HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari hasil observasi di lapangan yaitu mengenai proses pekerjaan serta lingkungan kerja di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta ditemukan berbagai potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan. PT. Trakindo Utama menetapkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan adalah salah satu landasan utama dalam kegiatan operasinya. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka PT. Trakindo Utama melakukan upaya-upaya untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja pekerja di tempat kerja, salah satunya dengan upaya menerapkan safety behavior di tempat kerja agar unsafe behavior yang termasuk penyumbang terbesar pada kecelakaan kerja dapat diminimalisir, dan diharapkan dapat mengurangi terjadinya insiden, kerusakan, dan kerugian berkaitan dengan kegiatan operasional diperusahaan. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penerapan safety behavior di area workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta terutama berfokus pada observasi keselamatan kerja yaitu dengan menggunakan Kartu Laporan Observasi, serta didukung upaya-upaya lain, yaitu : Safety Induction , Toolbox Meeting , Safety Talk , CIM Ideku, Lomba K3L, Personal SHE Performance Award , Sistem Work Permit , Safety Training , Working Instruction serta Papan Informasi Kinerja K3L. Seperti yang dijelaskan dalam ABC Model of Behavior Change, bahwa sebuah activator dapat mempengaruhi behavior dan menghasilkan consequences. Dalam hal ini upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai activator yang memberi arahan kepada pekerja untuk menghasilkan safety behavior yang pada akhirnya berkonsekuensi kepada terhindarnya pekerja dari potensi bahaya yang ada. 1. Observasi Keselamatan Kerja Di P.T. Trakindo Utama Cabang Jakarta, semua atasan harus memeriksa untuk memastikan bahwa karyawan mematuhi standard, prosedur dan peraturan keselamatan perusahaan. Atasan dapat menggunakan metode berikut untuk melakukan pemeriksaan : berjalan keliling tempat kerja secara acak untuk mengidentifikasi secara acak adanya tindakan kondisi tak aman dalam wilayah tanggungan. Bila ditemukan bahwa terdapat pekerjaan yang dilakukan dalam kondisi tidak aman, atasan tersebut berhak untuk menghentikan pekerjaan tersebut lalu memberikan pengarahan kepada pekerja. Temuan tersebut harus dituangkan kedalam Kartu Laporan Observasi. Kartu Laporan Observasi adalah merupakan “alat bantu” untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan melakukan pengamatan pada tindakan tidak aman dan melakukan komunikasi untuk perbaikan. Kartu Laporan Observasi digunakan bukan untuk menghukum, melainkan untuk mengingatkan, memberi arahan serta meningkatkan kepedulian terhadap aspek K3. Sebagai alat bantu dalam melakukan inspeksi bagi setiap personnel tanpa mengenal jabatan dan ruang lingkup pekerjaan untuk perbaikan behavior dan lingkungan kerja. Rincian tentang cara pengisian dan keterangan Kartu Laporan Observasi dapat dilihat pada lampiran 1. 47 Gambar 7. Kartu Laporan Observasi Sumber : SOP, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2007 Semua hasil temuan yang dicatat dalam Kartu Laporan Observasi harus dibahas di dalam meeting P2K3 setiap bulannya, dengan maksud untuk melakukan tindakan perbaikan secara terus menerus ke seluruh departemen. Trend Temuan Observasi Keselamatan 2009 Personal Protective Equipment 36 Enviroment 7 Standards Procedures 25 Position Action Of People 14 Tools and Equipment 18 Gambar 8. Trend Temuan Observasi Keselamatan Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2009 Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa faktor penyumbang terbesar dalam temuan observasi keselamatan di area workshop adalah Personal Protective Equipment PPE atau Alat Pelindung Diri, disusul oleh Standards and Procedures , lalu Tools and Equipment atau Peralatan dan Perlengkapan, lalu oleh Position and Action of People atau Posisi dan Tindakan Pekerja, dan terakhir Environment atau Lingkungan. Dari hasil temuan tersebut akan dibahas dan ditentukan solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Hasil pembahasan dalam Rapat bulanan P2K3 harus di implementasikan ke seluruh karyawan, guna mencegah terjadinya kecelakaan. Catatan rinci mengenai Kartu Laporan Observasi di Cabang harus disimpan dengan baik. Pematuhan pada Standar, Prosedur dan Peraturan Keselamatan Perusahaan adalah hal yang paling penting dan semua atasan harus memberlakukan semua persyaratan, secara konsisten, terus-menerus. Sangsi untuk setiap pelanggaran atas standard, prosedur dan Peraturan Keselamatan Perusahaan mengacu pada PP PT. Trakindo Utama Bab XIX. Semua karyawan harus terbiasa dengan semua Standar, Prosedur, Peraturan Keselamatan Perusahaan yang ada, baru atau pun revisi secara terus menerus. 2. Safety Induction Pada saat pertama datang setiap karyawan, kontraktor, tamu, pelanggan, dan pemasok yang ingin memasuki daerah tanggung jawab PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a Melaporkan kepada petugas keamanan penerima tamu dengan memberitahukan maksud dan tujuan kedatangannya. b Menyerahkan tanda identitas KTPSIM atau tanda pengenal lain kepada petugas. c Khusus bagi tamu yang memasuki workshop dan gudang harus diberikan induksi K3L sebelumnya oleh si penerima tamu dengan menggunakan visitor induction card . d Tamu harus selalu memakai diperlihatkan Tanda Tamu di bagian saku atau kerah baju yang diberikan oleh petugas. Selain hal tersebut, para kontraktor yang bekerja di PT. Trakindo Utama harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a Pada awal mula memenuhi semua persyaratan yang berlaku untuk tamu diatas. b Sebelum masuk ke workshop atau mulai bekerja, semua karyawan kontraktor harus melaporkan kepada Departemen SHE, yang akan memberikan induksi keselamatan khusus kontraktor yang sesuai. c Tanpa kecuali semua kontraktor serta sub kontraktor wajib memenuhi semua persyaratan Sistem Manajemen K3L dari PT. Trakindo Utama. d Semua kontraktor, serta sub kontraktor wajib mentaati SOP. Untuk memastikan hal itu Kepala Departemen terkait bertanggung jawab untuk penegakannya. e Sebelum mulai bekerja, semua kontraktor serta subkontraktor wajib membawa semua peralatan kerja, peralatan pengaman dan APD Alat Pelindung Diri sesuai “kontrak kerja” dan memperlihatkan peralatan tersebut kepada staf Departemen SHE untuk pemeriksaan serta persetujuan. f Semua kontraktor serta subkontraktor akan diberikan kartu tanda pengenal khusus dan harus selalu memakaidiperlihatkan tanda tersebut. Selain hal tersebut, para karyawan yang bekerja di lingkungan PT. Trakindo Utama harus melakukan hal-hal sebagai berikut : a Jika kunjungan ke cabang lain kurang dari 5 hari, karyawan harus mengikuti prosedur induksi tamu. Materi induksi sama dengan materi induksi tamu di Matrix Induksi. b Karyawan yang pindah sementara dari satu cabang ke cabang yang lain harus mengikuti prosedur sama seperti poin a diatas. c Karyawan yang pindah tetap dari satu cabang ke cabang yang lain, harus mengikuti prosedur yang sama seperti poin a. Gambar 9. Safety Induction Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta, 2010 Semua karyawan, kontraktor, sub kontraktor, dan penyedia jasa pemasok yang telah mengikuti induksi awal, harus mengikuti induksi ulang yang materinya sesuai dengan Matrix Induksi, minimal setahun sekali. Karyawan, kontraktor, sub kontraktor, dan penyedia jasa pemasok yang belum mengikuti induksi ulang dalam periode 12 bulan terakhir, sama sekali tidak diperkenankan diizinkan masuk atau melakukan pekerjaan apapun di semua daerah tanggung jawab PT. Trakindo Utama. Semua penyedia jasa jangka pendek yang perlu melakukan pekerjaan khusus bukan pekerjaan “kontrak”, harus mengikuti sesi induksi khusus. Induksi khusus akan termasuk semua materi serta topic yang terdapat di Matrix Induksi yang berlaku. Induksi khusus akan mencakup sosialisasi mengenai porsi dari Profil Resiko, SOP, dan WIN yang terkait dengan semua aktivitas yang akan dilakukan oleh jasa penyedia pemasok. Jika aktivitas atau kegiatan tidak tercakup dalam Profil Resiko, SOP dan WIN yang telah ada, maka dalam sesi induksi khusus ini penyedia jasa pemasok harus membuat Profil Resiko, SOP, dan WIN, sebelum pekerjaan dimulai diperbolehkan. 3. Toolbox Meeting Toolbox Meeting adalah pembicaraan mengenai persiapan kerja yang dilakukan setiap hari sebelum dimulainya suatu pekerjaan. Semua foreman harus mengumpulkan semua karyawan di tiap section di permulaan shift dan mendiskusikan topik Toolbox Meeting . Toolbox Meeting diadakan untuk memberikan kesadaran pada karyawan tentang K3L, setiap Branch Manager harus memastikan adanya system “ toolbox meeting dan safety talk ” di cabangnya. Topik-topik bagi semua toolbox meeting dan safety talk didasarkan pada : tugaspekerjaan beresiko tinggi yang dilakukan, berita kerugian besar, informasi khusus dari head office . Gambar 10. Toolbox Meeting di Small Component Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 4. Safety Talk Setiap Branch Manager memastikan adanya safety talk mingguan di cabangnya. Seluruh panduan mengenai safety talk harus didistribusikan dalam formulir SHE.FRM.010.R00. Semua dokumentasi tentang berlangsungnya safety talk , harus di catat dalam formulir SHE.FRM.011.R00. Bahan safety talk juga dilakukan dengan menggunakan SHE Bulletin. Untuk Area Workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta Safety Talk dilaksanakan di setiap section pada hari jum’at jam 08.00 pagi sampai jam 09.00 pagi. Safety talk dipimpin oleh supervisor dari tiap section lalu materi yang telah disiapkan dan distribusikan kepada peserta dibahas didiskusikan bersama. Gambar 11. Safety Talk Pekerja Section Machine Bay Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 5. CIM Ideku CIM Continuous Improvement Management Ideku adalah salah satu terobosan baru oleh P.T. Trakindo Utama. Dimana di tiap section disediakan sebuah papan besar yang berisi kartu dan stiker penanda berwarna warni. Papan ini adalah sebagai media penampung ide atau kritik dan saran dari para pekerja mengenai masalah SHE, Safety Maintenance CC Contamination Control , Workshop , dan Management . Setiap pekerja bebas menuangkan ide mereka tentang suatu masalah kedalam kartu lalu di tempelkan stiker penanda sesuai masalah yang mereka bahas, seperti untuk masalah SHE diberi warna hijau, setelah itu diselipkan di kolom new . Tiap minggunya para supervisor atau foreman perwakilan dari tiap section akan berkumpul dan menggelar CIM Ideku Meeting yang membahas tiap-tiap masalah yang ada di kolom new . Setelah dibahas lalu ditentukan penanggung jawab dari tiap-tiap masalah maka kartu dari kolom new dipindahkan ke kolom assigned , pada saat pengupayaan tindakan perbaikan maka kartu dipindahkan ke kolom in process short term untuk jangka pendek, atau in process long term untuk jangka panjang. Bila dalam jangka waktu lama masalah yg assigned tidak diperbaiki, maka kartu tersebut akan masuk ke dalam kolom past due . Setelah masalah terselesaikan, kartu akan dipindahkan ke kolom review , untuk sebelumnya di review bersama pada saat CIM Ideku Meeting, lalu dengan kesepakatan bersama di masukkan kedalam kolom closed , untuk ditutup kasusnya. Dengan adanya Program CIM Ideku ini, maka dapat terus dilakukan perbaikan dan perkembangan secara berkelanjutan dengan partisipasi dari para pekerja. Gambar 12. CIM Ideku Board Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 Gambar 13. CIM Ideku Card Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 Gambar 14. CIM Ideku Meeting Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 6. Lomba K3L Setiap setahun sekali, PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta menggelar acara lomba-lomba dalam rangka menyambut datangnya Bulan K3. Lomba-lomba yang diadakan antara lain : lomba ketangkasan P3K, lomba Fire Fighting, SHE Quiz, lomba slogan K3, dan lain-lain, bervariasi setiap tahunnya. Lomba-lomba ini bebas diikuti oleh seluruh karyawan yang bekerja di PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta. Pemenang akan mendapatkan hadiah yang akan diumumkan pada upacara penutupan bulan K3. Lomba-lomba ini cukup membangkitkan perhatian para pekerja pada masalah K3L dengan cara yang menyenangkan dan kompetitif. Gambar 15. Lomba Fire Fighting Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 Gambar 16. Lomba Ketangkasan P3K Sumber : SHE Department , PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 7. Personal SHE Performance Award Pemberian Personal SHE Performance Award ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi partisipasi karyawan dalam program SHE CC serta CIM “Ideku”. Periode pemberian personal SHE Performance Award ini setiap empat bulan sekali, dengan metode penilaian kwalitatif kwantitatif, yang dinilai oleh SHE Committee . Metode penilaian adalah sebagai berikut : a Masing-masing Foreman Supervisor memilih nama nominator yg dianggap memenuhi kriteria di masing – masing sectionnya b Foreman Supervisor beserta Department Head melakukan penilaian dengan “Checklist personel SHE Performance Award” c Metode penilaian dilakukan dengan cara observasi di lapangan dan melihat data di SHE HR untuk melihat sisi SHE Behavior , SHE Knowledge , keterlibatan dalam safety observation , CC dan performance SHE dilihat dari data kecelakaan maupun pelanggaran terhadap peraturan SHE a Hasil penilaian nominator dikumpulkan kepada SHE Department untuk bersama –sama dinilai oleh SHE Committee dalam panel review b Penentuan pemenang berdasarkan score tertinggi c Juara diambil sebanyak 3 orang dari Service Workshop, Field Service, Part Warehouse d Pengumuman dan pemberian penghargaan disampaikan dalam safety talk bersama pada akhir bulan e “ The safety man of this month ” pemenang diberi kesempatan untuk menyampaikan presentasi safety dalam safety talk 8. Sistem Work Permit Di PT. Trakindo Utama, kepala departemen yang mengelola pekerjaan yang akan dilakukan oleh kontraktor sub kontraktor karyawan bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan tentang ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan keselamatan sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor atau sub kontraktor yang melakukan pekerjaan, harus mengisi Surat Izin Kerja SHE.FRM.030.R00. Kepala departemen harus memverifikasi formulir permit to work yang telah diisi antaranya : jenis pekerjaan, jumlah karyawan, durasi waktu pekerjaan, peralatan pekerjaan, Alat Pelindung Diri APD, potensi resiko dari pekerjaan tersebut serta tindakan pencegahan dan pengamanannya yang diperlukan. Setelah disetujui, formulir permit to work yang telah diisi kemudian dibuat rangkap tiga kali untuk user 1, untuk kontraktor 1, dan 1 untuk petugas keamanan. Formulir asli disimpan oleh SHE Department . Petugas keamanan memastikan kontraktor telah memiliki surat ijin kerja sebelum memasuki lokasi pekerjaankantor. Manager Departemen, Supervisor terkait dan Departemen SHE harus melakukan pengawasan pada waktu-waktu teretentu untuk meyakinkan apakan pekerjaan telah dilakukan dengan aman dan telah memenuhi persyaratan sesuai surat ijin. Jika pekerjaan dilakukan diluar jam kerja normal pada malam hari atau hari-hari libur harus tetap dilakukan pengawasan oleh user atau personel dari department yang bersangkutan. Apabila pada saat melakukan observasi pengawasan pekerjaan kontraktorsub kontraktor diketahui melakukan tindakan yang beresiko, maka pengawas yang bersangkutan harus segera menghentikan pekerjaan. Departemen manajer atau supervisor berhak memberikan sangsi berupa dihentikannya suatu pekerjaan sementara waktu atau permanen bagi kontraktorm sub kontraktor, atau karyawan apabila mereka melanggar persyaratan surat ijin kerja atau ketentuan SOP perusahaan dalam proses kerja. Setelah pekerjaan selesai kontraktor, sub kontraktor danatau karyawan harus membersihkan tempat kerja dan memastikan bahwa area ditinggalkan dalam kondisi aman. Sebelum bekerja di dalam area PT. Trakindo Utama, kontraktor, sub kontraktor danatau karyawan harus mengikuti Induksi Keselamatan yang berlaku, harus membuat JSA yang terkait dan melakukan sosialisasi bagian dari profil resiko berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Kontraktor sub kontraktor karyawan dilarang menggunakan peralatan, perkakas atau peralatan lain di dalam area PT. Trakindo Utama yang tidak sesuai dengan persyaratan, hal ini dicatat dalam form work permit. Jika didapatkan kontraktor, sub kontraktor, atau karyawan yang bekerja di area PT. Trakindo Utama tanpa work permit dimana ini diwajibkan, harus segera dihentikan pekerjaannya sampai dibuat surat izin kerja. Surat izin bekerja perlu untuk tapi tidak dibatasi hal-hal berikut : a Pada “pekerjaan apapun” misal inspeksiperawatandll yang perlu untuk dilakukan di dalam Ruang Tertutup dimana mungkin terdapat lingkungan kurang oksigen. b Pada Pekerjaan dengan Panas Las PotongPenyambungan yang perlu dilakukan di dekat bahan yang berbahaya atau bahan mudah terbakar di dalam ruang tertutup atau di lingkungan kerja yang berbahaya. c Pada pekerjaan yang dilakukan di instalasi listrik tegangan tinggi. d Pada saat pekerjaan penggalian dilakukan mungkin terdapat kabel atau pipa. e Pada tugas jenis tertentu yang diluar tugas biasa one-of-a-kind dilakukan, dimana ada resiko cedera serius tinggi. f Pada saat perlu melakukan pekerjaan lebih dari 1,8 m diatas permukaan tanah Bekerja di ketinggian Working at Heights . 9. Safety Training Kepala cabang, kepaala departemen HR, dan departemen SHE Head Office bertanggung jawab untuk membuat dan mengendalikan analisa kebutuhan pelatihan di cabang. Informasi mengenai analisa kebutuhan pelatihan tercatat dalam matriks kebutuhan pelatihan K3L untuk personil SHE dan Matriks Kebutuhan Pelatihan K3L untuk personil non SHE. Analisa harus dilakukan untuk mengidentifikasi semua tugas, termasuk yang memerlukan pelatihan khusus. Analisa di atas harus berdasarkan penilaian resiko dari semua kegiatan di cabang. Berdasarkan hasil analisa, HR harus membuat rencana pelatihan tahunan Training Master Plan . Bahan pelatihan Internal K3L diluar awareness yang akan digunakan di cabang semua terpusat melalui Departemen SHE-HO. Departemen SHE-HO membuat bahan pelatihan K3L untuk semua cabang, sedangkan untuk awareness dapat disusun oleh masing-masing cabang. Bahan pelatihan yang telah dibuat oleh Departemen SHE-HO dan dipastikan dapat mengatur semua kebutuhan pelatihan di cabang. Bahan pelatihan disosialisasikan melalui coordinator perwakilan SHE di cabang atau dibantu oleh departemen SHE-HO. Setiap bahan pelatihan K3L dan dokumentasinya harus dikelola dan dikendalikan oleh SHE personil di cabang. Setiap bahan pelatihan K3L disesuaikan dengan kebutuhan sifat pekerjaan karyawan di semua cabang. Efektifitas dari setiap bahan pelatihan K3L dapat ditinjau dan dievaluasi jika dibutuhkan. Coordinator perwakilan SHE dan perwakilan karyawan di cabang dapat mengusulkan untuk perbaikan mengenai bahan pelatihan K3L ke Departemen SHE-HO. Sedangkan untuk materi pelatihan yang tidak dapat dilakukan internal dilakukan oleh pihak eksternal yang telah diseleksi kompetensinya. Untuk pekerjaan beresiko tinggi yang harus diberi pelatihan khusus sebelumnya, yaitu : a Bekerja di ketinggian b Isolasi energy LOTO c Lifting Rigging d Pekerjaan yang diatur dalam UU Crane, Forklift , dan Pengelasan e Perbaikan listrik f Penggunaan bahan kimia Untuk karyawan yang baru masuk atau baru pindah harus diberikan induksi dan pelatihan dasar keselamatan. Pelatihan penyegaran dilakukan untuk setiap karyawan setiap tahun sekali. Peserta yang mengikuti pelatihan yang berdurasi sama dengan atau lebih dari 4 jam atau setengah hari akan diberikan sertifikat yang akan diterbitkan oleh Departemen SHE-HO. Awareness K3L dilakukan secara teratur setiap minggu dengan durasi waktu 1-2jam tergantung dari materi yang disampaikan. Departemen HR cabang, harus memastikan bahwa ada rekaman mengenai seluruh karyawan yang mengikuti Pelatihan. Untuk SHE Personil, kebutuhan pelatihan disusun oleh Departemen SHE-HO. Departemen HR HO akan menganalisa hasil identifikasi kebutuhan pelatihan Staf SHE Departemen dan memasukkan kedalam jadwal pelatihan tahunan. Departemen HR Cabang dan Departemen SHE-HO harus memastikan bahwa ada rekaman rinci mengenai para Staff SHE department yang mengikuti pelatihan. Semua karyawan yang tergabung dalam First Aider dan karyawan yang sering bertugas ke field harus mengikuti pelatihan P3K. pelatihan penyegar P3K dilakukan setiap empat tahun. Semua personil harus mendapatkan pelatihan sosialiasi penggunaan APAR. Semua kepala departemen bertanggung jawab mengevaluasi karyawan tiap 6 bulan sekali untuk melihat sejauh mana kinerja pengetahuan dan keterampilan karyawan. Gambar 17. First Aid Awareness Sumber : SHE Department, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010 10. Working Instruction Dengan adanya working instruction yang ditempelkan di alat-alat dan mesin-mesin yang akan dioperasikan di area workshop , pekerja dapat melakukan tahapan pekerjaan dengan aman sesuai dengan instruksi yang diberikan. Instruksi kerja ini dapat dijadikan pekerja sebagai pedoman untuk bekerja secara aman. 11. Safety Sign Pemasangan Safety Sign di tempat kerja dapat menjadi suatu media komunikatif yang berisi himbauan untuk bekerja aman. Di Area Workshop PT. Trakindo Utama Cabang Jakarta, telah terpasang berbagai macam safety sign , rambu, poster serta banner . Safety sign ini juga selalu di review keadaan fisiknya dan diganti dengan yang baru bila keadaannya sudah tidak baik lagi. Gambar 16. Pemasangan Safety Sign di Workshop Area Sumber : SHE Department, PT. Trakindo Utama Jakarta, 2010

B. Pembahasan