Tinjauan Atas Prosedur Pembuatan Surat Perintah Membayar Di Pusat Libang Sumber Daya Air Bandung

(1)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menemph Jenjang D3

Program Studi Akuntansi

Oleh

NAMA : HERA WIDYA NIM : 21308032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Kerja Praktek

Dalam perusahaan yang ruang lingkupnya sudah cukup besar diperlukan adanya suatu penanganan yang baik dan jelas terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan agar tidak terjadi penyalahgunaan yang tidak diharapkan oleh perusahaan tersebut. Bila tidak mendapat perhatian dan pengawasan yang cukup, hal ini akan mendatangkan masalah bagi perusahaan tersebut.

Pusat penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung merupakan satuan kerja yang berada pada salah satu unit Kementerian Pekerjaan Umum, yang berfungsi menangani masalah penelitian dan pengembangan sumber daya air. Instansi Pemerintah pusat ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah pengairan terutama mengukur kualitas air agar masyarakat dapat membedakan air yang layak digunakan dan air yang tidak layak digunakan.

Untuk melaksanakan kegitan-kegiatan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung di perlukan biaya-biaya, baik biaya operasional maupun biaya umum. Dana yang digunakan untuk biaya-biaya tersebut dapat dicairkan dengan suatu prosedur yaitu Surat Perintah Membayar (SPM).

Proses SPM (Surat Perintah Membayar) diawali dari adanya biaya-biaya untuk menunjang kegiatan di PUSAIR dengan diterimanya SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dari bendahara pengeluaran serta dicatat dan diberi nomor pada


(3)

buku penerimaan SPP. SPP itu sendiri diperiksa kelengkapannya, dan apabila SPP tidak lengkap atau terdapat kesalahan, maka SPP akan dikembalikan ke bendahara pengeluaran. SPP yang sudah lengkap dan benar, dan selanjutnya penjelasan SPP disahkan dan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPP. SPP yang sudah lengkap dan telah disahkan oleh pejabat penerbit SPP akan diajukan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk diterbitkan SPM (Surat Perintah Membayar). Setelah penerbitan SPM, SPM akan diperiksa kelengkapannya dan akan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPM, dan akan dilakukan pendokumentasian. Apabila SPM telah lengkap dan telah ditangdatangani oleh pejabat penerbit SPM, maka SPM akan disampaikan ke KPPN (Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara) dan apabila telah disetujui oleh KPPN maka SPM tersebut dapat digunakan untuk mengalokasikan dana.

Pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) inilah yang harus diketahui oleh perusahaan tersebut khususnya untuk para pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran dalam mencairkan alokasi dana agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pencairan dana tersebut.

Demikian pula di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung sebagai salah satu Instansi Pemerintahan, Surat Perintah Membayar (SPM) ini yang digunakan oleh para pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran untuk mencairkan alokasi dana untuk menunjang kegiatan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

Dari penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) pada Pusat Penelitian dan


(4)

Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, dan menjadikan sebagai hasil laporan kerja praktek dengan mengambil judul “Tinjauan Atas Prosedur Pembutan Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian Dan Pembangan Sumber Daya Air Bandung.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

2. Untuk mengetahui di-gunakan untuk apa saja Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Informasi yang berhasil dikumpulkan selama kerja praktek ini yang diperoleh dari perusahaan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, bagi instansi dan manfaat bagi masyarakat secara umum.

1. Manfaat Bagi Penulis

Manfaat bagi penulis sendiri adalah hasil kerja praktek ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.


(5)

Diharapkan hasil kerja praktek ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi instansi yang berhubungan dengan proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung.

3. Manfaat Bagi Pihak Lain

Sedangkan manfaat bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi tambahan informasi mengenai proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, serta menambah pengetahuan rekan mahasiswa/i yang kelak akan membutuhkannya suatu hari nanti.

1.4Metode Kerja Praktek

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun laporan kerja praktek ini adalah metode block release yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode tertentu.

Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada objek penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode pengambilan data yang tersedia di lapangan yaitu :


(6)

Yaitu dalam pengumpulan data–data dengan cara mewawancarai / mengajukan pertanyaan kepada pembimbing dan staf pegawai Bagian Keuangan.

b. Observasi (Observation)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan peninjauan dan melihat secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Bagian Keuangan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu Suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan yaitu buku-buku, dan bahan-bahan lain yang ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang dibahas.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung yang berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda 193 Bandung 40135, Telp: (022) 2501083; 2504053; 2501554; 2500507. Fax:(022) 2500163 PO.Box 841. Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek selama ± satu bulan, terhitung dari tanggal 5 Agustus 2010 sampai dengan 5 September 2010. Waktu kerja praktek adalah hari Senin sampai dengan Jum’at, mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 15.00.


(7)

Table 1.1

Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

No Uraian kegiatan Bulan

Juli Ags Sept Okt Nov Des I Tahap Pendahuluan

1. Permohonan izin kerja praktek 2. Realisasi izin kerja praktek 3. Penentuan kerja praktek 4. Surat penerimaan dari instansi II Tahap Pelaksanaan

1. Aktivitas kerja praktek 2. Bimbingan kerja praktek

dengan bimbingan perusahaan III Tahap Pelaporan

1. Konsultasi dengan dosen kerja praktek

2. Bimbingan dengan dosen kerja praktek

3. Pembuatan laporan kerja praktek

4. Final pembuatan laporan kerja praktek

5. Pengumpulan laporan kerja praktek


(8)

7 2.1 Sejarah Singkat PUSAIR

Puslitbang Sumber Daya Air merupakan salah satu dari 4 (empat) Pusat Litbang yang berada di bawah Badan Litbang Kimpraswil. Instansi ini sudah ada sejak tahun 1936 dengan nama Departement Verheer en Waterstaat. Pada tahun 1947 nama tersebut berubah menjadi Institute Voor Wegen Waterboukundige Orderzoekingen dan pada tahun 1950 berubah menjadi Institut Teknik Air dan Tanah. Pada tahun 1966 setelah nama instansi berubah menjadi Lembaga Penyelidikan Masalah Air.

Pada tahun 1974, nama instansi berubah nama menjadi Direktorat Penyelidikan Masalah Air. Pada tahun 1984, nama instansi berubah nama menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan berada di bawah Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum.Pada tahun 1999 nama instansi berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Sumber Daya Air berada di bawah Badan Litbang Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah (Kimbangwil).

Pada tahun 2001, nama instansi menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di bawah Badan Litbang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). Pada Tahun 2004, nama instansi berubah menjadi Pusat Litbang Sumber Daya Air, berada dibawah


(9)

Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Pada tahun 2010, nama instansi ini pun berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, berada dibawah Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum.

2.1.1 Visi

Menjadi lembaga terkemuka dalam menyediakan jasa keahlian teknologi untuk mendukung tersedianya infrasruktur sumber daya air yang handal

2.1.2 Misi

Meneliti dan mengembangkan teknologi tepat guna bidang sumber daya air (SDA) yang kompetitif dan ramah lingkungan

Menyusun norma, standar, pedoman, manual bidang konstruksi dan bangunan sumber daya air

Menunjang penyelenggaraan penyediaan tenaga ahli pengelola Sumber Daya Air melalui kegiatan diseminasi teknologi.

Memberikan Advice dan pelayanan teknis bidang sumber daya air Menyediakan data dan informasi bidang sumber daya air


(10)

(11)

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung terdiri dari :

Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha terdiri dari: o Subbagian Keuangan

o Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Bidang Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan

Bidang Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan terdiri dari : o Subbidang Pengembangan Keahlian

o Subbidang Pengembangan Sarana Kelitbangan Bidang Standar dan Diseminasi

Bidang Standar dan Diseminasi terdiri dari : o Subbidang Standar

o Subbidang Diseminasi Bidang Program dan Kerjasama

Bidang Program dan Kerjasama terdiri dari : o Subbidang Program dan Evaluasi

o Subbidang Pengembangan Kerjasama

Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR) juga terdiri dari beberapa Balai, diantaranya :

Balai Dalam Kampus

Balai Lingkungan Keairan


(12)

o Subbagian Administrasi Teknis o Seksi Program dan Pelayanan Teknis o Kelompok Jabatan Fungsional Balai Hidrologi dan Tata Air

Balai Hidrologi dan Tata Air terdiri dari : o Subbagian Administrasi Teknis o Seksi Program dan Pelayanan Teknis o Kelompok Jabatan Fungsional Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan

Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan terdiri dari : o Subbagian Administrasi Teknis

o Seksi Program dan Pelayanan Teknis o Kelompok Jabatan Fungsional Balai Luar Kampus

Balai Sungai

Balai Sungai terdiri dari :

o Subbagian Administrasi Teknis o Seksi Program dan Pelayanan Teknis o Kelompok Jabatan Fungsional Balai sabo

Balai Sabo terdiri dari :

o Subbagian Administrasi Teknis o Seksi Program dan Pelayanan Teknis


(13)

o Kelompok Jabatan Fungsional Balai Rawa

Balai Rawa terdiri dari : o Subbagian Tata Usaha o Subbidang Program o Seksi Uji mutu

o Kelompok Jabatan Fungsional Balai Pantai

Balai Pantai terdiri dari : o Subbagian Tata Usaha o Subbidang Program o Seksi Uji mutu

o Kelompok Jabatan Fungsional 2.3 Deskripsi Jabatan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi terapan dan penyelenggaraan perumusan standar bidang sumber daya air.

Fungsi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan kebijakan, program, monitoring, dan evaluasi, serta pengembangan kerja sama dan kemitraan litbang sumber daya air.


(14)

b. Pelayanan teknis, perumusan dan penerapan standar, pelaksanaan diseminasi dan pengembangan informasi litbang, layanan advis teknis bidang sumber daya air.

c. Perencanaan dan pelaksanaan litbang, layanan pengujian dan layanan iptek bidang lingkungan keairan, hidrologi dan tata air, bangunan hidraulik dan geoteknik keairan, sungai, sabo, rawa dan pantai, serta irigasi.

d. Pengembangan keahlian dan pengelolaan sumber daya manusia serta sarana penelitian dan pengembangan sumber daya air.

e. Pelaksanaan pengujian, pelayanan teknis, dan pengembangan teknologi bidang rawa dan pantai di daerah.

f. Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan dan perbendaharaan serta rumah tangga pusat.

Tugas dan Fungsi Bagian/Bidang di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung, diantaranya :

Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha bertugas untuk :

- Melaksanakan urusan administrasi perkantoran - Melaksanakan urusan keuangan

- Melaksanakan urusan pembendaharaan. Fungsi:

a. Pelaksanaan urusan perbendaharaan, pelaksanaan anggaran dan pengelolaan PNBP serta verifikasi dan akuntansi keuangan


(15)

b. Pelaksanaan urusan administrasi perkantoran dan penyelenggaraan rumah tangga.

Bagian Tata Usaha terdiri dari :  Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas :

- Melakukan penerapan peraturan perbendaharaan

- Melaksanakan pengelolaan anggaran, keuangan dan pembiayaan.

 Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas :

- Melakukan urusan tata usaha perkantoran

- Melakukan urusan administrasi barang milik Negara - Melakukan pemeliharaan gedung dan rumah tangga. Bagian Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan

Bagian Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan bertugas untuk :

- Melaksanakan perencanaan dan pengembangan keahlian - Melaksanakan pengelolaan jabatan fungsional dan sumber

daya manusia

- Melaksanakan pengembangan sarana kelitbangan. Fungsi:


(16)

a. Pelaksaanaan urusan pengembangan keahlian, fasilitasi HAKI, pengelolaan organisasi dan tatalaksana dan pengembangan jabatan fungsional serta pengelolaan SDM Litbang.

b. Pengembangan sarana Litbang dan laboraturium pengujian serta pengusulan sertifikasi dan akreditasi.

Bagian Pengembangan Keahlian dan Sarana Kelitbangan terdiri dari :  Subbagian Pengembangan Keahlian

Subbagian Pengembangan Keahlian mempunyai tugas : - Melakukan perencanaan program, kebutuhan

pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional

- Melakukan monitoring dan evaluasi perkembangan jabatan fungsional

- Memfasilitasi pengajuan angka kredit, organisasi dan tatalaksana

- Membantu pengelolaan sumber daya manusia Litbang.  Subbagian Pengembangan Sarana Kelitbangan

Subbagian Pengembangan Sarana Kelitbangan mempunyai tugas :

- Melaksanakan perencanaan dan pengembangan sarana Litbang

- Melaksanakan pengurusan akreditasi laboraturium. Bagian Standar dan Diseminasi


(17)

Bagian Standar dan Diseminasi bertugas untuk :

- Mengkoordinasikan perumusan standar, fasilitasi dan evaluasi penerapan standar

- Melaksanakan diseminasi dan informasi serta pelayanan advis teknis bidang Sumber Daya Air.

Fungsi:

a. Koordinasi perumusan bahan standar dan manual IPTEK, serta penerapan dan kaji ulang standar.

b. Penyebarluasan dan Pelayanan data dan Informasi hasil litbang, pengelolaan dokumentasi dan perpustakaan, serta koordinasi pelayanan advis teknis bidang sumber daya air. Bagian Standar dan Diseminasi terdiri dari :

 Subbagian Standar

Subbagian Standar mempunyai tugas :

- Melakukan pengumpulan data, perumusan, koordinasi penyusunan, monitoring dan evaluasi penerapan

- Melaksanakan review dan revisi standar bidang sumber daya air.

 Subbagian Diseminasi

Subbagian Diseminasi mempunyai tugas :

- Melaksanakan dokumentasi dan perpustakaan

- Melakukan publikasi dan fasilitasi penyebarluasan hasil litbang dan standar


(18)

- Melakukan koordinasi layanan advis teknis bidang sumber daya air.

Bagian Program dan Kerjasama

Bagian Program dan Kerjasama bertugas untuk :

- Menyusun rencana strategis dan program tahunan - Memonitoring dan evaluasi pengembangan kerjasama - Menyusun kemitraan hasil litbang bidang sumber daya air. Fungsi:

a. Penyusunan rencana strategis dan program tahunan, monitoring dan evaluasi kegiatan litbang sumber daya air. b. Pengembangan kerjasama litbang dalam dan luar negeri

serta mengkoordinasikan kemitraan hasil litbang sumber daya air dengan stakeholder terkait.

Bagian Program dan Kerjasama terdiri dari :  Subbagian Program dan Evaluasi

Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas :

- Melakukan penyusunan rencana strategis penyelenggaraan litbang

- Melakukan penyusunan program dan anggaran litbang tahunan

- Melakukan pemantauan pelaksanaan libang, evaluasi dan pelaporan kinerja hasil litbang.


(19)

Subbagian Pengembangan Kerjasama mempunyai tugas : - Melakukan kerjasama dalam dan luar negeri untuk

menyelenggarakan litbang, kehumasan, pengurusan adimistrasi dan anggaran kerjasama kemitraan

- Melakukan korporasi dan koordinasi dalam pelaksanaan kerjasama.

Balai Dalam Kampus

Balai Lingkungan Keairan

Balai Lingkungan Keairan Bertugas untuk : - Melaksanakan perencanaan teknis

- Melaksanakan penelitian dan pengembangan

- Melaksanakan layanan pengujian, laboraturium dan lapangan

- Melakukan pembinaan saran teknis teknologi lingkungan keairan.

Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.


(20)

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Lingkungan Keairan terdiri dari :

 Subbagian Administrasi Teknis

Subbagian Administrai Teknis mempunyai tugas : - Melakukan urusan tata usaha

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis

Seksi Program dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas : - Melakukan survei dan investigasi

- Melakukan pengumpulan dan pengolahan data

- Melakukan penyusunan program, penyiapan, dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Penyiapan pelaksanaan teknis serta pendayagunaan

tugas fungsional dan penyusunan laporan.  Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Balai Hidrologi dan Tata Air

Balai Hidrologi dan Tata Air bertugas untuk : - Melaksanakan perencanaan teknis


(21)

- Sebagai penunjang ilmiah

- Melaksanakan layanan pengujian, laboratorium dan lapangan

- Pembinaan saran teknis teknologi hidrologi tata air. Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Hidrologi dan Tata Air terdiri dari :

 Subbagian Administrasi Teknis

Subbagian Administrasi Teknis mempunyai tugas : - Melakukan urusan tata usaha

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis

Seksi Program dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas : - Melakukan survei, investigasi, pengumpulan dan


(22)

- Melakukan penyusunan program, penyiapan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Melakukan penyiapan pelaksanaan terknis seta

pendayagunaan tugas fungsional dan penyusunan laporan.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan

Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan bertugas untuk :

- Melaksanakan perencanaan teknis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan


(23)

- Sebagai penunjang ilmiah, layanan pengujian, laboratorium dan lapangan

- Sebagai pembinaan saran teknis teknologi Hidraulik dan Geoteknik Keairan.

Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai.

Balai Hidraulik dan Geoteknik Keairan terdiri dari :  Subbagian Administrasi Teknis

Subbagian Administrasi Teknis mempunyai tugas : - Melakukan urusan tata usaha

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis

Seksi Program dan Pelayanan Teknis mempunyai tugas : - Melakukan survei, investigasi, pengumpulan dan


(24)

- Melakukan penyusunan program, penyiapan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Melakukan penyiapan pelaksanaan teknis serta

pendayagunaan tugas fungsional dan penyusunan laporan.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Diluar Kampus Balai Sungai


(25)

- Melaksanakan perencanaan teknis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan

- Sebagai penunjang ilmiah, layanan pengujian, laboratorium dan lapangan

- Sebagai pembinaan saran teknis teknologi sungai. Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Sungai terdiri dari :

 Subbagian Admnistrasi Teknis

Subbagian Administrasi Teknis mempunyai tugas :

- Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, tata persuratan, tata kearsipan dan rumah tangga

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis


(26)

- Melakukan survei, investigasi, pengumpulan dan pengolahan data

- Melakukan penyusunan program, penyiapan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Melakukan penyiapan pelaksanaan teknis serta

pendayagunaan tugas fungsional dan penyusunan laporan.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Sabo


(27)

- Melaksanakan perencanaan teknis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan

- Sebagai penunjang ilmiah, layanan pengujian, laboratorium dan lapangan

- Sebagai pembinaan saran teknis teknologi Sabo. Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Sabo terdiri dari :

 Subbagian Administrasi Teknis

Subbagian Administrasi Teknis mempunyai tugas :

- Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, tata persuratan, tata kearsipan dan rumah tangga

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis


(28)

- Melakukan survei, investigasi, pengumpulan dan pengolahan data

- Melakukan penyusunan program, penyiapan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Melakukan penyiapan pelaksanaan teknis serta

pendayagunaan tugas fungsional dan penyusunan laporan.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Irigasi


(29)

- Melaksanakan perencanaan teknis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan

- Sebagai penunjang ilmiah, layanan pengujian, laboratorium dan lapangan

- Sebagai pembinaan saran teknis teknologi Irigasi. Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan laboratorium.

b. Pelaksanaan survei, investigasi, penelitian dan pengembangan, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian saran teknis, dan pengujian laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Irigasi terdiri dari :

 Subbagian Administrasi Teknis

Subbagian Administrasi Teknis mempunyai tugas :

- Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, tata persuratan, tata kearsipan dan rumah tangga

- Menyiapkan urusan administrasi.  Seksi Program dan Pelayanan Teknis


(30)

- Melakukan survei, investigasi, pengumpulan dan pengolahan data

- Melakukan penyusunan program, penyiapan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan lapangan - Melakukan penyiapan pelaksanaan teknis serta

pendayagunaan tugas fungsional dan penyusunan laporan.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Rawa


(31)

- Melaksanakan penelitian

- Dan melaksanakan perkembangan di bidang teknologi Rawa.

Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan.

b. Pelaksanaan litbang, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian advis teknis,diseminasi/sosialisasi dan membangun komunikasi dan membangun komunikasi dengan pasar sasaran, serta pelayanan uji laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan audit internal laboratorium, evaluasi dokumen litbang monitoring dan evaluasi pelaksanaan litbang dan pemanfaatan laboratorium, pemeliharaan dan pemutakhiran sertifikasi laboraturium/balai, serta laporan kemanfaatan balai.

d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Rawa terdiri dari :

 Subbagian Tata Usaha


(32)

- Melakukan urusan ketatausahaan, rumah tangga, sarana litbang, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan

- Memberikan dukungan terhadap jabatan fungsional.  Subbidang Program

Subbidang Program mempunyai tugas :

- Melakukan penyusunan program dan kerja sama, penyediaan, pengoprasian sarana penelitian dan sarana pengembangan

- Sebagai koordinasi perencanaan teknis

- Sebagai sarana pengumpulan pengolahan dan penyajian data atau informasi penunjang ilmiah untuk penerapan teknologi serta pelaporan pelaksanaan.

 Seksi Uji Mutu

Seksi Uji Mutu mempunyai tugas :

- Melakukan audit internal laboratorium, evaluasi dokumen litbang, monitoring dan evaluasi pelaksanaan litbang

- Sebagai pemeliharaan dan pemuktahiran sertifikasi laboratorium atau balai, serta laporan kemanfaatan balai.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)


(33)

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

Balai Pantai

Balai Pantai bertugas untuk :

- Melaksanakan penelitian

- Dan melaksanakan perkembangan di bidang teknologi Pantai.

Fungsi:

a. Penyusunan program, penyusunan, pengolahan dan penyajian data/informasi, penyediaan saran litbang, pengembangan.

b. Pelaksanaan litbang, perekayasaan, penunjang ilmiah, pemberian advis teknis, diseminasi/sosialisasi dan


(34)

membangun komunikasi dengan pasar sasaran, serta pelayanan uji laboratorium dan lapangan.

c. Pelaksanaan audit internal laboratorium, evaluasi dokumen litbang monitoring dan evaluasi pelaksanaan litbang dan pemanfaatan laboratorium, pemeliharaan dan pemutakhiran sertifikasi laboraturium/balai, serta laporan kemanfaatan balai.

d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan administrasi balai. Balai Pantai terdiri dari :

 Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas :

- Melakukan urusan ketatausahaan, rumah tangga, sarana litbang, kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan administrasi keuangan

- Memberikan dukungan terhadap jabatan fungsional.  Subbidang Program

Subbidang Program mempunyai tugas :

- Melakukan penyusunan program dan kerjasama, penyediaan, pengoprasian sarana penelitian dan sarana pengembangan


(35)

- Sebagai sarana pengumpulan pengolahan dan penyajian data atau informasi penunjang ilmiah untuk penerapan teknologi serta pelaporan pelaksanaan.

 Seksi Uji Mutu

Seksi Uji Mutu mempunyai tugas :

- Melakukan audit internal laboratorium, evaluasi dokumen litbang, monitoring dan evaluasi pelaksanaan litbang

- Sebagai pemeliharaan dan pemuktahiran sertifikasi laboratorium atau balai, serta laporan kemanfaatan balai.

 Kelompok Jabatan fungsional (KJF)

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas :

- Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Fungsi

Menyelenggarakan fungsi sesuai bidang tugasnya masing-masing.

 KJF terdiri dari sejumlah fungsional yang jenis dan pembinaan jenjang jabatannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku


(36)

 Anggota kelompok jabatan fungsional, secara administrasi bertanggang jawab kepada unit kerja sesuai bidangnya.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Aspek kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung, diantaranya :

Penyusunan program, pelaksanaan, evaluasi dan analisis hasil penelitian dan pengembangan sumber daya air.

Pengkajian penerapan teknologi sumber daya air. Pengumpulan dan pengolahan data sumber daya air.

Pelaksanaan pengujian dan penyiapan saran teknis / advis teknis teknologi lingkungan keairan, hidrologi, bangunan hidraulik dan bangunan teknik keairan, sungai dan sabo, rawa dan pantai serta irigasi.

Standardisasi di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air

Diseminasi dan sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya air.

Pengembangan korporasi dan layanan dalam penelitian dan pengembangan sumber daya air.


(37)

36 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian keuangan yang ada di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung.

Adapun secara umum tugas dari subbag keuangan, diantaranya :

1. Menyusun rencana dan program kerja tahunan SubBagian.

2. Memilih dan menyusun data untuk bahan penyusunan anggaran rutin dan pembangunan di lingkungan Kopertis.

3. Mencatat, mengolah, dan menganalisis data untuk bahan penyusunan anggaran rutin dan pembangunan di lingkungan Kopertis.

4. Menyusun anggaran rutin dan pembangunan sesuai dengan program kerja Kopertis dengan mengikutsertakan bagian lain.

5. Melakukan tata usaha pengurusan keuangan Kopertis yang meliputi :

Menerima, menyimpan, mengeluarkan, mempertanggungjawabkan dan membukukan

Meneliti dan menguji kebenaran setiap dokumen dan bukti penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang


(38)

Melaksanakan pembayaran gaji pegawai, biaya perjalanan dinas, pekerjaan borongan, dan pembelian.

Melaksanakan urusan tuntutan perbendaharaan/ganti rugi.

6. Mempersiapkan penyusunan pra Daftar Isian Kegiatan (DIK), pra Daftar Isian Proyek (DIP), dan usul Petunjuk Operasional (PO) Kopertis.

7. Mempersiapkan laporan periodik tentang pengelolaan anggaran rutin dan pembangunan Kopertis.

8. Mempersiapkan usul permintaan bantuan.

9. Menyimpan dan memelihara surat dan dokumen yang berkaitan dengan keuangan

10.Melakukan tugas lainnya sesuai petunjuk pimpinan. 11.Menyusun laporan pelaksanaan program kerja Subbagian.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.

Dibawah ini Pengertian prosedur menurut Azhar Susanto (2004 : 198) adalah:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.


(39)

“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling behubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang atau berurut dalam cara yang sama.

3.1.2 Pengertian Surat Perintah Membayar (SPM)

Surat Perintah Membayar merupakan rangkaian yang penting di suatu perusahaan khusunya instansi untuk mencairkan alokasi dana atas biaya –biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau instansi tersebut.

Dibawah ini pengertian Surat Perintah Membayar menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia (2005:PMK06-134) adalah:

“ Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan atau digunakan oleh pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).”

Definisi Surat Perintah Membayar (SPM) menurut Dedi Nordiawan (2007:93) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Pemerintahan memberikan definisi bahwa:


(40)

“Surat Perintah Membayar (SPM) adalah surat permintaan pembayaran yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang atau pengguna anggaran untuk membiayai kegiatan operasional

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan hal yang sangat penting untuk mencairkan alokasi dana atas biaya-biaya operasional maupun umum untuk menunjang kegiatan perusahaan. 3.2Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan yang penulis lakukan selama kerja praktek pada Pusat penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR) Bandung adalah sebagai berikut :

1. Melakukan verifikasi berkas yang diterima Subbag Keuangan. 2. Menghitung jumlah gaji dan jumlah uang makan pegawai.

3. Mencatat No SPP (Surat Permintaan Pembayaran), No SPM (Surat Perintah Membayar), dan No SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) kedalam buku tahunan SPM

4. Memasukan No SPM (Surat Perintah Membayar) dan No SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) ke dalam komputer.

5. Melakukan split dokumen keuangan. 6. Mengarsip dokumen keuangan. 3.3Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek


(41)

3.3.1 Prosedur Surat Perintah Membayar (SPM)

Pengeluaran yang dikeluarkan untuk kegiatan di Pusair

Pencatatan SPP

Pemeriksaan/Pengujian SPP dan kelengkapannya

Pencairan alikasi dana Penerimaan SPP dari

Bendahara

Pengesahan SPP oleh Pejabat Penerbit SPP

Penerbitan dan Pencatatan serta Pendandatangan SPM

Penyampaian SPM ke KPPN Mulai

Pendokum entasian


(42)

Berdasarkan flowchart di atas, prosedur pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) diawali dengan adanya suatu biaya operasional maupun umum di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Misal: untuk perjalanan dinas, belanja pegawai, dll) dengan mengeluarkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) atas biaya tersebut yang diterbitkan oleh bendahara pengeluaran di perusahaan tersebut, kemudian dicatat dan diberi nomor pada buku penerimaan Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Setelah Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sendiri diperiksa kelengkapannya, dan apabila Surat Permintaan Pembayaran (SPP) tersebut tidak lengkap atau terdapat kesalahan maka, Surat Permintaan Pembayaran (SPP) tersebut dikembalikan ke bendahara pengeluaran untuk di cek dan dilengkapi kembali kelengkapannya atau kesalahannya. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang sudah lengkap dan benar serta telah di sahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dengan memguji:

a. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

c. Memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran.

d. Memeriksa kebenaran hak tagih yang menyangkut antara lain:

1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang atau perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank),


(43)

2) Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/ atau kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak),

3) Jadwal waktu pembayaran.

e. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.

Selanjutnya penjelasan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) di sahkan dan ditandatangani oleh pejabat Surat Permintaan Pembayaran (SPP). Penerbitan, pemeriksaan dan penandatanganan Surat Perintah Membayar (SPM) dilakukan oleh Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM). Setelah Surat Perintah Membayar (SPM) ini telah disetujui maka dilakukan pendokumentasian Surat Perintah Membayar (SPM) yang telah lengkap dan benar untuk disampikan ke Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN). Apabila Surat Perintah Membayar (SPM) telah disetujui oleh Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) maka Surat Perintah Membayar (SPM) tersebut dapat digunakan untuk mencairkan alokasi dana.

3.3.2 Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)

Surat Perintah Membayar (SPM) dapat diterbitkan apabila didukung oleh beberapa syarat.


(44)

1. Pengeluaran yang diterima tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.

2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan perundangan.

Surat Perintah Membayar (SPM) diterbitkan dalam 6 rangkap dengan ketentuan:

1. Lembar asli, disampaikan kepada yang berhak menerima untuk diuangkan pada Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) atau Bank yang ditunjuk.

2. Lembar kedua, dikirim ke biro keuangan departemen atau lembaga yang bersangkutan melalui Kantor Tata Usaha Anggaran (KTUA). 3. Lembar ketiga, merupakan pertinggal di Kantor Pelayanan

Pembendaharaan Negara (KPPN) dan disatukan dengan konsep Surat Perintah Membayar (SPM).

4. Lembar keempat, dikeluarkan ke Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) yang ditunjuk, untuk menguangkan Surat Perintah Membayar (SPM).

5. lembar kelima, dikirim ke kantor pengelolaan data dan informasi anggaran.

6. Lembar keenam, dikirim kepada bendaharawan yang bersangkutan.

Waktu pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) diterbitkan paling lambat 2 hari setelah Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan apabila


(45)

ditolak, maka akan dikembalikan paling lambat 1 hari setelah Surat Permintaan Pembayaran (SPP) diterima.

3.3.3 Macam-Macam Surat Perintah Membayar (SPM)

Surat Perintah Membayar (SPM) dalam suatu perusahaan khususnya suatu instansi terdapat beberapa macam mengenai Surat Perintah Membayar (SPM).

Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 Surat Perintah Membayar (SPM) terdapat 4 macam, yaitu:

1. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)

“ Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah surat perintah membayar yang di keluarkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran kepada pihak ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan dan kepada bendahara pengeluaran untuk belanja pegawai atau perjalanan.”

2.Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP)

“Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran, yang dananya dipergunakan sebagai uang persediaan untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari.” 3.Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU)

“Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU) adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran dengan membebani Daftar


(46)

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dananya dipergunakan untuk menggantikan Uang Persediaan yang telah dipakai.”

4.Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)

“Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SM-TU) adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu Uang Persediaan yang ditetapkan.”


(47)

46 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat memberikan kesimpulannya sebagai berikut : 1. Surat Perintah Membayar adalah dokumen yang diterbitkan atau

digunakan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

2. Proses SPM (Surat Perintah Membayar) diawali dari adanya biaya-biaya untuk menunjang kegiatan di PUSAIR dengan diterimanya SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dari bendahara pengeluaran serta dicatat dan diberi nomor pada buku penerimaan SPP. SPP itu sendiri diperiksa kelengkapannya, dan apabila SPP tidak lengkap atau terdapat kesalahan, maka SPP akan dikembalikan ke bendahara pengeluaran. SPP yang sudah lengkap dan benar, dan selanjutnya penjelasan SPP disahkan dan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPP. SPP yang sudah lengkap dan telah disahkan oleh pejabat penerbit SPP akan diajukan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk diterbitkan SPM (Surat Perintah Membayar). Setelah penerbitan SPM, SPM akan diperiksa kelengkapannya dan akan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPM, dan akan dilakukan pendokumentasian. Apabila SPM telah lengkap dan telah ditangdatangani


(48)

oleh pejabat penerbit SPM, maka SPM akan disampaikan ke KPPN (Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara) dan apabila telah disetujui oleh KPPN maka SPM tersebut dapat digunakan untuk mengalokasikan dana.

3. SPM dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diterima tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan perundangan.

4. Waktu pelaksanaan penerbitan SPM diterbitkan paling lambat 2 hari setelah SPP diterima, dan apabila ditolak, maka akan dikembalikan paling lambat 1 hari setelah SPP diterima.

5. SPM terdapat 4 macam, yaitu : Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP), Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU), dan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU).

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam proses pembutan Surat Perintah Membayar terutama dalam memasukan mengenai biaya agar dilakukan secara jujur tidak melebih-lebikan biaya yang dikeluarkan karena akan merugikan semua pihak.


(49)

2. Para pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran yang menggunakan biaya pemerintah masih ada yang belum memahami dalam pembuatan SPM diharapkan adanya sosialisasi mengenai pembuatan SPM agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Gade. 2000 .Akuntansi Pemerintahan. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nafarin M.2004. Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta: Bumi Aksara.

Perturan Menteri Keuangan Republik Indonesia.2005 .Pedoman Pembayaran dalam

pelaksanaan APBN. Jakarta.

Revrison Baswir.1987.Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta:BPEE.

Revrison Baswir.1997.Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta:BPEE.

Susanto, Azhar.2003.Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Pt. Lingga Jaya.


(51)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Hera Widya

Tempat tanggal lahir : Bandung, 11 Maret 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Asep Gunawan Nama Ibu : Neulis Jubaedah

Alamat : kpl. Taman Kebon Kopi Blok c No 14 RT 02 RW 15 Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

DATA PENDIDIKAN

TK ISLAM THORIQUL HUDA 1995 - 2002

SDN CITERE 1 1996 – 2002

SMPN 1 PANGALENGAN 2002 – 2005

SMAN 1 PANGALENGAN 2005 – 2008

Sampai sekarang masih tercatat sebagai Mahasiswi di UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Bandung tahun pendidikan 2008/2009.


(1)

45

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang dananya dipergunakan untuk menggantikan Uang Persediaan yang telah dipakai.”

4.Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)

“Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SM-TU) adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu Uang Persediaan yang ditetapkan.”


(2)

46 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab III serta data yang diperoleh penulis, maka penulis dapat memberikan kesimpulannya sebagai berikut : 1. Surat Perintah Membayar adalah dokumen yang diterbitkan atau

digunakan oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananya dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

2. Proses SPM (Surat Perintah Membayar) diawali dari adanya biaya-biaya untuk menunjang kegiatan di PUSAIR dengan diterimanya SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dari bendahara pengeluaran serta dicatat dan diberi nomor pada buku penerimaan SPP. SPP itu sendiri diperiksa kelengkapannya, dan apabila SPP tidak lengkap atau terdapat kesalahan, maka SPP akan dikembalikan ke bendahara pengeluaran. SPP yang sudah lengkap dan benar, dan selanjutnya penjelasan SPP disahkan dan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPP. SPP yang sudah lengkap dan telah disahkan oleh pejabat penerbit SPP akan diajukan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk diterbitkan SPM (Surat Perintah Membayar). Setelah penerbitan SPM, SPM akan diperiksa kelengkapannya dan akan ditandatangani oleh pejabat penerbit SPM, dan akan dilakukan pendokumentasian. Apabila SPM telah lengkap dan telah ditangdatangani


(3)

47

oleh pejabat penerbit SPM, maka SPM akan disampaikan ke KPPN (Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara) dan apabila telah disetujui oleh KPPN maka SPM tersebut dapat digunakan untuk mengalokasikan dana.

3. SPM dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diterima tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan perundangan.

4. Waktu pelaksanaan penerbitan SPM diterbitkan paling lambat 2 hari setelah SPP diterima, dan apabila ditolak, maka akan dikembalikan paling lambat 1 hari setelah SPP diterima.

5. SPM terdapat 4 macam, yaitu : Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS), Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP), Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU), dan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU).

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Bandung, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam proses pembutan Surat Perintah Membayar terutama dalam memasukan mengenai biaya agar dilakukan secara jujur tidak melebih-lebikan biaya yang dikeluarkan karena akan merugikan semua pihak.


(4)

2. Para pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran yang menggunakan biaya pemerintah masih ada yang belum memahami dalam pembuatan SPM diharapkan adanya sosialisasi mengenai pembuatan SPM agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan.


(5)

49

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Gade. 2000 .Akuntansi Pemerintahan. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Nafarin M.2004. Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta: Bumi Aksara.

Perturan Menteri Keuangan Republik Indonesia.2005 .Pedoman Pembayaran dalam pelaksanaan APBN. Jakarta.

Revrison Baswir.1987.Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta:BPEE.

Revrison Baswir.1997.Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta:BPEE.

Susanto, Azhar.2003.Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Pt. Lingga Jaya.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Hera Widya

Tempat tanggal lahir : Bandung, 11 Maret 1990 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Asep Gunawan Nama Ibu : Neulis Jubaedah

Alamat : kpl. Taman Kebon Kopi Blok c No 14 RT 02 RW 15 Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.

DATA PENDIDIKAN

TK ISLAM THORIQUL HUDA 1995 - 2002

SDN CITERE 1 1996 – 2002

SMPN 1 PANGALENGAN 2002 – 2005 SMAN 1 PANGALENGAN 2005 – 2008 Sampai sekarang masih tercatat sebagai Mahasiswi di UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Bandung tahun pendidikan 2008/2009.