Citra Digital Pengertian Citra

pada gambar dengan resolusi 8 X 8 lebih besar dibandingkan dengan gambar yang mempunyai resolusi 16 X16. Proses yang diperlukan selanjutnya dalam konversi tersebut di atas proses kuantisasi. Dalam proses ini tingkat keabuan setiap piksel dinyatakan dengan suatu harga integer. Batas-batas harga integer atau besarnya daerah tingkat keabuan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keabuan piksel akan menentukan resolusi kecerahan dari gambar yang diperoleh. Kalau digunakan 3 bit untuk menyimpan harga integer tersebut, maka akan diperoleh sebanyak 8 tingkat keabuan. Makin besar jumlah tingkat keabuan yang digunakan makin baik gambar yang akan diperoleh, karena kontinuitas dari tingkat keabuan akan semakin tinggi sehingga mendekati citra aslinya.

2.2.2 Citra Digital

Citra yang digunakan dalam pengolahan citra oleh komputer adalah citra dalam bentuk digital. Citra digital dapat dibuat di komputer dengan bantuan perangkat lunak grafis, seperti Paint Brush, PhotoShop, dan sebagainya. Selain itu, citra digital dapat juga dihasilkan dari citra analog yang melalui proses scanning. Proses scanning memerlukan perangkat keras khusus yang disebut scanner. Citra digital dapat didefenisikan sebagai suatu larik array piksel berukuran dua dimensi. Sedangkan piksel merupakan komponen dari larik sebuah citra digital yang menunjukkan nilai ke cerahan tertentu. Misalnya citra yang mempunyai ukuran 256 x 256, berarti jumlah piksel vetikal adalah 256 piksel, sedangkan jumlah piksel horizontal adalah 256 piksel, sehingga jumlah piksel keseluruhan yang terdapat dalam citra tersebut adalah 65536 piksel. Citra digital adalah sebagai keluaran suatu sistem perekam data dapat bersifat optik, bersifat analog atau bersifat digital. Menurut presisi yang digunakan untuk menyatakan nilai keabuan atau warna suatu citra. Citra digital merupakan suatu array dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya menyatakan tingkat keabuan dari elemen gambar, jadi informasi yang terkandung didalamnya bersifat diskrit. Kadang-kadang hasil rekaman data bersifat kontinu seperti gambar pada televisi, foto sinar-x dan lain sebagainya. Dengan demikian untuk mendapatkan suatu citra digital diperlukan suatu proses konversi, sehingga citra tersebut selanjutnya dapat diproses dengan komputer. Untuk mengubah citra yang bersifat kontinu menjadi citra digital diperlukan proses pembuatan kisi-kisi arah horizontal dan vertikal, sehingga diperoleh gambar dalam bentuk array dua dimensi. Proses disebut sebagai proses digitalisasi atau sampling. Proses sampling dapat dilihat pada Gambar 2.2. Citra dengan tingkat Citra Digital Keabuan kontinu Gambar 2.2 Proses Sampling Setiap elemen array tersebut dikenal sebagai elemen gambar atau pixel. Pembagian suatu gambar menjadi sejumlah pixel dengan ukuran tertentu ini akan menentukan resolusi spasial yang diperoleh. Semakin tinggi resolusi yang diperoleh, yang berarti semakin kecil ukuran pixel-nya maka semakin halus gambar yang diperoleh karena informasi yang hilang akibat pengelompokan tingkat keabuan pada proses pembuatan kisi-kisi akan semakin kecil. Proses yang dilakukan selanjutnya dalam konversi tersebut diatas adalah proses kuantisasi. Dalam proses ini tingkat keabuan setiap pixel dinyatakan dengan suatu harga integer. Batas-batas harga integer atau besarnya daerah tingkat keabuan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keabuan pixel akan menentukan resolusi kecerahan dari gambar yang diperoleh. Kalau digunakan tiga bit untuk menyimpan harga integer tersebut, maka akan diperoleh sebanyak delapan tingkat keabuan. Makin besar jumlah tingkat keabuan yang digunakan makin baik gambar yang akan diperoleh, karena kontinuitas dari tingkat keabuan akan semakin tinggi sehingga mendekati citra aslinya. Sampler Seluruh tahapan proses konversi diatas dikenal sebagai konversi analog ke digital yang biasanya akan menyimpan hasil prosesnya pada memori citra. Sebaliknya sebagai hasil suatu proses pengolahan citra digital, kadang-kadang perlu mengeluarkan gambar dari memori citra kebentuk peragaan pada monitor televisi atau kebentuk cetak foto. Proses konversi kebalikan ini dikenal sebagai konversi digital ke analog. Citra monokrom atau citra hitam-putih merupakan citra satu kanal, dimana citra fx,y merupakan fungsi tingkat keabuan dari hitam ke putih, x menyatakan variabel baris atau garis jelajah dan y menyatakan variabel kolom atau posisi pixel digaris jelajah. Sebaliknya citra berwarna dikenal juga citra multi spektral, dimana warna citra biasanya dinyatakan dalam tiga komponen warna yaitu merah, hijau dan biru yang sering disebut sebagai RGB, citra berwarna {fmerahx,y, fhijaux,y, fbirux,y} merupakan fungsi harga vector tingkat keabuan merah, hijau dan biru Munir, 2004.

2.3 Pengertian Pengolahan Citra