45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dari hasil observasi di lapangan yaitu mengenai proses pekerjaan serta lingkungan kerja di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta
ditemukan berbagai potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan. PT. Trakindo Utama menetapkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Pengelolaan Lingkungan adalah salah satu landasan utama dalam kegiatan operasinya. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka PT. Trakindo Utama
melakukan upaya-upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja pekerja di tempat kerja, salah satunya dengan upaya menerapkan
safety behavior
di tempat kerja agar
unsafe behavior
yang termasuk penyumbang terbesar pada kecelakaan kerja dapat diminimalisir, dan diharapkan dapat mengurangi terjadinya
insiden, kerusakan, dan kerugian berkaitan dengan kegiatan operasional diperusahaan.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penerapan
safety behavior
di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta terutama berfokus pada
observasi keselamatan kerja yaitu dengan menggunakan Kartu Laporan Observasi, serta didukung upaya-upaya lain, yaitu :
Safety Induction
,
Toolbox Meeting
,
Safety Talk
, CIM Ideku, Lomba K3L, Personal SHE Performance
Award
, Sistem
Work Permit
,
Safety Training
,
Working Instruction
serta Papan Informasi Kinerja K3L.
Seperti yang dijelaskan dalam ABC Model of Behavior Change, bahwa sebuah activator
dapat mempengaruhi behavior dan menghasilkan consequences. Dalam hal ini upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai activator yang memberi arahan
kepada pekerja untuk menghasilkan safety behavior yang pada akhirnya berkonsekuensi kepada terhindarnya pekerja dari potensi bahaya yang ada.
1. Observasi Keselamatan Kerja
Di P.T. Trakindo Utama Cabang Jakarta, semua atasan harus memeriksa untuk memastikan bahwa karyawan mematuhi standard, prosedur dan peraturan
keselamatan perusahaan. Atasan dapat menggunakan metode berikut untuk melakukan pemeriksaan : berjalan keliling tempat kerja secara acak untuk
mengidentifikasi secara acak adanya tindakan kondisi tak aman dalam wilayah tanggungan. Bila ditemukan bahwa terdapat pekerjaan yang dilakukan dalam
kondisi tidak aman, atasan tersebut berhak untuk menghentikan pekerjaan tersebut lalu memberikan pengarahan kepada pekerja. Temuan tersebut harus dituangkan
kedalam Kartu Laporan Observasi. Kartu Laporan Observasi adalah merupakan “alat bantu” untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan melakukan
pengamatan pada tindakan tidak aman dan melakukan komunikasi untuk perbaikan.
Kartu Laporan Observasi digunakan bukan untuk menghukum, melainkan untuk mengingatkan, memberi arahan serta meningkatkan kepedulian terhadap
aspek K3. Sebagai alat bantu dalam melakukan inspeksi bagi setiap personnel tanpa mengenal jabatan dan ruang lingkup pekerjaan untuk perbaikan
behavior
dan lingkungan kerja. Rincian tentang cara pengisian dan keterangan Kartu Laporan Observasi dapat dilihat pada lampiran 1.
47 Gambar 7. Kartu Laporan Observasi
Sumber : SOP, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2007
Semua hasil temuan yang dicatat dalam Kartu Laporan Observasi harus dibahas di dalam meeting P2K3 setiap bulannya, dengan maksud untuk
melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus ke seluruh departemen.
Trend Temuan Observasi Keselamatan 2009
Personal Protective Equipment 36
Enviroment 7
Standards Procedures 25
Position Action Of People 14
Tools and Equipment 18
Gambar 8.
Trend
Temuan Observasi Keselamatan Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2009
Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa faktor penyumbang terbesar dalam temuan observasi keselamatan di area workshop adalah
Personal Protective Equipment
PPE atau Alat Pelindung Diri, disusul oleh
Standards and Procedures
, lalu
Tools and Equipment
atau Peralatan dan Perlengkapan, lalu oleh
Position and Action of People
atau Posisi dan Tindakan Pekerja, dan terakhir
Environment
atau Lingkungan. Dari hasil temuan tersebut akan dibahas dan ditentukan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Hasil pembahasan
dalam Rapat bulanan P2K3 harus di implementasikan ke seluruh karyawan, guna mencegah terjadinya kecelakaan. Catatan rinci mengenai Kartu Laporan
Observasi di Cabang harus disimpan dengan baik. Pematuhan pada Standar, Prosedur dan Peraturan Keselamatan Perusahaan adalah hal yang paling penting
dan semua atasan harus memberlakukan semua persyaratan, secara konsisten, terus-menerus. Sangsi untuk setiap pelanggaran atas standard, prosedur dan
Peraturan Keselamatan Perusahaan mengacu pada PP PT. Trakindo Utama Bab XIX. Semua karyawan harus terbiasa dengan semua Standar, Prosedur, Peraturan
Keselamatan Perusahaan yang ada, baru atau pun revisi secara terus menerus. 2.
Safety Induction
Pada saat pertama datang setiap karyawan, kontraktor, tamu, pelanggan, dan pemasok yang ingin memasuki daerah tanggung jawab PT. Trakindo Utama
Cabang Jakarta harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a
Melaporkan kepada petugas keamanan penerima tamu dengan memberitahukan maksud dan tujuan kedatangannya.
b Menyerahkan tanda identitas KTPSIM atau tanda pengenal lain kepada
petugas. c
Khusus bagi tamu yang memasuki workshop dan gudang harus diberikan induksi K3L sebelumnya oleh si penerima tamu dengan menggunakan
visitor induction card
. d
Tamu harus selalu memakai diperlihatkan Tanda Tamu di bagian saku atau kerah baju yang diberikan oleh petugas.
Selain hal tersebut, para kontraktor yang bekerja di PT. Trakindo Utama harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a Pada awal mula memenuhi semua persyaratan yang berlaku untuk tamu diatas.
b Sebelum masuk ke
workshop
atau mulai bekerja, semua karyawan kontraktor harus melaporkan kepada Departemen SHE, yang akan memberikan induksi
keselamatan khusus kontraktor yang sesuai. c
Tanpa kecuali semua kontraktor serta sub kontraktor wajib memenuhi semua persyaratan Sistem Manajemen K3L dari PT. Trakindo Utama.
d Semua kontraktor, serta sub kontraktor wajib mentaati SOP. Untuk
memastikan hal itu Kepala Departemen terkait bertanggung jawab untuk penegakannya.
e Sebelum mulai bekerja, semua kontraktor serta subkontraktor wajib membawa
semua peralatan kerja, peralatan pengaman dan APD Alat Pelindung Diri sesuai “kontrak kerja” dan memperlihatkan peralatan tersebut kepada staf
Departemen SHE untuk pemeriksaan serta persetujuan.
f Semua kontraktor serta subkontraktor akan diberikan kartu tanda pengenal
khusus dan harus selalu memakaidiperlihatkan tanda tersebut. Selain hal tersebut, para karyawan yang bekerja di lingkungan PT.
Trakindo Utama harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a
Jika kunjungan ke cabang lain kurang dari 5 hari, karyawan harus mengikuti prosedur induksi tamu. Materi induksi sama dengan materi induksi tamu di
Matrix Induksi. b
Karyawan yang pindah sementara dari satu cabang ke cabang yang lain harus mengikuti prosedur sama seperti poin a diatas.
c Karyawan yang pindah tetap dari satu cabang ke cabang yang lain, harus
mengikuti prosedur yang sama seperti poin a.
Gambar 9.
Safety Induction
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2010
Semua karyawan, kontraktor, sub kontraktor, dan penyedia jasa pemasok yang telah mengikuti induksi awal, harus mengikuti induksi ulang yang materinya
sesuai dengan Matrix Induksi, minimal setahun sekali. Karyawan, kontraktor, sub kontraktor, dan penyedia jasa pemasok yang belum mengikuti induksi ulang
dalam periode 12 bulan terakhir, sama sekali tidak diperkenankan diizinkan
masuk atau melakukan pekerjaan apapun di semua daerah tanggung jawab PT. Trakindo Utama.
Semua penyedia jasa jangka pendek yang perlu melakukan pekerjaan khusus bukan pekerjaan “kontrak”, harus mengikuti sesi induksi khusus. Induksi
khusus akan termasuk semua materi serta topic yang terdapat di Matrix Induksi yang berlaku. Induksi khusus akan mencakup sosialisasi mengenai porsi dari
Profil Resiko, SOP, dan WIN yang terkait dengan semua aktivitas yang akan dilakukan oleh jasa penyedia pemasok. Jika aktivitas atau kegiatan tidak
tercakup dalam Profil Resiko, SOP dan WIN yang telah ada, maka dalam sesi induksi khusus ini penyedia jasa pemasok harus membuat Profil Resiko, SOP,
dan WIN, sebelum pekerjaan dimulai diperbolehkan. 3.
Toolbox Meeting Toolbox Meeting
adalah pembicaraan mengenai persiapan kerja yang dilakukan setiap hari sebelum dimulainya suatu pekerjaan. Semua
foreman
harus mengumpulkan semua karyawan di tiap
section
di permulaan shift dan mendiskusikan topik
Toolbox Meeting
.
Toolbox Meeting
diadakan untuk memberikan kesadaran pada karyawan tentang K3L, setiap Branch Manager harus
memastikan adanya system “
toolbox meeting
dan
safety talk
” di cabangnya. Topik-topik bagi semua
toolbox meeting
dan
safety talk
didasarkan pada : tugaspekerjaan beresiko tinggi yang dilakukan, berita kerugian besar, informasi
khusus dari
head office
.
Gambar 10.
Toolbox Meeting
di
Small Component
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 4.
Safety Talk
Setiap
Branch Manager
memastikan adanya
safety talk
mingguan di cabangnya. Seluruh panduan mengenai
safety talk
harus didistribusikan dalam formulir SHE.FRM.010.R00. Semua dokumentasi tentang berlangsungnya
safety talk
, harus di catat dalam formulir SHE.FRM.011.R00. Bahan
safety talk
juga dilakukan dengan menggunakan SHE Bulletin. Untuk Area
Workshop
PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta
Safety Talk
dilaksanakan di setiap section pada hari jum’at jam 08.00 pagi sampai jam 09.00 pagi.
Safety talk
dipimpin oleh
supervisor
dari tiap
section
lalu materi yang telah disiapkan dan distribusikan kepada peserta dibahas didiskusikan bersama.
Gambar 11.
Safety Talk
Pekerja
Section Machine Bay
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
5. CIM Ideku
CIM
Continuous Improvement Management
Ideku adalah salah satu terobosan baru oleh P.T. Trakindo Utama. Dimana di tiap
section
disediakan sebuah papan besar yang berisi kartu dan stiker penanda berwarna warni. Papan
ini adalah sebagai media penampung ide atau kritik dan saran dari para pekerja mengenai masalah SHE,
Safety Maintenance
CC
Contamination Control
,
Workshop
, dan
Management
. Setiap pekerja bebas menuangkan ide mereka tentang suatu masalah kedalam kartu lalu di tempelkan stiker penanda sesuai
masalah yang mereka bahas, seperti untuk masalah SHE diberi warna hijau, setelah itu diselipkan di kolom
new
. Tiap minggunya para
supervisor
atau
foreman
perwakilan dari tiap
section
akan berkumpul dan menggelar CIM Ideku
Meeting
yang membahas tiap-tiap masalah yang ada di kolom
new
. Setelah dibahas lalu ditentukan penanggung jawab dari tiap-tiap masalah maka kartu dari
kolom
new
dipindahkan ke kolom
assigned
, pada saat pengupayaan tindakan perbaikan maka kartu dipindahkan ke kolom
in process short term
untuk jangka pendek, atau
in process long term
untuk jangka panjang. Bila dalam jangka waktu lama masalah yg
assigned
tidak diperbaiki, maka kartu tersebut akan masuk ke dalam kolom
past due
. Setelah masalah terselesaikan, kartu akan dipindahkan ke kolom
review
, untuk sebelumnya di
review
bersama pada saat CIM Ideku Meeting, lalu dengan kesepakatan bersama di masukkan kedalam kolom
closed
, untuk ditutup kasusnya.
Dengan adanya Program CIM Ideku ini, maka dapat terus dilakukan perbaikan dan perkembangan secara berkelanjutan dengan partisipasi dari para
pekerja.
Gambar 12. CIM Ideku
Board
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
Gambar 13. CIM Ideku
Card
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
Gambar 14. CIM Ideku
Meeting
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
6. Lomba K3L
Setiap setahun sekali, PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta menggelar acara lomba-lomba dalam rangka menyambut datangnya Bulan K3. Lomba-lomba
yang diadakan antara lain : lomba ketangkasan P3K, lomba Fire Fighting, SHE Quiz, lomba slogan K3, dan lain-lain, bervariasi setiap tahunnya. Lomba-lomba
ini bebas diikuti oleh seluruh karyawan yang bekerja di PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta. Pemenang akan mendapatkan hadiah yang akan diumumkan pada
upacara penutupan bulan K3. Lomba-lomba ini cukup membangkitkan perhatian para pekerja pada masalah K3L dengan cara yang menyenangkan dan kompetitif.
Gambar 15.
Lomba Fire Fighting
Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
Gambar 16. Lomba Ketangkasan P3K Sumber : SHE
Department
, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 7.
Personal SHE Performance Award
Pemberian
Personal SHE Performance Award
ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi partisipasi karyawan dalam program SHE CC serta
CIM “Ideku”. Periode pemberian personal SHE Performance Award ini setiap empat bulan sekali, dengan metode penilaian kwalitatif kwantitatif, yang dinilai
oleh SHE
Committee
. Metode penilaian adalah sebagai berikut :
a Masing-masing
Foreman Supervisor
memilih nama nominator yg dianggap memenuhi kriteria di masing
– masing sectionnya b
Foreman Supervisor
beserta
Department Head
melakukan penilaian dengan
“Checklist personel SHE Performance Award” c
Metode penilaian dilakukan dengan cara observasi di lapangan dan melihat data di SHE HR untuk melihat sisi SHE
Behavior
, SHE
Knowledge
, keterlibatan dalam
safety observation
, CC dan
performance
SHE dilihat dari data kecelakaan maupun pelanggaran terhadap peraturan SHE
a Hasil penilaian nominator dikumpulkan kepada SHE
Department
untuk bersama
–sama dinilai oleh
SHE Committee
dalam
panel review
b Penentuan pemenang berdasarkan
score
tertinggi c
Juara diambil sebanyak 3 orang dari
Service Workshop, Field Service, Part Warehouse
d Pengumuman dan pemberian penghargaan disampaikan dalam safety talk
bersama pada akhir bulan e
“
The safety man of this month
” pemenang diberi kesempatan untuk menyampaikan presentasi
safety
dalam
safety talk
8. Sistem
Work Permit
Di PT. Trakindo Utama, kepala departemen yang mengelola pekerjaan yang akan dilakukan oleh kontraktor sub kontraktor karyawan bertanggung
jawab untuk memberikan penjelasan tentang ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan keselamatan sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor atau sub
kontraktor yang melakukan pekerjaan, harus mengisi Surat Izin Kerja SHE.FRM.030.R00. Kepala departemen harus memverifikasi formulir
permit to work
yang telah diisi antaranya : jenis pekerjaan, jumlah karyawan, durasi waktu pekerjaan, peralatan pekerjaan, Alat Pelindung Diri APD, potensi resiko dari
pekerjaan tersebut serta tindakan pencegahan dan pengamanannya yang diperlukan. Setelah disetujui, formulir
permit to work
yang telah diisi kemudian dibuat rangkap tiga kali untuk
user
1, untuk kontraktor 1, dan 1 untuk petugas keamanan. Formulir asli disimpan oleh SHE
Department
.
Petugas keamanan memastikan kontraktor telah memiliki surat ijin kerja sebelum memasuki lokasi pekerjaankantor.
Manager
Departemen,
Supervisor
terkait dan Departemen SHE harus melakukan pengawasan pada waktu-waktu teretentu untuk meyakinkan apakan pekerjaan telah dilakukan dengan aman dan
telah memenuhi persyaratan sesuai surat ijin. Jika pekerjaan dilakukan diluar jam kerja normal pada malam hari atau hari-hari libur harus tetap dilakukan
pengawasan oleh user atau
personel
dari
department
yang bersangkutan. Apabila pada saat melakukan observasi pengawasan pekerjaan kontraktorsub kontraktor
diketahui melakukan tindakan yang beresiko, maka pengawas yang bersangkutan harus segera menghentikan pekerjaan. Departemen manajer atau supervisor
berhak memberikan sangsi berupa dihentikannya suatu pekerjaan sementara waktu atau permanen bagi kontraktorm sub kontraktor, atau karyawan apabila
mereka melanggar persyaratan surat ijin kerja atau ketentuan SOP perusahaan dalam proses kerja. Setelah pekerjaan selesai kontraktor, sub kontraktor danatau
karyawan harus membersihkan tempat kerja dan memastikan bahwa area ditinggalkan dalam kondisi aman.
Sebelum bekerja di dalam area PT. Trakindo Utama, kontraktor, sub kontraktor danatau karyawan harus mengikuti Induksi Keselamatan yang berlaku,
harus membuat JSA yang terkait dan melakukan sosialisasi bagian dari profil resiko berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kontraktor sub
kontraktor karyawan dilarang menggunakan peralatan, perkakas atau peralatan lain di dalam area PT. Trakindo Utama yang tidak sesuai dengan persyaratan, hal
ini dicatat dalam form work permit. Jika didapatkan kontraktor, sub kontraktor,
atau karyawan yang bekerja di area PT. Trakindo Utama tanpa work permit dimana ini diwajibkan, harus segera dihentikan pekerjaannya sampai dibuat surat
izin kerja. Surat izin bekerja perlu untuk tapi tidak dibatasi hal-hal berikut :
a Pada “pekerjaan apapun” misal inspeksiperawatandll yang perlu untuk
dilakukan di dalam Ruang Tertutup dimana mungkin terdapat lingkungan kurang oksigen.
b Pada Pekerjaan dengan Panas Las PotongPenyambungan yang perlu
dilakukan di dekat bahan yang berbahaya atau bahan mudah terbakar di dalam ruang tertutup atau di lingkungan kerja yang berbahaya.
c Pada pekerjaan yang dilakukan di instalasi listrik tegangan tinggi.
d Pada saat pekerjaan penggalian dilakukan mungkin terdapat kabel atau pipa.
e Pada tugas jenis tertentu yang diluar tugas biasa
one-of-a-kind
dilakukan, dimana ada resiko cedera serius tinggi.
f Pada saat perlu melakukan pekerjaan lebih dari 1,8 m diatas permukaan tanah
Bekerja di ketinggian
Working at Heights
. 9.
Safety Training
Kepala cabang, kepaala departemen HR, dan departemen SHE
Head Office
bertanggung jawab untuk membuat dan mengendalikan analisa kebutuhan pelatihan di cabang. Informasi mengenai analisa kebutuhan pelatihan tercatat
dalam matriks kebutuhan pelatihan K3L untuk personil SHE dan Matriks Kebutuhan Pelatihan K3L untuk personil non SHE. Analisa harus dilakukan untuk
mengidentifikasi semua tugas, termasuk yang memerlukan pelatihan khusus.
Analisa di atas harus berdasarkan penilaian resiko dari semua kegiatan di cabang. Berdasarkan hasil analisa, HR harus membuat rencana pelatihan tahunan
Training Master Plan
. Bahan pelatihan Internal K3L diluar
awareness
yang akan digunakan di cabang semua terpusat melalui Departemen SHE-HO. Departemen SHE-HO
membuat bahan pelatihan K3L untuk semua cabang, sedangkan untuk
awareness
dapat disusun oleh masing-masing cabang. Bahan pelatihan yang telah dibuat oleh Departemen SHE-HO dan dipastikan dapat mengatur semua kebutuhan pelatihan
di cabang. Bahan pelatihan disosialisasikan melalui
coordinator
perwakilan SHE di cabang atau dibantu oleh departemen SHE-HO. Setiap bahan pelatihan K3L
dan dokumentasinya harus dikelola dan dikendalikan oleh SHE personil di cabang. Setiap bahan pelatihan K3L disesuaikan dengan kebutuhan sifat
pekerjaan karyawan di semua cabang. Efektifitas dari setiap bahan pelatihan K3L dapat ditinjau dan dievaluasi jika dibutuhkan.
Coordinator
perwakilan SHE dan perwakilan karyawan di cabang dapat mengusulkan untuk perbaikan mengenai
bahan pelatihan K3L ke Departemen SHE-HO. Sedangkan untuk materi pelatihan yang tidak dapat dilakukan internal dilakukan oleh pihak eksternal yang telah
diseleksi kompetensinya. Untuk pekerjaan beresiko tinggi yang harus diberi pelatihan khusus
sebelumnya, yaitu : a
Bekerja di ketinggian b
Isolasi energy LOTO
c Lifting Rigging
d Pekerjaan yang diatur dalam UU
Crane, Forklift
, dan Pengelasan e
Perbaikan listrik f
Penggunaan bahan kimia Untuk karyawan yang baru masuk atau baru pindah harus diberikan
induksi dan pelatihan dasar keselamatan. Pelatihan penyegaran dilakukan untuk setiap karyawan setiap tahun sekali.
Peserta yang mengikuti pelatihan yang berdurasi sama dengan atau lebih dari 4 jam atau setengah hari akan diberikan sertifikat yang akan diterbitkan oleh
Departemen SHE-HO.
Awareness
K3L dilakukan secara teratur setiap minggu dengan durasi waktu 1-2jam tergantung dari materi yang disampaikan.
Departemen HR cabang, harus memastikan bahwa ada rekaman mengenai seluruh karyawan yang mengikuti Pelatihan. Untuk SHE Personil, kebutuhan pelatihan
disusun oleh Departemen SHE-HO. Departemen HR HO akan menganalisa hasil identifikasi kebutuhan pelatihan Staf SHE Departemen dan memasukkan kedalam
jadwal pelatihan tahunan. Departemen HR Cabang dan Departemen SHE-HO harus memastikan bahwa ada rekaman rinci mengenai para Staff SHE department
yang mengikuti pelatihan. Semua karyawan yang tergabung dalam
First Aider
dan karyawan yang sering bertugas ke
field
harus mengikuti pelatihan P3K. pelatihan penyegar P3K dilakukan setiap empat tahun. Semua personil harus mendapatkan pelatihan
sosialiasi penggunaan APAR. Semua kepala departemen bertanggung jawab mengevaluasi karyawan tiap 6 bulan sekali untuk melihat sejauh mana kinerja
pengetahuan dan keterampilan karyawan.
Gambar 17.
First Aid Awareness
Sumber : SHE Department, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 10.
Working Instruction
Dengan adanya
working instruction
yang ditempelkan di alat-alat dan mesin-mesin yang akan dioperasikan di area
workshop
, pekerja dapat melakukan tahapan pekerjaan dengan aman sesuai dengan instruksi yang diberikan. Instruksi
kerja ini dapat dijadikan pekerja sebagai pedoman untuk bekerja secara aman. 11.
Safety Sign
Pemasangan
Safety Sign
di tempat kerja dapat menjadi suatu media komunikatif yang berisi himbauan untuk bekerja aman. Di Area
Workshop
PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta, telah terpasang berbagai macam
safety sign
, rambu, poster serta
banner
.
Safety sign
ini juga selalu di
review
keadaan fisiknya dan diganti dengan yang baru bila keadaannya sudah tidak baik lagi.
Gambar 16. Pemasangan
Safety Sign
di
Workshop Area
Sumber : SHE Department, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010
B. Pembahasan