Latar Belakang Sejarah aluminium

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT INALUM adalah perusahan patungan antara pemerintah Indonesia dengan 12 perusahaan Jepang yang tergabung dalam NAA Nippon Asahan Aluminium, dengan perbandingan saham 41,12 untuk pemerintah Indonesia dan 59,88 untuk NAA. PT INALUM adalah satu-satunya perusahaan peleburan aluinium di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. PT INALUM memproduksi aluminium melalui proses elektrolisa yang menggunakan prinsip Hall-Heroult. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi aluminium ini adalah alumina yang diperoleh dari biji-biji bauksit melalui proses Bayer. Aluminium mempunyai titik lebur 2000 o C, namun dengan proses elektrolisa metode Hall-Heroult yang menggunakan larutan kriolit Na 3 AlF 6 , aluminium dapat diperoleh pada temperatur 1000 o C , dan dengan memasukkan zat additif seperti AlF 3 , CaF 2 dan bahan-bahan lain yang mungkin terdapat di dalam bahan baku, maka aluminium dapat diperoleh pada temperatur 960 o C sampai 970 o C. Universitas Sumatera Utara Pengaturan konsentrasi alumina dalam larutan kriolit adalah salah satu bagian yang terpenting dalam berlangsungnya proses elektrolisa, konsentrasi alumina di dalam kriolit harus dijaga antara 2-4. Jika konsentrasi alumina di dalam kriolit terlalu rendah Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah aluminium

Aluminium adalah logam yang terbanyak di dunia. Logam 8 dari bagian pada kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang mengandung aluminium, tetapi proses untuk mendapatkan aluminium logam dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis. Logam aluminium pertama kali dibuat dalam bentuk murni oleh Oersted, pada tahun 1825, yang memanaskan ammonium klorida NH 4 Cl dengan amalgam kalium-raksa K-Hg. Pada tahun 1854, Henri Sainte-Claire Deville membuat aluminium dari natrium- aluminium klorida dengan jalan memanaskan dengan logam natrium. Proses ini beroperasi selama 35 tahun dan logamnya dijual dengan harga 220 per kilogram. Pada tahun 1886 Charles Hall mulai memproduksi aluminium dengan skala besar seperti sekarang, yaitu melalui elektrolisis alumina didalam kriolit Na 3 AlF 6 lebur. Pada tahun itu pula, Paul Heroult mendapat hak paten dar Prancis untuk proses serupa dengan proses Hall. Hingga pada tahun 1893, produksi aluminium menurut cara Hall ini sudah sedemikian meningkat, sehingga harganya sudah jatuh menjadi 4,40 per kilogram. Universitas Sumatera Utara Industri ini berkembang dengan baik, berdasarkan suatu pasaran yang sehat dan berkembang atas dasar penelitian mengenai sifat-sifat aluminium dan cara-cara pemakaian yang ekonomis bagi bahan itu. Austin, G.T., 1990

2.2. Sifat-sifat Aluminium