Diagram Alir Bahan Baku

j. Memiliki ketangguhan yang baik : dalam keadaan dingin dan tidak seperti logam lainnya yang menjadi getas bila didinginkan. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada pemrosesan maupun transportasi LNG dimana suhu gas cair LNG ini dapat mencapai dibawah -150 o C. k. Menarik : dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa diberi proses pengerjaan akhir. Tampak permukaan aluminium sangat menarik dan karena itu cocok untuk perabot rumah hiasan, bahan bangunan dan mobil. Disamping itu aluminium dapat diberi surface treatment, dapat dikilapkan, disikat atau dicat dengan berbagai warna, dan juga diberi proses anodisasi. Proses ini menghasilkan lapisan yang juga dapat melindungi logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya. l. Mampu diproses ulang-guna yaitu dengan mengolahnya kembali melalui proses peleburan dan selanjutnya dibentuk menjadi produk seperti yang diinginkan Proses ulang-guna ini dapat menghemat energi, modal dan bahan baku yang berharga. Daryus, A., 2008

2.3. Diagram Alir Bahan Baku

Bahan-bahan untuk keperluan produksi Aluminium pertama sekali didatangkan melalui pelabuhan. Bahan-bahan tersebut adalah alumina, kokas, hard pitch. Alumina akan dimasukkan ke silo alumina alumina silo, kokas kedalam silo kokas coke silo, Universitas Sumatera Utara pitch kedalam pitch storage house. Pemasukan bahan-bahan tersebut menggunakan belt conveyer. Alumina yang berada didalam silo alumina kemudian dibawa ke dry scrubber system untuk direaksikan dengan gas HF yang berasal dari pot. Hasil dari reaksi ini adalah reacted alumina yang akan dimasukkan kedalam hopper pot dengan menggunakan Anode Changing Crane ACC. Dari hopper pot, reacted alumina akan dimasukkan kedalam tungku reduksi. Kokas yang ada dalam silo kokas akan bercampur dengan butt puntung anoda dan mengalami pemanasan. Kemudian dicampur dengan hard pitch yang berfungsi sebagai perekat binder. Campuran ketiga bahan ini akan dicetak menggunakan Shaking Machine di Anode Green Plant dan selanjutnya mengalami pemanggangan pada baking furnace. Hasilnya adalah blok anoda anode block di Anode Baking Plant. Blok-blok anoda kemudian akan dipasangi tangkai anode assembly di Anode Baking Plant. Anoda tersebut kemudian akan dikirimkan ke Reduction Plant untuk keperluan proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Setelah + 28 hari anoda diganti dan sisa-sisa anoda butt dibersihkan. Butt ini kemudian akan dihancurkan dan dimasukkan ke silo butt. Butt kemudian dipakai kembali recycle sebagai bahan pembuatan anoda bersama kokas dan pitch. Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina. Proses ini akan menghasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi dengan Universitas Sumatera Utara alumina dan dibersihkan lalu dibuang melalui cerobong gas cleaning system. Aluminium cair molten yang dihasilkan dibawa ke Casting Shop menggunakan Metal Transport Car MTC. Di casting shop aluminium cair dimasukkan kedalam holding furnace, lalu dituang ke casting machine untuk dicetak menjadi ingot aluminium dengan berat masing- masing ingot seberat 50 lbs 22,7 kg. Gambar 2.1. Aliran Material

2.4. Alumina Al