Penggelapan Pajak TINJAUAN PUSTAKA

commit to user mengajukan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak dan hanya dapat diajukan satu kali.

E. Penggelapan Pajak

Suatu perencanaan pajak atau disebut juga sebagai perbuatan penghindaran pajak yang sukses, haruslah dibedakan secara jelas dengan perbuatan penggelapan pajak. Hingga saat ini tidak ada satu pun yang memberikan indikasi dan rincian yang tegas tentang perbedaan antara perencanaan pajak dan penggelapan pajak. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa sesungguhnya antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak terdapat perbedaan yang fundamental, akan tetapi kemudian ternyata bahwa perbedaan tersebut menjadi kabur, baik secara teori maupun aplikasinya. Secara konseptual, justru dalam menentukan perbedaan antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak. Kesulitannya terletak pada penentuan perbedaannya, akan tetapi berdasarkan konsep perundang-undangan, garis pemisanya antara melanggar undang-undang unlawful dan tidak melanggan udang-undagn lawful. Penghindaran pajak yang juga disebut tax planning, adalah proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar- benar legal. Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak menghukum seorang karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam commit to user kategori pelanggaran atau kejatahan, begitu pula mengenai pajak yang dipajaki, apabila tidak ada tindakan-tindakan transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini sama sekali tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan diperoleh penghematan tax saving dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak. Walaupun pada dasarnya antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak mempunyai sasaran yang sama, yaitu mengurangi beban pajak, akan tetapi cara penggelapan pajak jelas-jelas merupakan illegal dalam usaha mengurangi beban pajak tersebut. Definisi penggelapan pajak Brotohardjo, 2007: Menurut Harry Graham Balter www.dostoc.com Penggelapan pajak mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus hutang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan perpajakan. Penghindaran pajak merupakan usaha yang sama, yang tidak melanggar ketentuan perundang-undangan perpajakan. Menurut Ernest R Mortenson www.dostoc.com Penggelapan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak. Penghindaran pajak berkenaan dengan pengaturan suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan. Oleh karena itu penghindaran pajak tidak merupakan commit to user pelanggaran atas perundang-undangan perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalam rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimkan atau meringankan beban pajak dengan cara yang memungkinkan oleh perundang-undang pajak. Menurut Robert H. Anderson www.dostoc.com Penggelapan pajak adalah penggelapan pajak yang melanggar udang- undang pajak. Penghindaran pajak adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama perencanaan pajak. Seperti definisi sebelumnya, Oliver Oldman menegaskan bahwa pengertian penggelapan pajak tidak saja terbatas pada kecurangan dan penggelapan dalam segala bentuknya, tetapi juga meliputi kelalaian memenuhi kewajiban perpajakan yang disebabkan oleh Brotohardjo, 2007: 1. Ketidaktahuan Ignorence yaitu wajib pajak tidak sdar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan tersebut 2. Kesalahan error yaitu wajib pajak paham dan mengerti mengenai ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan, tetapi salah hitung datanya. 3. Kesalahpahaman missunderstanding yaitu wajib pajak salah menafsirkan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. 4. Kealpaan negligente yaitu wajib pajak alpa untuk menyimpan buku deserta bukti-buktinya secara lengkap. Dengan demikian penggelapan pajak dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan atau sejumlah tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap commit to user ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan seperti berikut Brotohardjo, 2007: 1. Tidak dapat memenuhi pengisian Surat Pemberitahuan tepat waktu 2. Tidak dapat memenuhi pembayaran pajak tepat pada waktunya. 3. Tidak dapat memenuhi pelaporan dan pengurangannya secara lengkap dan benar. 4. Tidak dapat memenuhi kewajiban memelihara pembukuan 5. Tidak dapat memenuhi kewajiban menyetorkan pajak penghasilan para karyawan yang dipotong dan pajak- pajak lainnya yang telah dipungut 6. Tidak dapat memenuhi kewajiban membayar taksiran utang pajak. 7. Tidak dapat memenuhi permintaan fiskus akan informási pihak ketiga 8. Pembayaran dengan cek kosong bagi negara yang dapat melakukan pembayaran pajaknya dengan cek. 9. Melakukan penyuapan terhadap aparat perpajakan dan atau tindakan intimidasi lainnya. Berdasarkan berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penggelapan pajak adalah usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengatur suatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimkan atau menghilangkan beban pajak, mengurangi atau sama sekali menghapus dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. commit to user

F. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan terdeteksi Kecurangan terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion)

12 95 180

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tindakan Penggelapan Pajak di Kota Surakarta

0 4 8

Pengaruh Keadilan Pajak, Tarif Pajak, Sistem Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Teknologi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Penggelapan Pajak

3 27 9

PENGARUH KEADILAN DAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK : STUDI PADA WAJIB PAJAK BADAN DI KPP SUKABUMI.

2 12 47

TAX EVASION DALAM PERSEPSI ETIS DAN DEMOGRAFI WAJIB PAJAK

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang)

1 1 18

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PERSEPSI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI KEADILAN PADA WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKALAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PERSEPSI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI KEADILAN PADA WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKA

0 0 8

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PERSEPSI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI KEADILAN PADA WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKALAN TUGAS AKHIR - PERSEPSI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI KEADILAN PADA WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKALAN - Perb

0 0 13

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PERSEPSI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI DISKRIMINASI BAGI WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKALAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR - PERSEPSI ETIKA PENGGELAPAN PAJAK DARI SISI DISKRIMINASI BAGI WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BANGKALA

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (TAX EVASION)

1 1 109