Akuntansi Persediaan Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN

AKUNTANSI PERSEDIAAN

PADA PT. TRAKINDO UTAMA

SUMATERA AREA

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh :

FAULIA SYAFRINA

052102129

AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

NAMA : FAULIA SYAFRINA NIM : 052102129

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT.TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA

Tanggal : 21 Mei 2008 Pembimbing/Penanggung Jawab

( Drs. Rasdianto, M.Si, Ak ) NIP : 130 936 278

Tanggal : 21 Mei 2008 Ketua Program Studi D III Akuntansi

( Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak ) NIP : 131 568 370

Tanggal : 22 Mei 2008 Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP : 131 285 985


(3)

Persembahan ini kutulis sebagai

ungkapan rasa syukurku yang tak terhingga kepada Allah SWT

atas segala berkah, hidayah serta pertolongan yang diberikan-Nya kepadaku

Sesungguhnya segala syukurku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah SWT

Tuntutlah Ilmu,

Sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri

kepada Allah Azza Wazalla, dan mengajarkannya

kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.

sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan

orangnya pada kedudukan terhormat dan mulia (tinggi).

ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya

di dunia dan di akhirat.

( H.R. Ar – Rabii’ )

Oh Tuhanku,

Jadikanlah aku mampu untuk bersyukur atas nikmat dan karuniamu

yang telah kau anugerahkan kepadaku dan kepada ayah bundaku,

dan jadikanlah aku orang yang selalu dapat berbuat baik, beramal soleh

yang Engkau ridhoi serta berikanlah aku kebaikan berkenaan dengan keturunanku,

sungguh aku bertaubat kepada-Mu dan sungguh aku termasuk orang yang berserah

diri

( Q.S Al – Ahqaf : 15 )

Skripsi minor ini,

kupersembahkan buat orang tuaku tercinta

Ibunda :

Fauziah Abdul Murad

&


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb..

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkah, rahmat, hidayah serta pertolongan yang diberikan-Nya kepada penulis sehingga akhirnya skripsi minor ini dapat terselesaikan dengan judul : “Akuntansi Persediaan Pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area”.

Skripsi minor ini merupakan tugas akhir yang wajib bagi mahasiswa guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan dan penyelesaian skripsi minor ini penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik itu bersifat moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE selaku Kasubag Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai PT.Trakindo Utama, terutama kepada : Pak Fikri, Pak Maslyzon, Pak Zul, Bu Ike, Pak Chandra, Pak Nanda serta Pak Dimas yang telah


(5)

banyak memberikan bantuan dan informasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi minor ini.

6. Teristimewa buat Orang Tua tercinta, Ibunda Fauziah Abdul Murad (mami) dan Etty Abdul Murad (mama) yang telah banyak mencurahkan kasih sayang dan cinta kepada penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mama atas segala bantuan moril dan materil yang diberikan kepada penulis. Buat mami, terima kasih atas segala doa, kesabaran dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi minor ini menjadi suatu awal yang dapat penulis berikan untuk membahagiakan mami dan mama.

7. Sahabat setia penulis, Noviana Sasmita yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menghadapi masalah penyusunan skripsi minor ini. Terima kasih atas segala rasa persahabatan yang telah diberikannya kepada penulis. 8. Sahabat sekaligus teman seperjuangan penulis, Emy, Tika dan Rina yang telah

banyak memberikan semangat, motivasi dan perhatian kepada penulis dalam penyelesaian skripsi minor ini.

9. Terima kasih yang tak terhingga buat Willy atas segala bantuan materil yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi minor ini. Terima kasih juga buat Ari yang telah memberikan bantuan moril kepada penulis.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 group A, B dan C. Terima Kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

Serta kepada semua pihak lain yang secara langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi minor ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi minor ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri atas segala


(6)

kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Penulis juga memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalam skripsi minor ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Penulis

NIM : 052 102 129 Faulia Syafrina


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metode Penelitian ... 4

BAB II : PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 5

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 7

C. Jenis-Jenis Persediaan Perusahaan ... 22

D. Sistem Pencatatan Persediaan Perusahaan ... 26

E. Metode Penilaian Persediaan Perusahaan ... 32

F. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan Perusahaan .... 33

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Sistem Pencatatan Persediaan ... 35

B. Metode Penilaian Persediaan ... 41


(8)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 45 B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Bagi sebagian perusahaan, persediaan merupakan bagian yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus dibeli atau diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, penerapan akuntansi terhadap persediaan pada perusahaan harus benar-benar diperhatikan karena akuntansi persediaan yang baik tentunya akan mempengaruhi perolehan keuntungan yang akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Perusahaan yang bergerak di bidang industri dan perdagangan selalu berhubungan dengan persediaan sehingga akuntansi persediaan harus dilaksanakan sebaik mungkin agar perusahaan tidak mengalami hambatan dan gangguan dalam beroperasi. Agar perusahaan dapat beroperasional dengan baik untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen, pengadaan persediaan oleh perusahaan harus efektif dan efisien, sehingga tidak terjadi persediaan yang menumpuk akibat pembelian dalam jumlah besar. Persediaan yang menumpuk tentunya akan mengkibatkan bertambahnya biaya penyimpanan di gudang dan juga kualitas barang yang ada semakin lama akan semakin berkurang. Dalam hal ini tidak tercipta efektifitas dan efisiensi dalam penerapan akuntansi persediaan yang baik.

Di dalam penerapan akuntansi persediaan yang baik, dibutuhkan sistem pencatatan dan metode penilaian yang benar mengenai persediaan karena pada proses normal, persediaan akan mengalami suatu perubahan, dan untuk mengetahui perubahan tersebut, pencatatan dan penilaian yang tepat sangat penting artinya untuk


(10)

menentukan metode harga pokok persediaan yang sesuai sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian.

Terwujudnya akuntansi persediaan yang baik, terlihat dari bagaimana suatu persediaan dilaporkan secara benar dan akurat dalam neraca perusahaan. Agar hal tersebut dapat tercapai, dibutuhkan kembali ketelitian dan ketepatan dalam hal pencatatan, penilaian dan penetapan harga pokok. Hal ini selain sangat berpengaruh dalam laporan keuangan perusahaan, juga akan berpengaruh pada pengawasan terhadap persediaan perusahaan yang secara tidak langsung juga berkaitan dengan pengawasan terhadap karyawan perusahaan itu sendiri. Selain itu juga terdapat pengaruh lain terhadap pengambilan keputusan bagi pihak-pihak perusahaan, baik itu pihak internal maupun eksternal perusahaan. Bagi pihak internal perusahaan misalnya, keputusan kapan memesan kembali persediaan sedangkan bagi pihak eksternal yaitu dalam hal investasi pada perusahaan yang bersangkutan, para kreditur dapat mengetahui kondisi perusahaan melalui laporan aktiva lancar pada perusahaan tersebut, mengetahui informasi mengenai laba per lembar saham serta tentang sumber-sumber modal sendiri suatu perusahaan sehingga dapat diambil keputusan yang baik dan tepat.

Dari penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan akuntansi persediaan yang baik sangat penting artinya bagi suatu perusahaan dalam mengelola persediaan. Berdasarkan hal inilah penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh suatu perusahaan agar tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu dalam paper ini penulis akan membahas “AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA


(11)

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam paper ini berhubungan dengan perlakuan akuntansi terhadap persediaan yang diterapkan oleh perusahaan, yaitu : “Apakah Akuntansi Persediaan yang diterapkan oleh PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai Akuntansi Persediaan yang diterapkan oleh PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA. c. Untuk membandingkan teori yang telah dipelajari semasa kuliah dengan

praktek yang ada di perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai Akuntansi Persediaan yang diterapkan dalam praktek nyata.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat dalam pengelolaan persediaan. c. Sebagai bahan perbandingan bagi penulis-penulis lain dalam melakukan


(12)

D. Metode Penelitian

1. Sumber Data a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu pada PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA, berdasarkan hasil riset dan wawancara penulis dengan pegawai perusahaan yang bersangkutan.

c. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber utama, seperti dokumen/buku yang berisi teori-teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Kepustakaan ( Library Research )

Yaitu suatu metode pengumpulan data berdasarkan kepustakaan dengan jalan membaca dan mempelajari literatur berupa buku-buku, makalah, catatan-catatan perkuliahan serta skripsi minor yang berhubungan dengan materi penulisan.

b.Metode Riset Lapangan ( Field Research )

Yaitu riset yang didasarkan pada kenyataan. Metode ini dilakukan langsung yaitu dengan wawancara dan meminta data kepada perusahaan yang berhubungan dengan materi penulisan.


(13)

BAB II

PT.TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT.TRAKINDO UTAMA pertama kali didirikan pada tanggal 23 Desember 1970 oleh A.H.K Hamami. Perusahaan ini pada awalnya bergerak khusus di bidang perdagangan. Namun sekarang, perusahaan ini sudah berkembang menjadi perusahaan yang juga bergerak di bidang jasa.

Sebagai perusahaan dagang, PT.Trakindo Utama menawarkan berbagai rangkaian produk lengkap alat-alat berat dengan merek “Caterpillar” yang dikenal luas diseluruh dunia sebagai yang paling tangguh, paling kuat dan paling handal untuk kebutuhan industri pertambangan, kehutanan, kontruksi, kelautan serta migas. Contohnya : Track-type Tractor, Wheel Dozer, Backhoe Loader, dan lain-lain. Selain alat-alat berat tersebut, PT.Trakindo Utama juga menawarkan mesin-mesin Caterpillar yang digunakan untuk mesin kendaraan darat dan laut, alat kontruksi dan pengembangan, industri maupun pembangkit tenaga listrik untuk berbagai keperluan. Dari berbagai produk yang dijelaskan di atas, masih banyak lagi produk-produk lain yang ditawarkan oleh PT.Trakindo Utama, seperti rangkaian lengkap suku cadang asli produk Caterpillar, maupun yang Non-Caterpillar.

Sejalan dengan perkembangan yang terjadi, PT.Trakindo Utama tidak hanya menawarkan berbagai produk berkualitas, namun juga memberikan pelayanan jasa berupa services (misalnya service perbaikan mesin) dan rental dengan nama “CAT® Rental Store”.


(14)

PT.Trakindo Utama memiliki kantor pusat di Jakarta. Dari kantor pusat inilah PT.Trakindo Utama beroperasi melayani pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di bawah ini, penulis akan mejelaskan mengenai sejarah perkembangan PT.Trakindo Utama dari tahun ke tahun :

1970 : - A.H.K.Hamami mendirikan PT.Trakindo Utama pada tanggal 23

Desember.

1971 : - Trakindo resmi menjadi agen tunggal Caterpillar di indonesia pada

tanggal 13 April.

1977 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan PT.Sanggar Sarana Baja, untuk

memberikan layanan perancangan dan fabrikasi untuk pasar industri peralatan berat.

1982 : - PT.Natra Raya berdiri sebagai perusahaan patungan antara Caterpillar

Inc. dan Trakindo yang bergerak di bidang manufaktur dan perakitan alat berat Caterpillar.

1992 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Sumberdaya Sewatama,

yamg memberikan solusi genset terpadu untuk berbagai kebuthan.

1993 : - Divisi Mining Trakindo dibentuk untuk mendukung industri

pertambangan Indonesia dengan layanan dan peralatan kelas dunia.

1995 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Chandra Sakti Utama

Leasing, untuk memberikan layanan pembiayaan pembelian peralatan berat Caterpillar.

1996 : - Trakindo memperkenalkan CAT® Oil Program. - Trakindo resmi menjadi agen produk Sullair.


(15)

1997 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Cipta Kridatama, untuk

memberikan layanan kontractor dan sewa bagi industri pertambangan. - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Cipta Krida Bahari, untuk

memberikan jasa layanan logistik.

1998 : - Trakindo resmi menjadi agen produk Baldwin Dan Olympian.

1999 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Mitra Solusi Telematika,

yang memberikan fasilitas dan layanan manajemen tekhnologi informasi, termasuk pusat data recovery bisnis dan informasi.

2000 : - PT.Tiara Marga Trakindo berdiri pada tanggal 16 Agustus sebagai

perusahaan induk Grup Trakindo.

- Trakindo resmi menjadi agen produk Sykes Pumps.

2001 : - CAT Rental Store pertama dibuka.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur organisasi ini menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi/perusahaan.

Adapun unsur-unsur struktur organisasi, terdiri dari:

1) Spesialisasi kegiatan; berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).


(16)

2) Standarisasi kegiatan; merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3) Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4) Sentralisasi dan Desentralisasi pembuatan keputusan; yang menunjukkan lokasi (letak) kekuatan pembuatan keputusan.

5) Ukuran satuan kerja; menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

PT. Trakindo Utama menerapkan organisasi berbasis – wilayah, yang mencakup divisi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur, serta menangani lebih dari 50 kantor cabang. Selain itu, diterapkan juga Divisi Mining dan Power

System agar mampu memberikan layanan komprehensif yang fokus pada pelanggan

di kedua sektor utama tersebut.

Srtuktur organisasi PT. Trakindo Utama Sumatera Area, terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Untuk itu manajer perusahaan perlu menggambarkan suatu bagan organisasi (Organization Chart) untuk menunjukkan struktur organisasinya. Bagan organisasi tersebut memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya.

Satuan-satuan yang terpisah dalam PT. Trakindo Utama Sumatera Area, biasanya digambarkan dalam bentuk kotak-kotak, dimana dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.


(17)

Bagan organisasi ini menggambarkan 5 (lima) aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu:

 Pembagian kerja,

 Manajer dan bawahan atau rantai perintah,

 Tipe pekerjaan yang dilaksanakan,

 Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan, dan

 Tingkatan manajemen.

Di bawah ini merupakan bagan organisasi (Organization Chart) pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area.


(18)

(19)

(20)

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing posisi pekerjaan berdasarkan struktur organisasi di atas, adalah sebagai berikut :

1. Accounting Supervisor

 Mengkoordinir, memantau dan mengevaluasi laporan keuangan yang

meliputi seluruh transaksi dan pembiayaan. Seperti : biaya-biaya pemasaran, suku cadang, modal servis, harta kekayaan, dll.

 Mempersiapkan, menganlisa dan mendistribusikan performance keuangan (penjualan, SRE, OHD) termasuk berbagai ragam penjelasan antara perbadaan anggaran dan kenyataannya.

 Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi anggaran perencanaan biaya,

termasuk analisa dan evaluasi biaya per departemen.

 Memantau semua batas-batas waktu piutang pelanggan dan memantau

kelancaran pembayaran oleh pelanggan dan meminta bantuan pihak pemasaran untuk melakukan tindakan yang diperlukan.

 Bertindak secara sendiri untuk berkomunikasi dan melapor kepada manajer keuangan sumatera area/divisi pengawasan keuangan atas terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan prosedur perusahaan dan ketentuan yang berlaku pada suatu cabang dengan atau tanpa persetujuan/sepengetahuan manajer cabang tersebut.

2. Parts Distribution Analyst

 Mengumpulkan berbagai jenis data yang dibutuhkan untuk menganalisa aktivitas (kegiatan) produk bagian “Parts” atau suku cadang (Pengoperasian, Persediaan, dan Pergudangan), mengesahkan realitas data.


(21)

 Menganalisa data, mengenal dan mengembangkan hasil koreksi atau sebagai alternatif tindakan antisipasi untuk kemajuan perusahaan.

 Mempersiapkan rekomendasi atas aktivitas Parts berdasarkan implementasi dan analisa data serta mendistribusikan laporan mengenai jumlah produk yang dibutuhkan.

 Mengawasi aktivitas produk bagian suku cadang, mengevaluasi

pemenuhannya untuk prosedur-prosedur dan rekomendasikan yang diberikan.

 Menganalisa jenis-jenis PRA reguler, menjalin hubungan dengan departemen lain sebagai daftar final, menjalankan selangkah-demi selangkah kontrol akhir dari proses PRA tersebut.

 Mempersiapkan dan menyampaikan kepada kantor-kantor cabang: Analisa BO, Persediaan produk yang hampir habis, Kegiatan Rekapitulasi, Persediaan produk yang telah habis, Proteksi persediaan, Persediaan yang bernilai tinggi, dan sebagainya.

3. Personnel Coordinator

 Meninjau, mengawasi dan mensosialisasikan segala bentuk kompensasi dan peraturan-peraturan yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan biaya hidup setempat ke semua karyawan, termasuk laporan gaji bulanan, fasilitas, biaya-biaya tambahan dan administrasi atas pemberian-pemberian hadiah.

 Mengawasi semua bentuk administrasi perorangan, termasuk penerimaan karyawan-karyawati baru, pemindahan karyawan, pemberhentian karyawan, karyawan kontrak dan asuransi perorangan.


(22)

4. Human Resources Specialist

 Memantau dan mengawasi penerimaan, penyeleksian, pembagian tugas dan pemrosesan penempatan karyawan secara efektif.

 Melengkapi, mendistribusikan dan memperbaharui gambaran posisi untuk setiap jabatan-jabatan pekerjaan.

 Merencanakan, mensosilisasikan dan mengatur persiapan PMD individu serta mengumpulkannya untuk mengembangkan kompetensi dan penampilan individu yang berkaitan dengan informasi.

 Merencanakan, mengatur, menjalankan dan mengawasi proses pembelajaran (TNA, pelaksanaan program pembelajaran, mengatur keefektifan pelatihan dan alat-alat pelatihan).

 Membantu dan mendidik kantor cabang untuk mengadakan penilaian

kemampuan.

5. Technical Support Engineer

 Mengidentifikasi, menganalisis dan menginvestigasi masalah produk dan keputusan-keputusan manajemen peralatan (keputusan tentang perawatan, aplikasi dan pengoperasiaanya)

 Memantau pengoperasian peralatan, memberi masukan pada keputusan dan kesulitan yang dihadapi, berhubungan dengan bagian teknik.

 Mengambil tindakan yang benar yang berkaitan dengan bagian teknik, berdasarkan tuntutan dari kantor pusat ke perusahaan industri Caterpillar.

 Menganalisis kerusakan peralatan-peralatan, mengidentifikasi penyebab utama dari kegagalan peralatan dan menyiapkan laporan analisa kegagalan tersebut secara akurat.


(23)

6. Instructor

 Mengadakan dan menyusun pelatihan khususnya di Sumatera Area untuk bagian mekanik, berdasarkan daftar dan anggaran kantor cabang, mempersiapkan bahan pokok pelatihan mengumpulkan beberapa informasi yang berhubungan denga kebutuhan pelatihan dari APD bersih, rekan kerja, dan sebagainya. Menghimpun dan mengepalai kesusastraan serta alat-alat yang digunakan selama masa pelatihan.

 Memberikan pelatihan, meyakinkan dan membuat para peserta pelatihan mengerti tentang pokok-pokok pelatihan; Mereview, menganalisa dan menggunakan modul serta alat-alat pelatihan yang nantinya dipakai oleh peserta pelatihan.

 Mengajar secara perorangan, menjelaskan, menginformasikan, dan

mengawasi para peserta pelatihan dengan kekurangan pokok-pokok pelatihan yang dapat dimengerti sejak proses pengajaran dan pembelajaran dilakukan; menganalisis kemajuan ketrampilan peserta pelatihan selama masa pelatihan.

 Mereview, menganalisis dan memodifikasi metode pengajaran dan

pembelajaran yang diadakan dalam rangka menciptakan pelatihan yang cocok/ sesuai dengan kebuthan pelatihan, membuat laporan tentang para peserta, serta menyusun jadwal pelatihan selanjutnya.

7. Service Analyst

 Menganalisa, memperbaharui data ke dalam sistem yang disebut sebagai DBS (misalnya : ketentuan harga, surat perintah kerja, pelaksanaan kerja, dan sebagainya) untuk perbaikan unit.


(24)

8. Application Engineer

 Menentukan penseleksian perlengkapan/peralatan berdasarkan aplikasi kebutuhan konsumen, menyelesaikan tugas atau belajar memproduksi, menganalisa biaya/simulasi investasi.

 Menentukan susunan unit berdasarkan kebutuhan konsumen secara spesifik, melakukan rangkaian aplikasi yang diharuskan, termasuk memilih alat tambahan atau perlengkapan dari kedua jenis produk, baik produk Caterpillar (CAT) atau yang bukan produk Caterpillar (Non – CAT), serta menambah biaya asosiasinya.

 Mengumpulkan data kemungkinan dari penjual (salesman) dan sumber-sumber lainnya, menindak lanjuti status data, dan menciptakan laporan proyek “Engine” (prospect report).

9. Used Parts Coordinator

 Menetukan kondisi pasar dan laporan penjualan suku cadang bekas untuk mendapatkan rekomendasi dan perencanaan kerja yang akan dicapai, guna meningkatkan kinerja.

 Menentukan kebutuhan pelanggan dan bekerja sama dengan para pemasok internal maupun eksternal untuk pengembangan produk yang sesuai dengan pasar.

 Mengatur bentuk promosi untuk menarik perhatian masyarakat guna

meningkatkan pengetahuan dealership regional secara menyeluruh.

 Menjawab pertanyaan-pertanyaan staff dan pelanggan tentang suku cadang dan penggunaannya.


(25)

 Bekerja sama dengan manajer produk untuk pengembangan dan penetapan program pemasaran untuk kebutuhan pelanggan.

 Memberikan latihan kepada staff-staff daerah mengenai produk suku cadang dan keuntungannya dan juga program pemasaran suku cadang serta contoh-contoh mengenai nilai jual produk tersebut.

 Membuat laporan bulanan ke manajemen, menyiapkan dan memproses

tagihan keuangan ke pemasok bila diperlukan.

10. Product Support Champion

 Memantau penjualan suku cadang yang mencapai target yang ditentukan di cabang-cabang dibawah pengawasan area sumatera, menganalisa dan membuat perbandingan sesuai anggaran, menindaklanjuti kasus yang muncul dan bermasalah serta memberikan solusi atas kasus tersebut.

 Memeriksa dan menganalisa data-data berdasarakan Laporan Inspeksi CTS dari para salesman, meminta pengesahan dari cabang untuk perencanaan anggaran biaya dan meneruskannya ke kantor pusat.

 Menindaklanjuti laju penjualan suku cadang yang sudah dianggarakan persediaannnya.

 Meneliti, menindaklanjuti serta mengesahkan dana insentif yang diajukan oleh para salesman sebelum dikirim ke pusat.

 Memberikan/menyediakan layanan tanya jawab dengan para staff dan

pelanggan di cabang-cabang tentang suku cadang suatu produk dan cara penggunaannya.

 Memberikan pelatihan/seminar mengenai suku cadang produk bila


(26)

11. Marketing Champion

 Menyususn laporan PSSR (laporan pemeriksaan, laporan panggilan) dari kantor-kantor cabang setiap hari atau bulan, meringkas dan mengirimkan laporan tersebut ke Manager Pendukung Pemasaran Produk, sebelum memutuskan tanggal untuk proses tuntutan PSSR.

 Memperbaharui dan memelihara mesin dan populasi mesin (MEP) dalam

sistem DBS. Membenarkan dan mengeshkan data DBS yang telah diperbaharui.

 Mempersiapkan laporan bulanan PSSR, menunjukkan kembali bagian-bagian dari laporan tersebut dan membuat target penjualan service dan juga menargetkan laporan bulanan PSSR dalam mengadakan CTS dan Laporan Perbandingan, serta menyerahkannya ke bagian PSM Area.

 Meringkas laporan PSSR (laporan pemeriksaan, perbandingan, laporan panggilan) dari kantor-kantor cabang, menganalisa dan mengirimkan laporan tersebut ke CEG. Ikut serta dalam pengembangan program “Inisiatif Proses Ketersediaan Suku Cadang” (PAPI).

12. Customer Supporting Agreement (CSA) Supervisor

 Mengadakan penelitian lapangan dan mengumpulkan data-data kebutuhan pemakai, menganalisa, mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan pemakai pada perbaikan jumlah unit dan menjaga pelayanan, mengidentifikasi ketersediaan sumber-sumber penghasilan dan mengartikannya ke dalam perjanjian kerjasama.

 Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan perjanjian tersebut dalam kontrak perjanjian, mengontrol dan melaporkan kemajuan pelaksanaan kontrak secara


(27)

periodik, mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, dan memberikan masukan atau saran berupa tindakan perbaikan dalam mengantisipasi masalah tersebut.

 Menciptakan dan memelihara hubungan dengan konsumen yang sudah ada mengenai barang dagangan , menempatkan kebutuhan konsumen berdasarkan perjanjian yang ada dalam kontrak, dan meyakinkan konsumen terhadap kontrak yang disetujui.

 Menempatkan masukan baru/komplain/kebutuhan konsumen berdasarkan

pelaksanaan kontrak perjanjian, menganalisa dan menindak lanjuti masukan tersebut menurut kebutuhan konsumen.

13. Customer Supporting Agreement (CSA) Engineer

 Memeriksa kondisi peralatan pelanggan, estimasi biaya pelanggan untuk penilaian harga yang diajukan.

 Mempersiapkan rencana pekerjaan secara berkala, memantau pelaksanaan pekerjaan dan harga yang dibebankan atas pekerjaan tersebut baik di lapangan maupun di bengkel.

 Mengkoordinasi dengan bagian-bagian internal maupun eksternal untuk contoh implementasi tes dalam mengidentifikasi kerusakan peralatan.

 Mempersiapkan suku cadang yang akan digunakan dan memastikan

tersedianya suku cadang yang diperlukan tersebut.

 Mengkoordinasi pekerjaan untuk teknisi berdasarkan tingkatan posisi mereka serta menentukan jumlah teknisi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap proyek.

 Mengesahkan tampilan laporan bulanan, laporan-laporan metric (MA,


(28)

membuat rekomendasi atas laporan tersebut sebagai informasi untuk masa depan.

 Memantau dan memberikan rekomendasi sehubungan dengan aktivoitas

operasi unit, menganalisis unit data yang bergerak di area kehutanan serta menganalisis unit data dari VIMS (analisa dan laporan optimalisasi produk Fleet).

14. Marketing Analyst

 Mendapatkan informasi untuk suatu nama proyek, pemilik, biaya yang dibutuhkan, tempat dimana unit/machine itu berada, penilaian harga, nama orang yang akan dihubungi dari berbagai sumber dan instruksi, meneruskan informasi tersebut ke area dan cabang yang bersangkutan, memantau pelaksanaan pekerjaan tersebut hingga selesai dan menyiapkan laporan bulanan.

 Mengumpulkan data dari DBS, HO (Machine Sales Administration) dan TU Biz, TTR, ETAPR (Engine Transaction Analysis Product Report) dan MRS, mereview dan menganalisis data tersebut, membuat dan menyusun laporan penjualan yang hilang, laporan tampilan reps, memperbaharui control panel, memperbaharui BSC pemasaran dan mengirimkannya ke cabang-cabang.

 Mengumpulkan, membuat dan menganalisis forecast (invoice forecast), data dari cabang-cabang dan mengirimkannya ke HO.

 Memperoleh informasi penjualan yang hilang dari TTR, surat-surat pis, salesman, media massa, dan lain-lain, serta menganalisisnya dan mengirimkannya ke HO.


(29)

15. Secretary to General Manager

 Mengidentifikasi kebutuhan personalia; mengarahkan dan menasehati

seorang bawahan; mengidentifikasi dan mengusulkan program pengembangan seorang bawahan berdasarkan kemampuan yang dibutuhkan.

 Mengumpulkan dan memperbaharui GM dan merencanakan pelaksanaan

manajemen fungsional; menyususn atau mempersiapkan tempat rapat (surat kabar yang terbit dua kali seminggu, surat kabar yang kuartalan, dan anggaran rapat), termasuk pemesanan sewa hotel, GL dan mengawasi faktur; menyusun atau mempersiapkan tiket untuk perjalanan bisnis karyawan, penginapan, dan lain-lain, yang mana akan disedialkan oleh bagian kantor personalia (Area Personal Office).

 Mempersiapkan uang muka dari perjalanan yang dilakukan (Travel Advance Request / TAR), dan voucher biaya tagihan (Expense Claim Voucher / EVC), untuk General Manager.

 Mengevaluasi dan memonitor kondisi perlatan dan perlengkapan kantor, memberikan masukan atau komentar mengenai perbaikan atau usaha dalam memperoleh peralatan dan perlengkapan tersebut, meyediakan kebutuhan alat-alat tulis kantor di setiap departemen termasuk menyediakan PR dan mengawasi PO, serta mengadakan kertersediaannya pengobatan di area perkantoran.

 Mempersiapkan laporan harian dan bulanan untuk General Manager, seperti laporan GMC, laporan perbaikan BC, laporan statistik, MRS, laporan berkala BDR, dan menunjukkan kondisi keuangan (OHD, PNL, dan lain-lain).


(30)

16. Sales Administration Coordinator

 Memegang bagian administrasi penjualan produk terbaik/utama (seperti, pesanan pembelian, slip yang bersifat rutin, permohonan kredit konsumen), memeriksa kelengkapan dokumen serta mengirimkan dokumen-dokumen tersebut ke Kantor Pusat (HO). Membuat daftar ikhtisar mengenai status pengiriman produk terbaik setiap bulan dan mengirimkannya juga ke HO. Mengadakan daftar laporan yang berhubungan penjualan produk terbaik untuk Manajemen Penjualan.

 Mengarsipkan dokumen penjualan, seperti Berita Acara Serah Terima

(BAST), kuitansi Asli, pesanan pembelian, slip rutin, dan sebagainya, serta dokumen yang behubungan dengan konsumen secara sistematis dan dalam pesanan menurut abjad.

 Mengadakan ID konsumen sebagai permintaan dari Operasional Penjualan pada kantor cabang ke dalam DBS, berdasarkan identitas dan identifikasi pajak konsumen (NPWP).

 Menerima segala keluhan (komplain) dari konsumen internal atau eksternal yang mana berhubungan dengan administrasi penjualan.


(31)

C. Jenis - Jenis Persediaan Perusahaan

Persediaan terdiri dari barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan disimpan dengan baik untuk digunakan membuat produk (bagi perusahaan manufaktur) atau sebagai produk yang siap untuk dijual (bagi perusahaan dagang). PT.Trakindo Utama termasuk perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Bagi perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis saja yaitu persediaan barang dagang.

PT.Trakindo Utama memiliki berbagai jenis persediaan barang dagang yang sangat penting artinya dalam kegiatan operasi perusahaan. Sebelumnya penulis pada halaman 1 telah memberikan beberapa contoh mengenai barang dagang/produk yang ditawarkan oleh PT.Trakindo Utama. Disini, penulis akan memberikan penjelasan tambahan secara rinci mengenai apa saja persediaan yang terdapat pada PT.Trakindo Utama.

Persediaan barang dagang pada PT.Trakindo Utama digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

 Caterpillar Machines (Alat Berat Caterpillar) Contohnya : - Track – Type Tractor

- Wheel Dozer - Backhoe Loader - Off – Highway Truck - Motor Grader

- Road Reclaimer - Dan lain-lain


(32)

 Caterpillar Engines (Mesin Caterpillar)

 Parts (Suku Cadang)

Contohnya : - CAT® Batteries

- CAT® Oil : *Oli Hidrolik (Hydraulic Oil)

*Oli Transmisi (Transmission Oil)

*Oli Diesel Multigrade (Multigrade Diesel Oil)

*Oli Mesin Gas Alam ( Natural Gas Engine Oil )

 Used Equipment (Alat Berat bekas) dan Used Parts (Suku Cadang bekas)

 Non – CAT Products :

- Produk Primer Non – Caterpillar (Non – Caterpillar Prime Products), dan - Suku Cadang non – Caterpillar (Non – Caterpillar Parts)

Contohnya : - Sykes® pumps

- Sullair® compressors - Olympian® gensets - Baldwin® filters - Drilltech® drills

- Nexus® undercarriages - Allison® transmissons - Lako® harvesting heads - dan lain-lain

Pembahasan mengenai persediaan yang ada pada PT.Trakindo Utama, akan penulis fokuskan kepada jenis persediaan Parts (suku cadang), dikarenakan penjualan pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area setiap harinya didominasi oleh penjualan


(33)

Parts sehingga setiap gudang yang ada pada masing-masing cabang PT.Trakindo Utama selalu menyediakan Parts (suku cadang).

Persediaan Parts (suku cadang) pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area terdirir dari beberapa kategori, yaitu :

• Undercariages Parts

• Engine Parts

• Garound Engaging Parts

• Power Train

• Hifraulic Parts

• Filter Parts

• General Parts

• Other

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran-gambaran produk yang ada dari tiap-tiap kategori Parts di atas.

CATEGORY DESCRIPTION

Undercarriages Parts - TRACK SHOE

- BOLT TCK C

- NUT - TRACK

- TRACK BOLT

- BOLT

Engine Parts - SPRING – VAL

- LOCK

- ROTOCOIL A

- PLUG – SPARK

- SPRING

- VALUE EXH


(34)

Ground Engaging Parts - BOLT

- PIN GET

- RETAINER – G

- TIP GENERA

Power Train - BEARING A

- DISC

- DISC FRICT

- LINING

Hifraulic Parts - L/M HOSE – I

- IN HOSE XT

- XT3 ES HOS

- IN BULK HO

- CM HOSE

Filter Parts - ELEMENT AS

- ELEMENT

- DEO15W40 – 2

- FILTER AS

- FILTER A

- ELEMENT A

General Parts - RIVET

- SEAL

- SEAL O RIN

- BOLT

Other - CARTON BOX

- SOS NON E

- SOS ENGINE


(35)

Penentuan Hak Kepemilikan Barang

PT.Trakindo Utama dalam menentukan hak kepemilkian atas barang yang sedang dalam perjalanan menggunakan syarat pembelian FOB Shipping Point (FOB tempat pengiriman), yang artinya kepemilikan barang berpindah ke tangan PT.Trakindo utama pada saat pengangkatan barang terjadi dari gudang penjual (Caterpillar/Other supplier). Dengan demikian, pada saat barang masih dalam perjalanan, barang tersebut sudah termasuk dalam persediaan milik PT.Trakindo Utama.

D. Sistem Pencatatan Persediaan Perusahaan

Sebuah perusahaan dagang seperti halnya PT.Trakindo Utama mencatat perubahan dalam persediaannya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan apa yang telah dijual. Sistem yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama untuk mencatat perubahan tersebut adalah Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System).

Dalam sistem persediaan perpetual, pencatatan untuk setiap transaksi pemebelian dan penjualan persediaan secara terus menerus dilakukan sehingga saldo persediaan yang ada di tangan perusahaan (stock on hand) selalu ditunjukkan.

PT.Trakindo Utama dalam melakukan pencatatan akuntansi terhadap persediaan, tidak lagi menggunakan sistem pembukuan secara manual tetapi sudah menggunakan sistem pembukuan yang terkomputerisasi, yang telah dirancang secara khusus oleh PT.Trakindo Utama sehingga segala bentuk penjurnalan mengenai pembelian atau penjualan persediaan hingga penyajian persediaan tersebut pada laporan keuangan, secara otomatis dikerjakan oleh sistem komputer.


(36)

Untuk persediaan Parts yang ada pada PT.Trakindo Utama, pengaturan data-data mengenai persediaan tersebut dilakukan oleh bagian Parts Logistic and Distribution bukan oleh bagian Accounting sehingga ketika ada terjadi transaksi pembelian dan penjualan persediaan Parts, bagian yang berwenang untuk meng-input data transaksi tersebut ke dalam sistem komputer adalah bagian Parts Logistic and Distribution.

Di bawah ini akan disajikan mengenai pencatatan pencatatan pembelian dan penjualan barang dagang pada PT.Trakindo Utama yang difokuskan kepada pencatatan pembelian dan penjualan persediaan Parts (suku cadang) saja.

Pencatatan Pembelian Barang Dagang

Pembelian persediaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai maupun secara kredit. Pada umumnya, PT.Trakindo Utama melakukan pembelian persediaan secara kredit, baik itu ketika membeli produk Caterpillar maupun yang Non – Caterpillar (other supplier).

Dalam pembelian produk CAT, faktur pembelian beserta rekening koran bulanan (monthly statement) dikirmkan oleh CAT kepada PT.Trakindo Utama via mailbox.

Ayat jurnal ketika PT.Trakindo Utama melakukan order ke CAT, yaitu :

(Dr). Parts Stock in Transit ex.Import xxx

(Dr). Core Stock in Transit ex.Import xxx

(Dr). Landed Cost – Actual Service Charge xxx

(Dr). Landed Cost – Actual Import Charge xxx


(37)

Setiap bulan CAT mengirimkan statement ke PT.Trakindo Utama dan pembyaran dilakukan tanggal 25 bulan berikutnya. Dengan mengabaikan perbedaan antara invoice dan statement, perusahaan mendapatkan diskon 2% jika pembayaran dilakukan tepat waktu.

Caterpillar Statement :

(Dr). Parts Pending Invoice xxx

(Cr). Account Payable Parts xxx

(Cr). Cash Discount. xxx

Ayat jurnal penerimaan barang persediaan yang dipesan dari CAT :

(Dr). Parts Stock on Hand – CAT xxx

(Dr). Core Stock on Hand – Deposit xxx

(Cr). Parts Stock in Transit ex.Import xxx

(Cr). Core Stock in Transit ex.Import xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Service Charge xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Import Charge xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Freight Charge xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Order Handling xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Inward Handling xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Duty xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Miscellaneous xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Rounding xxx


(38)

Keterangan : * Variasi harga pada saat penerimaan barang, disebabkan oleh perubahan harga dealer net antara landed cost dalam inventory master file (DBS) saat ini dengan landed cost yang baru.

Ayat jurnal pembayaran PT.Trakindo Utama ke CAT :

(Dr). Account Payable Parts xxx

(Cr). HO Bank xxx

Dalam pembelian produk Non – CAT, dalam arti PT.Trakindo Utama memesan barang ke pemasok yang lain (other supplier), ayat-ayat jurnalnya yaitu sebagai berikut :

Invoice supplier lain (Non – CAT) :

(Dr). Parts Stock in Transit ex. Import xxx

(Dr). Landed Cost – Actual Additional Charge xxx

(Cr). Payable to Vendor xxx

Ayat jurnal penerimaan barang dari supplier lain :

(Dr). Parts Stock on Hand xxx

(Cr). Parts in Transit ex. Import xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated Non – CAT xxx

(Cr). Landed Cost – Calculated rounding xxx


(39)

Ayat jurnal pembayaran PT.Trakindo Utama ke supplier lain :

Dr. Account Payable Parts ( other supplier ) xxx

Cr. HO Bank xxx

PT.Trakindo Utama ada kalanya melakukan transfer Parts antar cabang jika persediaan yang ada di satu cabang jumlahnya tidak mencukupi.

Ayat jurnal transfer Parts antar cabang :

Dr. Parts Stock in Transit – Interbranch xxx

Cr. Parts Stock on Hand xxx

Ayat jurnal penerimaan barang persediaan yang ditransfer antar cabang :

Dr. Parts Stock on Hand xxx

Cr. Parts Stock in Transit – Interbranch xxx

Pencatatan Penjualan Barang Dagang

Sama halnya seperti pembelian, penjualan juga dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai maupun secara kredit. Setiap transaksi penjualan harus didukung dokumen bisnis yang menunjukkan bukti penjualan secara tertulis. Pada PT.Trakindo Utama terdapat beberapa dokumen bisnis yang mendukung proses penjualan, yaitu :

 Invoice (Faktur Penjualan) : Sebuah wesel tagihan/dokumen yang dikeluarkan oleh PT.Trakindo Utama (penjual) untuk setiap penjualan barang dan diserahkan kepada

pelanggan (pembeli) sebagai surat


(40)

Invoice terdiri dari jumlah pokok dan harga satuan barang ditambah PPN.

Invoice dan faktur pajak harus dicetak dan disetujui oleh pihak yang berwenang (akuntan cabang) pada hari berikutnya setelah shipping list (dokumen pengeluaran barang) dicetak di warehouse (gudang).

 Supporting Document (Dokumen Pendukung)

Supporting document harus digabungkan dengan invoice dan faktur pajak. Kelengkapan dari supporting document sangat penting untuk memungut pembayaran dari pelanggan.

Supporting document terdiri dari :

 Parts Shipping List

 Customer PO

 GRN (Goods Receipt Note)

 BPB (Bukti Penerimaan Barang).

 Transmittal Advice (Pengantar Faktur) : Ikhtisar dari invoice yang akan

diberikan kepada pelanggan dan

ditandatangani oleh pelanggan sebagai tanda bahwa invoice telah diterima. Transmittal Advice (termasuk invoice, faktur pajak dan supporting document) harus diserahkan kepada pelanggan sesegera mungkin tergantung pada target waktu yang telah ditentukan di tiap cabang. Ketika penyerahan invoice kepada pelanggan, transmittal advice harus ditandatangani oleh pelanggan (diserahkan hanya kepada orang yang berwenang) dan copi atas transmittal advice tersebut harus diberikan kembali kepada accounting department untuk diperbaharui di sistem kemudian disimpan sebagai file perusahaan.


(41)

Ayat jurnal penjualan pada PT.Trakindo Utama :

(Dr). Customer Parts AR xxx

(Cr). Sales CAT/Non – CAT xxx

(Cr). VAT (PPN) xxx

(Dr). Cost of Sales CAT/Non – Cat Parts xxx

(Cr). Parts Stock on Hand xxx

E. Metode Penilaian Persediaan Perusahaan

Pada saat unit-unit barang yang identik dibeli dengan harga yang berbeda-beda sepanjang suatu periode, perusahaan harus membuat asumsi arus biaya. Dalam sistem persediaan perpetual, terdapat tiga metode umum penilaian persediaan berdasarkan asumsi arus biaya, yaitu metode :

1. Metode FIFO (First In first Out) 2. Metode LIFO (Last In First Out), dan 3. Metode AVERAGE (Rata-Rata)

Metode penilaian yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam menilai persediaan Parts (suku cadang) yang ada di perusahaan adalah metode FIFO (First In First Out). Berdasarkan metode FIFO, biaya (landed cost) dari barang yang pertama kali dibeli oleh PT.Trakindo Utama dari Caterpillar/other supplier, akan terlebih dahulu dihitung sebagai harga pokok penjualan (cost of sales) bagi unit Parts yang terjual.


(42)

Biaya persediaan (landed cost) yang ada pada PT.Trakindo Utama terdiri dari :

1. Dealer Net yaitu harga yang diberikan oleh CAT/Vendor kepada dealer

(PT.Trakindo Utama)

2. Komponen Landed Cost yaitu terdiri dari service charge, freight charge, inward handling, order handling dan miscellaneous charge.

Dealer net dan komponen landed cost akan dikalkulasikan untuk menentukan landed cost. Landed cost ini nantinya akan digunakan sebagai penentuan harga pokok penjualan (cost of sales) Parts CAT/Non – CAT.

F. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan Perusahaan

Terciptanya laporan keuangan yang akurat, tentunya harus didukung dengan penyajian elemen-elemen laporan keuangan secara akurat pula. Keakuratan laporan keuangan tercermin dengan disajikannya elemen-elemen laporan keuangan berdasarkan nilai yang sebenarnya. Agar laporan tidak memberikan informasi yang salah ataupun menimbulkan kekeliruan bagi pemakai laporan keuangan, keakuratan laporan keuangan sangat penting artinya bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui secara pasti mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan.

Penyajian persediaan di dalam laporan keuangan (neraca) harus mencerminkan nilai persediaan yang sebenarnya yang ada di dalam perusahaan tersebut untuk mendukung terciptanya laporan keuangan yang akurat. Pada PT.Trakindo Utama, penyajian persediaan barang dagang (stock) dalam neraca dikelompokkan dalam bagian working capital, setelah atau di bawah piutang (debtors). Di dalam kelompok working capital ini, saldo perkiraan piutang akan


(43)

ditambahkan dengan saldo perkiraan persediaan yang nantinya akan dikurangkan dengan saldo perkiraan utang dagang (creditors).

Persediaan barang dagang yang disajikan dalam neraca PT.Trakindo Utama diklasifikasikan menjadi lima bagian, yaitu : Prime Products, Parts, Reman Parts, Others dan Provisions.

Contoh penyajian persediaan barang dagang dalam neraca PT.Trakindo Utama Sumatera Area, yaitu sebagai berikut :

Working Capital :

Balance Sheet

Debtors xxx

Stock & WIP : Stock :

- Prime Products xxx

- Parts xxx

- Reman Parts xxx

- Others xxx

- Provisions

xxx

xxx

WIP :

Sub Total xxx

xxx

Creditors ( xxx

Total working capital xxx


(44)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Sistem Pencatatan Persediaan

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan tentunya harus melakukan pencatatan terhadap transaksi yang berhubungan dengan persediaan, misalnya : pembelian dan penjualan barang dagang. Begitu juga halnya dengan PT.Trakindo Utama mencatat perubahan dalam persediaannya untuk menentukan apa yang tersedia untuk dijual dan apa yang telah dijual. Sistem pencatatan yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam melakukan pencatatan atas perubahan persediaan akibat adanya pembelian dan penjualan barang dagang adalah Sistem

Persediaan Perpetual.

Pada umumnya, terdapat dua sistem pencatatan persediaan yang biasanya diterapkan oleh perusahaan, yaitu :

1) Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System)

Dalam sistem persediaan perpetual, setiap perubahan atau mutasi yang terjadi atas persediaan akibat adanya pembelian dan penjualan barang dagangan secara terus menerus (secara perpetual) dilakukan penyesuaiannya sehungga saldo persediaan yang dimiliki perusahaan selalu ditunjukkan baik dalam jumlah unit maupun biaya persediaan.

Untuk lebih memperjelas lagi mengenai sistem persediaan perpetual, berikut ini disajikan ciri-ciri dari sistem persediaan perpetual :

1. Perkiraan persediaan digunakan untuk mencatat mutasi atau perubahan yang terjadi terhadap persediaan.


(45)

2. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet perkiraan persediaan. Jadi dalam sistem ini tidak digunakan perkiraan pembelian.

3. Setiap terjadi penjualan barang dagangan, barang dagangan yang terjual tersebut dihitung harga pokoknya. Jumlah harga pokok penjualan ini kemudian dicatat dengan mengkredit perkiraan persediaan dan mendebit perkiraan harga pokok penjualan.

4. Harga pokok penjualan dihitung dengan menetukan saldo perkiraan harga pokok penjualan.

5. Perhitungan fisik persediaan tidak diperlukan kecuali untuk memverifikasi keakuratan sistem persediaan perpetual dan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan persediaan.

2) Sistem Persediaan Periodik (Periodical Inventory System)

Dalam sistem persediaan periodik, setiap perubahan atau mutasi yang terjadi atas persediaan akibat adanya pembelian dan penjualan persediaan barang dagang, tidak disesuaikan secara terus menerus sehingga perusahaan harus melakukan perhitungan fisik atas persediaan secara berkala/periodik untuk menentukan berapa jumlah persediaan yang tersisa di gudang.

Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri dari sistem persediaan periodik, yaitu :

1. Perkiraan persediaan barang dagang digunakan untuk menunjukkan harga pokok penjualan dari persediaan barang dagang yang ada pada awal periode akuntansi. 2. Pembelian barang dagangan dicatat (didebit) dalam perkiraan tersendiri yang

disebut dengan perkiraan pembelian (barang dagang)

3. Pada akhir periode akuntansi diadakan perhitungan fisik terhadap persediaan yang ada (belum terjual) untuk menentukan harga pokok persediaan.


(46)

4. Elemen-elemen lain yang digunakan untuk menentukan harga pokok persediaan dicatat dalam perkiraan terpisah.

 Biaya pengiriman barang masuk : digunakan untuk mencatat tambahan harga pokok persediaan yang dibeli. Perkiraan ini bersaldo debit.

 Retur dan potongan pembelian : digunakan untuk mencatat pengurangan harga pokok persediaan. Perkiraan ini bersaldo kredit.

 Diskon pembelian : digunakan untuk mencatat pengurangan

harga pokok persediaan. Perkiraan ini bersaldo kredit.

5. Harga pokok persediaan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Persediaan awal xxx

Pembelian xxx

Dikurangi : Retur dan Potongan Pembelian xxx Diskon pembelian

( xxx

xxx

Pembelian Bersih xxx

)

Ditambah : Biaya Pengiriman Barang Masuk xxx

Harga Pokok Barang yang Dibeli

+

xxx

Harga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual xxx

+

Persediaan Akhir

Harga Pokok Penjualan xxx

(xxx)

6. Suatu jurnal penyesuaian dibuat untuk menetapkan jumlah persediaan akhir dan untuk memindahkan saldo persediaan awal ke perkiraan ikhtisar laba/rugi.


(47)

Pemilihan penggunaan sistem persediaan perpetual pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area sudah sangat tepat, mengingat PT.Trakindo Utama adalah sebuah perusahaan besar yang memiliki berbagai jenis persediaan sehingga kurang efektif jika perusahaan ini menggunakan sistem persediaan periodik yang terlebih dahulu harus menghitung persediaan secara satu persatu di gudang pada akhir periode untuk mengetahui jumlah akhir persediaan dan harga pokok atas persediaan tersebut. Selain itu PT.Trakindo Utama juga memiliki harga pokok persediaan/unit yang tinggi sehingga lebih tidak memungkinkan bagi PT.Trakindo Utama jika menggunakan sistem periodik karena akan lebih memperbesar peluang terjadinya penggelapan persediaan. Hal ini dapat terjadi karena dalam sistem persediaan periodik, setiap mutasi/perubahan yang terjadi atas persediaan tidak dicatat sehingga tidak diketahui berapa jumlah barang yang masuk dan yang keluar. Akibatnya karyawan dapat lebih mudah untuk melakukan penggelapan atas persediaan yang ada di gudang dengan berbagai cara.

Penggunaan Sistem Persediaan Perpetual pada PT.Trakindo Utama tidak lagi dilakukan secara manual melalui pembukuan biasa tetapi sudah menggunakan sistem persediaan perpetual yang terkomputerisasi. Sistem yang terkomputerisasi dapat meningkatkan pengawasan manajemen terhadap persediaan karena komputer dapat membuat catatan yang akurat dan mutakhir mengenai jumlah unit yang dibeli, jumlah unit yang dijual dan jumlah yang masih ada sehingga para manager dapat memperoleh informasi mengenai persediaan kapan saja dibutuhkan. Selain itu sistem yang terkomputerisasi juga dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pencatatan atas persediaan perusahaan dimana karyawan tidak perlu lagi membuat catatan akuntansi persediaan, mulai dari penjurnalan hingga penyajian persediaan


(48)

tersebut di laporan keuangan. Semua pencatatan akuntansi mengenai persediaan secara otomatis dikerjakan oleh sistem komputer. Bagi PT.Trakindo Utama penggunaan sistem yang terkomputerisasi ini sudah sangat tepat, mengingat PT.Trakindo Utama adalah sebuah perusahaan dagang yang memiliki banyak transaksi pembelian dan penjualan sehingga lebih memudahkan bagi PT.Trakindo Utama jika menggunakan sistem yang terkomputerisasi untuk membuat catatan-catatan akuntansi yang akurat mengenai persediaan.

Sistem persediaan perpetual yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama dalan hal penjurnalan agak sedikit berbeda dari sistem persediaan perpetual yang biasanya diterapkan. Jurnal yang digunakan oleh PT.Trakindo pada saat pembelian persediaan, membedakan antara perkiraan harga pokok persediaan yang dibeli dengan biaya-biaya yang menyertainya. Contohnya pada saat pembelian persediaan , semua biaya-biaya yang berhubungan pembelian tidak dimasukkan dalam satu akun yaitu “persediaan barang dagangan” tetapi dibedakan antara harga barang yang dibeli dengan biaya-biaya yang menyertai persediaan tersebut. Hal ini dilakukan PT.Trakindo Utama karena untuk menentukan harga pokok persediaan, perlu terlebih dahulu dikalkulasikan antara harga barang dari pemasok (Dealer Net) dengan komponen-komponen biaya (komponen-komponen-komponen-komponen Landed Cost) yang berhubungan dengan pembelian persediaan tersebut.

Pada PT.Trakindo Utama juga terdapat pembedaan akun antara ketika barang yang masih dalam perjalanan (Parts Stock in Transit), barang yang ditransfer dari cabang-cabang lain (Parts Stock in Transit Interbranch) dengan barang yang sudah diterima/berada pada PT.Trakindo Utama (Parts Stock on Hand). Pembedaan akun pada jurnal PT.Trakindo Utama ini diterapkan oleh perusahaan untuk lebih


(49)

memperjelas apa-apa saja barang yang masih dalam perjalanan dengan barang yang masih ada di perusahaan. Hal ini sudah sangat baik mengingat PT.Trakindo Utama mempunyai begitu banyak persediaan barang dagang sehingga tidak membingungkan bagi perusahaan untuk mengetahui barang apa saja yang masih di dalam perjalanan dengan barang yang ada di tangan perusahaan. Karena adanya pembedaan antara perkiraan persediaan yang masih dalam perjalan dengan perkiraan persediaan yang ada di tangan perusahaan, terdapat jurnal lain pada PT.Takindo Utama yaitu jurnal penerimaan barang. Jurnal ini berfungsi untuk mencatat penerimaan barang ke tangan PT.Trakindo Utama, yang dikirimkan oleh pemasok (CAT/Other supplier) atau cabang PT.Trakindo Utama lain dalam hal transfer barang antar cabang perusahaan.

Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, terdapat beberapa perbedaan antara jurnal yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama dengan jurnal yang biasanya diterapkan dalam sistem persediaan perpetual. Menurut penulis, perbedaan-perbedaan ini tidak menjadi masalah karena PT.Trakindo Utama tentunya mempunyai sistem tersendiri yang diterapkan untuk lebih memperjelas data-data mengenai persediaan. Perbedaan yang ada pun tidak begitu banyak dengan sistem perpetual yang biasanya diterapkan. Pada dasarnya sistem pencatatan persediaan perpetual yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama sama dengan sistem persediaan perpetual yang biasanya diterapkan , hanya saja pada PT.Trakindo Utama terdapat beberapa perkiraan/akun tambahan untuk lebih memperjelas lagi mengenai data-data persediaan.


(50)

B. Metode Penilaian Persediaan

Persediaan yang ada perusahaan selain dicatat juga harus ditentukan nilainya. Nilai persediaan ditentukan oleh gabungan dua faktor, yaitu kuantitas fisik dan harga pokok persediaan. Nilai persediaan sangat penting artinya bagi kelayakan laporan keuangan. Persediaan barang dagang yang tercantum pada laporan keuangan (neraca) harus mencerminkan nilai persediaan yang sebenarnya ada pada tanggal neraca tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus bijak dalam menentukan metode penilaian apa yang harus dipakai perusahaan, yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

Pada umumnya, terdapat tiga metode penilaian persediaan berdasarkan asumsi arus biaya, yaitu :

4. FIFO Method (Metode Masuk Pertama Keluar Pertama – MPKP) 5. LIFO Method (Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama – MTKP), dan 6. Weighted Average Cost Method (Metode Rata-Rata Tertimbang)

Metode yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam menilai persediaannya adalah Metode MPKP/FIFO. Dalam Metode FIFO yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama, biaya (pada PT.Trakindo Utama disebut Landed Cost) dari barang yang pertama kali diperoleh akan terlebih dahulu dibebankan sebagai harga pokok penjualan. Hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14, paragraf 21, yaitu :

“Formula MPKP/FIFO mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dengan rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap barang ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala, atau pada setiap penerimaan kiriman, bergantung pada keadaan perusahaan. Rumus


(51)

MTKP/LIFO mengasumsikan barang yang dibeli atau diproduksi terakhir dijual atau digunakan terlebih dahulu, sehingga yang termasuk dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau dproduksi terdahulu” (IAI;2007;14.4)

Perhitungan biaya persediaan dengan metode MPKP atau FIFO yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama juga sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14, paragraf 20, yaitu :

“Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 18, harus dihitung menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weighted average cost method), atau masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO)” (IAI;2007;14.4)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14, paragraf 18, adalah:

“Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya masing-masing” (IAI;2007;14.4)

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikemukakan di atas, PT.Trakindo Utama yang memilki barang-barang homogen yang dapat menggantikan satu sama lain (ordinarily interchangeable), tentunya sudah tepat dalam menggunakan rumus biaya masuk pertama keluara pertama (MPKP atau FIFO) dibandingkan dengan penggunaan rumus biaya yang lain (identifikasi khusus). Metode MPKP/FIFO yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama selain sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, juga sudah diterapkan dengan baik oleh PT.Trakindo Utama. Sistem pencatatan yang terkomputerisasi pada PT.Trakindo Utama memudahkan perusahaan dalam menilai persediaanya dimana


(52)

ketika data penjualan atau pembelian persediaan di-input ke dalam sistem komputer, secara otomatis nilai persediaan akan ditentukan. Sistem pencatatan yang terkomputerisasi pada PT.Trakindo Utama tentunya dapat memberikan nilai persediaan yang akurat, yang sangat penting artinya dalam menciptakan laporan keuangan yang baik.

C. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang umunya disajikan pada neraca dalam kelompok aktiva lancar setelah piutang. Prosedur penilaian persediaan yang diterapkan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Basis penilaian (biaya atau LCM) berikut dengan metode harga pokok yang dipakai (FIFO, LIFO, AVERAGE) harus dicantumkan. Suatu hal yang lazim bagi perusahaan besar dengan aktivitas beragam untuk menggunakan metode perhitungan biaya yang berbeda bagi segmen persediaan yang berlainan. Rincian mengenai metode tersebut dapat diungkapkan dengan penjelasan dalam kurung dari neraca atau dalam catatan kaki atas laporan keuangan.

Penyajian persediaan barang dagang pada laporan keuangan (neraca) PT. Trakindo Utama dikelompokkan dalam bagian Working Capital. Persediaan tersebut disajikan setelah piutang dan bersamaan dengan WIP (Work In Process). Uraian umum mengenai metode penilaian persediaan yang diterapkan perusahaan, dilampirkan juga pada laporan keuangan PT.Trakindo Utama. Hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14, paragraf 31, yaitu:


(53)

Laporan keuangan harus mengungkapkan :

(a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang dipakai;

(b)total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan;

(c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih; (d)jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui

sebagai penghasilan selama periode sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28;

(e) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28; dan

(f) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban. (IAI;2007;14.6)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14, paragraf 28, menjelaskan mengenai :

“Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut” (IAI;2007;14.5)

Penyajian persediaan beserta uraian-uraian yang harus diungkapkan pada neraca laporan keuangan PT.Trakindo Utama, sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Akan tetapi, pada laporan keuangan yang ditujukan untuk manajemen perusahaan, uraian umum mengenai metode penilaian persediaan tidak dilampirkan pada neraca, baik itu di dalam kurung dari neraca ataupun dalam catatan kaki atas laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan hanya ditujukan untuk laporan keuangan auditan saja.


(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan analisis dan evaluasi pada bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan atas perlakuan akuntansi terhadap persediaan yang ada pada PT.Trakindo Utama. Selanjutnya, penulis juga akan mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan, pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian (riset) yang telah dilakukan oleh penulis atas akuntansi persediaan yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pencatatan yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam mencatat seluruh transaksi yang berhubungan dengan persediaan perusahaan adalah sistem persediaan perpetual yang sudah terkomputerisasi. Sistem persediaan perpetual yang terkomputerisasi ini sudah tepat untuk diterapkan pada PT.Trakindo Utama. 2. Metode yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam menilai persediaannya

adalah metode MPKP/FIFO, yang mengasumsikan bahwa barang dalam persediaan yang pertama kali dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu untuk penjualan sehingga barang yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah barang yang terakhir kali dibeli. Metode penilaian persediaan yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.


(55)

3. Persediaan pada PT.Trakindo Utama disajikan dalam neraca laporan keuangan perusahaan pada kelompok working capital setelah piutang dan bersamaan dengan WIP. Penyajian persediaan dalam laporan keuangan (neraca) ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

B. Saran

Berikut ini adalah saran-saran yang penulis coba berikan setelah menganalisa dan mengevaluasi akuntansi persediaan yang terdapat pada perusahaan :

 Perusahaan sebaiknya tetap konsisten dalam menerapkan akuntansi persediaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat lebih mengembangkan kebijaksanaan akuntansi atas persediaan, namun harus tetap menyesuaikannya dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Satu, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donal E, Jerry J. Weygant, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi Intermedite, Alih Bahasa oleh Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Skousen K.Fred, W.Steve Albercht, James D.Stice, 2001, Akuntansi Keuangan :

Konsep dan Aplikasi, Edisi Indonesia Disahkan oleh Thomson Learning,

Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Warren Carl S, James M.Reeve, Philip E.Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahami, Taufik Hendrawan, Buku Satu, Edisi ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli Michell, 2006, Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Weygant Jerry J, Donald E.Kieso, Paul D.Kimmel, 2007, Accounting Principles, Penerjemah : Ali Akbar Yulianto, Wasilah, Rangga Handika, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dyckman Thomas R, Roland E.Dukes, Charles J.Davis, 2000, Akuntansi

Intermediate, Alih Bahasa oleh Munir Ali, Buku Satu, Edisi Ketiga,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(57)

(1)

ketika data penjualan atau pembelian persediaan di-input ke dalam sistem komputer, secara otomatis nilai persediaan akan ditentukan. Sistem pencatatan yang terkomputerisasi pada PT.Trakindo Utama tentunya dapat memberikan nilai persediaan yang akurat, yang sangat penting artinya dalam menciptakan laporan keuangan yang baik.

C. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, persediaan barang dagang umunya disajikan pada neraca dalam kelompok aktiva lancar setelah piutang. Prosedur penilaian persediaan yang diterapkan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Basis penilaian (biaya atau LCM) berikut dengan metode harga pokok yang dipakai (FIFO, LIFO, AVERAGE) harus dicantumkan. Suatu hal yang lazim bagi perusahaan besar dengan aktivitas beragam untuk menggunakan metode perhitungan biaya yang berbeda bagi segmen persediaan yang berlainan. Rincian mengenai metode tersebut dapat diungkapkan dengan penjelasan dalam kurung dari neraca atau dalam catatan kaki atas laporan keuangan.

Penyajian persediaan barang dagang pada laporan keuangan (neraca) PT. Trakindo Utama dikelompokkan dalam bagian Working Capital. Persediaan tersebut disajikan setelah piutang dan bersamaan dengan WIP (Work In Process). Uraian umum mengenai metode penilaian persediaan yang diterapkan perusahaan, dilampirkan juga pada laporan keuangan PT.Trakindo Utama. Hal ini sudah sesuai


(2)

Laporan keuangan harus mengungkapkan :

(a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,

termasuk rumus biaya yang dipakai;

(b)total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan;

(c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih; (d)jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui

sebagai penghasilan selama periode sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28;

(e) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28; dan

(f) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan

kewajiban. (IAI;2007;14.6)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14, paragraf 28, menjelaskan mengenai :

“Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut” (IAI;2007;14.5)

Penyajian persediaan beserta uraian-uraian yang harus diungkapkan pada neraca laporan keuangan PT.Trakindo Utama, sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Akan tetapi, pada laporan keuangan yang ditujukan untuk manajemen perusahaan, uraian umum mengenai metode penilaian persediaan tidak dilampirkan pada neraca, baik itu di dalam kurung dari neraca ataupun dalam catatan kaki atas laporan keuangan perusahaan. Pengungkapan mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan hanya ditujukan untuk laporan keuangan auditan saja.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan analisis dan evaluasi pada bab sebelumnya, maka penulis akan mencoba menarik beberapa kesimpulan atas perlakuan akuntansi terhadap persediaan yang ada pada PT.Trakindo Utama. Selanjutnya, penulis juga akan mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan, pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian (riset) yang telah dilakukan oleh penulis atas akuntansi persediaan yang diterapkan oleh PT.Trakindo Utama, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem pencatatan yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam mencatat seluruh transaksi yang berhubungan dengan persediaan perusahaan adalah sistem persediaan perpetual yang sudah terkomputerisasi. Sistem persediaan perpetual yang terkomputerisasi ini sudah tepat untuk diterapkan pada PT.Trakindo Utama. 2. Metode yang digunakan oleh PT.Trakindo Utama dalam menilai persediaannya

adalah metode MPKP/FIFO, yang mengasumsikan bahwa barang dalam persediaan yang pertama kali dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu untuk penjualan sehingga barang yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah barang yang terakhir kali dibeli. Metode penilaian persediaan yang digunakan


(4)

3. Persediaan pada PT.Trakindo Utama disajikan dalam neraca laporan keuangan perusahaan pada kelompok working capital setelah piutang dan bersamaan dengan WIP. Penyajian persediaan dalam laporan keuangan (neraca) ini sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

B. Saran

Berikut ini adalah saran-saran yang penulis coba berikan setelah menganalisa dan mengevaluasi akuntansi persediaan yang terdapat pada perusahaan :

 Perusahaan sebaiknya tetap konsisten dalam menerapkan akuntansi persediaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan pada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat lebih mengembangkan kebijaksanaan akuntansi atas persediaan, namun harus tetap menyesuaikannya dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Satu, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donal E, Jerry J. Weygant, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi Intermedite, Alih Bahasa oleh Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Skousen K.Fred, W.Steve Albercht, James D.Stice, 2001, Akuntansi Keuangan :

Konsep dan Aplikasi, Edisi Indonesia Disahkan oleh Thomson Learning,

Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Warren Carl S, James M.Reeve, Philip E.Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahami, Taufik Hendrawan, Buku Satu, Edisi ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suharli Michell, 2006, Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Weygant Jerry J, Donald E.Kieso, Paul D.Kimmel, 2007, Accounting Principles, Penerjemah : Ali Akbar Yulianto, Wasilah, Rangga Handika, Buku Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Dyckman Thomas R, Roland E.Dukes, Charles J.Davis, 2000, Akuntansi

Intermediate, Alih Bahasa oleh Munir Ali, Buku Satu, Edisi Ketiga,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)