Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan yang Memenuhi Kriteria

No. Kode Nama Perusahaan

1 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk 3 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk

4 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk 5 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk

6 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk 7 ITMA PT. Itamaraya Tbk

8 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk 9 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk

10 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk 11 LION PT. Lion Metal Works Tbk 12 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 13 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 14 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk


(2)

Lampiran ii

Rasio Profitabilitas (ROE) Perusahaan Logam dan Sejenisnya

No Nama Perusahaan ROE

2010 2011 2012

1 ALKA 10.65 20.53 9.34

2 ALMI 7.8 9.3 2.4

3 BTON 12.03 20.4 35.16

4 BAJA 4.1 7.1 7.3

5 CTBN 17 35 24

6 GDST 26.55 13.37 5.87

7 ITMA -55.27 -56.57 44.7

8 JKSW -1.78 -0.69 -4.12

9 JPRS 9.48 11.16 2.97

10 KRAS 13.63 0.14 -0.01

11 LION 14.86 17.39 22.96

12 LMSH 15.71 26.48 46.21

13 NIKL 15.3 -4.34 -3.3

14 PICO 6.87 6.56 5.62


(3)

Lampiran iii Rasio Leverage Keuangan (DAR) Perusahaan Logam dan Sejenisnya

No Nama Perusahaan DAR

2010 2011 2012

1 ALKA 75.5 81.21 62.93

2 ALMI 64.03 68.43 68.75

3 BTON 23.83 29.62 26.89

4 BAJA 0.77 0.65 0.69

5 CTBN 0.59 0.41 0.47

6 GDST 39.91 23.74 31.88

7 ITMA 59.66 71.45 2.31

8 JKSW 2.31 233.3 243.23

9 JPRS 0.27 22.85 12.82

10 KRAS 46.78 51.19 56.44

11 LION 0.14 0.17 0.14

12 LMSH 0.4 0.42 0.24

13 NIKL 46.88 51.79 61.44

14 PICO 0.68 0.69 0.67

15 TBMS 0.89 0.89 0.9

Rasio Leverage Keuangan (DER) Perusahaan Logam dan Sejenisnya

No Nama Perusahaan DER

2010 2011 2012

1 ALKA 3.08 4.32 1.69

2 ALMI 1.78 2.16 2.2

3 BTON 25.73 28.86 34.65

4 BAJA 3.27 1.87 2.19

5 CTBN 1.44 0.7 0.88

6 GDST 66.41 31.14 46.79

7 ITMA 1.47 2.5 0.02

8 JKSW -1.76 -1.75 -1.7

9 JPRS 0.37 29.61 14.7

10 KRAS 0.88 1.05 1.3

11 LION 0.17 0.21 0.17

12 LMSH 0.67 0.26 0.46

13 NIKL 88.27 107.45 159.31

14 PICO 2.25 1.99 1.99


(4)

Rasio Leverage Keuangan (LDAR) Perusahaan Logam dan Sejenisnya

No Nama Perusahaan LDAR

2010 2011 2012

1 ALKA 0.14 0.06 0.08

2 ALMI 0.02 0.14 0.2

3 BTON 0.02 0.02 0.02

4 BAJA 0.03 0.02 0.01

5 CTBN 0.1 0.08 0.06

6 GDST 0.01 0.01 0.01

7 ITMA 0.18 0.3 0.3

8 JKSW 2.28 2.3 2.37

9 JPRS 0.02 0.02 0.03

10 KRAS 0.07 0.09 0.08

11 LION 0.04 0.05 0.04

12 LMSH 0.1 0.09 0.05

13 NIKL 0.04 0.05 0.04

14 PICO 0.09 0.1 0.09

15 TBMS 2.17 2.06 1.5

Rasio Leverage Keuangan (LDER) Perusahaan Logam dan Sejenisnya

No Nama Perusahaan LDER

2010 2011 2012

1 ALKA 0.57 0.3 0.21

2 ALMI 0.04 0.45 0.62

3 BTON 0.02 0.02 0.02

4 BAJA 0.14 0.05 0.03

5 CTBN 0.24 0.14 0.11

6 GDST 0.01 0.02 0.02

7 ITMA 0.49 1.09 1.09

8 JKSW -1.74 -1.73 -1.65

9 JPRS 0.03 0.03 0.03

10 KRAS 0.13 0.18 0.18

11 LION 0.05 0.06 0.05

12 LMSH 0.17 0.16 0.06

13 NIKL 0.08 0.1 0.12

14 PICO 0.28 0.29 0.28


(5)

Lampiran iv Hasil Pengujian SPSS

Output Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

ROE 45 -56.57 46.21 10.4796 18.83659

DAR 45 .14 243.23 35.3896 51.91252

DER 45 -1.76 159.31 15.4447 32.21593

LDAR 45 .01 2.37 .3462 .71220

LDER 45 -1.74 1.09 .0644 .53848

Valid N (listwise)

45

Output Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation 17.15929654 Most Extreme

Differences

Absolute .178

Positive .109

Negative -.178

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(6)

Output Histogram


(7)

Output Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constan t)

17.291 4.248 4.070 .000

DAR -.170 .061 -.468 -2.780 .008 .731 1.369 DER -.009 .087 -.015 -.103 .918 .938 1.066 LDAR -.334 5.429 -.013 -.062 .951 .492 2.031 LDER -8.412 7.197 -.240 -1.169 .249 .490 2.041 a. Dependent Variable: ROE

Output Uji Autokotelasi Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .413a .170 .087 17.99682 1.925

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE


(8)

Output Uji Heteroskedastisitas

Output Uji R2

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .413a .170 .087 17.99682 1.925

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE

Output Uji F ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2656.523 4 664.131 2.051 .106a

Residual 12955.424 40 323.886

Total 15611.947 44

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE


(9)

Output Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.291 4.248 4.070 .000

DAR -.170 .061 -.468 -2.780 .008

DER -.009 .087 -.015 -.103 .918

LDAR -.334 5.429 -.013 -.062 .951

LDER -8.412 7.197 -.240 -1.169 .249


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto.2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Cetakan7, BEP, Yogyakarta

Brigham, Eugene F dan J.F Houston. 2006. Manajemen Keuangan, Buku satu Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F dan J.F Houston. 2006. Manajemen Keuangan, Buku dua Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

Damanik, Eko Bastian.2010.” Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi ketiga, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Helfert, Erich A. 1993. Analisis Laporan Keuangan, Erlangga, Jakarta. Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Keown, Arthur J, David F. Scott, John D. Martin, dan Jay W. Petty. 2000.

Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Margaretta, Roslina.2010. “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas, Rasio Levarage, Rasio Aktivitas Terhadap Rasio Profitabilitas (Kemampulabaan) Pada PT. Ahlindo Perkasa Alam”.Skripsi

Martina, Sri.2012. “Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi

Sartono, R Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Nasution, Sulfida Syahliza Amin.2011. “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi.

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(11)

Situmorang, Syafrizal Helmi; Muda, Iskandar; M Jafar Dalimunthe, Doli; Fadli; Syarief, Fauzi. 2010. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. , USU Press, Medan.

Sjahrial, Dermawan. 2009. Manajemen Keuangan, Mitra Wacana Media, Jakarta. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV.

Alfabeta, Bandung.

Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Grafindo Persada, Jakarta.

Van Horne, James C dan John M Wachowicz JR. 2005. Fundamentals of Financial Management, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Warsono, M. W. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Ketiga, Bayumedia Publishing, Malang.

Walsh, Claran. 2004. Key Management Ratios, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta. Wild, Jhon J, K.R.Subramanyam dan Robert F. Halsey, 2005, Analisis Laporan

Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid 2, diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Salemba Empat, Jakarta

Weston, Eugene F. Birmingham. Dasar-dasar manajemen keuangan jilid 1 Edisi kesembilan Penerbit Erlangga, 2005


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungan kausal yang merupakan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan dependen.

3.2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data penelitian ini menggunakan pooling data yang merupakan gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.

Data yang digunakan merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain) berupa laporan keuangan perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai 2012.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan menggunakan situs dari bulan Oktober 2013 sampai dengan November 2013.


(13)

3.4. Batasan Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1) Variable independen (X) di dalam penelitian ini adalah Debt to Total asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to total Asset (LDAR), Long Term Debt To Equity Ratio (LDER).

2) Variable dependen (Y) di dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (ROE).

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang terdiri atas 16 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, sebagimana dikemukan oleh Sugiyono (2007). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (Jogiyanto, 2004). Peneliti mengambil 15 perusahaan sebagai sampel dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan sehingga jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 45.


(14)

Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu ktiteria tertentu. Adapun yang menjadi kriteria perusahaan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan sampel adalah Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan ICMD selama tahun 2010-2012, 2. Perusahaan sampel menerbitkan laporan keuangan selama periode

penelitian yaitu dari tahun 2010 sampai tahun 2012,

3. Perusahaan yang diteliti tersebut tidak mengalami delisting selama periode penelitian.

Berikut ini merupakan hasil pengolahan data jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Ket.

1 2 3

1 ALKA PT. Alakasa Industrindo Tbk √ √ √ 1

2 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industri Tbk √ √ √ 2 3 BAJA PT. Saranacentral Bajatama Tbk √ √ √ 3

4 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk √ √ √ 4

5 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk √ √ √ 5

6 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk √ √ √ 6 7 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk x x √ -

8 ITMA PT. Itamaraya Tbk √ √ √ 7

9 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk √ √ √ 8

10 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ 9

11 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk √ √ √ 10

12 LION PT. Lion Metal Works Tbk √ √ √ 11

13 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk √ √ √ 12

14 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk √ √ √ 13 15 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ √ 14


(15)

3.6. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Independen : a) Debt to Total

asset Ratio (DAR)

menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang

x 100%

Rasio

b) Debt to Total Equity Ratio (DER)

Menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya

x 100%

Rasio

c) Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR)

Menunjukkan besarnya tingkat penggunaan hutang

jangka panjang dibandingkan dengan total

aset yang dimiliki perusahaan.

Rasio

d) Long Term Debt To Total Equity Ratio (LDER)

Memperbandingkan

proporsi utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa Rasio Dependen: Return On Equity (ROE). Menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dan ekuitas untuk menghasilkan keuntungan bersih Rasio

x 100%

Rasio

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode dokumentasi. Data dikumpulkan dari berbagai sumber data yang relevan dengan penelitian, yaitu melalui buku, jurnal, skripsi, dan data-data internet.


(16)

3.8. Teknik Analisis Data

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistis spss versi 18.0. Metode analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pengujian Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Menurut Ghozali (2005), ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(17)

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis :

Ho : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto (2004), yaitu :

1. dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma log,

2. lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outlier, 3. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi

nili-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b). Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel


(18)

independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah :

1) koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolenearitas.

c) Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross-section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah menggunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :

1. bila nilai DW (Durbin-Watson) terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi autokorelasi,


(19)

2. bila nilai DW<DL (batas bawah) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif,

3. bila nilai DW>4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif,

4. bila nilai DW terletak antara DU dengan DL atau DW terletak diantara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat diputuskan ada autokorelasi atau tidak.

d) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005) cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.


(20)

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap dependen. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (F-test).

a. Analisis Regresi berganda

Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3+ b4X4 + e Dimana :

Y = Profitabilitas (ROE) a = konstanta

X1 = Debt to Total Asset Ratio (DAR)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR)

X4 =Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

b1234 = koefisien regresi dari masing-masing variabel

e = standard error

b. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah (parsial). Tingkat kepercayaan adalah 95% dan level pengujian yang digunakan α 5%. Adapun bentuk pengujiannya adalah :


(21)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%

c. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabelpada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabelpada α = 5%

3. Koefisien Determinasi

Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted R Square maka akan semakin baik bagi model regresi variabel terikat juga semakin besar. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah biasa terhadap jumlah variabel independen.

Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model maka R square akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model. Oleh karena itu banyak


(22)

peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R Square untuk mengevaluasi model (Situmorang et al, 2010).

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

NO TAHAPAN PENELITIAN

2013

Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des

1 Pengajuan

Judul 2 Pencarian Data Awal

3 Penyelesaian Proposal

4

Pengumpulan dan

Pengolahan

Data 5 Bimbingan Skripsi

6

Penyelesaian Laporan/


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana jumlah seluruh perusahaan logam dan sejenisnya tersebut adalah 16 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel atau 45 data observasi yang memenuhi kriteria. Berikut tabel data DAR, DER, LDAR, LDER dan ROE untuk tahun 2010 - 2012.

4.2 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2004), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan data sampel, dan tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel di ambil.

Menurut Ghozali (2005), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Gambaran statistik seluruh sampel dapat dilihat dari tabel 4.1


(24)

Tabel 4.1 Descriptive Statistics Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 45 -56.57 46.21 10.4796 18.83659

DAR 45 .14 243.23 35.3896 51.91252

DER 45 -1.76 159.31 15.4447 32.21593

LDAR 45 .01 2.37 .3462 .71220

LDER 45 -1.74 1.09 .0644 .53848

Valid N (listwise) 45

Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Dari tabel 4.1. tersebut, dapat dideskripsikan mengenai data-data dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel DAR mempunyai nilai minimum 0,14 ; nilai maksimum 243,23 ; nilai rata-ratanya adalah 35,3896 dengan deviasi standar sebesar 51,91252 dan jumlah observasi sebanyak 45.

2. Variabel DER mempunyai nilai minimum -1,76 ; nilai maksimum 159,31 ; nilai rata-ratanya adalah 15,4447 dengan deviasi standar sebesar 32,21593 dan jumlah observasi sebanyak 45.

3. Variabel LDAR mempunyai nilai minimum 0,01 ; nilai maksimum 2,37 ; nilai rata-ratanya adalah 0.3462 dengan deviasi standar sebesar 0,71220 dan jumlah observasi sebanyak 45.

4. Variabel LDER mempunyai nilai minimum -1,74 ; nilai maksimum 1,09 ; nilai rata-ratanya adalah 0,0644 dengan deviasi standar sebesar 0,53848 dan jumlah observasi sebanyak 45.


(25)

5. Variabel ROE mempunyai nilai minimum -56,57 ; nilai maksimum 46,21 ; nilai rata-ratanya adalah 10,4796 dengan deviasi standar sebesar 18,83659 dan jumlah observasi sebanyak 45.

4.3 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji data statistic dengan model Kolmogorov-Smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2005:115), memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari :

a.nilai sig. atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b.nilai sig. atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan pada tabel 4.2 :


(26)

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 17.15929654

Most Extreme Differences Absolute .178

Positive .109

Negative -.178

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS, diolah peneliti, 2013

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 1,197 dan signifikan lebih dari 0,05 karena Asymp. Sig. (2-tailed) 0,114 > dari 0,05. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak yang berarti data residual telah

berdistribusi normal. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histrogram dan plot data yang terdistribusi normal.


(27)

Gambar 4.1 Histogram

Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2


(28)

Gambar 4.2 Uji Normalitas data

Menurut Ghozali (2005), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Hal ini sejalan dengan hasil pengujian dengan menggunakan histogram bahwa data telah terdistribusi normal. Karena secara keseluruhan data telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.


(29)

4.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari: a) nilai tolerance dan lawannya, b) Variance Inflatin Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF= 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali, 2005). Hasil dari uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 17.291 4.248 4.070 .000

DAR -.170 .061 -.468 -2.780 .008 .731 1.369

DER -.009 .087 -.015 -.103 .918 .938 1.066

LDAR -.334 5.429 -.013 -.062 .951 .492 2.031

LDER -8.412 7.197 -.240 -1.169 .249 .490 2.041

a. Dependent Variable: ROE


(30)

Dari data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan/ atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan ditampilkan pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Kriteria Pengambilan Keputusan

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tolak No Decision Tolak No Decision Tidak ditolak

0 < dw < dl dl ≤ dw ≤ du 4 – dl < dw < 4 4 – du ≤ dw ≤ 4 – dl du < dw < 4 - du


(31)

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson adalah seperti yang ditampilkan pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .413a .170 .087 17.99682 1.925

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE

Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (dw) sebesar 1,925, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan 45 (n), dan jumlah variabel independen 4 (k=4), maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas (du) sebesar 1,720 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1,336. Oleh karena itu, nilai (dw) lebih besar dari 4 - du dan lebih kecil dari 4 – dl atau dapat dinyatakan bahwa 4 – 1,6800 < 2,405 < 4 - 2,5531 (4 - du ≤ dw ≤ 4 – dl). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi negatif.

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas.


(32)

Pengujian dilakukaan dengan Scatter-Plot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada software SPSS.

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005) adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.

Gambar 4.3


(33)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi profitabilitas perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu Financial Leverage dengan indikator Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), dan Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER).

4.4 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis.

4.4.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh DAR (X1), DER (X2), LDAR(X3),dan

LDER(X4) terhadap Profitabilitas (Y).


(34)

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.291 4.248 4.070 .000

DAR -.170 .061 -.468 -2.780 .008

DER -.009 .087 -.015 -.103 .918

LDAR -.334 5.429 -.013 -.062 .951

LDER -8.412 7.197 -.240 -1.169 .249

a. Dependent Variable: ROE

Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:

Y = 17,291 - 0,170 (X1) - 0,009 (X2) - 0,334 (X3) - 8,412 (X4) + e dimana :

Y = Profitabilitas

X1 = Debt to Total Asset Ratio (DAR)

X2 = Debt to Equity Ratio (DER)

X3 = Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR)

X4 = Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER)

e = Tingkat Kesalahan Pengganggu

Penjelasan dari nilai a,b1,b2 dan b3 pada Unstandardized Coefficients tersebut


(35)

a) Nilai β0 = 17.291

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) maka perubahan nilai Profitabilitas yang dilihat dari nilai Y adalah sebesar 17.291.

b) Nilai β1 = -0,170

Koefisisen regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Debt to Total Asset Ratio (DAR) meningkat sebesar satu satuan, maka Profitabilitas akan berkurang sebesar -0.170 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

c) Nilai β2 = -0,009

Koefisisen regresi β2 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Debt to Equity Ratio (DER) meningkat sebesar satu satuan, maka Profitabilitas akan berkurang sebesar -0.009 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

d) Nilai β3 = -0,334

Koefisisen regresi β3 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) meningkat sebesar satu satuan, maka Profitabilitas akan berkurang sebesar -0,334 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.


(36)

e) Nilai β4 = -8,412

Koefisisen regresi β4 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) meningkat sebesar satu satuan, maka Profitabilitas akan berkurang sebesar -8,412 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan mengunakan analisis regresi berganda yaitu Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R2). Uji regresi digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel


(37)

dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R square untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .413a .170 .087 17.99682 1.925

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE

Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Dari hasil uji dapat dilihat nilai R sebesar 0,413 hal ini berarti hubungan antara profitabilitas dengan variabel-variabel independennya adalah sedang karena berada diantara 0,400 – 0,599. Tingkat hubungan ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi berikut ini :

Tabel 4.8

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber: Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,600 – 0,799 Kuat


(38)

Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,170. Angka ini mengidentifikasikan bahwa profitabilitas (variabel dependen) mampu dijelaskan oleh Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) (variabel independen) sebesar 17 %, sedangkan sisanyanya sebesar 83 % (100% - 17%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 17,99 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi pertumbuhan laba.

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t.

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya leverage keuangan yaitu Debt to Total Asset Ratio

(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(39)

Ha: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya leverage keuangan yaitu Debt to Total Asset Ratio

(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) berpengaruh terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria:

H0 diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel untuk α = 5%

Ha diterima dan H0 ditolak jika F hitung > F tabel untuk α = 5%

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2656.523 4 664.131 2.051 .106a

Residual 12955.424 40 323.886

Total 15611.947 44

a. Predictors: (Constant), LDER, DER, DAR, LDAR b. Dependent Variable: ROE

Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai F-hitung adalah 2,051 dengan tingkat signifikansi 0.106 yang lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,839. Hal tersebut menunjukkan bahwa F-hitung sebesar 2,051 lebih kecil dari F-tabel sebesar 2,839 sehingga Ha ditolak dan H0 diterima, artinya variabel bebas


(40)

Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Profitabilitas yaitu Return on Equity (ROE) pada perusahaan logam dan sejenisnya di Bursa Efek Indonesia.

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.

H0: b1,b2,b3,b4 = 0, artinya leverage keuangan yaitu Debt to Total Asset Ratio

(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), dan Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha: b1,b2,b3,b4≠ 0, artinya leverage keuangan yaitu Debt to Total Asset Ratio

(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria:

H0 diterima dan Haditolak jika t hitung < t tabel untuk α = 5%


(41)

Tabel 4.10 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.291 4.248 4.070 .000

DAR -.170 .061 -.468 -2.780 .008

DER -.009 .087 -.015 -.103 .918

LDAR -.334 5.429 -.013 -.062 .951

LDER -8.412 7.197 -.240 -1.169 .249

a. Dependent Variable: ROE

Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2013

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

1. Pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Profitabilitas

a. Variabel Debt to Total Asset Ratio (DAR) memiliki t-hitung -2,780. Dengan menggunakan t-tabel, diperoleh t-tabel sebesar 2,020. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -2,780 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,020 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak artinya, secara

parsial debt to total asset ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Nilai signifikansi sebesar 0,008 menunjukkan bahwa nilai sig. untuk uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel yaitu debt to total asset ratio secara parsial berpengaruh


(42)

terhadap tingkat profitabilitas perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. 2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas

a. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki t-hitung -0,103. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t-tabel sebesar 2,020. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -0,103 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,020 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak dimana artinya, debt

to equity ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Nilai signifikansi sebesar 0,918 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji-t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas secara parsial pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. 3. Pengaruh Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) terhadap

Profitabilitas

a. Variabel Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) memiliki t-hitung -0,062. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t-tabel sebesar 2,020. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -0,062 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,020 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak dimana


(43)

signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Nilai signifikansi sebesar 0,951 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel yaitu long term to total asset ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

4. Pengaruh Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) terhadap Profitabilitas

a. Variabel Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER) memiliki t-hitung -1,169. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t-tabel sebesar 2,020. Hal ini menunjukkan bahwa t-hitung sebesar -1,169 lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,020 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak dimana

artinya, long term to total equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Nilai signifikansi sebesar 0,249 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual (parsial) lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel yaitu long term to total equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada perusahaan


(44)

logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Variabel Debt to Asset Ratio (DAR)

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji t dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan Logam dan Sejenisnya selama periode penelitian Leverage keuangan (DAR) sebesar -2,780 dengan nilai signifikansi sebesar 0.008 yang berarti secara parsial variabel DAR berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini berarti beban bunga lebih besar daripada pendapatan perusahaan dan dapat menurunkan Profitabilitas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martina (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial, leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan logam dan sejenisnya selama periode penelitian secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Keadaan ini dapat dilihat dari hasil regresi yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -0,103 dengan nilai signifikansi sebesar 0.918 (tidak signifikan) yang berarti secara parsial variabel debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh debt to equity ratio tidak diikuti


(45)

oleh peningkatan atau penurunan profitabilitas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2001) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang pada umumnya akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan atas suatu investasi, dan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Nasution (2011) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.

3. Variabel Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR)

Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi penggunaan hutang jangka panjang melalui modal total asset yang dimiliki perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Keadaan ini dapat dilihat dari regresi yang menunjukkan bahwa nilai t-hitung variabel LDAR sebesar -0,062 dengan nilai signifikansi sebesar 0,951 yaitu lebih besar dari 0.05 yang berarti LDAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Hal ini mengidikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh LDAR diikuti oleh peningkatan atau penurunan profitabilitas yaitu ROE. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Margaretta (2010) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas perusahaan.


(46)

4. Variabel Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

Dari hasil uji t yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi penggunaan hutang jangka panjang melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Keadaan ini dapat dilihat dari regresi yang menunjukkan bahwa nilai t-hitung variabel LDER sebesar -1,169 dengan nilai signifikansi sebesar 0,249 yaitu lebih besar dari 0.05 yang berarti LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Margaretta (2010) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas perusahaan.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Profitabilitas yaitu Return on Equity (ROE) baik secara simultan maupun parsial yaitu :

1. Secara simultan, Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR),dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE) pada perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Secara parsial Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas (ROE) pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Ini berarti beban bunga lebih besar daripada pendapatan perusahaan dan dapat menurunkan Profitabilitas (ROE).

3. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Ini berarti variabel DER tidak


(48)

memberikan informasi yang cukup dan bermanfaat untuk memprediksi besarnya nilai profitabilitas (ROE).

4. Variabel Long Term Debt to Asset Ratio (LDAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. LDAR menunjukkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aset perusahaan. Ini berarti bahwa variabel LDAR tidak dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi nilai profitabilitas (ROE). 5. Variabel Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. LDER menunjukkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan. Ini berarti bahwa variabel LDER tidak dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi nilai profitabilitas (ROE).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan Logam dan Sejenisnya dengan jumlah seluruh perusahaan sebanyak 16 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan.


(49)

2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010 s/d 2012.

3. Penulis melakukan pengamatan terhadap profitabilitas hanya dengan menggunakan rasio keuangan dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan laba seperti kebijakan manajemen. Adapun rasio keuangan yang menjadi fokus penelitian terbatas pada Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR),dan Long Term Debt to Total Equity Ratio (LDER).

5.3 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor dan calon investor, dan bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap profitabilitas sebagai bahan pertimbangan dalam memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dalam mengukur kinerja perusahaan.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan profitabilitas karena laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya pengembalian atas investasi yang dilakukan.


(50)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian.

b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.


(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profitabilitas

2.1.1 Perngertian Profitabilitas

Menurut Munawir (2004), “profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, et al (2005) mendefenisikan laba sebagai berikut: “Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.


(52)

2.1.2 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat laopran keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas terbagi lagi menjadi dua jenis rasio, yaitu : rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan, dan rasio yang berkaitan dengan investasi.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

Menurut Kasmir (2008), “rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan utang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai


(53)

komponen yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi

modal sendiri yaitu Return On Equty (ROE). Berikut ini diuraikan

beberapa jenis-jenis rasio profitabilitas yaitu : 1. Return On Asset (ROA)

Rasio ini menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomis yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva. Rumus ROA adalah sebagai berikut :

ROA = x 100% = ……. %

2. Return On Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan.

Menurut Sartono (2001), ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu


(54)

periode waktu tertentu. Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROE = x 100% = ……..%

Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham.

3. Net Profit Margin (NPM)

NPM menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada setiap penjualan yang dilakukan. Karena adanya unsur pendapatan dan biaya non-operasional maka rasio ini tidak menggambarkan besarnya presentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan. Rasio ini dapat diukur dengan rumus:


(55)

NPM yang tinggi menandakan kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tersebut. Secara umum rasio rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen.

2.2 Leverage Keuangan 2.2.1 Pengertian Leverage

Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono (2001) “leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham.

2.2.2 Jenis-jenis Leverage

Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial. Kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne (2005) sebagai berikut.


(56)

2.2.2.1Leverage Operasi (Operating Leverage)

Menurut Brigham dan Houston (2006), “operating leverage adalah tingkat sampai sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan. Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan memiliki biaya-biaya tetap tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap.

1. Leverage Keuangan (Financial Leverage)

Menurut Brigham & Houston (2006), Leverage Keuangan adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba atau pengembalian tetap (saham preferen dan utang) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001), Leverage Keuangan adalah penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan memperbesar pendapatan per lembar saham biasa (Earning per Share).

Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT (Earning Before Interest and Tax) yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut.


(57)

Financial leverage dapat didefenisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk mempengaruhi perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa (earning per share).

Leverage keuangan timbul karena adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus di bayar oleh perusahaan. Kewajiban-kewajiban keuangan yang tetap ini tidaklah berubah dengan adanya perubahan pada tingkat EBIT dan harus dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang dicapai oleh perusahaan. Ada dua kewajiban keuangan yang sifatnya tetap, yaitu: 1) bunga atas hutang, dan 2) dividen untuk saham preferen.

Di dalam analisis financial leverage di asumsikan bahwa dividen untuk pemegang saham preferen selalu dibayar dalam setiap periode. Asumsi ini diperlukan karena tujuan utama dari finacial leverage adalah untuk mengetahui berapa jumlah uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan dividen untuk pemegang saham preferen dibayarkan.

Leverage keuangan menilai sejauh mana perusahaan menggunakan utang yang dipinjam. Jenis-jenis dari rasio leverage keuangan adalah DAR, DER, LDAR dan LDER sebagai berikut:

1) Debt to Total Asset Ratio (DAR)

adalah rasio utang terhadap total aktiva. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan


(58)

menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang.

Semakin tinggi DAR semakin besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan, karena utang membawa konsekuensi beban bunga tetap, semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah resiko keuangannya. Para pemegang saham biasanya lebih menyukai rasio leverage lebih banyak karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan, sedangkan para kreditor lebih menyukai rasio leverage yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang, maka resiko kerugian yang dialami kreditor akan lebih rendah jika terjadi likuidasi.

2) Debt to Equity Ratio (DER)

adalah rasio utang terhadap ekuitas dihitung dengan hanya membagi total utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Besarnya hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas, maka akan semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan.

Para kreditor secara umum menyukai jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang tersedi bagi pemegang saham dan semakin besar


(59)

perlindungan bagi kreditor. Jika DER semakin meningkat maka menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin memburuk, selain itu semakin tinggi DER menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dibiayai oleh pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur semakin meningkat.

3) Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR)

adalah rasio yang menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin tinggi LDAR maka semakin buruk manajemen suatu perusahaan.

4) Long Term Debt To Equity (LDER)

adalah perbandingan antara utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham (Warsono, 2003).

2. Leverage Total / Gabungan (Combination leverage)

Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham (EPS). Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset (depresiasi), sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada biaya tetap atas penggunaan dana pinjaman.


(60)

2.2.3 Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas

Pada kondisi yang bagus atau stabil, penggunaan leverage keuangan dapat memberikan pengaruh positif berupa peningkatan profitabilitas (ROE). Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian terhadap laba operasi perusahaan lebih besar daripada beban tetapnya.

Sebaliknya, Penggunaan leverage keuangan dapat juga memberikan pengaruh negatif berupa penurunan profitabilitas (ROE), bila hal tersebut digunakan pada kondisi ekonomi yang kurang stabil. Pengaruh negatif ini disebabkan tingkat pengembalian investasi terhadap laba perusahaan kecil dan ditambah beban bunga yang harus dibayar, maka penggunaan leverage keuangandapat menimbulkan risiko keuangan perusahaan. 2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Martina (2012) dengan judul “Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian menggunakan rasio leverage keuangan (DER), perputaran jumlah aktiva (TATO), ukuran perusahaan, suku bunga Bank Indonesia dan Profitabilitas (ROE). Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan secara parsial, leverage keuangan DER), perputaran jumlah aktiva (TATO), ukuran perusahaan dan suku bunga BI tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Menurut Nasution (2011) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Barang


(61)

Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, dan gross profit margin) dan pertumbuhan laba. Di dalam penelitiannya membuktikan bahwa secara simultan dan parsial current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), dan gross profit margin (GPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Margaretta (2010) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Rasio Likuiditas, Rasio Levarage, Rasio Aktivitas Terhadap Rasio Profitabilitas (Kemampulabaan) Pada PT. Ahlindo Perkasa Alam”. Penelitian menggunakan Rasio Likuiditas, Rasio Levarage, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas (ROI). Penelitian ini mengatakan Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas (ROI) perusahaan.

Menurut Damanik (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” mengatakan bahwa secara parsial, penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) dan perubahan laba.


(62)

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah justifikasi hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis, maka dapat disajikan kerangka konseptual pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka konseptual diatas dapat kita melihat bahwa Debt to Asset Ratio disimbolkan dengan (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Long

Term Debt to Total Asset Ratio (X3), dan Long Term Debt To Equity (X4) mempengaruhi Return on Equity (Y).

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, memerlukan dana yang cukup agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya dengan berbagai cara. Dana tersebut bisa diperoleh dengan cara memasukkan modal baru dari pemilik perusahaan, menahan laba, atau dengan cara melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan

DER ( X

2

)

LDAR ( X

3

)

LDER ( X

4

ROE ( Y )


(63)

maka akan timbul hutang dalam struktur modal perusahaan. Hal inilah yang dikenal dengan leverage keuangan.

Menurut Brigham dan Houston (2006), “financial leverage (Leverage keuangan) adalah tingkat sampai sejauh mana sekuritas dengan laba tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal sebuah perusahaan.” Jadi tujuan leverage keuangan meningkatkan pengembalian bagi para pemegang saham, tanpa harus menambah modal sendiri atau ekuitas. Dalam penelitian ini dibahas adalah leverage keuangan (Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Total Asset Ratio, Long Term Debt To Equity) dan Profitabilitas (Return On Equity).

Debt to Total Asset Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan jumlah seluruh aktiva. Rasio ini menunjukkan bahwa seberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Debt to Equity Ratio adalah rasio utang yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan.

Long Term Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Long Term Debt To Equity adalah rasio yang memperbandingkan proporsi utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham (Warsono, 2003).


(64)

Leverage keuangan dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut. Leverage keuangan dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutangnya tersebut.

Return on Equity (ROE) merupakan hasil pengembalian atas ekuitas pemegang saham dengan mengukur laba yang diperoleh terhadap nilai bukunya. Leverage keuangan selain diharapkan dapat menghindarkan pengeluaran dari modal sendiri atau ekuitas, juga diharapkan meningkatkan ROE perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena sisi ekuitas tidak mengalami peningkatan.

Pada kondisi yang bagus atau stabil, penggunaan leverage keuangan dapat memberikan pengaruh positif berupa peningkatan profitabilitas (ROE). Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian terhadap laba operasi perusahaan lebih besar dari pada beban tetapnya. Sebaliknya, penggunaan leverage keuangan dapat memberikan pengaruh negatif berupa penurunan profitabilitas (ROE.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, dan menentukan struktur modal bukanlah suatu hal yang sepenuhnya ilmiah (Brigham & Houston, 2006). Berarti, untuk mencari persentase hutang maupun ekuitas dalam pembiayaan operasional perusahaan tidak memiliki standar ilmiah yang pasti.


(65)

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :”Leverage keuangan dengan indikator Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.


(66)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002). Perusahaan dalam mencapai tujuannya membutuhkan tambahan dana untuk memperlancar jalannya aktivitas usaha. Dilihat dari sumber dana berasal, terdapat dua macam sumber pendanaan dari dalam maupun dari pendanaan luar. Setiap sumber dana yang digunakan oleh perusahaan akan menimbulkan beban atau biaya. Dari beberapa sumber dana tersebut, terdapat beberapa diantaranya yang menimbulkan beban tetap.

Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2002). Perusahaan yang menggunakan leverage keuangan dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan kepada pemegang saham dengan dua alasan karena bunga dapat dikurangkan, maka penggunaan hutang mengakibatkan tagihan pajak yang lebih rendah dan menyisakan lebih banyak laba operasi yang tersedia bagi investor dan jika tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva (EBIT/Total Aktiva) melebihi suku bunga utang, maka perusahaan pada umumnya dapat menggunakan utang untuk


(67)

membeli aktiva, membayar bunga utang, dan kemudian sisanya akan menjadi bonus bagi pemegang saham.

Financial Leverage seringkali diukur dengan beberapa rasio keuangan sederhana seperti berikut ini Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR), dan Long Term Debt to equity Ratio (LDER). Debt to Total Asset Ratio menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Debt to Equity Ratio adalah rasio utang yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Long Term Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang menggambarkan besarnya tingkat penggunaan hutang jangka panjang dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Long Term Debt To Equity Ratio adalah rasio yang memperbandingkan proporsi utang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Semakin tinggi rasio LDER, maka semakin besar risiko yang ditanggung para pemegang saham.

Penelitian mengenai pengaruh leverage sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berdasarkan nilai adjusted R2 penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa financial leverage lebih besar menjelaskan ROE (Return on Equity) daripada EPS (Earning per Share). Oleh karena itu, penulis tertarik menggunakan ROE (Return on Equity) sebagai variabel terikat dari penelitian ini. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang


(68)

tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun saham preferen) atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009). Return on equity merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi.

Perusahaan logam dan sejenisnya merupakan salah satu sektor perusahaan yang menggunakan leverage keuangan dalam kegiatan operasionalnya, dapat dilihat pada laporan keuangan yang diterbitkan pada Bursa Efek Indonesia sebagian besar

perusahaan logam dan sejenisnya menggunakan financial leverage dalam

kegiatannya.

Penelitian mengenai pengaruh leverage keuangan terhadap profitabilitas sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Martina (2012), Nasution (2011), Margaretta (2010), dan Damanik (2010). Menurut penelitian oleh Martina (2012) mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Menurut Nasution (2011) dalam penelitiannya membuktikan bahwa secara simultan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO), dan gross profit margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Menurut Margaretta (2010) mengatakan Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio aktivitas, rasio likuiditas dan rasio leverage terhadap rasio profitabilitas (ROI) perusahaan. Menurut Damanik (2010) Secara parsial, penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh variabel debt ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen.


(69)

Hal inilah yang kemudian membuat Peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh financial leverage terhadap Profitabilitas dengan menggunakan DAR, DER, LDAR, LDER, sebagai variabel leverage keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Leverage Keuangan Terhadap Profitabilitas pada perusahaan logam dan sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah Leverage keuangan dengan indikator debt to total asset ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), long term debt to total asset ratio (LDAR), long term debt to equity ratio (LDER) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah leverage keuangandengan indikator Debt to Total Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Total Asset Ratio (LDAR) dan Long Term Debt to Equity (LDER) berpengaruh signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang………...1

1.2Perumusan Masalah………...4

1.3Tujuan Penelitian………..4

1.4Manfaat Penelitian………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Profitabilitas ... 6

2.1.1. Pengertian Profitabilitas ... 6

2.1.2. Rasio Profitabilitas ... 7

2.2 Leverage Keuangan ... 10


(2)

2.2.2. Jenis-jenis Leverage ... 10

2.2.3. Pengaruh Leverage Keuangan terhadap ROE ... 15

2.4. Penelitian Terdahulu ... 15

2.5. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Jenis Penelitian ... 21

3.2. Jenis Data ... 21

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.4. Batasan Operasional Variabel ... 22

3.5. Populasi dan Sampel ... 22

3.6. Definisi Operasional Variabel ... 24

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 24

3.8. Teknik Analisis Data ... 25

3.9. Jadwal Penelitian ... 31

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1.Data Penelitian ... 32

4.2 Statistik Deskriptif ... 32

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 34

4.3.1 Uji Normalitas ... 34

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 38


(3)

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 40

4.4. Analisis Regresi ... 42

4.4.1 Persamaan Regresi ... 42

4.5 Pengujian Hipotesis ... 45

4.5.1 Uji F ... 47

4.5.2 Uji T ... 49

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57

5.3 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel ... 23

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 24

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 33

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 35

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 38

Tabel 4.4 Kriteria Pengambilan Keputusan ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi... 40

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 43

Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 46

Tabel 4.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46

Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 48


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17

Gambar 4.1 Histogram ... 36

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data ... 37


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran i Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria ... 62 Lampiran ii Rasio Profitabilitas (ROE) Perusahaan Logan dan

Sejenisnya ... 63 Lampiran iii Rasio Leverage Keuangan Perusahaan Logam dan

Sejenisnya ... 79 Lampiran iv Hasil Pengujian SPSS ... 80