkan teori-teori yang di dapat dari perkuliahan ataupun studi kepustakaan dengan kerja nyata dilapangan.

  e.

  Meningkatakan profesionalisme dan tanggungjawab dalam menyelesaian pekerjaan.

  2. Bagi Instansi KPPN Bandung 1 a.

  Membantu Pekerjaan instansi sesuai dengan bidang yang diberikan.

  b.

  Dengan adanya penulisan laporan hasil kerja praktek ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap instansi khususnya pada Sub Bagian Umum, sehingga dapat meningkatkan kualitas menjadi lebih baik lagi.

  3. Bagi Akademik Sebagai bahan referensi dalam kerja praktek dan kajian rekan-rekan mahasiswa Program Studi Keuangan Dan Perbankan dan pembaca pada umumnya dalam aplikasi teori dan pengembangan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.

  5

1.4. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

  Lokasi penulis melalukan kerja praktek yaitu pada Instansi KPPN Bandung 1 yang beralamat di Jalan Asia Afrika No. 114, Bandung.

  Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan mulai tanggal 16 Juli 2013 sampai dengan tanggal 23 Agustus 2013 dengan jadwal kegiatan kerja praktek setiap hari senin sampai hari jumat dari pukul 08.00 s/d pukul 17.00.

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

  Awal pembentukan KPPN Bandung I dimulai pada tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1964 Nomor PKN/1/6/4 dan mulai beroperasi pada Januari 1965 dengan nomenklatur pada saat itu yaitu Kantor Pusat Perbendaharaan Negara.

  Dalam sejarah perjalanannya sejak Januari 1965 sampai saat ini KPPN Bandung I telah mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur mulai dengan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara, kemudian pada tahun 1968 berubah menjadi Kantor Bendahara Negara, selanjutnya pada tahun 1975 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan Negara dan pada tahun 1990 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sekaligus memisahkan KPKN Bandung I dan KPKN Bandung II berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tanggal 12 Juni 1989 nomor.645/KMK.01/1989.

  Sejalan dengan pengembangan Organisasi pada Tahun 2002 KPKN Bandung II bergabung dengan KPKN Bandung I dan Menjadi KPKN Bandung.

  Pada tahun 2004 KPKN berubah lagi nomenklaturnya menjadi KPPN Bandung. Kemudian, untuk lebih meningatkan mutu pelayanan kepada masyarakat berdasarkan keputusan Menteri Keuangan nomor.214/KMK.01/2005 tanggal 2 Mei 2005 KPPN Bandung pecah menjadi KPPN Bandung I dan KPPN Bandung II.

  Visi Dan Misi Perusahaan

  Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2006 dan fungsi KPPN sebagai pemegang Kuasa BUN di daerah, KPPN Bandung I mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut: Visi :

  Menjadi Pelaksana Fungsi Bendahara Umum Negara Yang Profesional di Daerah, Transparan, dan Akuntabel untuk Mewujudkan Pelayanan Prima.

  Misi :

  1. Menjamin kelancaran pencairan dana APBN secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah.

  2. Mengelola penerimaan negara secara profesional dan akuntabel.

  3. Mewujudkan pelaporan pertanggungjawaban APBN yang akurat dan tepat waktu

2.2. Struktur Organisasi

  KPPN Bandung I adalah instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kanwil XII Ditjen Perbendaharaan Propinsi Jawa Barat. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, KPPN Bandung I memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

  KEPALA KPPN SUB BAGIAN UMUM SEKSI SEKSI SEKSI VERAK PERBENDAHARAA BANK/ GIRO POS

  N KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

  Sumber: kantor pelayanan pembendaharaan bandung 1 Gambar 2.1.

  Struktur Organisasi kantor pelayanan pembendaharaan Negara bandung 1

2.3. Deskripsi Jabatan

  1. Kepala KPPN Menyusun program KPPN BANDUNG 1 dalam melayani masyaratan Mengelola anggran keuangan dan informasi data, Menfasilitasi pelaksanaan peningkatan pembendaharaan Negara, Mengevaluasi program dan fasilitasi agar tetap bisa berjalan dalam operasional kantornya.

  2. Subbagian Umum Melakukan pengelolaan organisas, kinerja,SDM, dan keuangan, manajemen risiko, pengendalian internal serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan.

  3. Seksi Pembendaharaan Pengujian resume tagihan dan SPM, penerbitan SPPT (Surat

  Persetujuan Pembayaran Tagihan), penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (Badan Layanan Umum) BLU, pengelolaan data kontrak, data suplier, dan belanja pegawai satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapananggaran satker.

  4. Seksi Bank Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang

  Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

  5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi Untuk melakukan rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan

  Laporan Keuangan tingkat Kuasa BUN, realisasi dan analisis kinerja anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan regional.

  6. Seksi Bank Melakukan penyelesaian transaksi pencairan dana dengan penerbitan SP2D atas tagihan yang telah jatuh tempo sesuai SPPT yang telah diterbitkan oleh seksi Pencairan Dana, melaksanakan fungsi Manajemen Kas, pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan pengembalian Pendapatan/Penerimaan Negara.

  7. Kelompok Jabatan Fungsional: Jabatan fungsional yang diatur berdasarkan ketentuan perundang- undangan. Kelompok fungsional dipimpin oleh seorang tenaga funsional sebagai koordinator yang bertanggung jawab kepada Kepala KPPN BANDUNG 1.

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

  Aspek kegiatan dari Instansi KPPN Bandung 1 adalah 1.

  Pengujian terhadap dokumen surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan perundang- undangan;

  2. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana dari Kas Negara atas nama Menteri Keuangan (Bendahara Umum Negara);

  3. Penyaluran Pembiayaan atas beban APBN; 4.

  Penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah disalurkan

  5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran Negara melalui dan dari Kas Negara

  6. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang; 7.

  Penyusunan Laporan Pelaksanaan APBN; 8. Penyusunan Laporan Realisasi pembiayaan yang berasal dari

  Pinjaman dan Hibah Luar Negeri; 9. Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak; 10.

  Penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi; 11. Pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;

  12. Pelaksanaan kehumasan; 13.

  Pelaksanaan administrasi KPPN.

  12

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Pelaksanaan kerja praktek dilakukan di Instansi KPPN Bandung 1. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan dibagian Seksi Verifikasi dan

  

Akuntansi di beri selama kurang lebih 1 (satu) bulan yang dalam

  pelaksanaannya mengenai tentang bagaimana cara pengajuan SPM GUP yang diserahkan kepada petugas KPPN untuk di segera di cairkan dananya. KPPN bandung 1 merupakan salah satu instansi dalam melayani pembendaharan Negara dan masyarakat umum yg lokasinya di daerah Bandung.

  Pelaksanan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan anggaran pada Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara dalam pengajuan SPM - GUP.

  3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

  Sebagaimana halnya kerja, dalam teknik pelaksanaan kerja praktek, penulis melaksanakan kerja selama satu bulan dengan jadwal yang telah disesuiakan pembimbing dari Institusi.

  13

  Selama kerja praktek penulis melakukan kegiatan antara lain : 1.

  Membantu meminta tanda tangan pejabat bagian kepala seksi verak bila Surat pengesahan SPM – GUP belum di tanda tangan.

  2. Membantu membubuhi cap pada dokumen pengajuan SPM - GUP bila terdapat belum di bubuhi cap.

  3. Membantu menganalisa check list kelengkapan SPM- GUP.

  4. Mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan institusi terutama yang berkaitan dengan Pelaksanaan Anggaran.

3.3. Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

  

1. Ketentuan-ketentuan umum yang sudah di tetapkan pemerintah dalam

pengajuan Surat Perintah Membayar

  • – Ganti Uang Persediaan Pada Instansi KPPN Bandung 1 .

  Ketentuan umum pengajuan SPM-GUP pada Instansi KPPN Bandung 1, mengikuti peraturan pemerintah sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan/keputusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang telah diberlakukan secara umum.

1. Satker Kementrian/Lembaga sudah mengirimkan data RKA – KL

  )

  (Rencana Kerja dan Anggaran-Kementerian dan Lembaga pada KPPN BANDUNG 1 atas dasar Penerbitan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).

  14

  2. Sebelum tanggal jatuh tempo (1 s/d 14 hari) satker harus mengirimkan SPM ke KPPN, bisa via Online maupun diantar langsung ke KPPN.

  3. Pada tanggal jatuh tempo SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) akan diterbitkan oleh KPPN.

  4. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo satker tidak mengirim SPM ke KPPN, maka KPPN tidak akan menerbitkan SP2D tersebut, dan nomor tagihan yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku dan tidak dapat dipakai kembali.

  5. Sehingga untuk mendapatkan nomor tagihan yang baru, satker harus mengirimkan kembali resume tagihan ke KPPN.

  2. Prosedur pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan dalam pelaksanaan anggaran pada instansi KPPN Bandung 1 .

  1. Satker menerima DIPA / Daftar isian Pelaksanaan Anggara (mempunyai otorisasi atas pagu DIPA).

  2. Satker membuat perikatan/kontrak dengan pihak ke tiga, maka Pejabat Pembuat Komitmen membuat resume kontrak.

  3. Resume Kontrak (RFC) disampaikan ke KPPN oleh Satker 4.

  Satker akan mendapatkan Nomor Register Kontrak (NRK) dari KPPN.

  5. Satker membuat Surat Persetujuan Pembayaran (resume tagihan) disertai data NRK.

  6. KPPN melakukan validasi Resume Tagihan atas kesesuaian NRK yang tercantum di Resume Tagihan dengan NRK dalam database SPAN

  15

  7. Segera setelah cocok, KPPN akan memberikan Nomor Tagihan kepada satker yang akan digunakan sebagai input data SPP dan penerbitan SPM-GUP 8. Satker menyampaikan SPM – GUP ke KPPN, 9. Kemudian KPPN melakukan validasi kesesuaian NRK dan Nomor tagihan yang ada di SPM

  • – GUP dibandingkan dengan dalam database ).

  SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara 10. Atas kesesuaian pencocokan data NRK ,Nomor tagihan, serta Validasi

  I dan II yang dilakukan oleh petugas KPPN , selanjutnya KPPN dapat menyetujui/menolak pembayaran tagihan yang diajukan oleh Satker

  11. Apabila tagihan disetujui maka KPPN menerbitkan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) 12. Pemberitahuan/notifikasi penerbitan SPPT dikirimkan melalui email Satker, dan bisa dicetak SPPT dalam bentuk hardcopy.

  13. Sebaliknya KPPN akan mengembalikan tagihan apabila tidak memenuhi persyaratan seperti penjelasan butir no 7 diatas.

  14. Atas SPPT yang telah disetujui , selanjutnya akan diterbitkan SP2D sesuai jatuh tempo oleh KPPN.

  15. Berdasarkan tanggal jatuh tempo SP2D Ditjen KPPN dapat melakukan perencanaan kas, dan memerintahkan BI untuk menyediakan dana sesuai kebutuhan pada tanggal tersebut.

  16. Selanjutnya BI akan mentransfer uang yang dibutuhkan tersebut ke Bank Operasional Pusat.

  16

  17. SP2D di KPPN dikelompokkan berdasarkan bank operasional/bank pembayar.

  18. Data SP2D yang berada di database SPAN kemudian dikirim oleh sistem secara otomatis ke intermediate server (server penghubung data SPAN dan BI).

  19. BO Pusat akan mengambil data SP2D di intermediate server.

  20. Berdasarkan data tersebut, BO Pusat akan langsung mentransfer dana ke rekening penerima/pihak ketiga (pencairan dana melalui BO).

  3. Dokumen – dokumen yang terkait dalam pengajuan Surat Perintah Membayar – Ganti Uang Persediaan di KPPN BANDUNG 1 : A.

   Pembuatan Resume Kontrak (RFC) yang mencakup :

  • Data Supplier (penyedia barang/jasa) seperti Nama,Alamat,NPWP Supplier dll.
  • Data tentang Kontrak yang meliputi : Nilai Kontrak, Kuantitas,

  No.Rekening, Pekerjaan yang dilaksanakan, Jangka Waktu pembayaran, cara pembayaran dll.

B. Pembuatan Resume Tagihan/Surat Persetujuan Pembayaran oleh

  Satker yang di dilengkapi data sbb :

  • Nomor supplier setelah menyampaikan RFC ke KPPN
  • Nomor Register Kontrak (NRK) /Comittmen Application Number - Rincian Resume Tagihan

  17

C. Penerbitan Surat Perintah Membayar oleh Satker dan disampaikan

  ke KPPN dengan kelengkapan data sbb :

  • Nomor supplier
  • Nomor Register Kontrak (NRK)
  • Nomor tagihan atas penyampaian Resume Tagihan (butir 2)
  • Mendapatkan Approval PP
    • –SPM

  • Untuk SPM GUP Dilampiri data : 1.

  Surat SPTB ( Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja) 2. SSP (surat setoran pajak) yang dilegalisir oleh KPA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

  Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis pada saat kerja praktek di KPPN BANDUNG 1, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Dalam proses pengajuan SPM - GUP, setiap satker harus mengetahui ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh Instansi KPPN Bandung 1 sesuai peraturan pemerintah. Diantaranya adalah KPPN Bandung 1 harus memberikan dana kepada satker berupa uang sebesar yang diajukan oleh satker, Jumlah dana tersebut akan dicairkan dan dipergunakan untuk keperluan barang/modal/lain-lain di kantor Instansi.

  2. Saat melakukan pengajuan SPM-GUP, terdapat prose yang harus dilakukan oleh satker. Proses prosedur pengajuan SPM

  • – GUP tersebut harus dipenuhi oleh setiap satker. Dimulai dari penerbitan DIPA hingga penerbitan SP2D sesuai Jatuh tempo agar dana dapat segera di cairkan oleh KPPN Bandung 1.

3. Terdapat beberapa dokumen saat melakukan proses pengajuan SPM –

  GUP yang harus dipenuhi/dilengkapi oleh satker dalam Pembuatan Resume Kontrak (RFC) ada 2 macam data, Pembuatan Resume Tagihan/SPP oleh Satker yang di dilengkapi 3 data dokumen, Penerbitan SPM oleh Satker dan disampaikan ke KPPN ada 5 macam data hingga

  Penerbitan SPPT (Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan) dan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana oleh KPPN. Bila dokumen tersebut tidak lengkap/ tidak memenuhi syarat, maka KPPN akan mengembalikan dokumen tersebut.

4.2. Saran

  Dari hasil kerja praktek yang dilakukan penulis diperoleh bahwa prosedur pengajuan SPM

  • – GUP yang di jalankan oleh KPPN BANDUNG 1 sudah sangat baik dan penulis menyarankan agar prosedur yang telah ditetapkan terus dijalankan sesuai dengan peraturan pemerintah guna memperlancar kegiatan yang ada di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1.

DAFTAR PUSTAKA

  Deolinda Vieira. 2010. Prosedur Pencairan Dana Pada Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Bandung :Laporan Kerja Praktek.

  KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG 1, 25 Januari 2013, : Hakcipta © 2011 KPPN BANDUNG 1.

  Adji Sukma P. 2009. Pelaksanaan Anggaran Sebagai Penyediaan Sumber Dana Pada Bagian Keuangan Di Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Mineral Dan Batubara (Ppptmb) Bandung : Laporan Kerja Praktek.

  KPPN Makasar II. 25 Januari 2013,