Jenis Kliring Kliring .1Pengertian Kliring

Bank yang ditunjuk ini harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain kemampuan admnistrasi, tenaga pimpinan dan pelaksana, ruangan kantor, peralatan komunikasi, dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan khusus bagi bank pelaksanaan kliring : 1 Berkewajiban untuk melaksanakan penyelenggaraan kliring sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 2 Menyampaikan laporan tentang data kliring mingguan bersama dengan laporan likuiditas mingguan kepada Bank Indonesia yang membawahi wilayah kliring yang bersangkutan. 3 Untuk mempermudah bank penyelenggara kliring dalam penyediaan uang kartal, maka ditentukan bahwa hasil kliring hari itu dapat diperhitungkan pada rekening bank tersebut pada Bank Indonesia.

2.3.2 Jenis Kliring

Jenis-jenis sistem kliring menurut Latumaerissa 2011:99 saat ini penyelenggaraan kliring di Indonesia dilakukan dengan menggunakan 5 lima macam sistem kliring, antara lain: a. Kliring Manual Kliring manual adalah proses kliring yang dilakukan dengan menghadirkan petugas kliring di suatu tempat yang disediakan oleh penyelenggara kliring dan melakukan pertukaran warkat-warkat kliring secara manual. Secara teknis pelaksanaanya, kliring dapat diuraikan sebagai perhitungan utang piutang diantara bank peserta kliring secara terpusat dengan cara saling menyerahkan warkat kliring untuk memperluas lalu lintas pembayaran dengan cara giral. b. Sistem Semi Otomasi Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses sistem semi otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada DKE Data Kliring Elektronik yang dibuat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan. c. Sistem Otomasi Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring yang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring dan pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi. Pada proses sistem otomasi, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring. d. Sistem Kliring Elektronik Sistem Kliring elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring dimana perhitungan dan pembuatan rekapitulasi perhitungan bilyet saldo kliring dilakukan secara elektronik diserta dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk kemudian dipilah secara otomasi. Dalam sistem kliring ini, hasil perhitungan yang dilakukan secara otomasi kemudian dicocokan dengan hasil perhitungan secara elektronik. e. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Penyelenggara SKNBI tunduk pada Peraturan Bank Indonesia No. 718PBI2005 tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia tanggal 22 Juli 2005. Adapun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI diselenggarakan oleh Penyelenggara Kliring Nasional PKN yaitu unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional, dan juga Penyelenggara Kliring Lokal PKL yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu. Dalam perkembangannya, mengingat sistem kliring yang ada saat ini merupakan suatu sistem terintegrasi antara kliring warkat debet dan kliring nota kredit, maka rencana pengembangan kliring Paperless Nota Kredit, mau tidak mau akan berdampak terhadap sistem kliring secara keseluruhan. Jenis layanan yang terdapat pada Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia SKNBI a. Kliring Kredit 1 Penyelenggaran Kliring Kredit dilakukan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional PKN 2 Transaksi yang dapat dikliringkan adalah transfer kredit yang berasal dari peserta di suatu wilayah kliring Indonesia. 3 Transfer kredit yang dikliringkan dalam bentuk Data Keuangan Elektronik DKE b. Kliring Debet 1 Penyelenggaraan Kliring Debet dilakukan per wilayah kliring oleh Penyelenggara Kliring Lokal PKL 2 Transaksi yang dapat dikliringkan adalah transfer debet yang berasal dari warkat debet berupa cek dan bilyet giro. 3 Transfer debet yang dikliringkan dalam bentuk data keuangan elektronik disertai dengan penyampaian warkat debet. 4 Kegiatan dalam penyelenggaraan Kliring Debet terdiri atas : a. Kliring Penyerahan Memperhitungkan transfer debet yang disampaikan oleh peserta pengirim kepada peserta penerima melalui PKL b. Kliring Pengembalian Memperhitungkan transfer debet yang ditolak oleh peserta penerima kepada peserta pengirim berdasarkan alasan penolakan yang ditetapkan oleh BI.

2.3.3 Warkat Kliring