Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Intern Dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi

(1)

(2)

“Influence Of

implication To Quality Information”

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

HERMAN

21108048

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I. fenomena yang terjadi adalah Sistem Infomasi Akuntansi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I dirasa masih ada beberapa yang “Lambat” dan juga masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan profesinya untuk melakukan penyimpangan di bidang perpajakan oleh sebab itu diperlukan pengendalian Intern secara terus menerus. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dan Implikasinya pada Kualitas Informasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern dan juga berpegaruh terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung Wilayah Jabar I, Sistem Informasi Akuntansi yang baik dan mendukung dalam setiap aspek kegiatan akan memberikan dampak yang baik dalam memberikan infomasi guna untuk pengambilan keputusan.


(5)

The research was conducted at the Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I. phenomenon that happens is that accounting information system in the Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I felt there were still a "slow" and there are also elements that take advantage of his profession to the contrary in the field of taxation and therefore required the Internal control continuously. The purpose of this study is to investigate the effect of Accounting Information System of Internal Control and Its Implications on the Quality of Information on Tax Office Pratama Bandung West Java Regional Office in Region I.

Research results show that the influence of Accounting Information Systems and Internal Controls are also having an effect on Information Quality in Primary KPP Bandung West Java Region I, Accounting Information Systems and support in every aspect of the activities will provide the best effect in order to provide information for decision making.


(6)

vi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirrabbil’alamin, Segala Puji dan Syukur bagi ALLAH SWT, atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, Salawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya serta umatnya yang senantiasa menegakan ajaran Islam.

Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu sysrat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). maka penulis mengambil judul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pegendalian Intern dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi (studi pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I ” dalam penulisan ini.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini Penulis pun mengalami beberapa hambatan-hambatan.

Beberapa hambatan utama yang dihadapi Penulis yaitu kurangnya data-data atau materi yang dibutuhkan untuk penyusunan Skripsi ini. Selain itu banyaknya tantangan dan godaan yang dihadapi Penulis pada saat proses penyusunan. Namun, Penulis mencoban dengan sekuat tenaga untuk mengatasi dan melalui berbagai hambatan


(7)

vii sabar untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Tentunya banyak pihak pula yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada Penulis dalam Penulisan Skripsi ini. Oleh karana itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia 2. Prof. Dr. Umi Narimawati SE. M.S.i selaku Dekan Fakultas Ekonomi

3. Sri Dewi Anggradini, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi

4. Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku Ketua panitia sidang skripsi di Universitas Komputer Indonesia

5. Seluruh Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

6. Seluruh Karyawan bagian PDI Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung yang dengan rendah hati meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis

7. Ayah dan Ibu tercinta, H. M. Arief dan Hj. Wati, adik-adikku tersayang Heriyanto, Surya Alamsyah, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberika dukungan Penulis dan do’a-do’anya yang selalu teruntai untuk Penulis.


(8)

viii

9. Keluarga Keduaku D’mall Terjal Oma Fanny mustika, Tante Rahma halidah, Om Sihabbudin, Abang Ceppy, Kakak Wirda, Dede Anggi dan Mami Nia atas persahabatan dan kenangan selama ini.

10. Teman-teman KSR PMI UNIKOM yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan tiada hentinya memberi semangat dan dukungan kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini.

11. Serta seluruh pihak yang tak mungkin disebut namanya satu persatu atas kontribusi terhadap penyusunan Skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, untuk itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca semua. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembaga Pendidikan di Universitas Komputer Indonesia Khususnya dan Masyarakat banyak pada Umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Herman 21108048


(9)

ix

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERYANTAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11

1.5.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Sistem Informasi Akuntansi ... 13

2.1.1 Sistem ... 13

2.1.2 Informasi ... 13

2.1.3 Sistem Informasi ... 14

2.1.4 Akuntansi ... 15

2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi ... 15

2.1.6 Dimensi dan Indikator Sistem Informasi Akuntansi ... 16

2.1 Pengendalian Intern ... 22

2.2.1 Indikator Pengendalian Intern ... 23

2.3 Kualitas Informasi ... 25


(10)

x

2.5.2 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi ... 29

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Hipotesis ... 31

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian... 33

3.2.1 Desain Penelitian ... 34

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 38

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 41

3.2.3.1 Sumber Data ... 41

3.2.3.2 Teknik Penetuan Data ... 41

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.4.1 Uji Validasi ... 45

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 48

3.2.5 Rencana Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 50

3.2.5.1 Rencana Analisis ... 50

3.2.4.2 Pengujian Hipotesis ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Gambaran Umum KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 61

4.1.1 Sejarah KPP Pratama Wilayah Kota Bandung... 61

4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Wilayah Kota Bandung ... 73

4.1.3 Uraian Tugas KPP Pratama Bandung ... 75

4.1.4 Aktifitas KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung ... 78

4.2 Karakteristik Responden ... 79

4.3 Hasil Pembahasan ... 83

4.3.1 Analisis Kuantitatif (Metode Deskriftif) ... 83

4.3.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Direktorat Jenderal Pajak Di Wilayah Kanwil Jawa Barat I ... 83

4.3.1.2 Variabel Y Pengendalian Intern ... 94

4.3.1.3 Variabel Z Kualitas Informasi ... 103

4.4 Analisis Kuantitatif (Metode Verifikatif)... 112

4.4.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern ... 112

4.4.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas Informasi .. 116

4.4.3 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi ... 119

4.4.4 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi ... 122


(11)

xi

KUESIONER ... 133


(12)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Direktorat Jenderal Pajak melakukan terobosan dalam upaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, dengan melakukan modernisasi perpajakan, modernisasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak merupakan wujud dari reformasi perpajakan yang telah dilakukan sejak tahun 2002, penerapan sistem perpajakan modern dilakukan dengan mengoptimalkan pelayanan kepada Wajib Pajak, yang mencakup aspek-aspek perubahan struktur organisasi dan sistem kerja Kantor Pelayanan Pajak, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai dalam rangka menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (Agus martowardojo, 2010).

Informasi yang tersedia dan digunakan manajemen sangat membantu dalam menyelesaikan tugasnya, sehingga diharapkan kinerja akan meningkat, seperti yang dinyatakan oleh Atkinson et al (1995: 5) bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi dari unit organisasi atau perusahaan. (Agus, 2009) Menyatakan Direktorat Jenderal Pajak memerlukan informasi yang berkualitas untuk meningkatkan kinerja, informasi yang berkualitas diharapkan sebagai output suatu sistem informasi dalam organisasi. Larcker et al


(13)

dalam jogiyanto (2007) menjelaskan pula kualitas informasi mengukur keluaran dari sistem informasi, lacker pun mengenbangkan enam item pertannyaan untuk mengukur kepentingan persepsi dan kegunaan informasi dari informasi yang disajikan di laporan-laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi.

Sistem informasi senantiasa mengalami perubahan besar, dimungkinkan karena sistem informasi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam instansi itu sendiri atau dengan lingkungannya, kemudian pada hakikatnya, akuntansi merupakan penerapan teori umum informasi terhadap masalah operasi yang ekonomik dan efisien, akuntasi juga membentuk sebagian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif, dalam konsep sistem informasi akuntansi ini, akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari suatu kesatuan yang beroperasi sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang yang dibatasi oleh informasi, kemampuan instansi dalam mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi akan menentukan apakah suatu instansi bersih atau tidak, salah satu syaratnya adalah tersedianya sistem akuntansi yang akurat di instansi tersebut, dengan tersedianya sistem akuntansi yang akurat, mudah dioperasikan, mempersingkat waktu serta efektif pada saat ini merupakan salah satu solusi agar organisasi atau instansi dapat dipercaya oleh masyarakat dan diharapkan instansi tersebut dapat mengambil suatu keputusan yang tepat, sehingga dapat terus berkembang pada masa yang akan datang, pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dari sudut pandang sistem, yang berusaha menemukan struktur unsur yang membentuk sistem tersebut dan mengidentifikasi proses bekerjanya setiap unsur yang membentuk sistem tersebut, setiap sistem dibuat


(14)

untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi (Aditya, 2010).

Direktorat Jenderal Pajak memiliki sistem informasi yang dikembangkan yaitu sistem informasi yang memiliki core kepada pelayanan pada wajib pajak dan sistem informasi yang bukan termasuk core pelayanan yaitu sistem informasi akuntansi, yaitu Program Aplikasi Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak (MP3) yang sekarang digantikan Oleh Modul Penerimaan Negara (MPN), dan SIKKA, MP3 berfungsi untuk memonitor dan mengawasi penerimaan pajak secara on-line, aplikasi MP3 ini adalah bagian dari Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP), namun sekarang, penggunaan MP3 sudah digantikan dengan Program yang lebih maju dari MP3 yaitu Program Modul Penerimaan Negara (MPN), Sistem ini adalah suatu sistem yang terstruktur untuk mengatur proses penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan Negara, MPN merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), sistem ini mengintegrasikan tiga sistem penerimaan yang selama ini berjalan, yaitu Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) oleh Ditjen Pajak, Sistem Elektronik Data Intercharge

(EDI) oleh Ditjen Bea dan Cukai, dan Sistem Penerimaan Negara (Sispen) oleh Ditjen Anggaran, Sedangkan Sistem informasi akuntansi Direktorat jenderal pajak yang lain adalah Sistem Informasi Keuangan, Kepegawaian dan Aktiva (SIKKA), Sistem ini terpisah dari SIDJP yang selama ini kita kenal, Sistem Informasi Keuangan, Kepegawaian dan Aktiva (SIKKA) ini adalah aplikasi yang digunakan


(15)

untuk melaporkan data dan aktivitas pegawai pajak dan juga aktivitas keuangan Kantor pelayanan pajak, KPP adalah bagian dari instansi pemerintah yaitu dibawah lembaga Departemen Keuangan, Departemen Keuangan adalah salah satu instansi pemerintah yang harus mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan anggaran untuk belanja rutin, Pertanggungjawaban tersebut membutuhkan informasi akuntansi yang diperoleh dari SIKKA (SE - 24/PJ/2010).

MPN dan SIKKA di KPP dirasa lambat saat ini karena server yang ada masih terbatas, jadi aksesnya menjadi lambat, seperti yang dijelaskan oleh Ahmad Kasubag Umum di KPP Karees, SIDJP biasanya hanya digunakan di pulau Jawa sedangkan di luar Jawa masih memakai SIPMod, Karena SIDJP mengandalkan jaringan maka

server itu sangat penting bagi SIDJP yang merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia, akibatnya Kantor Pelayana Pajak bisa terganggu masalah migrasi data dan kesulitan mendapat data / informasi yang sifatnya penting dan mendesak, selain itu proses transfer data/ informasi melalui SIDJP sangat “lemot” ini mungkin dikarenakan adanya tubrukan data saat pengiriman data secara bersamaan antar KPP (Ahmad, 2011). Selain itu informasi yang dihasilkan DJP belum mencapai kualitas yang diharapkan, (Mel-kias, 2008) mengatakan bahwa data realisasi penerimaan pajak belum terintegrasi, hal ini membuat sering terjadi perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara, penerimaan perpajakan dicatat oleh Ditjen Pajak dalam SAI dengan menggunakan modul penerimaan negara (MPN) dan Ditjen Perbendaharaan Negara mencatatkannya dalam kas negara dengan sistem SAU, perbedaan pencatatan sebelumnya, dalam LHP atas LKPP tahun 2008. BPK


(16)

juga sudah menemukan adanya perbedaan realisasi penerimaan perpajakan menurut SAI dan kelemahan pencatatan penerimaan perpajakan dalam aplikasi modul penerimaan negara (MPN), penyebab lainnya adalah penerimaan PPh Pasal 23 juga turun 6,5%, karena turunnya volume transaksi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan PPh Pasal 25 dan 29 orang pribadi yang juga turun 23,3% karena pada 2009 masih terdapat tambahan penerimaan dari program sunset

policy Januari-Februari 2009 (lachmad aris, 2010).

Terkuaknya kasus pajak Gayus Tamabunan di Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak membuat sistem pengendalian intern oleh Ditjen Pajak menjadi sorotan tajam Panitia Kerja Perpajakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bahkan DPR menuding bahwa selama ini sistem pengendalian Ditjen Pajak tidak berjalan sebagaimana mestinya karena marak dengan kebocoran penerima pajak, yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, early warning sistem itu tidak berjalan atau tidak ada maknanya, jika early warning sistem itu tidak ada, artinya sistem informasi gagal desain, salah satu hal yang salah ditubuh Ditjen Pajak yaitu mengenai interpretasi dari fungsi intelijen dan penyelidikan, untuk ini semestinya tidak hanya mengawasi para wajib pajak, namun juga petugas pajaknya, karena keduanya saling bersinggungan dan memiliki keterkaitan, kemampuan intelijen ini bukan hanya buat Wajib Pajak saja, tapi juga buat petugas pajaknya, jadi ada dua sisi, seperti ini yang harus dikembangkan, disinyalir jika kasus Gayus ini bukanlah yang pertama sehingga Ditjen Pajak mesti sering menumpas Gayus-Gayus lainnya yang kemungkinan masih ada (Ecky Awal Mucharam 2010). Selain itu, (Mayasyak Johan, 2010) juga


(17)

menyalahkan Penendalian Intern Ditjen Pajak yang menurutnya tidak berjalan dengan baik sebagaimana digembar-gemborkan dalam reformasi pajak.

Azhar Susanto (2011) Menyatakan Informasi merupakan salah satu jenis sumber daya paling utama yang dimiliki oleh suatu organisasi apapun jenis organisasinya, namun informasi yang tidak memberikan makna serta tidak bermanfaat bagi penggunanya bukan merupakan informasi bagi pengguna tersebut.

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak-pihak-pihak dalam perusahaan Stephen A dalam Jogianto (2005). Azhar Susanto (2011) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai sekumpulan dari komponen-komponen yang saliang berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pegambil keputusan. Adapun komponen-komponen sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto antara lain : hardware, software, brainware, procedure, database, network.

Lebih lanjut lagi Azhar Susanto (2002) mengungkapkan ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi akuntansi dengan Pengendalian intern, dapat dikatakan kedua alat tersebut harus berjalan bersamaan dalam suatu perusahaan, sistem informasi yang berlaku berisi bebagai metode dan prosedur, harus mendukung terciptanya kegiatan struktur pengendalian intern, dipihak lain, struktur


(18)

pengendalian intern yang dijalankan harus ditunjang oleh sistem informasi akuntansi yang baik, agar struktur pengendalian intern dapat mencapai sasaran.

Dari definisi yang diberikan diatas dapat di jelaskan bahwa Sistem Informasi Akuntasi yaitu mengolah data, data yang diolah sistem informasi akuntansi adalah data yang bersifat keuangan, sistem informasi akuntansi hanya terbatas pada pengolahan data yang bersifat keuangan saja, sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi hanya informasi keuangan saja serta perlu adannya pengendalian intern untuk menunjang keberhasilan suatu sistem, dan juga dengan adanya pengendalian intern maka akan diperoleh informasi yang berkualitas, informasi yang using, tidak akurat, atau informasi yang sulit dimengerti merupakan informasi yang tidak bermakna bagi pengguna sistem.

Berdasarkan latar belakan yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi

Terhadap Pengendalian Intern dan Implikasinya Pada Kualitas Informasi”


(19)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah I.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah dengan rumusan sebagi berikut :

1. Pengendalian Intern yang ada di Dirjen Pajak masih tidak berjalan sebagaimana mestinya.

2. Salah satu hal yang salah ditubuh Ditjen Pajak yaitu mengenai interpretasi dari fungsi intelijen dan penyelidikan.

3. Sistem Pencatata data realisasi penerimaan pajak belum terintegrasi.

4. Penerapan SIDJP khususnya MPN dan SIKKA di Kantor pelayanan pajak pratama dirasa lambat.

I.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan penulis diatas, timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Intern di KPP Pratama Bandung

2. Bagaimana Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung

3. Seberapa Besar Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi.


(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini semata-mata adalah hannya untuk rencana penyusunan skripsi. Adapun penggumpulan data dan informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah, Sistem Informasi Akuntansi, Pengendalian intern dan Kualitas informasi di KPP Pratama Bandung.

I.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Pengendalian Intern di KPP Pratama Bandung.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian

I.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan saran bagi Kantor Pelayana Pajak Pratama yang mengalami masalah dalam Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi.


(21)

I.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Peneliti

Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai Pengaruh pengendalian intern terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi , serta mengatahui gambaran dunia kerja sesungguhnya.

2. Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta informasi-informasi yang dibutuhkan bagi peneliti lain yang memiliki meteri bahasan sama, dan penulis berharap peneliti selanjutnya akan lebih baik. 3. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbagan informasi ilmiah yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembagan Ilmu Akuntansi. 4. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk lebih meningkatkan kinerjanya secara optimal dan memberikan kepuasan bagi wajib pajak.


(22)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian I.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian pada: Tabel 1 1

Lokasi Penelitian

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung

No Nama KPP Alamat KPP

1 KPP Pratama Bandung Bojonagara Jl. Ir. Sutami Bandung No.1

2 KPP Pratama Bandung Karees Jl. Ibrahim Aji Bandung No. 375

3 KPP Pratama Bandung Cibeunying Jl. Punawarman No. 19-21

4 KPP Pratama Bandung Cicadas Jl.Soekarno Hatta No. 781


(23)

I.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu Pelaksanaan Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2012 sampai dengan Agustus 2012.

Tabel 1. 2 Waktu Penelitian

Tahap Uraian Kegiatan Bulan

Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 I

Tahap Persiapan :

1. Pengajuan Judul Skripsi 2. Buat slite, Persentasi Judul 3. Bimbingan dengan dosen

pembimbing

4. Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan Proposal UP 2. Seminar Usulan Penelitian 3. Meminta surat pengantar ke

KPP Pratama Bandung 4. Penelitian di KPP Pratama

Bandung

5. Penyusunan skripsi 6. Pendaftaran siding skripsi

III

Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan draft skripsi 2. Sidang akhir skripsi 3. Penyempurnaan laporan

skripsi


(24)

13

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Sistem

Definisi sistem menurut James A. Hall (2007) adalah sebagai berikut :

“Sistem is a group of two or more interrelated components or subsistems that server a common purpose”.

Sedangkan difinisi Sistem menurut Azhar Susanto (2009:18) adalah sebagai berikut :

“Sistem adalah kumpulan dari subsistem/ bagian/ komponen apapun baik fisik

ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu”.

Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem merupakan bagian-bagian dalam apapun baik fisik ataupun non fisik untuk memudahkan dalam mencapai tujuan tertetu.

2.1.2 Informasi

Definisi informasi menurut Marhall B. Romney & Paul J. Steinbart (2011:25) adalah sebagai berikut:


(25)

Information is data have been organized and processed to provide meaning and improove the decision-making process. As a rule, users make betterdecisions as the quantity and quality of information increase”.

Definisi informasi menurut Mardi (2011:13) adalah sebagai berikut:

“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.

Definisi informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai berikut:

“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau

mendukung sumber informasi”.

Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Informasi merupakan data yang telah diolah dan nantinya akan menjadi bentuk yang berguna untuk pengambilan keputusan.

2.1.3 Sistem Informasi

Definisi Sistem Informasi menurut James A. Hall (2007:4) adalah sebagai berikut:

“Information sistem is the set of formal procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users”

Menurut Laudon dalam Azhar Susanto (2009:55) pengertian Sistem Informasi adalah sebagai berikut :


(26)

“Sistem Informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan dalam kegiatan opersional dalam organisasi tersebut.

2.1.4 Akuntansi

Menurut Arens dan Loebbecke (2002:3) mendefinisikan akuntansi adalah sebagai berikut:

Acconting is the process of recording classipying, and summarizing economic is a logical manner for the purpose of providing financial information for decision making”

Definisi Akuntansi Menurut American Accounting Association dalam Ely Suhayati (2009:2) adalah sebagai berikut :

“Akuntansi adalah Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

informasi ekonomis, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan

yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi merupakan proses yang berhubungan dengan informasi ekonomis yang sesuai logika dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang jelas dan tegas.


(27)

2.1.5 Sistem Informasi Akuntansi

Definisi Sistem Informasi Akuntansi menurut Jogiyanto (2005: 17) adalah sebagai berikut:

“Sekumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapat dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manejer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegans saham, pemerintah dan pihak-pihak lainnya”.

Sedangkan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:124) adalah sebagai berikut:

“Sistem Informasi Akuntansi dapat di definisikan sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan di bidang keuangan”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto.

Dari Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber, seperti manusia dan peralatan yang didesain untuk mengubah data dan informasi yang menjadi dasar bagi para pemakai untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, mengendalikan dan mengoprasikan perusahaan guna mencapai tujuan.


(28)

2.1.6 Dimensi atau Indikator Sistem Informasi Akuntansi

Adapun komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:193-245), adalah sebagai berikut:

1. Hardware

2. Software

3. Brainware

4. Prosedur

5. Database

6. Jaringan

7. Komunikasi

Dari pengertian komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:193-245), penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi. Bagian –bagian hardware terdiri atas : a. BagianInput

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll.

b. BagianPengolahan

CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti :

1) Processor (otak computer)

2) Memory 3) Motherboard 4) Hardisk 5) Floppy disk 6) CD ROM 7) Expansion slot

8) Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card) 9) Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)


(29)

c. BagianOutput

Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti : printer, layar monitor, speaker LCD, dll. d. Bagian Komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bias berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless

LAN, dan lain-lain.

2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi :

a. Operating sistem (sistem operasi)

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam Komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya : Microsoft windows.

b. Interpreter dan comlier

1) Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh : Microsoft access, Oracle, Pascal, dll. 2) Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam

bahasa komputer secara langsung satu file. c. Perangkat lunak aplikasi

Merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (software house) baik dalam maupun luar negeri.

Quicken merupakan salah satu contoh software sistem informasi akuntansi yang sangat baik.

3. Brainware

SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware dikelompokan sebagai berikut :

a. Pemilik sistem informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan Si pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima atau ditolak.


(30)

b. Pemakai sistem informasi

Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.

4. Prosedur

a. Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulan-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.

b. Aktivitas

Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.

c. Fungsi

Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu suatu organisasi. Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.

5. Database

a. Database

Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.

b. Media dan Sistem penyimpanan data

Media dan sistem penyimpanan data terdiri dari dua :

1) Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini recordrecord data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).

2) Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut. c. Sistem Pengolahan

Ada dua cara pengolahan data yaitu :

1) Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu)


(31)

d. Organisasi Database

1) Organisasi data pada database tradisional

Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:

a) Data rangkap dan tidak konsisten b) Kesulitan mengakses data

c) Data terisolasi

d) Data sulit diakses secara bersamaan e) Masalah keamanan data

f) Masalah integritas

2) Organisasi database modern

Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi Akuntansi.

e. Model-model data.

Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu :

1) Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya.

2) Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya.

3) Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi.

6. Teknologi Jaringan Komunikasi

a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi 1) Penggabungan computer dan komunikasi

2) Jaringan informasi superhighway

b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi c. Topologi jaringan telekomunikasi

Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu :

1) Star network 2) Bus network 3) Ring network 4) Hibryd network

d. Jaringan berdasarkan Geografi 1) LAN (Local Area Network)

Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.

2) WAN (Wide Area Network)

Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau biasa juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui moden atau internet.


(32)

e. Penggunaan telekomunikasi

1) Surat elektronik ( elektronik mail) 2) Surat suara (voice mail)

3) Mesin fax

4) Layanan informasi digital

5) Teleconferencing, data conferencing dan video converencing

6) Perpindahan data secara elektronik

7) Perangkat untuk kerja berkelompok (groupware)

2.2 Pengendalian Intern

Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, pimpinan perusahaan dihadapkan kepada realita keterbatasannya untuk dapat memonitor semua kegiatan yang menjadi tanggung jawab secara langsung, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian intern yang memadai yang dapat digunakan sebagai alat bantu menajemen dalam memastikan tercapainya sasaran dan tujuan perusahaan.

Menurut Harahap (2000:117) Pengendalian intern adalah sebagai berikut:

“Pengendalian intern merupakan struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinasi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mencek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendorong kegiatan agar efisiensi dan mengajukan untuk mentaati kebijakan perusahaan”

Pengendalian Intern menurut Baridwan (2001:13) adalah sebagai berikut:

“Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memajukan efisiensi didalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan

manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu”

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:165) pengertian pengendalian intern adalah sebagai berikut:


(33)

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen”

Dari ketiga definisi yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat menarik simpulan bahwa pengendalian intern terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang layak bahwa tujuan yang penting bagi organisasi akan terpenuhi. Istilah pengendalian Internal telah mengisyaratkan tindakan-tindakan yang diambil didalam organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas-aktivitas operasi.

2.2.1 Indikator Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2002):175), terdapat 5 (lima) komponen dari Pengendalian Intern, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian 2. Penaksiran Rsiko

3. Aktivitas Pengendalian

4. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi 5. Pemantauan

Penjelasan dari pengertian 5 komponen diatas adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian

Terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian yang dipengaruhi.

2. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko merupakan identifikasi dan analisis oleh manajemen terhadap risiko-risiko yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.


(34)

3. Aktivitas Pengendalian

Komponen ketiga dari pengendalian intrern adalah terdiri dari bermacam-macam kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan manajemen bahwa tindakan-tindakan yang penting telah diambil untuk mengurangi risiko didalam mencapai tujuan perusahaan.

4. Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi

Sistem informasi dan komunikasi terdiri atas metode-metode dan catatan-catatan yang diadakan untuk mencatat, memproses, meringkas dan melapor transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntanbilitas dan aktiva-aktiva, hutang-hutang terkait.

5. Pemantauan

Salasatu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara pengendalian intern. Manajemen memantau pengendalian berdasarkan pemikiran apakah pengendalian telah beroprasi secara memedai atau belum dan menajemen menyesuaikan pengendalian intern sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Aktivitas pementauan dapat dilakukan secara terus menerus, evaluasi terpisah atau kombinasi dari keduannya. Aktivitas pemenatauan yang terus menerus dirancang untuk aktivitas yang berulang seperti penjualan dan pembelian. Evaluasi terpisah kadang dilakukan oleh internal auditor atau personal yang lain atau kadang-kadang mencakup komunikasi mengenai informasi tentang kekuatan dan kelemahan serta rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian intern. Aktivitas pementauan dapat pula dilakukan oleh pihak eksternal.

2.3 Pengertian Kualitas Informasi

Menurut John et al dalam Jogiyanto (2005:10) menjelaskan tentang kualitas informasi adalah sebagai berkut:

“Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevanc)”.

Sedangkan menurut Mc. Leod dalam Azhar Susanto (2004:46) menjelaskan tentang kualitas informasi adalah sebagai berikut :


(35)

“Informasi dikatakan berkualitas apabila memiliki ciri-ciri yaitu seperti Akurat, Relevan, Tepat waktu, dan Lengkap”.

Sebuah studi oleh Harding dan McKinnon (1996) menyarankan memperhatikan informasi akuntansi menyiapkan sebagai kelompok yang berpotensi mewakili kepentingan pengguna. Konseptual kerangka kerja dan daftar kriteria sederhana dari kualitas informasi yang merupakan suatu kata yang menggambarkan karakteristik informasi yang membuat informasi yang berguna bagi penggunanya berlimpah tersedia di bidang manajemen, komunikasi, dan literatur teknologi informasi. Menurut Eppler (2003) kerangka kualitas informasi harus menyediakan dengan jelas bentuk kriteria sistematis yang sesuai dengan informasi yang dihasilkan yang dapat dievaluasi, dimana suatu kerangka yang mampu memecahkan masalah pada kualitas informasi, dan memberikan dasar pengukuran dan perbandingan untuk kualitas informasi itu sendiri, sedangkan Kahn et al (2002) mendefinisikan kualitas informasi sebagai informasi yang cocok untuk digunakan oleh konsumen atau pengguna informasi yang bersangkutan. Kualitas informasi dilihat memiliki ciri khas yaitu memenuhi atau bahkan dapat melebihi harapan pelanggan atau pengguna dari informasi yang tersedia.

Menurut Popovic (2009:12) memberikan penjelasan tentang kualitas informasi sebagai berikut :

“In general, it is relatively easy to assess the benefits deriving from information quality improvement goals of BIS. These aim at reducing the gap between the amount of data organizations collect and the amount of quality information available to users on the tactical and strategic level of business


(36)

decisions. It is important to note that the amount of information increases slower than the number of decisions that (should) have appropriate information support. The intuition in business decisions is still important; however, its role has shifted towards a more supplementary element within the structured decision process that is based on information in all phases, i.e. fact-based decision-making”.

2.3.1 Indikator Kualitas Informasi

Hilton et al (2000:551) menjelaskan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas harus memenuhi tiga karakteristik sebagai berikut:

Three characteristics of information determine its usefulness for decision making:

1. Relevance

Information is relevant if it is pertinent to a decision problem. 2. Accuracy

Information that is pertinent to a decision problem must also be accurate 3. Timeliness

Relevant and accurate data are valuable only if they are timely, that is available in time for a decision.

Sedangkan menurut Mc. Leod dalam Azhar Susanto (2004:46) mengatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Akurat

2. Tepat Waktu 3. Relevan 4. Lengkap

Dari ciri-ciri yang dijelaskan Mc. Leon dalam Azhar Susanto (2004:46) mengatakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri diatas, Penjelasannya adalah sebagi berikut:


(37)

1. Akurat

Artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut.

2. Tepat Waktu

Artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau beberapa jam lagi.

3. Relevan

Artinnya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi diberbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

4. Lengkap

Artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan tidak ada bulanannya atau tidak ada data fakturnya.

2.4 Keterkaitan Variabel Penelitian

2.4.1 Hubungan Sistem Informasi akuntansi dengan Pengendalian intern

Teori Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian intern menurut Azhar Susanto (2002:57) adalah sebagai berikut:

“Ada hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi akuntansi

dengan pengendalian intern, dapat dikatakan kedua alat tersebut harus berjalan bersama dalam suatu perusahaan, sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi berbagai metode dan prosedur, harus mendukung terciptanya kegiatan

struktur pengendalian intern”

2.4.2 Hubungan Pengendalian Intern terhadap Kuaitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2007:5) menyatakan bahwa Pengendalian Intern dapat berpengaruh terhadap Kualita Informasi, yaitu sebagai berikut:


(38)

“Dengan adanya Pengendalian Intern diharapkan akan semakin tinggi Kualitas

Informasi yang dihasilkan, yang selanjutnya akan mempengaruhi secara

positip produktivitas organisasional”.

2.5 Keragka Pemikiran

2.5.1 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Intern

Menurut Erni Musriani Amir (2003) menyatakan bahwa:

“Sistem Informasi Akuntansi diperlukan dalam menunjang keefektivan pengendalian Intern”.

Menurut Haloman Ompusunggu (2002) menyatakan bahwa :

“Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, terdapat hubungan positif antara penerapan sistem informasi akuntansi dengan efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern, pengaruh diterapkannya sistem informasi akuntansi yaitu jenis laporan, frekuensi laporan, keakuratan laporan, ketepatan waktu laporan, kegunaan laporan, pendidikan pemimpin, pengalaman pemimpin secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pelaksanaan

sistem pengendalian intern”.

2.5.2 Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Kualitas Informasi

Jogiyanto (2007) menyatakan bahwa Penerapan Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi, yaitu sebaga berikut:

“Untuk mendapatkan kualitas informasi yang memadai diperlukan partisipasi dari penggunanya, dengan kata lain pengguna disini juga sebagia Pengendali Intern sehingga dimasukan kedalam proses untuk mendapatkan suatu


(39)

Sistem Informasi Akuntansi

Pengendalian Intern

Kualitas Informasi Haloman Ompusunggu,Erni musriani amir,

Andreas I. Nicolaou

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Bailay dan Pearson, Wiliah H. Delone,


(40)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1

Tabel Jurnal Penelitian Terdahulu

NO Nama Judul Kesimpulan

1 Haloman Ompusunggu

2002, Jurnal Ilmiah Vol. 1 No2

Pengaruh penerapan

Sistem Informasi

akuntansi terhadap

efektivitas pelaksanaan sistem pegendalian intern

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan data-data yang diperoleh, kemudian dianalisis menunjukan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian inten

2 Bailey dan Pearson (1983) “Development of a Tool for Measuring and Analyzig Computer user Satisfaction”

ManagementScience(29:5)

Pegukuran-pengukuran kualitas Informasi

Kulitas informasi harus memenuhi beberapa keriteria seperti:

1. Akurasi 2. Ketepatan(Precision) 3. Kekinian 4. Ketepatwaktuan 5. Keandalan 6. Kelengkapan 7. Ketepatan(concistenc) 8. Bentuk 9. Relevan 3

William H. Delone, Ephraim R. McLean Information System Research The Institute of Mangement Science 1992

Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable

The dependent variable in these studies AIS success has been an elusive one to define. This taxonomy posits six major dimensions or categories of AIS success, system quality, information quality, use, user satisfaction, individual impact and organizational impact.

4

Andreas I. Nicolaou International Journal of Accounting Information Systems Volume 1, Issue 2, September 2000,Pages 91-105

A contingency model of perceived effectiveness in accounting information systems: Organizational coordination and control effects

Results of the empirical study indicated that, as hypothesized, the fit between the accounting system design and the contingency factors resulted in a more successful system. Specifically, system fit was a significant factor that explained variations in perceived AIS effectiveness, as measured by decision makers' perceived satisfaction with the accuracy and monitoring effectiveness of output information. The effect of system


(41)

fit on a second factor of perceived AIS effectiveness, as measured by decisionmakers' satisfaction with the perceived quality of information content in system outputs, was only marginally significant.

5 Erni Musriani Amir 2003 Peranan sistem informasi akuntansi dalam

menunukan efektvitas pengendalian internal penggajian

Sistem informasi akuntansi gaji yang memedai dapat menunjang keefektivitasan pengendalian internal penggajian.

2.7 Hipotesis

Perumusan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis adalag sebagai berikut:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, jadi hipotesis juga dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian”

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaska diatas maka penulis menarik hipotesis penelitian ini, yaitu bahwa:

1. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern di KPP Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I.

2. Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I.


(42)

3. Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada kualitas informasi di KPP Pratama Badung di Wilayah Kanwil Jabar I.


(43)

32

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Suharsimin Arikunto (2006:118) adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian (variabel penelitian) adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Sedangkan pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”

Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian adalah sasaran atau titik perhatian dalam suatu penelitian. Objek penelitian pada penulisan ini adalah Pengendalian Intern terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi.


(44)

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode Penelitian menurut Sugiyono memiliki tujuan utama yaitu :

“untuk menemukan, membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Degan ketiga hal tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian akan digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah yang akan terjadi”.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode verifikatif dan deskriftif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada kegiatan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.


(45)

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi”.

Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah pertama, kedua,dan ketiga. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diperoses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Masruri (2008) dalam Umi Narimawati (2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijalankan untuk

menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan

ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”

Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Analisis Jalur (Path Analysis).

3.2.1 Desain penelitian

Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.


(46)

Menurut Jonathan Sarwono (2006:79), pengertian desain penelitian adalah sebagai berikut:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan”.

Sugiyono (2012:18) mengemukakan bahwa proses penelitian kuantitatif dapat disimpulkan, sebagai berikut:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan.

2. Rumusan masalah

Setelah masalah diidentifikasikan dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah dan rumusan masalah.


(47)

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual). Maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengendalian Intern memiliki pengaruh terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada kepuasan pengguna sistem.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode ini adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode yang digunakan adalah metode verifikatif, deskriptif. 6. Menyusun instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara dan observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(48)

Desain penelitian yang lebih sederhana lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang

digunakan Unit Analisis

Time Horizon

T-1 Verifikatif verifikatif survey

Pegawai pajak Bagian PDI

Cross Sectional

T-2 Verifikatif verifikatif survey

Pegawai pajak Bagian PDI

Cross Sectional

T-3 Verifikatif

dan Deskriptif Verifikatif dan Deskriptif survey Pegawai pajak Bagian PDI Cross Sectional

Dari table diatas dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Pengendalian Intern pada KPP Pratama Bandung, digunakan metode verifikatif dengan cara membandingkan keadaan yang ada dengan teori-teori yang relevan.

2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi pada KPP Pratama Kota Bandung, digunakan metode verifikatif dengan cara membandingkan keadaan yang ada denagn teori-teori yang relevan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap pengendalian intern dan implikasinya pada Kualitas informasi, secara parsial digunakan metode analisis verifikatif dan deskrptif.


(49)

3.2.2 Operasionalisasi variabel

Menurut Sugiyono (2011:38), mendefinisikan variabel penelitian sebagi berikut:

“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”

Sedangkan definisi operasional variabel menurut Nur Indriatono (2002) dalam Umi Narimawati (2010:31) sebagai berikut:

“penentuan contruct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur, definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoprasionalkan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti memerlukan indicator sebagi berikut:

1. Variabel Independen (X) dan (Y)

Variabel indevenden yaitu variabel bebas yang biasa juga mempengaruhi variabel lain. Variabel indevenden dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern

2. Variabel Dependen (Z)

Variabel dependen adalah variabel terkait yang dipengaruhi atau mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kualitas Informasi.


(50)

Antara variabel independen dan varaibel dependen, masing-masing tidak berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan dalam operasionalisasi variabel yang berikan pada table berikut :

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Konsep variabel Dimensi Indikator Skala No. Kuisioner

1 Sistem

Informasi Akuntansi (variabel X) Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan

dari

subsistem-subsistem yang

saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan Azhar Susanto (2009: 193-245) Komponen Sistem Informasi Hardware Software Brainware Prosedur Database Jaringan Komunikasi Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 6-7 8-9 10-11 12-15 16-17 18-19 20


(51)

2 Pengendalia n intern (varaibel Y)

Sistem pengendalian

intern meliputi

struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan

untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi

dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen Mulyadi (2002:175) Struktur Organisasi Harahap (2000:117) Lingkungan Pengendalian Penaksiran Resiko Aktivitas Pengendalian Sistem Informasi dan Komunikasi Akuntansi Pemantauan Mulyadi (2002:175) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 4 5

3 Kualitas

Informasi (variabel Z)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada waktunya, relevan John Burch dalam Jogiyanto (2005:10) Harapan Pengguna Informasi Jogiyanto (2007: 19) Akurat Relevan Tepat Waktu Lengkap

Mc. Leod

dalam Azhar Susanto (2004:46) Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 20 21 22 23

Dalam operasionalisasi variabel ini, semua variabel menggunakan skala ordinal. Pengertian skala ordinal menurut Nur Indrianto dan Bambang (2002:98) yaitu:

“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diluar ukur”.


(52)

Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert.

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai “Pengaruh Pengendalian intern terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi diperusahaan dan implikasinya pada Kepuasan Pengguna Sitem adalah data primer.

Menurut Sugiyono (2011:139) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut:

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data”.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini Pengguna Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntan.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan pengelompokan yang diperlukan ke dalam dua golongan, yaitu:


(53)

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah sebagai berikut:

“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang

diterapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:117) populasi diartikan adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pengertian - pengertian diatas dapaat disimpulkan bahwa populasi merupakan segala benda yang ada dibumi dan alam ini yang ingin dipelajari untuk memperolah suatu kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga semua benda alam lain, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I Khususnya Bagian PDI Sebanyank 75 Orang, datanya adalah sebagia berikut :


(54)

Tabel 3. 3

Jumlah Pegawai Seksi PDI KPP Pratama Bandung Kanwil Jabar I

No KPP Pratama Jumlah

Pegawai

1 KPP Pratama Bandung Kares 7

2 KPP Pratama Bandung Cicadas 8

3 KPP Pratama Bandung Tegalega 9

4 KPP Pratama Bandung Cibeunying 9 5 KPP Pratama Bandung Bojonegoro 7

6 KPP Pratama Bandung Cimahi 8

7 KPP Pratama Bandung Soreang 8

8 KPP Pratama Bandung Sumedang 7

9 KPP Pratama Bandung Majalaya 6

10 KPP Madya Bandung 6

Total 75

2. Sampel

Sugiyono (2011 :118) mengemukakan mengenai pengertian sampel adalah sebagai berikut :

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sesuai dengan pengertian ini maka, pengambilan sampel harus diperhatikan agar pemilihan sample tersebut dapat benar- benar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian dan dapat mewakili populasi. Sampel merupakanbagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah penelitian.Penelitian ini teknik sampling yang akan digunakan adalahyang bersifat homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadianggota populasi, memiliki sifat- sifat yang relative sama satu samalainnya”.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel merupakan bagian dari populasi dan dapat mewakili populasi secara keseluruhan, sampel yang digunakanpun sebanyak 40 orang pengguna sistem informasi akuntansi. Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan Slovin dalam Umi Narimawati (2010:38), pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:


(55)

Sumber Umi Narimawati(2010:38)

Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumenter.

1) Teknik Observasi

Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk memperoleh data perusahaan yang menggunakan Sistem informasi akuntansi dan memberikan kepuasan kepada pengunanya, serta pada karyawan-karyawan yang terkait dalam penggunaan sistem informasi akuntansi.

2) Teknik Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek peneltian yang sedang diamati, yaitu mengenai pengaruh pengendalian intern terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi.

n = N 1 + Ne2


(56)

3) Teknik Studi Dokumenter

Metode ini dilaksanakan dengan mempelajari laporan-laporan, catatan-catata serta tulisan ilmiah untuk memperoleh keterangan dalam menentukan teori-teori serta metode-metode yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.2.4.1 Uji Validasi

Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42), validitas adalah:

“Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, (2010:42)

Keterangan: r = Koefisien korelasi Pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan


(57)

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, (2010:42)

Dimana: n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson df = degree of freedom = n-2

Keputusan pengujian validitas instrumental dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah:

1. Item instrument dikatakan valid jika t-hitung > ttabel maka instrument tersebut dapat digunakan

2. Item Instrumen dikatakan tidan valid jika thitung < ttabel maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Hasil uji validasi dengan menggunakan program SPSS 18 for windows.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk kuisoner benar-benar dapat menjalankan fugsinya. Seperti telah dijelaskan bahwa untuk menguji valid tidak suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistik, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apa bila koefisien korelasi butir pernyataan dengan


(58)

Tabel 3 4

Hasil Uji Validitas Kuesioner

Variabel Petanyaan Koefisien Korelasi Titk Kritis Keteranagan Sistem Informasi

Akuntansi

1 0.728 0,3 Valid

2 0.653 0,3 Valid

3 0.689 0,3 Valid

4 0.800 0,3 Valid

5 0.827 0,3 Valid

6 0.791 0,3 Valid

7 0.748 0,3 Valid

8 0.791 0,3 Valid

9 0.761 0,3 Valid

10 0.704 0,3 Valid

11 0.803 0,3 Valid

12 0.788 0,3 Valid

13 0.613 0,3 Valid

14 0.748 0,3 Valid

Pengendalian Interm

15 0.683 0,3 Valid

16 0.878 0,3 Valid

17 0.857 0,3 Valid

18 0.885 0,3 Valid

19 0.767 0,3 Valid

Kualitas Informasi 20 0.759 0,3 Valid

21 0.870 0,3 Valid

22 0.730 0,3 Valid

23 0.870 0,3 Valid

Sumber: Lampiran hal 140

Pada tabel diatas dapat dilihat niai indeks validitas tiap butir peryataan lebih besar dari nilai 0,30 artinya semua butir pertanyaan yang diajukan untuk penelitian telah valid dan layak digunakan sebagi alat untuk penelitian.


(59)

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.

Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pernyataan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II


(60)

c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II

Sumber: Umi Narimawati (2010:44)

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Sumber: Umi Narimawati,( 2010:44) Dimana : Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Tabel 3 5

Haisil Uji Reliabilitas Kuisoner

Variabel Indeks Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan Sistem Informasi Akuntansi 0.826 0.7 Reliabel

Pengendalian Intern 0.724 0.7 Reliabel

Kualitas Informasi 0.726 0.7 Reliabel

Sumber: Lampiran hal 140 3.2.4.3 Uji MSI

Karena penelitian ini menggunakan data Ordinal, maka semua data ordinal terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala internal dengan manggunakan

Method of Successive Interval (MSI) Menurut Hays (1969:39) dalam Umi Narimawati (2010:47). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.

2Ґb 1+Ґb

2Ґb Ґ1 =


(61)

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap penyataan, dilakukan perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban

4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban

5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Seumber: Umi Narimawati (2010:47)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Racangan Analisis

Berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Verifikatif. Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan.

1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.


(1)

HASIL PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERPENGARUH TERHADAP PENGENDALIAN INTERN DAN BERIMPLIKASI PADA KUALITAS INFORMASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimen sion0

1 .857a .734 .719 .22427

a. Predictors: (Constant), Y, X b. Dependent Variable: Z

2 hitung

(r) -1

2 -n r

t 

241 , 10 (0,857)

-1

2 -30 0,857

thitung2


(2)

HASIL PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI TERHADAP PENGENDALIAN INTERN

• Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Inten di

KPP Pratama Bandung Wilayah Jabar I. Fenomena yang terjadi Sistem Informasi Akuntansi senantiasa mangalami perubahan yang sangat besar, dimungkinkan karena sistem informasi akuntansi beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam instansi atau lingkungan Pengendalian Intern Itu sendiri, dengan tersedianya Sistem Informasi Akuntansi dan pengendalian Inten menjadi salah satu solusi agar Kantor Pelayanan Pajak Bandung dapar memberikan Informasi yang baik diperlukan bukan hanya Sistem Informasi yang mendukung, diperlukan pula Pengendalian Intern untuk mengawasi dalam setiap penggunaan dan kegiatan arag resiko yang tidak diinginkan bisa ditekan dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung bisa mendapatkan hasil yang diiginkan dari setiap kegiatan operasionalnya.


(3)

HASIL PEMBAHASAN

Pengendalian intern terhadap Kualitas Informasi

• Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Wilayah Jabar I.Fenomena yang terjadi Pengendalian Intern tidak berjalan sebagai mana mestinya karena terdapat oknum-oknum yang tidak bertanggun jawab, solusi untuk mengatasinya dengan adanya Pengendalian Intern yang sesuai dengan prosedur dan juga lingkungan yang mendukung dalam setiap kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung akan memberikan dampak yang baik dalam menunjang keberhasilan untuk memberikan informasi yang berkualitas.


(4)

HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Sistem informasi akuntansi terhadap Pengendalian intern dan implikasinya pada Kualitas Informasi

• Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern

dan berimplikasi terhadap Kualitas Informasi di KPP Pratama Bandung

Wilayah Jabar I. Fenomena yang terjadi masih ada server yang belum

memenuhi standar serta masih adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya oleh sebab itu diperlukan kesadaran dari semua pihak agar nantinya bisa berimplikasi terhadap informasi yang berkualitas, agar dapar memberikan Informasi yang baik diperlukan bukan hanya Sistem Informasi yang mendukung, diperlukan pula Pengendalian Intern untuk mengawasi dalam setiap penggunaan dan kegiatan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung agar bisa mendapatkan informasi yang dapat mencermikan keadaan yang sebenarnya dan dapat memberikan informasi yang tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan dan lengkap.


(5)

RUMUSAN MASALAH KESIMPULAN SARAN

Bagaimana pengaruh Sistem Informasi Akuntansi tehadap

Pengendalia Intern

Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I. Fenomena yang terjadi terdapat kekurangan pada Pengendalian Intern seperti yang terjadi pada kasus-kasus yang ada di Direktorat Jenderal Pajak yaitu kurangnya Pengendalian dan pengawasan dari atasan, sehingga perlu dilakukan Pengendalian Intern untuk mengurangi resiko dan mencerminkan kebijakan lingkungan pengendalian agar dapat memberikan Informasi yang berkualitas untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu pada saat pelaksanaanya diperlukan Sistem Informasi Akuntansi dalam pelaksanaannya dan juga Pengendalian Intern yang berkelanjutan agar tidak ada lagi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Sebaiknya Sistem Informasi Akuntansi yang ada harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dan juga dapat memudahkan dalam penggunaannya serta diakukan Pengendalian Intern yang maksimal dan juga harus konsisten dalam penerapannya untuk mengurangi resiko hal-hal yang tidak di inginkan

Bagaimana pengaruh Pengendalian Intern terhadap

Kualitas Informasi

Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Informasi. Fenomena yang terjadi Direktorat Jenderal Pajak memerlukan informasi yang berkualitas untuk meningkatkan kinerjanya, meskipun pada saat pelaksanannya masih belum optimal Pengendalian Intern yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I, tetapi Pengendalian Intern dinilai sudah memberikan pengaruh yang baik dalam upaya menghasilkan Kualitas Informasi yang sesuai dengan yang diinginkan. Artinya jika Pengendalian Intern dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif terhadap Kualitas Informasi yang akan dihasilakan.

Direktorat Jenderal Pajak harus melakukan Pengendalian Intern secara aktif, untuk itu diperlukan kebijakan lingkungan pengendalian dan evaluasi dalam setaiap kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kaneil Jabar I agar informasi yang akan dihasilkan berkualitas dan nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Bagaimana pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap

Pengendalian Intern dan implikasinya pada Kualitas

Informasi

Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Intern dan implikasinya pada kualitas informasi di KPP Pratama Badung di Wilayah Kanwil Jabar I. Fenomena yang terjadi masih ada server yang belum

memenuhi standar serta masih adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya oleh sebab itu diperlukan kesadaran dari semua pihak agar nantinya bisa berimplikasi terhadap informasi yang berkualitas.

Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian intern harus selalu berjalan bersamaan, itu bertujuan untuk menunjang kegiatan yang ada di Kantor Pelayana Pajak Pratama Bandung di Wilayah Kanwil Jabar I selain itu pula akan memberikan hasil informasi yang berkualitas


(6)

DEMIKIAN

……..

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA