PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VA SDN 02 METRO SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

(1)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tujuan Cooperative Learning ... 16

2. Tahap-tahap dalam PTK ... 24

3. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa ... 99

4. Peningkatan Persentase Kinerja Guru ... 101

5. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 103


(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas ... 7

B. Belajar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 9

3. Pengertian Hasil Belajar ... 9

C. Model Pembelajaran ... 10

1. Pengertian Pembelajaran ... 10

2. Model-model Pembelajaran ... 11

3. Model Cooperative Learning ... 12

a. Pengertian Cooperative Learning ... 12

b. Prinsip Dasar Cooperative Learning ... 13

c. Ciri-ciri Cooperative Learning ... 14

d. Langkah-langkah Cooperative Learning ... 15

e. Tujuan Cooperative Learning ... 16

f. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning ... 17

g. Macam-macam Cooperative Learning ... 17

4. Model Cooperative Learning tipe snowball throwing ... 18

a. Cooperative Learning tipe snowball throwing ... 18

b. Langkah-langkah Cooperative Learning tipe snowball throwing ... 19

c. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning tipe snowball throwing ... 20

D. Pengertian PKn ... 21


(3)

vii BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 23

B. Teknik Pengumpulan Data... 26

C. Alat Pengumpulan Data ... 26

D. Teknik Analisis Data ... 26

E. Urutan Penelitian Tindakan Kelas... 28

F. Indikator Keberhasilan ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

1. Deskripsi Awal ... 39

2. Penelitian Siklus I ... 40

a. Tahap Perencanaan Siklus I ... 40

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 41

c. Hasil observasi pada siklus I 1) Aktivitas Belajar Siswa ... 46

2) Kinerja Guru ... 49

3) Hasil Belajar Siswa ... 55

d. Refleksi ... 56

e. Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 59

3. Penelitian Siklus II a. Tahap Perencanaan Siklus II ... 60

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 61

c. Hasil observasi pada siklus II 1) Aktivitas Belajar Siswa ... 67

2) Kinerja Guru ... 69

3) Hasil Belajar Siswa ... 77

d. Refleksi ... 78

e. Saran Perbaikan/ Tindakan Kelas untuk Siklus III ... 79

4. Penelitian Siklus III a. Tahap Perencanaan Siklus III ... 80

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 81

c. Hasil observasi pada siklus III 1) Aktivitas Belajar Siswa ... 86

2) Kinerja Guru ... 89

3) Hasil Belajar Siswa ... 96

d. Refleksi ... 97

B. Pembahasan 1) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 98

2) Peningkatan Kinerja Guru ... 100

3) Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(4)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan ... 110

2. Surat Penelitian Pendahuluan ... 111

3. Surat Izin Penelitian ... 112

4. Surat Izin Penelitian ... 113

5. Surat Pernyataan ... 114

6. Surat Keterangan Penelitian ... 115

7. Pemetaan ... 116

8. Silabus ... 123

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 130

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 138

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 148

12. Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 159

13. Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 161

14. Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 163

15. Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 165

16. Aktivitas Siswa Pada Siklus III Pertemuan Pertama ... 167

17. Aktivitas Siswa Pada Siklus III Pertemuan Kedua ... 169

18. Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 171

19. Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 173

20. Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 175

21. Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 177

22. Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan Pertama ... 179

23. Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan Kedua ... 181

24. Hasil Pretest Pada Sikus I ... 183


(5)

xi

26. Hasil Pretest Pada Sikus II ... 185

27. Hasil Postest pada siklus II ... 186

28. Hasil Pretest Pada Sikus III ... 187

29. Hasil Postest pada siklus III ... 188

30. Soal Pretest Dan Postest Pada Siklus I ... 189

31. Soal Pretest Dan Postest Pada Siklus II ... 190

32. Soal Pretest Dan Postest Pada Siklus III ... 191


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Fase Cooperative Learning ... 15

2. Persentase Aktivitas Siswa ... 27

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Pertama ... 47

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan Kedua ... 48

5. Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 49

6. Hasil Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ... 52

7. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 56

8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan Pertama . 68 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 69

10. Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama... 70

11. Hasil Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ... 73

12. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 77

13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus III Pertemuan Pertama 87 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus III Pertemuan Kedua .. 88

15. Hasil Kinerja Guru Siklus III Pertemuan Pertama ... 89

16. Hasil Kinerja Guru Siklus III Pertemuan Kedua ... 93

17. Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ... 97

18. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian ... 99

19. Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian ... 100


(7)

107

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Depinisi Pendidikan Kewarganegaraan.http://webcache.googleus ercontent.com.Diakses pada Jumat, 09 Desember 2011 @12.30 WIB Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran.: PT RINEKA CIPTA. Jakarta

Bundu, Patta. 2006. PenilaianKeterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Depdiknas. Jakarta

Dimyati, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung Hernawan, Herry.dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI

PRESS. Bandung

Herrhyanto Nar, dkk. 2009. Statistik Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta Huda, Miftahul. 2011.Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Isjoni. 2009. Kooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika ADITAMA. Bandung

Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. PT. Indeks. Jakarta.

Martati, Badruli. 2010. Metodelogi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Genesindo. Bandung.

Rumiati. 2007.Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta


(8)

108 Safitri, Diah. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika. http/repository.upi.edu/operator/upload/s_ind_ 046020_chapter2.pdf). Diakses pada hari Kamis, 08 Desember 2011 @pukul 20.30 WIB

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta Sukirman, Dadang.dkk. 2006. Perencanaan Pembelajaran. UPI PRESS.Bandung Sumarsono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sunyono. 2009. Modul Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung

Syarifudin, Tatang. Dkk. 2006. Landasan Pendidikan. UPI PRESS. Bandung Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Widodo, Selamat. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya Melalui Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

http/isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/813094255.pdf. Diakses pada hari Rabu, 07 Desember 2011 @Pukul 09. 15 WIB.

Widodo, Rahmat. 2011. Model-model Pembelajaran Snowball Throwing. http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. Diakses pada Minggu 04 Desember 2011. @pukul 16.26 WIB

Widyatini. 2008. Penerapan pendekatan kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Dirjen Dikti Depdiknas. Yogyakarta.

Winataputra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta

WS, Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT. Gramedia. Jakarta.

Yoni, Asep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Familia. Yogyakarta.


(9)

109


(10)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VA SDN 02 METRO SELATAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

OLEH RISAYATI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan rata-rata 40 pada mata pelajaran PKn di kelas VA SDN 02 Metro Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur dilaksanakan melalui tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar instrument aktivitas siswa, lembar instrument kinerja guru, dan lembar soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk mengukur aktivitas siswa dan kinerja guru sedangkan data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe

snowball throwing pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN 02 Metro Selatan berdampak pada peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (50%) dengan kategori “Kurang” meningkat sebesar 25,14% pada siklus II menjadi (75,14%) dengan kategori “Baik” dan terjadi peningkatan sebesar 17,15% pada siklus III menjadi (92,79%). Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (54,17) meningkat sebesar 16,39 pada siklus II menjadi (70,56) dan terjadi peningkatan sebesar 21,94 pada siklus III menjadi (92,5).


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas

Aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan siswa yang dilakukan seperti menyelesaikan tugas dari guru, belajar dengan kelompok, dan mencoba memecahkan soal-soal sendiri. Mulyono (2010) mengemukakan bahwa aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik merupakan suatu kegiatan.

Menurut Kunandar (2008: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran.

Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan siswa baik berupa pikiran maupun sikap yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati saat proses pembelajaran PKn berlangsung yaitu ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh temannya, berdiskusi, sikap dan kemampuan presentasi.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Perubahan sikap dan mental yang terjadi pada siswa merupakan hasil dari belajar. Menurut Gagne (Dimyati, 2009: 10) belajar merupakan kegiatan yang


(12)

kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Throndike (Budiningsih, 2004: 21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti fikiran, prasaan, atau hal-hal yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa fikiran, perasaan, gerakan atau tindakan.

Menurut good dan Brophy (Rakhmat, 2006: 49) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu learning is is the development of new associations as a result nof experiance. Menurutnya belajar merupakan perkembangan dari hubungan-hubungan baru sebagai hasil dari pengalaman.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, persepsi, dan tingkah laku afektif lainnya sebagai hasil dari pengalaman.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Sardiman (2010: 100) mengungkapkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling terkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. WS. Winkel (1983: 48) menyatakan bahwa aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai. Sedangkan


(13)

menurut Kunandar (2010: 277) aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Dari pengertian beberapa ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk mengubah perilakunya melalui pengalaman, yang diperoleh secara langsung dalam proses belajar dan pembelajaran.

3. Pengertian Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran dengan proses evaluasi hasil belajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Bundu, 2006: 15).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar yang telah dialami siswa baik berupa sikap maupun tingkah laku. Indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini mencakup tiga ranah, yaitu: (a) kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman, (b) afektif meliputi sikap dan partisipasi, dan (c) psikomotor meliputi keterampilan dan kreativitas.


(14)

C. Model Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Menurut Sukirman dan Jumhana (2006: 10) pembelajaran adalah proses aktivitas siswa melalui interaksi dengan lingkungan antara lain baik dengan guru dan unsur-unsur pembelajaran lain maupun dengan dirinya (siswa itu sendiri). Guru sebagai fasilitator pembelajaran tugas utamanya adalah memudahkan belajar siswa. Oleh karena itu guru dalam proses pembelajaran harus berusaha semaksimal mungkin membantu siswa agar belajar lebih terarah, lebih lancar yang harus dilaksanakan, lebih mudah dan lebih berkualitas. Sedangkan menurut Winataputra dkk. (2008: 1.18) pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri siswa.

Corey dalam Rumiati (2007: 1.14) mengemukakan pembelajaran adalah proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan antara siswa dan guru dalam situasi baik formal, informal maupun situasi non formal. Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu proses yang sengaja dilakukan oleh seseorang agar seseorang dapat melakukan proses belajar.

2. Model-model Pembelajaran

Model-model pembelajaran banyak sekali jenisnya diantaranya: a) model inquiry yaitu pembelajaran yang menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kreativitas dan memecahkan suatu masalah, b) model role playing yaitu suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa, c) model


(15)

karya wisata yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi objek-objek tertentu dalam rangka menambah dan memperluas wawasan terhadap obyek yang dipelajari, d) model make-a match yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan, e) model cooperative learning yaitu model pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok besar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran, Komalasari (2010: 53).

3. Model Cooperative Learning

a. Cooperative Learning

Roger, dkk. (Huda, 2011: 29) menyatakan cooperative learning is group learning activity organizein sunc as a way that learningis based on the cocially struktured change of information between learner in group in wich each leaner is held accontable for his or her own learning and is motivated to increase the learning of the others (pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatnya pembelajaran anggota-anggota lain).

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (Student Oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli dengan yang lain (Isjoni, 2009: 9).

Suprijono (2011: 54) mengartikan Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.


(16)

dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggotanya 4-5 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin dalam Isjoni, 2007: 12).

Roger dan Johnson (Suprijono, 2009: 58) mengemukakan tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning (pembelajaran kooperatif). Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: (a). Positive interdevendence yaitu saling ketergantungan positif untuk melengkapi tugas kelompok; (b). Personal Responsibility yaitu tanggung jawab perseorangan dalam menjawab kuis yang diberikan; (c). Face ti face promotive interaction yaitu siswa menjelaskan, diskusi dan mengajar apa yang mereka ketahui kepada teman sekelasnya; (d). Interpersonal skill yaitu kelompok tidak dapat berfungsi secara efektif jika siswa tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan; (e). Group processing yaitu kelompok membutuhkan waktu khusus untuk diskusi bagaimana baiknya mereka mencapai tujuan yang memelihara hubungan pekerjaan efektif diantara anggota.

Dari beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa cooperative learning adalah suatu pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok, yang di dalamnya siswa saling bekerja sama dan berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru.

b. Prinsip Dasar dalam Cooperative Learning

Menurut Lie (Yoni, dkk, 2010: 159) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Adapun unsur-unsur dasar

Cooperative Learning paling sedikit ada empat macam, yakni saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu, dan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.

Sedangkan menurut Muslimin, dkk, (Widyantini, 2008: 4) prinsip dasar dalam Cooperative Learning adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompoknya (siswa) harus mengetahui bahwa setiap anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompoknya (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

4. Setiap anggota kelompoknya (siswa) akan dievaluasi.

5. Setiap anggota kelompoknya (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.


(17)

6. Setiap anggota kelopoknya (siswa) akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.

Berdasarkan prinsip yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa prinsip utama dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dapat membentuk siswa untuk lebih tanggung jawab secara individual maupun kelompok dengan didasari prinsip kepemimpinan untuk mencapai tujuan bersama.

c. Ciri-ciri Cooperative Learning

Arend (Martati, 2010: 14) mengemukakan beberapa ciri-ciri

cooperative learning (pembelajaran kooperatif) yaitu: a) Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar

b) Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi

c) Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya dan gender.

Cooperative learning bercirikan pembelajaran yang bersifat kerjasama dalam kelompok atau tim. Menurut Muslimin, dkk, (Widyantini, 2008: 4) ciri-ciri

cooperative learning yaitu sebagai berikut; kerja kelompok, pembentukan kelompok secara heterogen, dan penghargaan kelompok. Dengan demikian ciri-ciri

cooperative learning adalah pertama, siswa dalam kelompok secara berkelompok menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai; kedua,

kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, gabungan dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, berasal dari suku yang berbeda, agama yang berbeda dan memperhatikan kesetaraan jender; ketiga, penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan ciri-ciri utama dalam pembelajaran menggunakan model cooperative learning yaitu siswa belajar secara


(18)

berkelompok yang setiap kelompok mempunyai kemampuan secara heterogen, saling bekerja sama dan berinteraksi dan kemudian membuat keputusan bersama.

d. Langkah-langkah Cooperative Learning

Menurut Suprijono (2011, 65) Cooperative Learning memiliki 6 fase diantaranya:

Tabel 1. Fase Cooperative Learning

FASE-FASE PRILAKU GURU Fase 1 Present goalts and set

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan siswa untuk siap belajar

Fase 2 present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal Fase 3 Organize students into

learning teams

Mengorganisasikan siswa ke dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efisien

Fase 4 Assis teamwork and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya.

Fase 5 test on the materials

mengevaluasi

Menguji kemampuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran/ kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 Provide recognition

Memberi pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

e. Tujuan Cooperative Learning

Tujuan cooperative learning dikembangkanpaling sedikit tiga tujuan penting, yaitu tujuan yang pertama cooperative learning dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam tugas-tugas akademis yang penting. Tujuan kedua adalah toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, atau kemampuannya. Tujuan ketiga adalah mengajarkan keterampilan kerja sama dan berkolaborasi kepada siswa (Martati, 2010: 15).


(19)

Tujuan cooperative learning dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Tujuan Cooperative Learning

Berdasarkan gambar di atas tujuan cooperative learning yaitu dapat meningkatkan prestasi akademis siswa, dapat menumbuhkan sikap toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, serta dapat mengembangkan keterampilan sosial.

f. Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning

Apabila dilihat dari aspek siswa, cooperative learning memiliki beberapa keunggulan, yaitu: memberikan peluang pada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah pandangan kelompok (Macmilan dalam Isjoni, 2010: 22).

Selanjutnya Jarolimek & Parker (Isjoni, 2009: 24) mengemukakan keunggulan dan kelemahan dari model cooperative learning ini adalah: a. Keunggulan cooperative learning :

1) saling ketergantungan yang positif,

2) adanya kemampuan dalam merespon perbedaan individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaandan pengelolaan kelas 4) suasana yang rileks dan menyenangkan

Prestasi Akademik

Toleransi dan Penerimaan

Terhadap Keanekaragaman

Cooperativ e Learning

Pengembangan Keterampilan Sosial


(20)

5) terjadinya hubungan yang hangat dan bersahabat antar siswa dan guru, dan

6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

b. Kelemahan pembelajaran kooperatif yaitu:

1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang dan membutuhkan banyak tenaga

2) membutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang memadai

3) selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecendrungan topik permasalahan meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, sehingga mengakibatkan banyak siswa yang pasif.

g. Macam-macam Model Cooperative Learning

Model-model cooperative learning memiliki banyak tipenya, seperti yang telah dikemukakan oleh Komalasari (2010: 62) diantaranya: (1)

Number Head Togther (Kepala Bernomor) model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. (2) Cooperative Script (Skript Kooperatif) yaitu metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan, dan secara lisan bergantian mengihtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. (3) Student Teams Achivement Divisions (STAD) (Tim Siswa Kelompok Prestasi) yaitu model pembelajaran yang mengelompokan siswa secara heterogen, kemudian siswa yang pandai menjelaskan pada anggota lain sampai mengerti. (4) Team Games Tournament (TGT) yaitu model pembelajaran yang melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. (5) Snowball Throwing (Melempar Bola Salju) yaitu model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

Dari madel-model yang telah dijelaskan di atas maka peneliti memilih model

kooperative learning tipe snowball throwing pembelajaran ini siswa dituntut untuk bisa saling bekerja sama dengan kelompok, mampu membuat pertanyyan dan menjawab pertanyaan yang telah diberikan ole guru.


(21)

a. Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing

Secara sederhana model cooperative learning tipe snowball throwing

dapat digambarkan sebagai berikut: siswa merumuskan pertanyaan secara tertulis di kertas berdasarkan materi yang diterangkan oleh guru kemudian kertas dilipat-lipat sedemikian rupa lalu dilemparkan kepada kelompok lain. Setelah membuka kertas tersebut kelompok tersebut menjawab pertanyaan dan melemparkan kembali ke kelompok lainnya sampai berakhir di kelompok yang membuat pertanyaan.

Menurut Widodo (2008: 25) pembelajaran snowball throwing

adalah pembelajaran yang digunakan untuk memperdalam satu topik. Model pembelajaran ini biasa dilakukan oleh beberapa kelompok yang terdiri dari lima hingga delapan orang yang memiliki kemampuan untuk merumuskan pertanyaan yang ditulis dalam sebuah kertas menyerupai bola. Kemudian, kertas itu dilemparkan pada kelompok lain yang untuk ditanggapi dengan menjawab pertanyaan yang dilemparkan tersebut. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa model cooperative learning tipe Snowball Throwing merupakan suatu cara untuk melatih siswa untuk lebih tanggap dalam menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman kelompoknya, bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

b. Langkah-langkah model Cooperative Learning tipe Snowball Throwing

Komalasari (2010: 67) mengemukakan langkah-langkah dalam

cooperative learning tipe snowball throwing adalah: 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3) Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.

4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya selama ±15 menit


(22)

6) Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan lalu diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk seperti bola secara bergantian.

7) Evaluasi 8) Penutup

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe Snowball

Throwing

Dalam pembelajaran tidak ada metode, teknik, bahkan model yang terkait, setiap model pembelajaran pasti ada keunggulan dan kelemahan. Menurut Safitri dalam http/repository.upi.edu/operator/upload/s_in d_046020_chapter2.pdf) keunggulan dan kelemahan pembelajaran dengan model snowball throwing adalah:

a. Keunggulan model cooperative learning tipe snowball throwing : 1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan

bersumber pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.

2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok.

3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru.

4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.

5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.

6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.

7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.

9) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia.

10) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. b. Kelemahan model cooperative learning tipe snowball throwing:


(23)

2) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain.

D. Pengertian PKn

PKn terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan kewarganegaraan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya.

Menurut Soemantri (Rumiati, 1967: 1.25) Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Sedangkan PKn adalah pendidikan kewarganegaraan yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-undang No. 2 tahun 1949 ini berisi tentang diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Winataputra dalam Ruminiati, 1995: 1.25).

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis (Zamroni, http://webcache.googleusercontent.com:definisi pengerti an.blogspot.coml).

Sumarsono dkk. (2006: 4) mengemukakan bahwa tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air dan bersendikan tanah kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuan warga negara kesatuan republik Indonesia, yang sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan seni.


(24)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa PKn berfungsi sebagai landasan guru untuk membekali siswa mengembangkan kemampuan dalam mengemban rasa tanggung jawab, berpikir, bertindak, serta berpartisipasi dalam hidup bermayarakat.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut ”Apabila dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan”


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

snowball throwing merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, dkk., 2007: 1.3).

Kusumah dan Dwitagama (2009: 25) mengungkapkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, dibutuhkan tahapan sebagai berikut, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas VA SDN 02 Metro Selatan. Harapan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui model cooperative learning tipe snowball throwing.

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Perencanaan I


(26)

Gambar 2: Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4).

1. Setting Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V A SD Negeri 02 Metro Selatan. yang terletak di Jl. Budi Utomo. No 21. Rejomulyo. Kec Metro Selatan, Kota Metro.

Pengamatan III

Pelaksanaan I

Perencanaan II Refleksi II

Perencanaan III


(27)

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan selama 6 bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2012.

3. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas VA SD Negeri 02 Metro Selatan. Penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa dan guru Kelas V A SD Negeri 02 Metro Selatan tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa sebanyak 18 orang siswa, dengan rincian 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

4. Sumber Data

Sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan data yang diinginkan. Sumber data penelitian ini diperoleh dari:

a. Siswa, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berbentuk skor (angka).

b. Guru, data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan

1. Teknik tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model cooverative learning

tipe snowball throwing.

2. Teknik non tes, dilakukan dengan mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses cooperative learning tipe snowball throwing untuk mengetahui


(28)

sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe snowball throwing sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar.

C. Alat Pengumpul Data

1. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang dibelajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing pada tiap-tiap siklus.

2. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpul data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas selama penelitian tindakan kelas berlangsung.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan untuk menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.

1. Data kualitatif ini, diperoleh dari data nontes yaitu lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya pembelajaran model cooperatif learning tipe snowball throwing. Data tersebut diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.


(29)

Persentase Kategori

85% - 100% Baik sekali 75% - 84% Baik 65% - 74% Cukup 45% - 64% Kurang

≤44% Kurang Sekali (Modifikasi: Arikunto, 2007: 44)

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

∑ X1 Rumus: X = —— N

Keterangan:

X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya Siswa X1 = Nilai Siswa

(Herrhyanto, dkk. 2009: 4.2)

E. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

Siklus I

1. Perencanaan

a. Wawancara dengan guru kelas untuk menganalisis materi yang sudah diajarkan guna penyesuaian penyusunan perangkat pembelajaran.

b. Menganalisis pokok Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing


(30)

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus I, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test & post test), dan lembar panduan observasi.

2. Pelaksanaan

Pada siklus I materi pembelajarannya adalah ”Kebebasan Berorganisasi”,

Kompetensi Dasar: ”Pengertian Organisasi”. Dengan menggunakan model

cooperative learning tipe snowball throwing. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya:

1. Kegiatan Awal a) Salam pembuka b) Pengondisian kelas

c) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas

d) Guru memberikan Apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan

e) Guru melaksanakan tes awal (pretest) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan.

2. Kegiatan inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi “Pengertian Organisasi”

yang disampaikan oleh guru.

b) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi “Pengertian

Organisasi” yang telah disampaikan

c) Guru membentuk kelompok, dari 18 siswa di bagi menjadi 4 kelompok secara acak.


(31)

d) Setelah siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya, guru memanggil masing-masing ketua kelompok satu orang untuk dijelaskan dan dibagi materi

tentang “Pengertian Organisasi”

e) Guru memberikan beberapa lembar kertas kepada setiap kelompok, lalu perwakilan kelompok kembali dan mendiskusikan bersama teman-teman yang lain sesuai dengan materi yang diberikan selama 5 menit.

f) Kemudian ketua kelompok memberi nomor urut kepada teman kelompoknya g) Pada tahap selanjutnya satu siswa membuat satu pertanyaan sesuai dengan

materi “Pengertian Organisasi” selama 10 menit. Lalu kertas tersebut dibentuk

seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok lain bergiliran sesuai dengan komando guru.

h) Sekali lemparan guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengerjakan soal di kertas yang kedua selama 5 menit. Soal dikerjakan oleh masing-masing siswa sesuai nomor urut soal. Dan begitupun seterusnya sampai soal kembali kepada kelompok pemilik soal.

i) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal, kemudian guru bersama siswa mengoreksi dan membahas hasil yang dikerjakan oleh kelompok secara bersama-bersama.

j) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi

3. Kegiatan akhir

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan

b) Memberikan tes formatif (Postest) untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran PKn yang sudah diajarkan.


(32)

c) Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

3. Pengamatan (observasi)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas belajar

siswa serta observasi kinerja guru dengan memberikan tanda cek list (√) .

4. Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model cooperative learning tipe snowball throwing. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.

b. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I.

c. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing..

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus II, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan


(33)

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test & post test), dan lembar panduan observasi.

2. Pelaksanaan

Pada siklus II materi pembelajarannya adalah ”Kebebasan Berorganisasi”,

Kompetensi Dasar: ”Organisasi sekolah dan organisasi masyarakat”. Dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya:

1. Kegiatan Awal a) Salam pembuka b) Pengondisian kelas

c) Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas

d) Guru memberikan Apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.

e) Guru melaksanakan tes awal (pretest) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan.

2. Kegiatan inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi “ Organisasi Sekolah

dan Organisasi Masyarakat” yang disampaikan oleh guru.

b) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi “ Organisasi Sekolah dan Organisasi Masyarakat yang telah disampaikan oleh guru. c) Guru membentuk kelompok, dari 18 siswa di bagi menjadi 4 kelompok


(34)

d) Setelah siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya, guru memanggil masing-masing ketua kelompok satu orang untuk dijelaskan dan dibagi

materi tentang “ Organisasi Sekolah dan Organisasi Masyarakat

e) Guru memberikan beberapa lembar kertas kepada setiap kelompok, lalu perwakilan kelompok kembali dan mendiskusikan bersama teman-teman yang lain sesuai dengan materi yang diberikan selama 5 menit.

f) Kemudian ketua kelompok memberi nomor urut kepada teman kelompoknya

g) Pada tahap selanjutnya satu siswa membuat satu pertanyaan sesuai dengan

materi tentang “Organisasi Sekolah dan Organisasi Masyarakat” selama 10

menit. Lalu kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok lain bergiliran sesuai dengan komando guru.

h) Sekali lemparan guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengerjakan soal di kertas yang kedua selama 5 menit. Soal dikerjakan oleh masing-masing siswa sesuai nomor urut soal. Dan begitupun seterusnya sampai soal kembali kepada kelompok pemilik soal. i) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal, kemudian guru bersama

siswa mengoreksi dan membahas hasil yang dikerjakan oleh kelompok secara bersama-bersama.

j) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi

3. Kegiatan akhir

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

b) Memberikan tes formatif (Postest) untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran PKn yang sudah diajarkan.


(35)

c) Guru memberikan tindak lanjut berupa rangkuman tentang materi yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang “contoh organisasi di

lingkungan sekolah dan masyarakat”.

3. Pengamatan (observasi)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru dengan memberikan tanda cek list () .

4. Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model cooperative learning tipe snowball throwing. Hasil analisis data yang dilaksanakan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus III

1. Perencanaan

a. Mendata kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II.

b. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III berdasarkan refleksi dari siklus II.

c. Menganalisis Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Dasar (KD) dan materi pembelajaran yang kemudian dijadikan beberapa indikator yang akan diajarkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing

d. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran pada siklus II, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan


(36)

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, soal (pre test & post test), dan lembar panduan observasi

2. Pelaksanaan

Pada siklus III materi pembelajarannya adalah ”Kebebasan Berorganisasi”,

Kompetensi Dasar: ”Kebebasan Berorganisasi”. Dengan menggunakan model

cooperative learning tipe snowball throwing, Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya:

1. Kegiatan awal a. Salam pembuka b. Pengondisian kelas

c. Guru mengecek kehadiran siswa melalui absensi kelas

d. Guru memberikan Apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.

e. Guru melaksanakan tes awal (pretest) untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum materi diberikan.

2. Kegiatan inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi ”Kebebasan Berorganisasi” yang disampaikan oleh guru

b. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi ”Kebebasan Berorganisasi” yang telah disampaikan oleh guru

c. Guru membentuk kelompok, dari 18 siswa di bagi menjadi 4 kelompok secara acak.


(37)

d. Setelah siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya, guru memanggil masing-masing ketua kelompok satu orang untuk dijelaskan dan dibagi materi.

e. Guru memberikan beberapa lembar kertas kepada setiap kelompok, lalu perwakilan kelompok kembali dan mendiskusikan bersama teman-teman yang lain sesuai dengan materi yang diberikan selama 5 menit.

f. Kemudian ketua kelompok memberi nomor urut kepada teman kelompoknya

g. Pada tahap selanjutnya satu siswa membuat satu pertanyaan sesuai dengan materinya tentang ”Kebebasan Berorganisasi” selama 10 menit. Lalu kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok lain bergiliran sesuai dengan komando guru.

h. Sekali lemparan guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengerjakan soal di kertas yang kedua selama 5 menit. Soal dikerjakan oleh masing-masing siswa sesuai nomor urut soal. Dan begitupun seterusnya sampai soal kembali kepada kelompok pemilik soal. i. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal, kemudian guru bersama

siswa mengoreksi dan membahas hasil yang dikerjakan oleh kelompok secara bersama-bersama.

j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi

3. Kegiatan akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

b. Memberikan tes formatif (Postest) untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran PKn yang sudah diajarkan.


(38)

c. Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah yang akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

3. Pengamatan (observasi)

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi mengenai aktivitas belajar

siswa serta observasi kinerja guru dengan memberikan tanda cek list (√) .

4. Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat kelemahan dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model cooperative learning tipe snowball throwing. Data hasil pelaksanaan siklus I, II, dan III kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.

Dari tahap kegiatan pada siklus I, II, dan III hasil yang diharapkan yaitu: 1. Perubahan sifat pembelajaran yang semula berpusat kepada guru menjadi

pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Menjadikan pembelajaran lebih aktif

3. Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing dan mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif.

4. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN O2 Metro Selatan.

F. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥60 dengan target keberhasilan dari aktivitas siswa, kinerja guru mencapai 75% dan hasil belajar siswa mencapai 75.


(39)

(40)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan negara.

Sebagai usaha sadar dan terencana, pendidikan tentunya harus mempunyai dasar dan tujuan yang jelas, sehingga isi pendidikan maupun cara-cara pembelajarannya dipilih, ditentukan dan dilaksanakan dengan mengacu pada dasar dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Selain itu, pendidikan bukanlah proses pembentukan siswa untuk menjadi orang tertentu sesuai kehendak sepihak dari pendidik, karena manusia (siswa) hakikatnya adalah pribadi yang memiliki potensi dan memiliki keinginan untuk menjadi dirinya sendiri. Upaya pendidikan harus dipandang sabagai upaya bantuan dan memfasilitasi siswa dalam rangka mengembangkan potensi dirinya.

Ki Hadjar Dewantara (Ihsan, 2005: 3) mengemukakan bahwa pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), fikiran (intelek) dan tubuh anak. Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan suatu alat pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya.

Salah satu pendidikan yang dapat membantu pembentukan karakter dan budi pekerti anak adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn adalah pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam


(41)

Undang-undang No. 2 tahun 1949. Undang-Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Winataputra (Rumiati, 1995: 1.25) menjelaskan mata pelajaran kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian dari pendidikan nasional.

Tujuan utama PKn adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap, prilaku dan cinta tanah air (Sumarsono, dkk., 2006: 4). Berdasarkan tujuan PKn, seharusnya Pembelajaran PKn dapat mengembangkan wawasan bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air. Selain untuk mencapai tujuan PKn yang diharapkan, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara aktif dan efisien. Guru seharusnya menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memilih strategi itu adalah guru harus menguasai materi pembelajaran. Terdapat anggapan umum bahwa pembelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang tidak begitu sulit, sehingga tidak perlu dirisaukan lagi kesanggupan siswa untuk menguasainya, namun kenyataannya tidak semua siswa dapat menghasilkan nilai yang memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari Senin tanggal 5 Desember 2011, dengan guru kelas VA SDN 02 Metro Selatan, pembelajaran PKn yang dilaksanakan oleh guru lebih sering menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diakhiri dengan tanya jawab, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Oleh karena itu proses pembelajaran masih bepusat pada guru. Aktivitas belajar siswa pun masih rendah, hal ini dilihat dari siswa yang hanya berperan sebagai pendengar sehingga mengakibatkan kurang aktifnya siswa didalam pembelajaran. Bahkan saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mengobrol di


(42)

dalam kelas atau cenderung ribut, dan juga terdapat siswa yang mengantuk. Hal inilah yang mengakibatkan kurang termotivasinya siswa di dalam belajar.

Selain melakukan observasi proses pembelajaran di kelas, peneliti juga melakukan studi dokumentasi berupa nilai Mid semester mata pelajaran PKn. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan, sebanyak 14 siswa dari 18 siswa atau 77,8% mendapat nilai <60, yang berarti belum mencapai ketuntasan dalam belajar dan sisanya sebanyak 4 siswa atau 22,2% siswa mendapat >60 sudah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 40 dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 60. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas VA SDN 02 Metro Selatan masih rendah karena 77,8% siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran PKn yang ditetapkan sebesar 60. Hal ini diduga karena kurangnya motivasi, dan aktivitas siswa dalam belajar. Sehingga hasil belajar yang didapat siswa rendah. Iklim seperti ini semakin jauh dari fungsi PKn yang ingin mengembangkan rasa tanggung jawab, kemampuan berpikir, bertindak serta berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat.

Permasalahan tersebut diperlukan solusi pemecahan masalahnya agar pembelajaran PKn menjadi lebih aktif dan menyenangkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu peneliti memberi alternatif pemecahan masalah di atas dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun


(43)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan pada mata pelajaran PKn tahun pelajaran 2011/2012.

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan pada mata pelajaran PKn tahun pelajaran 2011/2012 masih dibawah KKM yaitu 60.

3. Pada saat pembelajaran PKn guru lebih sering menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diakhiri dengan tanya jawab, sehingga pembelajaran terkesan monoton.

4. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru (Teacher centered).

5. Siswa hanya berperan sebagai pendengar yang mengakibatkan kurang aktif di dalam pembelajaran.

6. Saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mengobrol, mengantuk dan ribut saat pembelajaran berlangsung.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah terebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah penggunaan model cooperative learning tipe snowball throwing

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan pada mata pelajaran PKn?


(44)

2. Bagaimanakah pengguanaan model cooperative learning tipe snowball throwing

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan pada mata pelajaran PKn/

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan perumusan masalah di atas penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN 02 Metro Selatan melalui model cooperative learning tipe snowball throwing.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN 02 Metro Selatan melalui model cooperative learning tipe snowball throwing.

E. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, menumbuh kembangkan potensi yang ada dalam diri siswa serta dapat meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran Pkn.

2. Guru, dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru PKn dalam menerapakan model cooperative learning tipe snowball throwing yang digunakan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran PKn.

3. Sekolah, merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran PKn melalui model cooperative learning tipe snowball throwing.

4. Peneliti, dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya penelitian tindakan kelas, sehingga dapat menjadi acuan untuk menjadi guru yang professional.


(45)

(46)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan pada mata pelajaran PKn dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 50,35% dengan kategori “Kurang” dan meningkat sebesar 30,57% pada siklus II menjadi 80,92% dengan kategori

“Baik”. Kemudian pada siklus III meningkat sebesar 10,52% menjadi 91,31% dengan kategori “Baik sekali”. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning tipe snowball throwing mengalami peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklusnya.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklusnya. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa mencapai 54,17. Kemudian pada siklus II meningkat sebesar 16,39 menjadi 70,56 dan pada siklus III


(47)

2 terjadi peningkatan sebesar 21,94 menjadi 92,5. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VA SDN 02 Metro Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan sebagai berikut :

1. Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berfikir kritis, berani mengungkapkan pendapatnya dan lebih banyak berlatih untuk mengerjakan soal-soal agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

2. Kepada guru, hendaknya selalu memotivasi para siswa- siswa agar belajar dengan giat, dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu menerapkannya model cooperative learning tipe snowball throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Kepada sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.

4. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), untuk lebih memahami tugas seorang guru serta dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah dasar.


(48)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VA SDN 02 METRO SELATAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh RISAYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(49)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VA SDN 02 METRO SELATAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh RISAYATI

(Skripsi)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(50)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Canggu. Batu Brak, Lampung Barat pada tanggal 25 Januari 1990, sebagai anak kelima dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Danial dan Ibu Rosmi.

Peneliti mengenal pendidikan pertama kali di Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 01 Pekon Balak, Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di MTs Negeri 01 Liwa, Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 01 Liwa, Lampung Barat yang diselesaikan pada tahun 2008. Dari tahun 2006 sampai sekarang peneliti tercatat sebagai anggota tetap pada organisasi Saka Wanabakti Kwarcab Lampung Barat binaan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) .

Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi S-1 PGSD Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) Universitas Lampung.


(51)

Motto

Tiada manusia yang gagal, karena manusia

dilahirkan untuk sukses

Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya

revisi dan saya menang!

Lebih baik terlambat dari pada

tidak sama sekali


(52)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Rapani, M.Pd

Sekretaris : Dra. Asmaul Khair, M.Pd. Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Mugiadi, M. Pd. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(53)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : nama mahasiswa : Risayati NPM : 0813053008 program studi : S-1 PGSD jurusan : Ilmu Pendidikan

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snowbll Throwing Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah asli hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Metro, Juni 2012

Yang membuat pernyataan, Risayati


(54)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Ayahanda (Danial) dan Ibunda (Rosmi) terkasih yang telah mendidik,

memberikan kasih sayang yang tak bisa diukur, memberikan motivasi,

pengorbanan yang tanpa pamrih, serta doa yang selalu mengiringi perjalanan

hidupku. Dan semoga Allah memberikan umur yang panjang dengan penuh

keberkahan. Amin.

Kakakku (Asmalia, Ermayani, S.Ip, Rodiah, Dian Patra, S.Ip, adikku (Rima

Novia), kakak ipar (Nasrial, Gunawan, Heri), keponakanku (Gaevio, Zivana,

Gadiza, Rhama, Sagitha & Risky), kakek (Daud. Alm.), nenek (Kaidah) dan

semua keluarga ku yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan

dalam tercapainya cita-citaku sehingga terciptanya skripsi ini.

Teristimewa (Buktin) yang selalu memberikan semangat serta motivasi,

menemani hari-hariku selama menyelesaikan study ini dan semoga dia menjadi

pendamping sekaligus imamku di dunia dan akhirat.

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang telah banyak berbagi selama kita

bersama-sama, semoga kelak kita menjadi orang yang berguna, baik keluarga

maupun masyarakat.


(55)

HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui model cooperative learning tipe snowball throwing pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun Ajaran 2011/2012 2. Penelitian

a. Nama : Risayati b. NPM : 0813053008 c. Program Studi : S-1 PGSD

d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Jurusan : Ilmu Pendidikan

f. Perguruan Tinggi : Universitas Lampung 3. Lokasi Penelitian : SDN 02 Metro Selatan

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Rapani, M.Pd Dra. Asmaul Khair, M. Pd

NIP 19600706 198403 1 004 NIP 19520919 197803 2 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002


(56)

SANWACANA

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan batin kepada peneliti, sehingga dapat skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun Ajaran 2011/2012” .

Melalui kesempatan ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun spiritual. Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak. Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan nasehat selama peneliti menempuh study ini.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku ketua PGSD UPP Metro dan sekaligus Pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta meluangkan waktunya kepada peneliti dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.


(57)

6. Bapak Drs. Rapani, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, saran serta waktunya kepada peneliti dengan dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.

7. Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku pembahas yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak ibu dosen FKIP Unila khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti. 9. Ibu Surtiati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 02 Metro Selatan yang telah mengizinkan

penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Bapak Purwadi, Ama.Pd., selaku guru kelas dan siswa-aiswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan yang telah turut serta dalam kelancaran selama penelitian

11.Kedua orang tuaku tercinta (Danial dan Rosmi) yang telah memberikan doa, motivasi, dan memberikan banyak pengorbanan sehingga terciptanya skripsi ini, dan semoga Allah memberikan umur yang panjang untuk kalian.

12.Kakak-kakakku (Asmalia, Ermayani, S.Ip, Rodiah, Dian Patra, S.Ip Dan adikku Rima Novia), Kakak iparku (Nasrial Efendi, Gunawan dan Heri Santosa) serta keenam ponakanku (Gaevio, Zivana, Gadiza, Rhamadhan. Shagita, Rizki) yang telah memberikan doa, dan semangat yang luarbiasa demi keberhasilanku.

13.Drs, Helmi Zaili dan Masnita S.Pd yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Kakek dan nenekku (Daud Alm dan Kaidah) yang telah mendoakan demi keberhasilan cucunya.

15.Teristimewa (Buktin) yang selalu memberikan semangat serta menemani hari-hariku selama menyelesaikan study ini dan semoga dia menjadi pendamping sekaligus imamku di dunia dan akhirat.


(1)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Ayahanda (Danial) dan Ibunda (Rosmi) terkasih yang telah mendidik,

memberikan kasih sayang yang tak bisa diukur, memberikan motivasi,

pengorbanan yang tanpa pamrih, serta doa yang selalu mengiringi perjalanan

hidupku. Dan semoga Allah memberikan umur yang panjang dengan penuh

keberkahan. Amin.

Kakakku (Asmalia, Ermayani, S.Ip, Rodiah, Dian Patra, S.Ip, adikku (Rima

Novia), kakak ipar (Nasrial, Gunawan, Heri), keponakanku (Gaevio, Zivana,

Gadiza, Rhama, Sagitha & Risky), kakek (Daud. Alm.), nenek (Kaidah) dan

semua keluarga ku yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan

dalam tercapainya cita-citaku sehingga terciptanya skripsi ini.

Teristimewa (Buktin) yang selalu memberikan semangat serta motivasi,

menemani hari-hariku selama menyelesaikan study ini dan semoga dia menjadi

pendamping sekaligus imamku di dunia dan akhirat.

Sahabat-sahabatku seperjuangan yang telah banyak berbagi selama kita

bersama-sama, semoga kelak kita menjadi orang yang berguna, baik keluarga

maupun masyarakat.


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui model cooperative learning tipe snowball throwing pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun Ajaran 2011/2012 2. Penelitian

a. Nama : Risayati b. NPM : 0813053008 c. Program Studi : S-1 PGSD

d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Jurusan : Ilmu Pendidikan

f. Perguruan Tinggi : Universitas Lampung 3. Lokasi Penelitian : SDN 02 Metro Selatan

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Rapani, M.Pd Dra. Asmaul Khair, M. Pd

NIP 19600706 198403 1 004 NIP 19520919 197803 2 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002


(3)

SANWACANA

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah melimpahkan nikmat, anugerah serta kekuatan lahir dan batin kepada peneliti, sehingga dapat skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VA SDN 02 Metro Selatan Tahun Ajaran 2011/2012” .

Melalui kesempatan ini, peneliti hendak mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril, maupun spiritual. Dengan teriring salam dan doa serta ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak. Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan nasehat selama peneliti menempuh study ini.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku ketua PGSD UPP Metro dan sekaligus Pembimbing II yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan saran serta meluangkan waktunya kepada peneliti dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.


(4)

6. Bapak Drs. Rapani, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, saran serta waktunya kepada peneliti dengan dengan penuh rasa sabar dan ikhlas.

7. Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku pembahas yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak ibu dosen FKIP Unila khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti. 9. Ibu Surtiati, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 02 Metro Selatan yang telah mengizinkan

penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Bapak Purwadi, Ama.Pd., selaku guru kelas dan siswa-aiswa kelas VA SDN 02 Metro Selatan yang telah turut serta dalam kelancaran selama penelitian

11.Kedua orang tuaku tercinta (Danial dan Rosmi) yang telah memberikan doa, motivasi, dan memberikan banyak pengorbanan sehingga terciptanya skripsi ini, dan semoga Allah memberikan umur yang panjang untuk kalian.

12.Kakak-kakakku (Asmalia, Ermayani, S.Ip, Rodiah, Dian Patra, S.Ip Dan adikku Rima Novia), Kakak iparku (Nasrial Efendi, Gunawan dan Heri Santosa) serta keenam ponakanku (Gaevio, Zivana, Gadiza, Rhamadhan. Shagita, Rizki) yang telah memberikan doa, dan semangat yang luarbiasa demi keberhasilanku.

13.Drs, Helmi Zaili dan Masnita S.Pd yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

14.Kakek dan nenekku (Daud Alm dan Kaidah) yang telah mendoakan demi keberhasilan cucunya.

15.Teristimewa (Buktin) yang selalu memberikan semangat serta menemani hari-hariku selama menyelesaikan study ini dan semoga dia menjadi pendamping sekaligus imamku di dunia dan akhirat.


(5)

16.Kakak-kakak Saka Wanabakti (Hendra, Septa, Supri, Datin, Riga, Adit, Tuyet, Sulki) yang telah memberikan banyak pengalaman berarti selama penulis bergabung di organisasi hingga terselesainya study ini.

17.Inday (Rida Yuliawati) yang selalu menemaniku selama ini, baik susah maupun senang, semoga ikatan persaudaraan kita tetap terjaga.

18.Sahabat tercinta (Depit Ahtiar, Haji Wirahana) yang telah menemani peneliti selama menempuh pendidikan baik suka maupun duka, mencicipi pahit manisnya perjuangan ini terima kasih selama ini sudah menerima kekurangan dan kelebihanku.

19.Sahabat terhebat dan terdekat, Marlina, Rosa dan Adew yang selalu memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi untuk menjadi orang yang lebih baik.

20.Sahabat-sahabat seangkatan, Ari, Edo, Maiko, Yulisa, Naili, Nova, Veni, Ayu, Astri, Manda, Rebeka, Asih, Feri, Fitka, Agil, Anisa, Tita, yang selalu mewarnai kehidupanku sejauh ini, senang bisa mengenal kalian.

21. Kakak-kakak, Rekan-rekan dan adik-adik mahasiswa PGSD angkatan 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara mendapatkan balasan dari Allah SWT, dengan kerendahan hati, peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dalam ini maupun penulisan, untuk saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan demi sempurnanya penulisan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya di bidang pendidikan.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VA SDN 02 METRO SELATAN TAHUN AJARAN 2011/2012

1 19 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 272

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VA SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 5 METRO SELATAN KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 56

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MEDIA LKS PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SDN 1 NAMBAHREJO TAHUN AJARAN 20013/2014

0 10 88

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN 29 SUNGAI LIMAU

0 1 10