dalam satu sumuran plat terdapat dua antibody yang mengapit antigen yang berada ditengah Crowther, 1996
Beberapa kelebihan ELISA dibandingkan dengan uji serologi yang lain yaitu konsentrasi virus yang diperlukan untuk pendeteksian sangat rendah, antiserum yang diperlukan
sedikit, sehingga sesuai untuk pengujian sampel skala besar dan hasil pengujiannya bersifat kuantitatif Dijkstra and De jagger, 1998
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa reagen DAS-ELISA, polybag, tanah subur, arang sekam, bufer fosfat, kapas steril, daun tanaman kacang panjang yang
telah terinfeksi BCMV, tanaman uji yaitu tanaman cabai besar Capsicum annuum L., cabai rawit Capsicum frutescens L., Tomat Lycopersicon esculentum, Terong
Solanum melongena, Mentimun Cucumis sativus , Buncis Phaseolus vulgaris L., Kedelai Glycine max, Kubis Brassica oleracea, Sawi Hijau Brassica juncea,
Kangkung Darat Ipomoea reptana poir, Bayam Cabut Amaranthus tricolor, Kacang Tanah Arachis hypogaea, Bunga Pacar Air Impatiens balsamina, dan Kacang Panjang
Vigna sinensis L. komersial dengan jenis Panah Merah, KPK, Aura, dan Pusaka hijau Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mortar, timbangan digital,
gunting, pinset, gelas ukur, erlenmeyer, pipet mikro, lemari es, kamera digital, kotak keranjang pembibitan tray, plate Elisa, ELISA reider, dan alat tulis.
3.2 Sumber Inokulum
Sumber inokulum berasal dari tanaman kacang panjang yang telah terinfeksi BCMV yang didapat dari pertanaman kacang panjang milik petani di Desa Perean,
kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
3.3 Uji Kisaran Inang Terhadap BCMV
Selain tanaman kacang panjang sebagai tanaman inang utama, inang alternatif dari virus BCMV ini perlu diteliti untuk mengetahui cara bertahan hidup virus jika
tanaman utamanya tidak ada. Untuk mengetahui kisaran inang virus BCMV, maka dalam penelitian ini, berbagai spesies tanaman diinokulasi dengan virus BCMV.
Bibit tanaman uji ditanam dalam polybag yang berukuran 10 x 10 x 10 cm yang berisi campuran tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:2. Tanaman uji yang
digunakan adalah dari famili 1 Solanaceae : yaitu tanaman cabai besar C. annuum L., cabai rawit C. frutescens L., Tomat L. esculentum, dan Terong Solanum melongena,
2 Cucurbitaceae : yaitu Mentimun Cucumis sativus, 3 Fabaceae : yaitu Buncis Phaseolus vulgaris L. , dan Kedelai Glycine max, 4 Cruciferaceae : yaitu Kubis
Brassica oleracea dan Sawi Hijau Brassica juncea, 5 Convolvulaceae : yaitu Kangkung Darat Ipomoea reptana poir, 6 Amaranthaceae : yaitu Bayam Cabut
Amaranthus tricolor, 7 Leguminoceae: yaitu Kacang Tanah Arachis hypogaea dan Kacang Panjang V. sinensis L. komersial dengan jenis Panah Merah, KPK, Aura, dan
Pusaka hijau, 8 Balsaminaceae : yaitu Bunga Pacar Air Impatiens balsamina . Inokulasi dilakukan secara mekanis menggunakan cairan perasan tanaman sap
sakit. Sap dibuat dari daun tanaman yang terinfeksi BCMV. Daun yang terinfeksi digerus sebanyak 1 gr sampai halus didalam mortar dimana sebelumnya ditambahkan bufer fosfat
0.01M; pH 7.0 dengan perbandingan 1:5. Daun tanaman kacang panjang yang akan diinokulasi sebelumnya ditaburi dengan carborundum 600 mesh. Sap dioleskan pada
permukaan daun dengan menggunakan kapas steril dimulai dari bagian pangkal daun ke ujung secara searah dengan tidak mengulangi pada daerah yang sama. Setelah pengolesan
sap selesai, daun tanaman disiram dengan air mengalir untuk membersihkan sisa-sisa sap yang masih melekat. Tanaman yang sudah diinokulasi dipelihara dan dirawat sampai
muncul gejala.
3.4 Pengamatan Gejala