CH
2 7
COOH Linolenat
CH
3
CH
2
CH=CH- CH
2
CH=CHCH
2
- CH=CHCH
2 7
COOH Minyak perilla, biji lin
Jenis Asam Rumus Molekul
Sumber asal Titik
Cair
o
C Clupanodonat
C
22
H
34
O
4
Minyak ikan paus, sardine, hati ikan hiu,
herring Kurang
dari -78 arachidonat
C
20
H
32
O
2
Jaringan hati babi Sumber: Krischenbauer 1960 dikutip dari Ketaren, 1986.
Pengujian minyak atau lemak : a.
Bilangan penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak Ketaren, 1986. Tujuan dari analisa bilangan penyabunan adalah untuk mengetahui jenis
asam lemak Ketaren, 1986. b.
Bilangan Asam Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Ketaren, 1986.
Tujuan dari analisa bilangan asam adalah untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak Ketaren, 1986.
c. Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak Ketaren, 1986.
Tujuan dari analisa bilangan peroksida adalah untuk mengetahui sifat teroksidasi dari minyak Ketaren, 1986.
2.1.8. Ragi Tempe
Ragi inokulum tempe atau merupakan kumpulan spora kapang atau jamur yang dapat membentuk benang-benang halus. Laru adalah suatu benda yang
mengandung benih kapang tempe. Kapang tempe termasuk golongan jamur yang bersifat merombak bahan organik yang telah mati. Laru tempe paling sedikit
mengandung tiga spesies kapang yaitu kapang Rhizopus oligosporus , Rhizopus oryzae, Rhyzopus stolonifer Sarwono,2000. Mikroba ini mempunyai
kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi. Selama fermentasi Rhizopus
oligosporus mensintesa lebih banyak enzim protease, sedangkan Rhizopus oryzae lebih banyak mensintesa enzim amylase Ansori,1992. Kapang Rhizopus
oligosporus dapat dibedakan atas tiga strain ,yaitu Rhizopus oligosporus saito ,Rhizopus Oligosporus fischer ,dan Rhizopus oligosporus bandung. R. oligosporus
Saito mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau agak
sedikit kasar, dengan panjang lebih dari 1000 mm dan diameter 10-18 mm. Kolumela globosa sampai sub globosa dengan apofisa apofisa berbentuk
corong. Ukuran sporangiospora tidak teratur dapat globosa atau elip dengan panjang 7-10 mm. Klamidospora banyak, tunggal atau rantaian pendek, tidak
berwarna, dengan berisi granula, terbentuk pada hifa, sporangiofor dan sporangia. Bentuk klamidospora globosa, elip atau silindris dengan ukuran 7-30 mm atau
12-45 mm x 7-35 mm. Suhu optimum, minimum, maksimum berturut-turut adalah 30-35o C, 12 oC dan 42 oC. R.oligosporus memiliki panjang sporangiosfor pada
media Malt Extract Agar MEA 150-400 mm lebih pendek dari R.oryzae yaitu lebih dari 1500 mm. R.oligosporus biasanya memiliki rhizoid yang pendek,
sporangium dengan diameter 80 –120 mm dan pada saat 7 hari akan pecah yang menyebabkan spora keluar kolumela dengan diameter 25-75 mm. Sedangkan
R.oryzae memiliki diameter sporangium lebih dari 150 mm, kolumela dengan diameter lebih dari 100 mm. Beberapa sifat penting dari R. oligosporus antara lain
meliputi aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen,
perkecambahan spora, dan penetrisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai Anonim ,2009.
BAB III METODOLOGI