PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) PADA

MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10

METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MANDASARI AD’HA

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN 10 Metro Pusat. Siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 15 siswa (52%).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

melalui model kooperatif tipe

Team Assisted Individualization

(TAI).

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Tahapan dalam

penelitian ini diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Alat pengumpulan data penelitian ini

berupa lembar observasi dan alat tes. Lembar observasi digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan alat

tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Teknik analisis

data penelitian ini dalam bentuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) pada pembelajaran PKn dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari persentase

rata-rata kinerja guru pada siklus I (54), siklus II (64), dan siklus III (82). Nilai

rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (44,58%), siklus II (61,08%), dan siklus III

(80,78%). Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I 55,17, siklus II 75,86

dan siklus III 86,21.

Kata kunci: model kooperatif tipe

Team Assisted Individualization, aktivitas

belajar dan hasil belajar.


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) PADA

MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10

METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MANDASARI AD’HA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(3)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

1

B. Identifikasi Masalah ...

4

C. Rumusan Masalah ...

5

D. Tujuan Penelitian...

5

E.

Manfaat Penelitian...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Model Kooperatif tipe TAI...

7

1. Pengertian Model Pembelajaran ...

7

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...

8

3. Pengertian Model tipe TAI ...

10

B. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar...

13

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ...

13

2. Pengertian Aktivitas Belajar ...

14

3. Jenis-jenis Aktivitas...

16

4. Pengertian Hasil belajar...

17

5. Pendidikan Kewarnegaraan (PKn) ...

18

6. Hipotesis Tindakan ...

20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian. ...

22

B.

Setting

Penelitian ...

24

C. Teknik Pengumpulan Data ...

24

D. Alat Pengumpulan Data...

25

E.

Teknik Analisis Data ...

25

F.

Indikator Keberhasilan. ...

27

G. Urutan Penelitian Tindakan kelas ...

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .

...

38

1. Deskripsi Awal. ...

38

2. Refleksi Awal. ...

39

3. Persiapan Pembelajaran...

39

B. Hasil Penelitian...

40

1. Siklus I...

40


(4)

v

b. Pertemuan II...

41

c. Temuan Siklus I. ...

42

1. Aktivitas Siswa. ...

42

2. Kinerja Guru. ...

46

3. Hasil Belajar...

48

d. Refleksi Siklus I...

50

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas Siklus II. ...

50

2. Siklus II. ...

51

a. Pertemuan I. ...

51

b. Pertemuan II...

52

c. Temuan Siklus II...

53

1. Aktivitas Siswa. ...

53

2. Kinerja Guru. ...

57

3. Hasil Belajar...

59

d. Refleksi Siklus II. ...

60

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas Siklus III. ...

61

3. Siklus III. ...

61

a. Pertemuan I. ...

61

b. Pertemuan II...

62

c. Temuan Siklus III. ...

63

1. Aktivitas Siswa. ...

63

2. Kinerja Guru. ...

67

3. Hasil Belajar...

70

d. Refleksi Siklus III. ...

71

C. Pembahasan. ...

72

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ...

72

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran. ...

75

3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran...

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...

82

B. Saran

...

83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(5)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa

dan kinerja guru... 27

2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan I) ... 43

3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan II)... 44

4. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I... 45

5. Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 46

6. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II ... 47

7. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I... 48

8. Nilai Hasil Belajar Siklus I

... 49

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa... 49

10. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) ... 54

11. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) ... 55

12. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 56

13. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I ... 57

14. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II... 58

15. Peningkatan Kinerja Guru Siklus II ... 59

16. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 59

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60

18. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

(Siklus III Pertemuan I) ... 64

19. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

(Siklus III Pertemuan II) ... 66

20. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 67

21. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I... 68

22. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 69

23. Peningkatan Kinerja Guru Siklus III ... 69

24. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 70

25. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III... 71

26. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 72

27. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus ... 76

28. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa per-Siklus ... 78


(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 23

2. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

per-Siklus... 74

3. Grafik Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus

... 77

4. Grafik Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-rata Hasil Belajar

per-Siklus ... 79

5. Grafik Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 80


(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas... 87

2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 88

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 89

4. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 90

5. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 91

6. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 92

7. Silabus Pembelajaran... 98

8. Kisi-kisi Soal... ... 109

9. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 111

10. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 121

11. Bahan Ajar Siklus I ... 122

12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan I ... 125

13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan II ... 129

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 127

15. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II... 131

16. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus I ... 133

17. Daftar Nilai

Post Test

Siklus I ... 134

18. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 135

19. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 141

20. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 151

21. Bahan Ajar Siklus II

... 152

22. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan I ... 156

23. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan II ... 160

24. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ... 158

25. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 162

26. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus II ... 164

27. Daftar Nilai

Post Test

Siklus II... 165

28. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 166

29. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III... 172

30. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 182

31. Bahan Ajar Siklus III

... 183

32. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa


(8)

ix

Siklus III Pertemuan I ... 185

33. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus III Pertemuan II... 189

34. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan I ... 187

35. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan II ... 191

36. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus III ... 193

37. Daftar Nilai

Post Test

Siklus III ... 194

38. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 195


(9)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Mandasari Ad’ha

NPM

: 0813053041

Program studi

: S1 PGSD

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian

: SDN 10 Metro Pusat

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran

Kooperatif tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) pada Mata Pelajaran PKn

Kelas V A SDN 10 Metro

Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah asli

hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan

telah disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini

tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan peraturan

yang berlaku.

Metro, Maret 2012


(10)

i

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, HidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas V A SDN

10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1.

Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd, Ketua Program Studi PGSD, Pembimbing

Akademik dan sekaligus Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran

dan masukan yang sangat bermanfaat.

4.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd, selaku Ketua UPP PGSD Metro sekaligus

Dosen Penguji yang telah memberikan saran yang sangat bermanfaat.

5.

Bapak Drs. A. Sudirman, M. H, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dengan penuh kesabaran sampai skripsi ini selesai.


(11)

ii

6.

Bapak/Ibu Dosen, Staf dan Karyawan S1 PGSD UPP Metro yang telah

banyak membantu selama perkuliahan sampai skripsi ini selesai.

7.

Kepala Sekolah SDN 10 Metro Pusat Bapak Y. Puryono, S. Pd yang telah

membantu kelancaran selama penelitian.

8.

Ibu Eka Sila, S. Pd. SD selaku teman sejawat yang telah banyak membantu

selama penelitian.

9.

Siswa-siswi kelas V A SDN 10 Metro Pusat yang telah membantu selama

penelitian.

10. Kedua orang tuaku yang tercinta, kakak-kakakku, keponakanku dan seluruh

keluarga besarku, yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan do’a

demi keberhasilanku.

11. Teman-teman senasib seperjuangan angkatan 08 S1 PGSD UPP Metro,

semoga penantian kita selama ini tidak sia-sia.

12. Teman-teman kelas B, semoga kebersamaan selama ini tak lekang oleh

waktu.

13. Sahabat-sahabatku (Maiko, Adi, Depit, Sita, Alul, Mpeb, Beka, Fitka, Yuli,

Thita, Kris, Ida dan Linda ) terimakasih atas ketulusan dan pengertian selama

ini.

14. Temen-temen kosan Villa Hawa yang telah banyak membantu, terimakasih

buat semuanya.

15. Teman-temanku Irin, Yati, Sofie, Very, Riyan, Yadi, Yowan, Achyar.

Thanks

for All.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat di sebutkan satu per satu.


(12)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi

dunia pendidikan.

Metro, Maret 2012

Penulis


(13)

MOTTO

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam

(HR. Ibnu Majah)

Perubahan tidak menjamin perbaikan, tetapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai

tanpa perubahan, seperti tindakan tidak menjamin keberhasilan, tetapi tidak ada

keberhasilan yang bisa dicapai tanpa tindakan. Seperti juga tidak ada usaha yang

tidak mungkin rugi, tetapi tidak ada keuntungan yang bisa dicapai tanpa kesediaan

untuk menanggung kerugian. Hidup ini tidak sempurna jika anda menginginkan

yang mudah, tapi jika anda ikhlas menerima bahwa kesulitan adalah tangga

menuju kemudahan maka hidup ini akan sempurna.

(Mario Teguh)

Terkadang akhir yang indah tidak selalu diawali dengan keindahan

(Penulis)


(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Dr. Hi. Darsono, M.Pd.

Sekretaris

: Drs. A. Sudirman, M. H

Penguji

Bukan Pembimbing

: Dra. Asmaul Khair, M.Pd.

2. Dekan FKIP

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP. 196003151985031003


(15)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan mengharap Ridho dan Hidayah Nya, ku

persembahkan karya sederhana ini kepada:

ALLAH SWT, atas kekuasaanMu penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Kedua orangtua ku tercinta, yang telah banyak memberikan semangat, dan menjadi

motivator terbesar dalam hidupku. Terimakasih telah mengajarkan aku untuk menjadi

yang terbaik, dan untaian do’a yang tiada henti-hentinya untukku.

Kakak ku tersayang,Yuli, Agus, Neta, Dian. Serta kakak iparku Alfi, Sri, Gundri,

Susan. Yang telah memberikan semangat, do’a serta dukungan moril dan materil.

Terimakasih atas ketulusan dan keikhlasan selama ini, maaf jika tidak sebanding

dengan apa yang kalian berikan untukku selama ini.

Keponakanku (Barran, Faza, Rifdha, Riffa, Allysa, Afifa, Fasya) yang selalu

membuatku tersenyum, semoga kalian menjadi anak yang pintar, soleh dan soleha

serta menjadi kebanggaan keluarga.

Seluruh keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku

Seseorang yang insya allah akan menjadi pendamping hidupku

Teman-teman terbaikku


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 25 Juli

1988. Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari

pasangan Bapak Junaidi yang bijaksana dan Ibu Susilawati

yang sangat sabar serta penuh pengertian.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah

Taman Kanak-kanak (TK) Al-Khairiyah Lampung Selatan yang diselesaikan pada

tahun 1994. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 05 Sidorejo

diselesaikan pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Lanjutan Tingkat pertama (SLTP) Negeri 01 Sidomulyo yang diselesaikan pada tahun

2003, dan penulis melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kalianda yang

diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung program

studi S1 PGSD melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN), selama menyelesaikan studi penulis pernah mendapat beasiswa Bantuan

Belajar Mahassiswa (BBM) dan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Undang-undang RI Pasal 1 Ayat 1 No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Artinya pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Pendidikan dilakukan dalam bentuk pengajaran (intruction) yang terprogram dan bersifat formal. Pendidikan berlangsung di sekolah atau didalam lingkungan tertentu yang diciptakan secara sengaja dalam konteks kurikulum sekolah yang bersangkutan (Syarifudin, 2006: 24-25).

Tujuan Pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang dianut, untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut peran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat penting. Menurut Winataputra (dalam Ruminiati 2007: 1. 26) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang menyangkut


(18)

2

status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Pembelajaran PKn merupakan salah salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya.

Menurut Permendiknas no. 22 tahun 2006 mata pelajaran PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan tersebut dikuatkan oleh Martati (2010: 43) tujuan penyelenggaraan pembelajaran PKn adalah memberikan dan menanamkan dasar-dasar pengetahuan kewarganegaraan (civics knowladge), keterampilan kewarganegaraan (civics skills), karakter atau watak kewarganegaraan (civics character or disposition) melalui proses pembelajaran (transfer of learning), pengalihan nilai (transfer of value), dan pengalihan prinsip-prinsip (transfer of principles) sebagai usaha dini membentuk warga negara yang baik (good citizenship).

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran PKn di SD adalah untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang cerdas, bertanggung jawab, dan memiliki kompetensi untuk berpartisipasi aktif secara sosial politik dalam memajukan kehidupan bermasyarakat,


(19)

3

berbangsa dan bernegara. Untuk menunjang pembelajaran tersebut seorang guru harus pandai memilih model-model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Berdasarkan observasi di kelas V A SDN 10 Metro Pusat, pembelajaran PKn belum terlaksana dengan baik, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode yang monoton, jarang dilakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang menarik dan membosankan. Siswa terlihat pasif, kurang memahami materi yang diajarkan. Serta dalam aktivitas belajar banyak siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran sehingga saat guru memberikan pertanyaan, sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran PKn yang kurang menekankan pada aktivitas belajar, hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada ujian mid semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 hasil belajar PKn siswa masih banyak yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 60. Dari 29 orang siswa pada ujian mid semester ganjil, sebanyak 15 siswa (52 %) belum mencapai KKM.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam aktivitas belajar sehingga aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn akan meningkat. Salah satu model yang dapat digunakan dalam mata pelajaran PKn yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Sebab,


(20)

4

dalam model ini siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya, dan menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif.

Menurut Muhfida (http://techonly13.wordpress.com) pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok. Sedangkan menurut Slavin (dalam Isjoni 2007: 12) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn di kelas V A SDN 10 Metro Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan identifikasi masalahnya sebagai berikut:


(21)

5

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat 2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat

3. Kurangnya minat siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat terhadap pelajaran PKn

4. Pembelajaran masih berpusat pada guru

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran PKn dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.


(22)

6

2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat. 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.

2. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai model-model pembelajaran kooperatif.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui model pembelajaran kooperatif khususnya pada pembelajaran PKn.

4. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), serta dapat mengetahui permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar dan dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.


(23)

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah proses yang disusun secara sistematis dan terencana untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran dapat diartikan rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setiap setting pembelajaran ataupun setting lainnya. Joyce (dalam Suwarjo 2008: 97). Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni 2007: 50) Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Model pembelajaran terbagi atas berbagai strategi belajar, seperti strategi pemodelan, pembelajaran penemuan, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif, pembelajaran sinetik, model inkuiri, model bermain peran, dan sebagainya. Model-model tersebut memiliki pola-pola yang berbeda dan spesifik dalam aktivitasnya.


(24)

8

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran Student-Centered, siswa dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan/atau dituntun untuk mengerjakan tugas yang secara bersama-sama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu.

2. PengertianModel Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson (dalam Isjoni 2007: 44) pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara yang satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Arend (dalam Martati 2010: 14) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1). Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar. 2). Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa berprestasi rendah, sedang dan tinggi. 3). Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender. 4). Sistem reward nya berorientasi kelompok maupun individu.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan setidak-tidaknya mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu 1) hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keberagaman, dan 3) pengembangan keterampilan sosial. Allport (dalam Suwarjo 2008: 102).


(25)

9

Untuk mencapai hasil maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif , pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Guru menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling dibutuhkan.

b. Tanggung jawab perseorangan

Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanankan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. c. Tatap muka

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan efektif. (http://techonly13. Wordpress. Com)

Dalam berbagai teori, model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa model yaitu sebagai berikut: 1). Student Team-Achievment Division (STAD), 2). Teams Games-Tournament (TGT), 3). Jigsaw, 4). Team Assisted Individualization (TAI), 5). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Berdasarkan uraian di atas penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Karena model pembelajaran ini di pandang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang


(26)

10 ada di kelas, agar guru dan siswa merasakan kemudahan dalam proses pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

3. Model Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan suatu model kooperatif yang menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok, proses belajar dalam kelompok membantu siswa dalam menentukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pelajaran. Suyitno (dalam http://kireyinha.blogspot.com) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang saling bekerja sama dalam kelompok-kelompok mereka untuk memecahkan masalah.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang dibentuk dari kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang heterogen dalam setiap kelompok dan diikuti dengan pemberian bantuan individu bagi peserta didik yang memerlukan. Dalam model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) siswa belajar secara individu dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah tertentu, selanjutnya siswa yang memiliki kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang dibuat anggota lainnya disertai memberikan layanan anggota kelompoknya apabila menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat terjawab semuanya, Suwarningsih (2006: 164).


(27)

11 Suyitno (dalam http://matematika cerdas. Wordpress.com) model pembelajaran TAI memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut:

a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa.

b. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c. Curriculum Materials yaitu siswa bekerja secara individu tentang materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.

e. Team Scores and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. Wahyudi (dalam Http:// Model Pembelajaran TAI. Com.) Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI adalah:

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh

guru.Guru memberikan soal secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal pada awal pertemuan. 2. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda menurut tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya.

4. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi yang telah diselesaikan dengan teman kelompoknya sedangkan guru mengarahkan siswa.

5. Guru mengarahkan siswa dalam merangkum materi pelajaran. 6. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).


(28)

12 Menurut Driver (http://kireyinha.blogspot.com), Ciri khas Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), 1) Setiap siswa secara individual mempelajari materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru, 2) Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok-kelompok, 3) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama, 4) Menitik beratkan pada keaktifan siswa. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

a. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah. b. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.

c. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilanya

d. Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.

e. Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

a. Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada siswa yang pandai.


(29)

13 c. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses

pembelajarannya juga berjalan kurang baik. Suyitno (http://kireyinha.blogspot.com)

B.Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Djamarah & Aswan (2006: 10) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Menurut Rudi Susilana (dalam Hernawan dkk., 2007: 2) belajar dapat diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui pengalaman.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan pengertian belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.


(30)

14 Menurut Corey (dalam Ruminiati 2007: 1. 14) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu juga. Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik (dalam Hernawan, dkk., 2007: 2) bahwa pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Surya (dalam Hernawan, dkk., 2007: 2) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar siswa yang telah dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana melalui prosedur atau metode tertentu agar terjadi proses perubahan prilaku secara komprehensif, yang terpenting dalam proses pembelajaran ini adalah perlunya komunikasi timbal balik (transaksional) antara guru dan siswa dengan siswa baik itu secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa sangatlah penting dalam menunjang proses belajar siswa, menurut Poewadarminto (dalam http://id.shvoong.com) Aktivitas


(31)

15 adalah kegiatan atau kesibukan. Menurut Nasution Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Sedangkan belajar, menurut H. Carl. Witherington belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian, yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Menurut Hilgard Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.

Proses aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan prilakunya dapat terjadi secara tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. (Hanafiah, 2009: 24). Reber (dalam Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Dari pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan seseorang.


(32)

16

3. Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 90-91) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

d) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f) Kegiatan-kegiatan matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

g) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Bruton dalam Hamalik, 2011: 91).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan antara fisik dan pikiran siswa dalam mendapatkan pengetahuan, pengalaman belajar serta mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran, dengan indikator membuat keputusan, mengerjakan tes, diskusi dalam kelompok, berani, mengemukakan pendapat, dan kerja sama.


(33)

17

4. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar, (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3). Menurut Suprijono (2009: 7) Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan menurut Horwart Kingsley (dalam http://aadesanjaya.blogspot.com) membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.

Dari pengertian-pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Hasil Belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Slameto (dalam http:// sunartombs.wordpress.com) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor individu (Intern), yang meliputi : 1) Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar. 2) Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir. 3) Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

b. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor Ekstern, yang meliputi: 1) Faktor keluarga. Keluarga adalah


(34)

18 lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. 2) Faktor Sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah. 3). Faktor Masyarakat, meliputi: bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prsetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks, yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri siswa.

5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah KN merupakan terjemahan civics. Menurut Soemantri (dalam Ruminiati 2007:1. 25)

Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran social yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu untuk berbuat baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Sedangkan menurut Winata Putra (dalam Ruminiati 2007: 1.9) menyatakan bahwa PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1949. Undang-Undang-Undang-Undang ini berisi tentang diri


(35)

19 kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status formal warga negara Indonesia yang kemudian diperbarui lagi dalam Undang-Undang No. 12 tahun. 2006.

Sedangkan menurut Anas (dalam http://anasnurhuda354.wordpress.com) Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga Negara serta proses demokrasi. Menurut Permendiknas no 22 tahun 2006 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Martati (2010: 41) Mata pelajaran PKn, disusun dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi, 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, 4) Berinteraksi secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa PKn difokuskan pada pembentukan warga negara yang dapat memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.


(36)

20 Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi 6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut. “Apabila dalam pembelajaran PKn kelas V


(37)

21 A SDN 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat”


(38)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research. Yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Wardani dkk (2007: 1. 4) Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hopkins dalam Arikunto, dkk., (2006: 104) mengungkapkan daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tndakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).


(39)

23

Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas Hopkins dalam Arikunto (2006: 105)

Refleksi Pelaksanaan

Obsevasi Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Obsevasi

Pelaksanaan Refleksi

DST

Obsevasi SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III Perencanaan


(40)

24 B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 29 yang terdiri dari 20 siswa Laki-laki dan 9 siswa Perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SDN 10 Metro Pusat, Jl. Dr. Soetomo no. 108 Kelurahan Hadimulyo Timur Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama kurang lebih lima bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari tahap persiapan (penyusunan proposal PTK, diskusi, penyusunan RPP dan lembar kerja siswa) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik tes dan non tes.

1. Teknik tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data tentang hasil belajar siswa.

2. Teknik non tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru.


(41)

25

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizatio (TAI).

2. Tes digunakan untuk mengetahui tentang sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah diajarkan.

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data non tes yaitu observasi, data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Rumus penilaian dengan persen dari aktivitas siswa di atas adalah sebagai berikut :

NP

SM

R

X

100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh oleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap


(42)

26 2. Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data dari hasil aktivitas dan belajar melalui model kooperatif tipe Team Assisted Indidualization (TAI). Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada setiap siklus, data kuantitatif penelitian ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

a. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus :

S =

X 100 Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/ item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

100 = Bilangan Tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 112)

b. Nilai Rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus: X =

Keterangan: X = nilai rata-rata Xi = nilai

N = banyaknya siswa


(43)

27 c. Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal

Ketuntasan Klasikal = x 100%

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dan Guru dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80% 60-79% 40-59% 20-39% <20%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Diadopsi dari Aqib, dkk., (2009:41)

F.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitaian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan


(44)

28 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran 4. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung)

5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi


(45)

29 a. Secara berkelompok siswa mencari informasi mengenai definisi

kata organisasi dan tujuan organisasi

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang organisasi yang ada di sekitar kita

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.

c. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa. f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu

kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:


(46)

30 b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan membubuhkan tanda ceklis, sedangkan kinerja guru dengan memberi nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran.


(47)

31 Siklus II

Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan siklus II ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran pada siklus I

2. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I

3. Menetapkan materi pelajaran yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum KTSP yang berlaku saat ini di SDN 10 Metro Pusat

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran

6. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung)

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

8. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh tim peneliti, yaitu guru dan peneliti sebagai observer secara bersama-sama, dan dilakukan setiap akhir tindakan pada siklus selanjutnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II ini, kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(48)

32

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Secara berkelompok siswa mencari informasi mengenai organisasi di sekolah dan masyarakat

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang contoh organisasi yang ada di sekolah

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.


(49)

33 d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk


(50)

34 mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan membubuhkan tanda ceklist, sedangkan kinerja guru dengan memberikan nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran.

Siklus III

Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus III. Adapun pelaksanaan siklus III ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran pada siklus II

2. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III berdasarkan refleksi siklus II

3. Menetapkan materi pelajaran yaitu materi kelas V sesuai dengan kurikulum KTSP yang berlaku saat ini di SDN 10 Metro Pusat


(51)

35 4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran

6. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung)

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus III ini, kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


(52)

36 b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh

guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang contoh organisasi yang ada di sekolah

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.

c. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang ha-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan


(53)

37

e. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung dengan membubuhkan tanda ceklist, sedangkan kinerja guru dengan memberikan nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baikdan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.


(54)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan:

1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan terhadap siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Aktivitas belajar siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu siklus II meningkat dari siklus I yaitu 44,58% menjadi 61,08% dengan peningkatan sebesar 16,50% dan nilai rata-rata siklus III meningkat dari siklus II yaitu 61,08% menjadi 80,78% dengan peningkatan sebesar 19,70%.

2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan

hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah diperoleh siswa dari siklus I sampai siklus III. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus II


(55)

83 meningkat dari siklus I yaitu 55,17, menjadi 75,86, sehingga terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 20,69. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus III yaitu 75,86 menjadi 86,21, sehingga terjadi peningkatan sebesar 10,35. Ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa (44,82 %) di siklus I menjadi 22 siswa (75,86 %) di siklus II dengan peningkatan sebesar 31,04 %. Pada siklus II dan terakhir pada siklus III naik dari 22 siswa (75,86 %) menjadi 25 siswa (86,21 %) sehingga terjadi peningkatan 10,35%.

B. Saran

1) Kepada siswa, agar lebih meningkatkan belajar guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang baik.

2) Kepada guru, hendaknya selalu memotivasi para siswa-siswi untuk belajar dengan giat agar suasana belajar dapat berjalan dengan aktif dan menyenangkan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3) Kepada sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar serta aktivitas siswa.

4) Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), untuk lebih memahami tugas seorang guru dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Anasnurhuda. 2011.

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

http: //anasnurhuda

354. Wordpress. Com. Diakses 10 Oktober 2011 @ 09. 00 WIB.

Andayani, dkk. 2009.

Pemantapan Kemampuan Profesional.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Anonim. 2009.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif. http://technologi13. Wordpress. Com.

Diakses 15 Oktober 2011 @ 11. 00 WIB.

Anonim. 2010.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI. http:// matematika cerdas. Wordpress.

Com. Diakses 01 November 2011 @ 13. 00 WIB.

Aqib, Zainal dkk. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK.

Yrama Widya.

Bandung.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006.

Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2009.

Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006.

Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2011.

Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah, Nanang dan Cucu, Sahana. 2009.

Konsep Strategi Pembelajaran. PT. Rafika

Aditama. Bandung.

Hernawan Asep Herry. 2007.

Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar.

UPI PRESS. Bandung.

Herryanto, Nar, dkk. 2009.

Struktur Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Isjoni. 2007.

Cooperatitive Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Kireyinha. 2011.

Model Pembelajaran Cooperatif Type Team.

Http://Kireyinha. Blogspot. Com.

Diakses 15 Oktober 2011 @ 12. 00 WIB

Kunandar, dkk. 2010.

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. PT Rajawali Pers.

Jakarta.

Martati, Badruli. 2010.

Metodologi Pembelajaran PKn I.

Genesindo. Bandung.

__________________. Metodologi Pembelajaran PKn II.

Genesindo. Bandung.


(57)

Poedarminto. 2011.

Pengertian Hasil Belajar.

http:// id. Shvoong. Com. Diakses 08 Oktober

2011 @ 08. 00 WIB

Purwanto, Ngalim. 2008.

Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda Karya.

Bandung.

Ruminiati. 2007.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Depdikbud.

Sanjaya ade. 2011.

Pengertian Definisi Hasil Belajar.

http:// aadesanjaya. Blogspot. Com.

Diakses 21 Oktober 2011 @ 14. 00 WIB

Slavin, Robert, E. 2010.

Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktek. Nusa Media.

Bandung.

Sunarto. 2011.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

http:// Sunartombs. Wordpress. Com.

Diakses 22 November 2001 @ 09. 00 WIB

Suprijono, Agus. 2009.

Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar.

Surabaya.

Suwangsih, Erna. dan Tiurlina. 2006.

Model Pembelajaran Matematika. UPI PRESS. Bandung.

Suwarjo. 2008.

Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya Pena Gemilang.

Malang.

Syah, Muhibbin. 2003.

Psikologi Belajar. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta.

Syarifudin, Tatang dan Nur’aini. 2006.

Landasan Pendidikan. UPI PRESS. Bandung.

Tim Penyusun. 2006.

Permendinas.

Trianto. 2009.

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Kencana. Surabaya.

Universitas Lampung. 2011.

Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Wardhani, IGAK dkk. 2007.

Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wahyudi Heru. 2010. Model Pembelajaran TAI. Http:// Model Pembelajaran TAI. Com. Diakses

12 Oktober 2011 @ 09.00 WIB.


(1)

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang contoh organisasi yang ada di sekolah

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.

c. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang ha-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan


(2)

37

e. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung dengan membubuhkan tanda ceklist, sedangkan kinerja guru dengan memberikan nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baikdan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan:

1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan terhadap siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Aktivitas belajar siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu siklus II meningkat dari siklus I yaitu 44,58% menjadi 61,08% dengan peningkatan sebesar 16,50% dan nilai rata-rata siklus III meningkat dari siklus II yaitu 61,08% menjadi 80,78% dengan peningkatan sebesar 19,70%.

2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah diperoleh siswa dari siklus I sampai siklus III. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus II


(4)

83 meningkat dari siklus I yaitu 55,17, menjadi 75,86, sehingga terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa sebesar 20,69. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus III yaitu 75,86 menjadi 86,21, sehingga terjadi peningkatan sebesar 10,35. Ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa (44,82 %) di siklus I menjadi 22 siswa (75,86 %) di siklus II dengan peningkatan sebesar 31,04 %. Pada siklus II dan terakhir pada siklus III naik dari 22 siswa (75,86 %) menjadi 25 siswa (86,21 %) sehingga terjadi peningkatan 10,35%.

B. Saran

1) Kepada siswa, agar lebih meningkatkan belajar guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang baik.

2) Kepada guru, hendaknya selalu memotivasi para siswa-siswi untuk belajar dengan giat agar suasana belajar dapat berjalan dengan aktif dan menyenangkan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3) Kepada sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar serta aktivitas siswa.

4) Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), untuk lebih memahami tugas seorang guru dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah.


(5)

Anasnurhuda. 2011.

Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

http: //anasnurhuda

354. Wordpress. Com. Diakses 10 Oktober 2011 @ 09. 00 WIB.

Andayani, dkk. 2009.

Pemantapan Kemampuan Profesional.

Universitas Terbuka. Jakarta.

Anonim. 2009.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

. http://technologi13. Wordpress. Com.

Diakses 15 Oktober 2011 @ 11. 00 WIB.

Anonim. 2010.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI

. http:// matematika cerdas. Wordpress.

Com. Diakses 01 November 2011 @ 13. 00 WIB.

Aqib, Zainal dkk. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK.

Yrama Widya.

Bandung.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006.

Penelitian Tindakan Kelas

. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2009.

Belajar dan Pembelajaran

. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2006.

Strategi Belajar Mengajar

. Rineka Cipta.

Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2011.

Kurikulum dan Pembelajaran

. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah, Nanang dan Cucu, Sahana. 2009.

Konsep Strategi Pembelajaran

. PT. Rafika

Aditama. Bandung.

Hernawan Asep Herry. 2007.

Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar.

UPI PRESS. Bandung.

Herryanto, Nar, dkk. 2009.

Struktur Dasar

. Universitas Terbuka. Jakarta.

Isjoni. 2007.

Cooperatitive Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok

. Alfabeta. Bandung.

Kireyinha. 2011.

Model Pembelajaran Cooperatif Type Team.

Http://Kireyinha. Blogspot. Com.

Diakses 15 Oktober 2011 @ 12. 00 WIB

Kunandar, dkk. 2010.

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan

Profesi Guru. PT Rajawali Pers.

Jakarta.

Martati, Badruli. 2010.

Metodologi Pembelajaran PKn I.

Genesindo. Bandung.


(6)

Poedarminto. 2011.

Pengertian Hasil Belajar.

http:// id. Shvoong. Com. Diakses 08 Oktober

2011 @ 08. 00 WIB

Purwanto, Ngalim. 2008.

Prinsip- Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

. Rosda Karya.

Bandung.

Ruminiati. 2007.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Depdikbud.

Sanjaya ade. 2011.

Pengertian Definisi Hasil Belajar.

http:// aadesanjaya. Blogspot. Com.

Diakses 21 Oktober 2011 @ 14. 00 WIB

Slavin, Robert, E. 2010.

Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktek

. Nusa Media.

Bandung.

Sunarto. 2011.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

http:// Sunartombs. Wordpress. Com.

Diakses 22 November 2001 @ 09. 00 WIB

Suprijono, Agus. 2009.

Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM

. Pustaka Belajar.

Surabaya.

Suwangsih, Erna. dan Tiurlina. 2006.

Model Pembelajaran Matematika

. UPI PRESS. Bandung.

Suwarjo. 2008.

Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi

. Surya Pena Gemilang.

Malang.

Syah, Muhibbin. 2003.

Psikologi Belajar

. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta.

Syarifudin, Tatang dan Nur’aini. 2006.

Landasan Pendidikan

. UPI PRESS. Bandung.

Tim Penyusun. 2006.

Permendinas

.

Trianto. 2009.

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Kencana. Surabaya.

Universitas Lampung. 2011.

Format Penulisan Karya Ilmiah

. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Wardhani, IGAK dkk. 2007.

Penelitian Tindakan Kelas

. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wahyudi Heru. 2010. Model Pembelajaran TAI. Http:// Model Pembelajaran TAI. Com. Diakses

12 Oktober 2011 @ 09.00 WIB.


Dokumen yang terkait

ANALISIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PELAJARAN MATEMATIKA SDN CANDIPARI I PORONG

0 6 19

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VA SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 23 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VA SDN 04 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 27 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION SISWA KELAS V SDN 1 SUMBERAGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP RESUME PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SDN 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

24 216 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI 2 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 53