Teknik Pengambilan Sampel Teknik Pengiriman Sampel

42 Virus Kisaran inang Tanda klinis dan Mortalitas Stylirastris, P. Aztecus, dan P.Cluadarum 5 hari setelah gejala klinis teramati WSBV atau SEMBV P. Monodon, P. Japonicus, P. Chinensis, P. Indicus, P. Merguiensis, dan P. Setiferus Akut, mortalitas masal dalam waktu 3-10 hari setelah gejala klinis teramati

i. Diagnosis Laboratoris

Dilakukan dengan bermacam cara. Dimulai dengan isolasi virus dilanjutkan dengan identifikasi melalui bioassay, histopatologi, mikroskop elektro, dan Polymerase Chain Reaction PCR. Namun metoda diagnosis yang umum dilakukan di beberapa laboratorium adalah bioassay dan PCR. Pada teknik bioassay selain dapat mengetahui patogen utama, juga dapat diperoleh informasi beberapa sifat biologis patogen seperti : 1 Mekanisme transmisi secara horizontal 2 Virulensi dan masa inkubasi 3 Inang spesifik dan non spesifik Teknik umum yang dilakukan adalah Uji Postulat River yaitu melalui teknik kohabitasi dengan Mencampur ikan sumber infeksi dengan ikan sehat dalam kurun waktu tertentu dan Teknik infeksi buatan melalui penyuntikan partikel virus khv. Pada teknik Kohabitasi, rasio ikan sumber infeksi dan ikan sehat adalah; 1 : 4 – 8 dalam waktu 7 - 10 hari.

j. Teknik Pengambilan Sampel

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah : Di unduh dari : Bukupaket.com 43 1 Fiksasi Fiksasi merupakan proses pengawetan sampel dengan menggunakan bahan pengawet agar material yang diambil dapat diproses dengan teknik PCR. Prinsip pemilihan jenis pengawet : a Mudah dalam penanganan, penyimpanan, dan transportasi, b Tidak mengurangi sensitifitas diagnosis, c Mudah didapat dan relatif murah. Ada 2 cara pengawetan yang umum digunakan yaitu a Fiksasi dalam larutan alkohol, b Pembekuan dalam suhu di bawah -20 o C. Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun disarankan agar dalam proses pengawetan ini menggunakan larutan alkohol 70 dengan perbandingan volume sampel dibanding pengawet 1 : 10. 2 Peralatan Sampling Peralatan sampling yang dimaksud adalah peralatan yang langsung digunakan dalam pengambilan sampel yaitu botol sampel dan alat bedah. Setiap peralatan yang akan digunakan harus didesinfeksi terlebih dahulu. Proses desinfeksi alat bedah dimulai dari : a Membersihkan peralatan dengan kertas tissue b Dibilas dengan akuades c Desinfeksi dengan alkohol 70 d Pemanasan dengan api bunsen Di unduh dari : Bukupaket.com 44 3 Cara Sampling Sampling yang benar harus memperhatikan jenis dan jumlah sampel. Sampel dapat diambil dari benih, ikan dewasa, dan induk. Sampel dari benih berupa tubuh secara utuh, sedangkan dari ikan dewasa dan induk dapat berupa insang. Jumlah minimal sampel yang diambil tergantung tingkat pravelensi ikan yang terinfeksi penyakit virus, namun demikian untuk diagnosa kasus penyakit virus denga teknik PCR didasarkan pada pengalaman empiris. Jumlah sampel dari populasi dengan jumlah lebih dari 100.000 ekor, adalah ; a Untuk benih 150 ekor b Untuk ikan dewasa sebanyak 5 ekor, c Untuk induk dilakukan sampling individu diambil irisan insang tanpa mematikan induk.

k. Teknik Pengiriman Sampel

Sampel ikan yang telah dikumpulkan dan diawet dengan alkohol 70 - 90, perlu segera dikirim ke laboratorium terdekat yang mampu melakukan diagnosis penyakit virus dengan teknik PCR. Sampel harus dikemas sebaik mungkin sehingga tidak bocor selama pengiriman. Munculnya penyakit pada ikan merupakan hasil interaksi kompleks antara 3 komponen dalam ekosistem perairan yaitu ikan yang lemah, patogen ganas, dan kualitas lingkungan yang buruk. Oleh karena itu strategi manajemen kesehatan ikan harus difokuskan pada upaya pembenahan yang dilakukan secara terintegrasi. Di unduh dari : Bukupaket.com 45

l. Teknik pengendalian