Daya Ledak Otot Tungkai

28 bahwa otot punggung merupakan otot-otot batang badan yang berfungsi untuk penegak badan selain otot perut yang memiliki kedudukan sangat penting untuk sikap dan gerak-gerik tulang belakang dan penggerak tulang punggung.

2.1.7 Daya Ledak Otot Tungkai

Peranan daya ledak atau power otot tungkai dalam renang salah satunya adalah untuk menunjang kemampuan start saat melakukan tolakan pada dinding kolam sehingga tubuh dapat meluncur cepat saat di dalam air. Dengan dimilikinya daya ledak otot tungkai yang besar maka kemampuan perenang pada saat start untuk menolak pada dinding kolam akan lebih kuat sehingga mampu menghasilkan jarak luncuran yang jauh. Menurut Suharno HP. 1982:37, daya ledak adalah daya eksplosif, di mana sebagai daya cepat. Menurut U.Jonath 1998:190 tenaga cepat adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tahanan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Tenaga cepat dapat diartikan sebagai pengembangan tenaga dalam waktu singkat. Menurut Suharno HP 1982:37 “Daya eksplosif adalah kemampuan sebuah otot atau kumpulan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh”. Menurut Harsono, 1988:200 daya ledak adalah kemampuan otot mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Daya ledak ini sangat berperan dalam berbagai aktifitas olahraga yang sifatnya eksplosif seperti berlari, melempar, meloncat, menolak dan lainnya. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian daya ledak yaitu kemampuan sistem otot yang terdiri dari satu atau kumpulan otot 29 untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi untuk menggerakkan kekuatan maksimal dalam satu gerakan yang utuh dalam waktu yang pendek. Menurut Suharno HP. 1982:38 kemampuan otot untuk melakukan gerakan secara eksplosif tidak hanya tergantung dari faktor kecepatan dan kekuatan, juga faktor lain yang mendukung. Ada beberapa faktor penentu terjadinya power, yaitu: 1 banyak sedikitnya macam fibril otot putih phosic dari atlet renang, 2 kekuatan otot dan kecepatan otot, 3 waktu rangsangan dibatasi secara konkrit lamanya, koordinasi gerak yang harmonis, dan 4 tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot ATP. Jenis serambut otot yang menggerakkan anggota tubuh dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu serabut otot cepat fast twitch fibres dan serabut otot lambat slow twitch fibres. Kedua jenis serabut otot tersebut beda dalam kecepatan kontraksi Mc. Ardle, 1981:243-247. Serabut otot untuk bekerja secara aerobik disebut tipe I serabut otot merah serabut otot lambat. Serabut otot yang lebih kuat untuk bekerja secara anaerobik disebut tipe II serabut otot putih serabut otot cepat. Pembagian jenis serabut otot menjadi beberapa macam tipe didasarkan pada karakteristik metabolisme dan kecepatan kontraksi. Serabut otot tipe I mempuyai lebih banyak mitokondria dan enzim-enzim untuk memecah lemak dan karbohidrat menjadi CO 2 dan HO2. Penyediaan energi melalui proses metabolisme aerobik berlangsung lama dan tidak cepat menimbulkan kelelahan Sigit Muryono, 2001:51. Serabut otot tipe II banyak mengandung mioglobin sehingga disebut juga serabut otot merah, selain itu mempunyai banyak retikulum sarkoplasma lebih banyak dibandingkan dengan serabut otot lambat. Keadaan tersebut menyebabkan 30 proses pelepasan re-uptake ion kalsium berlangsung dengan cepat sehingga proses kontraksi yang dihasilkan dapat berlangsung secara cepat. Dalam serabut otot cepat proses penyediaan energi berlangsung melalui metabolisme anaerobik. Kapasitas anaerobik sangat terbatas atau sedikit, sehingga akan cepat habis dan menimbulkan kelelahan. Serabut otot putih memiliki ciri utama yaitu cepat dalam menjawab rangsangan dan puncak kekuatan yang dihasilkan lebih besar dari otot merah Sigit Muryono, 2001:52. Prosentase otot cepat dapat meningkat dan prosentase otot lambat dapat menurun dengan melakukan latihan anaerobik, tetapi sebaliknya dengan latihan aerobik presentase otot lambat meningkat dan presentase otot cepat menurun. Namun jika otot merah dilatih maka efek atau pengaruh dari latihan yang diberikan tidak banyak berpengaruh pada serabut otot putih. Sebaliknya latihan tersebut ditujukan kepada serabut otot putih maka serabut otot merah ikut terlatih Sigit Muryono, 2001:53. Memahami tentang jenis dan sifat serabut otot yang digunakan dalam aktifitas daya ledak dapat dijelaskan bahwa jumlah serabut otot yang digunakan untuk kerja daya ledak adalah serabut otot cepat karena jenis serabut otot cepat dapat menampilkan kontraksi otot secara cepat dan kuat. Persedian dan gerakan yang mungkin dilakukan dalam tungkai diantaranya sendi pangkal pahasendi panggul. Sendi pangkal paha atau sendi panggul termasuk dalam klasifikasi sendi peluru atau ball and socket joint. Menurut Sigit Mulyono 2001:205 otot-otot pengerak paha antara lain m. psoas major, m. ilicus, m. gluterus maximus, m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. tensor fasciae latae, m. piriformis, m. obturator internus, m, obtuator externus, m. 31 gemellus superior, m. gemellus inferior, m quadratus femoris, m.. adductor longus, m. adductor brevis, m. adductor magnus dan m. pectineus. Otot-otot penggerak tungkai bawah menurut Sigit Mulyono 2001:219- 220 terdiri dari tiga bagian yaitu atot penggerak adductor terdiri dari m. adductor magnus, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. pectineus, dan m gracilis. Otot-otot pengerak extensor terdiri dari m. quadriceps femoris, m. retus femoris, m. vastus medialis, m. vastus intermedius, dan m. sartorius. Otot-otot bamstring terdiri dari m. biceps femoris, m. semi tendinosus dan m. semi membranosus. Gambar 2.11 Struktur Otot Penggerak Tungkai Sumber: Sigit Muryono 2001:214 32

2.1.8 Kekuatan Otot Punggung

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

1 22 66

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2015

0 8 44

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER

0 12 74

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai, Kelentukan Sendi Bahu, dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu Kupu 50 Meter Pada Atlet Putri Klub Spectrum Semarang Tahun 2011

0 9 97

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kekuatan Otot Punggung Dengan Kecepatan Bantingan Pinggang Pada Atlet Gulat Kota Semarang Tahun 2006

1 18 76

Sumbangan Kekuatan Otot Lengan, Daya Ledak Otot Tungkai dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Kupu-kupu pada Atlet Putri Club Spectrum Semarang Tahun 2011.

0 0 1

(ABSTRAK) HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LUNCURAN START RENANG GAYA PUNGGUNG PADA ATLET RENANG TCS SEMARANG TAHUN 2007.

0 0 2

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA (BREASTSTROKE) 25 METER PADA MAHASISWA PUTRA PKLO ANGKATAN 2004/2006.

0 1 62

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai, dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kecepatan Renang Gaya Dada (Breaststroke) 25 Meter pada Mahasiswa Putra PKLO Angkatan 2005/2006.

0 0 1

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kekuatan Otot Punggung Dengan Kecepatan Bantingan Pinggang Pada Atlet Gulat Kota Semarang Tahun 2006.

0 0 1