B. Latar Belakang Masalah
Kinerja keuangan bank merupakan salah satu dasar penilaian terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan
pengelola dana masyarakat. Perbaikan kondisi kinerja keuangan perbankan nasional membawa kepada suatu alam persaingan yang ketat diantara bank-bank
umum dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi dan penyusunan rencana kerja
anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan di masa yang akan
datang. Implikasi dari Hal tersebut adalah semakin tingginya kompetisi di dunia bisnis,sehingga perlu adanya manajemen pemasaran jasa yang berbeda dengan
pemasaran tradisional yang telah dikenal selama ini. Perkembangan tersebut mengakibat-kan iklim bisnis di Indonesia pun berubah. Masing-masing
perusahaan akan berupaya untuk dapat merebut pasar yang ada untuk produk dan jasa yang sama, akibatnya masyarakat sebagai konsmen akan mempunyai posisi
tawar yang tinggi dalam mene-ntukan pilihan terhadap produk dan jasa yang akan dibelinya. Perusahaan dituntut untuk mempunyai daya saing terhadap perusahaan
pesaingnya. Daya saing tersebut dapat diujudkan melalui kegiatan-kegiatan fungsional yang cermat dan tepat.
Sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga untuk bank konvesional dan bagi hasil untuk bank
syariah. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit tersebut perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit. Kedua,
penyaluran kredit memberikan
spread
yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan. , melihat posisinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter,
perbankan merupakan sector usaha yang kegiatannya paling diatur dan dibatasi. Keempat, sumber utama dana bank berasal dari dana masyarakat sehingga secara
moral mereka harus menya-lurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, namun dalam pelaksanaan tidak semua dana yang dihimpun dari
masyarakat bisa tersalurkan dengan baik sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada masyarakat kerap kali mengalami
hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank dan nyaris semua bank beroperasi di Indonesia mengalami kredit macet bermasalah.
Pengamatan yang dilakukan di lembaga perbankan, diketahui permintaan kredit selalu berubah tergantung pada bebeapa hal antaa lain : suku bunga,
pendapatan, status pekerjaaan, dan jangka waktu kedit. Suku bunga merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rangkan menghimpun dan
menyalurkan dana pada masyarakat. Tingkat suku bunga pada dasarnya merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan
demikian perkembangan dan tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan atau kecukupan dana dimasyarakat. Selain Bank Umum di Indonesia
juga terdapat Bank Perkreditan Rakyat BPR yang diijinkan beroperasi di wilayah kecamatan. Dalam perkembangan sistem perbankan, eksistensi BPR
semakin diakui. Kedudukannya serta peranannya semakin diperjelas dengan adanya pembagian perbankan menjadi dua kategori yaitu Bank Umum dan BPR
commit to user
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang ketentuan-
ketentuan di bidang perbankan. Biasanya para pengusaha dan wiraswasta dalam mengembangkan usahanya akan memilih bank yang akan dijadikan mitra kerja.
Dalam hal ini pengusaha memilih bank yang memberikan pinjaman dengan mudah dan cepat serta bunga yang ringan. Berdirinya PT. BPR Nguter disini
memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat untuk mencapai kesejahteraan, dengan pemberian kredit yang mudah, cepat dan bunga
yang bersaing. Namun pada dasarnya bunga kredit dan suku bunga kredit adalah berbeda.
Masyarakat pada umumnya mengetahui bunga kredit bank, namun sebagian besar tidak mengetahui tentang tata cara perolehan dan perhitungan baik bunga kredit
maupun suku bunga kredit. Penentuan bunga kredit untuk setiap jenis produk kredit berbeda. Perbedaan ini muncul oleh beberapa factor yang berbeda pula.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat keinginan penulis untuk mengetahui serta mempelajari asal, dari mana, dan kebijakan akuntansi perusahaan dalam
pembentukan suku bunga kredit serta bunga kredit pada tiap jenis produk pada PT Bank Perkreditan Rakyat Nguter Surakarta, untuk itu penulis akan mengamati
pembentukan suku bunga kredit kemudian menuliskannya dalam bentuk laporan
dengan judul ”ANALISIS SUKU BUNGA KREDIT PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA PERIODE TAHUN 2011-2012”
commit to user
C. Perumusan Masalah