Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

PADA PT. TRAKINDO UTAMA

SUMATERA AREA

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh :

NOVIANA SASMITA

052102145

AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI SDIPLOMA III MEDAN

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR

NAMA : NOVIANA SASMITA

NIM : 052102145

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT.TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA

Tanggal : 31 Mei 2008 Pembimbing/Penanggung Jawab

( Drs. Rasdianto, M.Si, Ak ) NIP : 130 936 278

Tanggal : 02 Juni 2008 Ketua Program Studi D III Akuntansi

( Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak ) NIP : 131 568 370

Tanggal : 02 Juni 2008 Dekan

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec ) NIP : 131 285 985


(3)

LEMBAR PERSEMBAHAN

“……Dan sesungguhnya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.

(QS.AL – Mujadallah : 11)

“Pelajarilah olehmu akan ilmu, sebab mempelajari ilmu akan memberi rasa takut kepada Allah SWT, menuntutnya merupakan ibadah, mengulang-ulangnya merupakan tasbih, membahasnya merupakan

jihad, mengajarkannya kepada orang lain yang belum mengetahui merupakan sedekah dan menyerahkannya kepada ahlinya merupakn

pendekatan diri kepada Allah SWT”. (HR. Ibnu Abdul)

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk maksud mencari ilmu pengetahuan, maka Allah SWT akan memudhkan untuknya jalan ke

syurga”. (Al – Hadist)

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, Ananda

persembahkan laporan tugas akhir ini sebagai ungkapan rasa

cinta dan bakti Ananda yang paling mendalam kepada:

Serta kepada seluruh keluarga besar yang telah banyak

memberikan dukungannya, baik moril maupun materil.

Ayah dan Bunda, terima kasih atas doa dan segala

pengorbanan yang telah diberikan kepada Ananda selama ini.

Insya Allah apa yang telah Ananda peroleh mendapatkan


(4)

dapat melanjutkan pendidikan sampai mendapatkan gelar

sarjana. Amiin ya rabbal ‘alamin…


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah, rahmat, dan hidayah yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga akhirnya skripsi minor ini dengan judul “Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area”, dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi minor ini dibuat dengan tujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi minor ini, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri atas segala kritik dan saran yang diberikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun, guna kesempurnaan skripsi minor ini di masa yang akan datang.

Di samping itu, dalam penyelesaian skripsi minor ini penulis juga banyak menerima bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Baik itu yang bersifat material maupun spritual. Maka dari itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

4. Bapak Muhammad Simba Sembiring, SE selaku Kasubag Pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai PT. Trakindo Utama yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan data-data dan informasi yang dibutuhkan, terutama kepada : Pak Fikri selaku Manajer Bagian Keuangan, Pak Maslyzon, Bu Ike, Pak Zul, Pak Chandra, Pak Nanda, serta Pak Dimas.

6. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sujarno dan Ibunda: Bainal Umiati yang telah banyak mencurahkan kasih sayang dan cintanya kepada penulis selama ini. Terima kasih atas segala doa dan bantuan yang diberikan. Mudah-mudahan skripsi minor ini menjadi suatu awal yang dapat penulis berikan untuk membahagiakan ayah dan ibu. Serta kepada orang tua angkat penulis (Elok dan Pak Arfan) yang juga banyak memberikan bantuan baik material maupun spritual.

7. Kepada Bapak Prof. DR. Ramli, SE, MS beserta keluarga yang ikut berperan membantu penulis dalam memberikan motivasi, semangat serta masukan-masukan untuk menghadapi situasi dan keadaan di lingkungan kampus.

8. Untuk para sahabat penulis, Emy, Tika, Rina T dan Riza yang telah memberikan semangat dan perhatiannya, serta menemani penulis selama masa perkuliahan. Dan khusus untuk sahabat terbaik penulis, Faulia Syafrina yang telah setia berbagi suka dan duka yang dihadapi selama penyelesaian skripsi minor ini.


(7)

Terima kasih untuk semua kebaikannya. Semoga persahabatan kita bisa bertahan selamanya.

9. Buat Willy (temannya Faulia), yang telah ikut berperan memberikan bantuan materialnya kepada penulis. Terima kasih atas printnya.

10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, grup A, B dan khususnya anak-anak grup C yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan dorongannya selama ini.

Serta kepada semua pihak yang lain, yang telah membantu penulis secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi minor ini.

Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi minor ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Penulis

Noviana Sasmita

NIM. 052102145


(8)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

BAB II : PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9

C. Jenis-jenis dan Pengklasifikasian Aktiva Tetap ... 23

D. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap ... 24

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 30

F. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Pemakaian Aktiva Tetap ... 32

G. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap ... 34

H. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca Perusahaan ... 37


(9)

A. Pengklasifikasian Aktiva Tetap ... 40 B. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap ... 43 C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 49 D. Pengeluaran yang Berhubungan dengan

Pemakaian Aktiva Tetap ... 53 E. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap ... 56 F. Penyajian Aktiva Tetap Dalam

Neraca Perusahaan ... 58

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Setiap perusahaan baik itu perusahan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan industri tentu memiliki sejumlah aktiva tetap. Dimana aktiva tetap tersebut digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, disamping aktiva-aktiva lainnya. Aktiva tetap merupakan salah satu perkiraan yang tercantum di dalam neraca perusahaan setelah aktiva lancar (kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, dan lain-lain).

Aktiva tetap adalah harta atau asset perusahaan yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimasudkan untuk dijual, dan dalam rangka kegiatan normal perusahaan serta mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari 1 (satu) tahun. Pengadaan suatu aktiva tetap tentunya disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan perusahaan. Contoh aktiva tetap yang biasanya dimiliki setiap perusahaan seperti, tanah, gedung/bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan. Aktiva tetap yang terdapat di perusahaan ini dapat digunakan berulang-ulang dalam proses kegiatan operasional, selama masa taksiran ekonomis aktiva tersebut.

Pada umumnya jumlah modal yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva tetap relatif cukup besar. Selain itu, diperlukan juga biaya perawatan dn pemeliharaan agar aktiva tetap tersebut dapat digunakan sesuai dengan rencana perusahaan. Oleh karena itu dalam pengelolaan aktiva tetap dibutuhkan suatu penilaian yang dapat dilihat dari sudut akuntansi, sehingga modal yang dikeluarkan dapat dikendalikan secara efektif dan efisien.


(11)

Pengeluaran biaya untuk pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap tersebut, diantaranya dapat menambah masa manfaat aktiva tetap itu sendiri, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan kualitas produksi.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap pada manajemen perusahaan, seperti kesalahan dalam penaksiran masa ekonomis, kesalahan pembebanan penyusutan aktiva tetap, dan pemeliharaannya yang tidak benar, maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu manajemen perusahaan perlu membuat suatu penerapan akuntansi aktiva tetap yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Standar Akuntansi Keuangan ini juga bertujuan agar informasi tentang aktiva tetap yang disajikan dalam laporan keuangan (neraca) dapat dipercaya oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, manajemen perusahaan juga harus menetapkan suatu kebijakan tertentu mengenai aktiva tetap yang dimilikinya. Kebijakan-kebijakan akuntansi tersebut yang ditetapkan suatu perusahaan meliputi: harga pokok perolehan, pencatatan metode penyusutan, dan pembebanan biaya yang terjadi selama masa manfaat ekonomis aktiva tetap tersebut. Penilaian yang tepat serta pengawasan yang memadai terhadap aktiva tetap akan mewujudkan kegiatan operasional yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA merupakan suatu perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang jual-beli alat berat, seperti traktor dan berbagai jenis suku cadangnya. Sebagai perusahaan besar, PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA sudah tentu memiliki bermacam-macam aktiva tetap misalnya, tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, komputer, peralatan dan


(12)

inventaris kantor lainnya. Dengan banyaknya aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan ini, maka manajemen perusahaan melakukan suatu penerapan akuntansi aktiva tetap yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Dalam skripsi minor ini, penulis merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan memahami tentang akuntansi aktiva tetap yang diterapkan dalam suatu perusahaan, mengingat peranan aktiva tetap sangat penting bagi kegiatan operasional dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu penulis melakukan suatu penelitian secara langsung pada PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA, dengan meminta data-data dan informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan aktiva tetap. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis memilih judul “AKUNTANSI AKTIVA

TETAP PADA PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA”.

B. Perumusan Masalah

Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan opersional perusahaan, seperti tanah, kendaraan, gedung, mesin-mesin dan peralatan. Dimana aktiva –aktiva tetap ini dibutuhkan untuk melakukan proses produksi, pendistribusian atau pemasaran produk, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan itu, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, yaitu:

“Apakah penerapan akuntansi aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Trakindo

Utama Sumatera Area telah sesuai dan mengikuti SAK (Standar Akuntansi


(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi – Universitas Sumatera Utara.

b. Mempelajari dan menilai sistem akuntansi aktiva tetap yang ada pada perusahaan.

c. Mengetahui metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung penyusutan, perolehan dan nilai buku aktiva tetap.

2. Manfaat Penelitian a). Bagi Penulis

Dapat mengetahui bagaimana penerapan akuntansi aktiva tetap dalam perusahaan, khususnya pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area sekaligus menambah pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan pertimbangan mengenai materi pembahasan ini yang sebelumnya telah diterima diperkuliahan.

b). Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan untuk menciptakan penerapan akuntansi aktiva tetap yang baik dalam perusahaan, melihat dimana kekurangan perusahaan dalam menerapkan sistem akuntansi aktiva tetap ini, serta dapat juga menentukan kebijakan akuntansi pada masa yang akan datang, agar sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.


(14)

D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh sejumlah data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi minor ini, penulis melakukan serangkaian penelitian yang ditujukan langsung pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area. Beberapa metode penelitian yang digunakan, terdiri dari :

1). Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari hasil riset (survey) dan wawancara dengan pegawai atau pihak yang berwenang yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu PT. Trakindo Utama Sumatera Area.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh penulis dari sumber lain yang mendukung data primer dalam proses pemelitian, seperti laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat bagaimana cara penyajian perkiraan aktiva tetap di neraca serta daftar penyusutannya.

2). Metode Pengumpulan Data

(a). Penelitian Kepustakaan (Library Reseach)

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan melalui sumber-sumber kepustakaan dan melakukan pembahasan dari kumpulan buku bacaan, serta media cetak lainnya yang berhubungan dengan judul paper.


(15)

(b).Penelitian Lapangan (Field Reseach)

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data dan informasi sebagai bahan analisa penulis, dengan mendatangi langsung objek penelitian (PT. Trakindo Utama Sumatera Area). Adapun cara yang dilakukan, antara lain :

Ü Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Ü Wawancara (Interview), yaitu mengadakan tanya jawab langsung

dengan pegawai atau pihak berwenang yang berhubungan dengan objek penelitian, untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan materi pembahasan.


(16)

BAB II

PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT.TRAKINDO UTAMA pertama kali didirikan pada tanggal 23 Desember 1970 oleh A.H.K Hamami. Perusahaan ini pada awalnya bergerak khusus di bidang perdagangan. Namun sekarang, perusahaan ini sudah berkembang menjadi perusahaan yang juga bergerak di bidang jasa.

Sebagai perusahaan dagang, PT.Trakindo Utama menawarkan berbagai rangkaian produk lengkap alat-alat berat dengan merek “Caterpillar” yang dikenal luas diseluruh dunia sebagai yang paling tangguh, paling kuat dan paling handal untuk kebutuhan industri pertambangan, kehutanan, kontruksi, kelautan serta migas. Contohnya : Track-type Tractor, Wheel Dozer, Backhoe Loader, dll. Selain alat-alat berat tersebut, PT.Trakindo Utama juga menawarkan mesin-mesin Caterpillar yang digunakan untuk mesin kendaraan darat dan laut, alat kontruksi dan pengembangan, industri maupun pembangkit tenaga listrik untuk berbagai keperluan. Dari berbagai produk yang dijelaskan di atas, masih banyak lagi produk-produk lain yang ditawarkan oleh PT.Trakindo Utama, seperti rangkaian lengkap suku cadang asli produk Caterpillar, maupun yang Non-Caterpillar.

Sejalan dengan perkembangan yang terjadi, PT.Trakindo Utama tidak hanya menawarkan berbagai produk berkualitas, namun juga memberikan pelayanan jasa berupa services (misalnya service perbaikan mesin) dan rental dengan nama “CAT® Rental Store”.


(17)

PT. Trakindo Utama memiliki kantor pusat di Jakarta. Dari kantor pusat inilah PT. Trakindo Utama beroperasi melayani pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di bawah ini, penulis akan mejelaskan mengenai sejarah perkembangan PT.Trakindo Utama dari tahun ke tahun :

1970 : - A.H.K.Hamami mendirikan PT.Trakindo Utama pada tanggal 23

Desember.

1971 : - Trakindo resmi menjadi agen tunggal Caterpillar di indonesia pada

tanggal 13 April.

1977 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan PT.Sanggar Sarana Baja, untuk

memberikan layanan perancangan dan fabrikasi untuk pasar industri peralatan berat.

1982 : - PT.Natra Raya berdiri sebagai perusahaan patungan antara Caterpillar

Inc. dan Trakindo yang bergerak di bidang manufaktur dan perakitan alat berat Caterpillar.

1992 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Sumberdaya Sewatama, yamg memberikan solusi genset terpadu untuk berbagai kebuthan.

1993 : - Divisi Mining Trakindo dibentuk untuk mendukung industri pertambangan Indonesia dengan layanan dan peralatan kelas dunia.

1995 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Chandra Sakti Utama Leasing, untuk memberikan layanan pembiayaan pembelian peralatan berat Caterpillar.

1996 : - Trakindo memperkenalkan CAT® Oil Program. - Trakindo resmi menjadi agen produk Sullair.


(18)

1997 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Cipta Kridatama, untuk

memberikan layanan kontractor dan sewa bagi industri pertambangan. - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Cipta Krida Bahari, untuk

memberikan jasa layanan logistik.

1998 : - Trakindo resmi menjadi agen produk Baldwin Dan Olympian.

1999 : - Trakindo mendirikan anak perusahaan, PT.Mitra Solusi Telematika,

yang memberikan fasilitas dan layanan manajemen tekhnologi informasi, termasuk pusat data recovery bisnis dan informasi.

2000 : - PT.Tiara Marga Trakindo berdiri pada tanggal 16 Agustus sebagai

perusahaan induk Grup Trakindo.

- Trakindo resmi menjadi agen produk Sykes Pumps.

2001 : - CAT Rental Store pertama dibuka.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola. Struktur organisasi ini menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi/perusahaan.

PT. Trakindo Utama menerapkan organisasi berbasis – wilayah, yang mencakup divisi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur, serta menangani lebih dari 50 kantor cabang. Selain itu, diterapkan juga Divisi Mining dan Power

System agar mampu memberikan layanan komprehensif yang fokus pada pelanggan


(19)

Srtuktur organisasi PT. Trakindo Utama Sumatera Area, terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Untuk itu manajer perusahaan perlu menggambarkan suatu bagan organisasi (Organization Chart) untuk menunjukkan struktur organisasinya. Bagan organisasi tersebut memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya.

Satuan-satuan yang terpisah dalam PT. Trakindo Utama Sumatera Area, biasanya digambarkan dalam bentuk kotak-kotak, dimana dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.

Bagan organisasi ini menggambarkan 5 (lima) aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu:

X Pembagian kerja,

X Manajer dan bawahan atau rantai perintah,

X Tipe pekerjaan yagn dilaksanakan,

X Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan, dan

X Tingkatan manajemen.

Berikut ini merupakan bagan organisasi (Organization Chart) pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area.


(20)

(21)

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing posisi pekerjaan berdasarkan struktur organisasi di atas, adalah sebagai berikut :

1. Accounting Supervisor

̇ Mengkoordinir, memantau dan mengevaluasi laporan keuangan yang

meliputi seluruh transaksi dan pembiayaan. Seperti : biaya-biaya pemasaran, suku cadang, modal servis, harta kekayaan, dan lain-lain.

̇ Mempersiapkan, menganlisa dan mendistribusikan performance keuangan (penjualan, SRE, OHD) termasuk berbagai ragam penjelasan antara perbadaan anggaran dan kenyataannya.

̇ Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi anggaran perencanaan biaya,

termasuk analisa dan evaluasi biaya per departemen.

̇ Memantau semua batas-batas waktu piutang pelanggan dan memantau

kelancaran pembayaran oleh pelanggan dan meminta bantuan pihak pemasaran untuk melakukan tindakan yang diperlukan.

̇ Bertindak secara sendiri untuk berkomunikasi dan melapor kepada manajer keuangan sumatera area/divisi pengawasan keuangan atas terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan prosedur perusahaan dan ketentuan yang berlaku pada suatu cabang dengan atau tanpa persetujuan/sepengetahuan manajer cabang tersebut.

2. Parts Distribution Analyst

̇ Mengumpulkan berbagai jenis data yang dibutuhkan untuk menganalisa aktivitas (kegiatan) produk bagian “Parts” atau suku cadang (Pengoperasian, Persediaan, dan Pergudangan), mengesahkan realitas data.


(22)

̇ Menganalisa data, mengenal dan mengembangkan hasil koreksi atau sebagai alternatif tindakan antisipasi untuk kemajuan perusahaan.

̇ Mempersiapkan rekomendasi atas aktivitas Parts berdasarkan implementasi dan analisa data serta mendistribusikan laporan mengenai jumlah produk yang dibutuhkan.

̇ Mengawasi aktivitas produk bagian suku cadang, mengevaluasi

pemenuhannya untuk prosedur-prosedur dan rekomendasikan yang diberikan.

̇ Menganalisa jenis-jenis PRA reguler, menjalin hubungan dengan departemen lain sebagai daftar final, menjalankan selangkah-demi selangkah kontrol akhir dari proses PRA tersebut.

̇ Mempersiapkan dan menyampaikan kepada kantor-kantor cabang: Analisa BO, Persediaan produk yang hampir habis, Kegiatan Rekapitulasi, Persediaan produk yang telah habis, Proteksi persediaan, Persediaan yang bernilai tinggi, dan sebagainya.

3. Personnel Coordinator

̇ Meninjau, mengawasi dan mensosialisasikan segala bentuk kompensasi dan peraturan-peraturan yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan biaya hidup setempat ke semua karyawan, termasuk laporan gaji bulanan, fasilitas, biaya-biaya tambahan dan administrasi atas pemberian-pemberian hadiah.

̇ Mengawasi semua bentuk administrasi perorangan, termasuk penerimaan karyawan-karyawati baru, pemindahan karyawan, pemberhentian karyawan, karyawan kontrak dan asuransi perorangan.


(23)

4. Human Resources Specialist

̇ Memantau dan mengawasi penerimaan, penyeleksian, pembagian tugas dan pemrosesan penempatan karyawan secara efektif.

̇ Melengkapi, mendistribusikan dan memperbaharui gambaran posisi untuk setiap jabatan-jabatan pekerjaan.

̇ Merencanakan, mensosilisasikan dan mengatur persiapan PMD individu serta mengumpulkannya untuk mengembangkan kompetensi dan penampilan individu yang berkaitan dengan informasi.

̇ Merencanakan, mengatur, menjalankan dan mengawasi proses pembelajaran (TNA, pelaksanaan program pembelajaran, mengatur keefektifan pelatihan dan alat-alat pelatihan).

̇ Membantu dan mendidik kantor cabang untuk mengadakan penilaian

kemampuan.

5. Technical Support Engineer

̇ Mengidentifikasi, menganalisis dan menginvestigasi masalah produk dan keputusan-keputusan manajemen peralatan (keputusan tentang perawatan, aplikasi dan pengoperasiaanya)

̇ Memantau pengoperasian peralatan, memberi masukan pada keputusan dan kesulitan yang dihadapi, berhubungan dengan bagian teknik.

̇ Mengambil tindakan yang benar yang berkaitan dengan bagian teknik, berdasarkan tuntutan dari kantor pusat ke perusahaan industri Caterpillar.

̇ Menganalisis kerusakan peralatan-peralatan, mengidentifikasi penyebab utama dari kegagalan peralatan dan menyiapkan laporan analisa kegagalan tersebut secara akurat.


(24)

6. Instructor

̇ Mengadakan dan menyusun pelatihan khususnya di Sumatera Area untuk bagian mekanik, berdasarkan daftar dan anggaran kantor cabang, mempersiapkan bahan pokok pelatihan mengumpulkan beberapa informasi yang berhubungan denga kebutuhan pelatihan dari APD bersih, rekan kerja, dan sebagainya. Menghimpun dan mengepalai kesusastraan serta alat-alat yang digunakan selama masa pelatihan.

̇ Memberikan pelatihan, meyakinkan dan membuat para peserta pelatihan mengerti tentang pokok-pokok pelatihan; Mereview, menganalisa dan menggunakan modul serta alat-alat pelatihan yang nantinya dipakai oleh peserta pelatihan.

̇ Mengajar secara perorangan, menjelaskan, menginformasikan, dan

mengawasi para peserta pelatihan dengan kekurangan pokok-pokok pelatihan yang dapat dimengerti sejak proses pengajaran dan pembelajaran dilakukan; menganalisis kemajuan ketrampilan peserta pelatihan selama masa pelatihan.

̇ Mereview, menganalisis dan memodifikasi metode pengajaran dan

pembelajaran yang diadakan dalam rangka menciptakan pelatihan yang cocok/ sesuai dengan kebuthan pelatihan, membuat laporan tentang para peserta, serta menyusun jadwal pelatihan selanjutnya.

7. Service Analyst

̇ Menganalisa, memperbaharui data ke dalam sistem yang disebut sebagai DBS (misalnya : ketentuan harga, surat perintah kerja, pelaksanaan kerja, dan sebagainya) untuk perbaikan unit.


(25)

8. Application Engineer

̇ Menentukan penseleksian perlengkapan/peralatan berdasarkan aplikasi kebutuhan konsumen, menyelesaikan tugas atau belajar memproduksi, menganalisa biaya/simulasi investasi.

̇ Menentukan susunan unit berdasarkan kebutuhan konsumen secara spesifik, melakukan rangkaian aplikasi yang diharuskan, termasuk memilih alat tambahan atau perlengkapan dari kedua jenis produk, baik produk Caterpillar (CAT) atau yang bukan produka Caterpillar (Non – CAT), serta menambah biaya asosiasinya.

̇ Mengumpulkan data kemungkinan dari penjual (salesman) dan sumber-sumber lainnya, menindak lanjuti status data, dan menciptakan laporan proyek “Engine” (prospect report).

9. Used Parts Coordinator

̇ Menetukan kondisi pasar dan laporan penjualan suku cadang bekas untuk mendapatkan rekomendasi dan perencanaan kerja yang akan dicapai, guna meningkatkan kinerja.

̇ Mennetukan kebutuhan pelanggan dan bekerja sama dengan para pemasok internal maupun eksternal untuk pengembangan produk yang sesuai dengan pasar.

̇ Mengatur bentuk promosi untuk menarik perhatian masyarakat guna

meningkatkan pengetahuan dealership regional secara menyeluruh.

̇ Menjawab pertanyaan-pertanyaan staff dan pelanggan tentang suku cadang dan penggunaannya.


(26)

̇ Bekerja sama dengan manajer produk untuk pengembangan dan penetapan program pemasaran untuk kebutuhan pelanggan.

̇ Memberikan latihan kepada staff-staff daerah mengenai produk suku cadang dan keuntungannya dan juga program pemasaran suku cadang serta contoh-contoh mengenai nilai jual produk tersebut.

̇ Membuat laporan bulanan ke manajemen, menyiapkan dan memproses

tagihan keuangan ke pemasok bila diperlukan.

10. Product Support Champion

̇ Memantau penjualan suku cadang yang mencapai target yang ditentukan di cabang-cabang dibawah pengawasan area sumatera, menganalisa dan membuat perbandingan sesuai anggaran, menindaklanjuti kasus yang muncul dan bermasalah serta memberikan solusi atas kasus tersebut.

̇ Memeriksa dan menganalisa data-data berdasarakan Laporan Inspeksi CTS dari para salesman, meminta pengesahan dari cabang untuk perencanaan anggaran biaya dan meneruskannya ke kantor pusat.

̇ Menindaklanjuti laju penjualan suku cadang yang sudah dianggarakan persediaannnya.

̇ Meneliti, menindaklanjuti serta mengesahkan dana insentif yang diajukan oleh para salesman sebelum dikirim ke pusat.

̇ Memberikan/menyediakan layanan tanya jawab dengan para staff dan

pelanggan di cabang-cabang tentang suku cadang suatu produk dan cara penggunaannya.

̇ Memberikan pelatihan/seminar mengenai suku cadang produk bila


(27)

11. Marketing Champion

̇ Menyususn laporan PSSR (laporan pemeriksaan, laporan panggilan) dari kantor-kantor cabang setiap hari atau bulan, meringkas dan mengirimkan laporan tersebut ke Manager Pendukung Pemasaran Produk, sebelum memutuskan tanggal untuk proses tuntuntan PSSR.

̇ Memperbaharui dan memelihara mesin dan populasi mesin (MEP) dalam sistem DBS. Membenarkan dan mengeshkan data DBS yang telah diperbaharui.

̇ Mempersiapkan laporan bulanan PSSR, menunjukkan kembali bagian-bagian dari laporan tersebut dan membuat target penjualan service dan juga menargetkan laporan bulanan PSSR dalam mengadakan CTS dan Laporan Perbandingan, serta menyerahkannya ke bagian PSM Area.

̇ Meringkas laporan PSSR (laporan pemeriksaan, perbandingan, laporan panggilan) dari kantor-kantor cabang, menganalisa dan mengirimkan laporan tersebut ke CEG. Ikut serta dalam pengembangan program “Inisiatif Proses Ketersediaan Suku Cadang” (PAPI).

12. Customer Supporting Agreement (CSA) Supervisor

̇ Mengadakan penelitian lapangan dan mengumpulkan data-data kebutuhan pemakai, menganalisa, mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan pemakai pada perbaikan jumlah unit dan menjaga pelayanan, mengidentifikasi ketersediaan sumber-sumber penghasilan dan mengartikannya ke dalam perjanjian kerjasama.

̇ Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan perjanjian tersebut dalam kontrak perjanjian, mengontrol dan melaporkan kemajuan pelaksanaan kontrak secara


(28)

periodik, mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi, dan memberikan masukan atau saran berupa tindakan perbaikan dalam mengantisipasi masalah tersebut.

̇ Menciptakan dan memelihara hubungan dengan konsumen yang sudah ada mengenai barang dagangan , menempatkan kebutuhan konsumen berdasarkan perjanjian yang ada dalam kontrak, dan meyakinkan konsumen terhadap kontrak yang disetujui.

̇ Menempatkan masukan baru/komplain/kebutuhan konsumen berdasarkan

pelaksanaan kontrak perjanjian, menganalisa dan menindak lanjuti masukan tersebut menurut kebutuhan konsumen.

13. Customer Supporting Agreement (CSA) Engineer

̇ Memeriksa kondisi peralatan pelanggan, estimasi biaya pelanggan untuk penilaian harga yang diajukan.

̇ Mempersiapkan rencana pekerjaan secara berkala, memantau pelaksanaan pekerjaan dan harga yang dibebankan atas pekerjaan tersebut baik di lapangan maupun di bengkel.

̇ Mengkoordinasi dengan bagian-bagian internal maupun eksternal untuk contoh implementasi tes dalam mengidentifikasi kerusakan peralatan.

̇ Mempersiapkan suku cadang yang akan digunakan dan memastikan

tersedianya suku cadang yang diperlukan tersebut.

̇ Mengkoordinasi pekerjaan untuk tekhnisi berdasarkan tingkatan posisi mereka serta menentukan jumlah tekhnisi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap proyek.


(29)

̇ Mengesahkan tampilan laporan bulanan, laporan-laporan metric (MA, MTTR, MTBF, Top 10 problem) dan laporan-laporan bulanan CSA serta membuat rekomendasi atas laporan tersebut sebagai informasi untuk masa depan.

̇ Memantau dan memberikan rekomendasi sehubungan dengan aktivoitas

operasi unit, menganalisis unit data yang bergerak di area kehutanan serta menganalisi unit data dari VIMS (analisa dan laporan optimalisasi produk Fleet).

14. Marketing Analyst

̇ Mendapatkan informasi untuk suatu nama proyek, pemilik, biaya yang dibutuhkan, tempat dimana unit/machine itu berada, penilaian harga, nama orang yang akan dihubungi dari berbagai sumber dan instruksi, meneruskan informasi tersebut ke area dan cabang yang bersangkutan, memantau pelaksanaan pekerjaan tersebut hingga selesai dan menyiapkan laporan bulanan.

̇ Mengumpulkan data dari DBS, HO (Machine Sales Administration) dan TU Biz, TTR, ETAPR (Engine Transaction Analysis Product Report) dan MRS, mereview dan menganalisis data tsb, membuat dan menyusun laporan penjualan yang hilang, laporan tampilan reps, memperbaharui control panel, memperbaharui BSC pemasaran dan mengirimkannya ke cabang-cabang.

̇ Mengumpulkan, membuat dan menganalisis forecast (invoice forecast), data dari cabang-cabang dan mengirimkannya ke HO.

̇ Memperoleh informasi penjualan yang hilang dari TTR, surat-surat pis, salesman, media massa, dll, menganalisisnya dan mengirimkannya ke HO.


(30)

15. Secretary to General Manager

̇ Mengidentifikasi kebutuhan personalia; mengarahkan dan menasehati

seorang bawahan; mengidentifikasi dan mengusulkan program pengembangan seorang bawahan berdasarkan kemampuan yang dibutuhkan.

̇ Mengumpulkan dan memperbaharui GM dan merencanakan pelaksanaan

manajemen fungsional; menyususn atau mempersiapkan tempat rapat (surat kabar yang terbit dua kali seminggu, surat kabar yang kuartalan, dan anggaran rapat), termasuk pemesanan sewa hotel, GL dan mengawasi faktur; menyusun atau mempersiapkan tiket untuk perjalanan bisnis karyawan, penginapan, dan lain-lain, yang mana akan disedialkan oleh bagian kantor personalia (Area Personal Office).

̇ Mempersiapkan uang muka dari perjalanan yang dilakukan (Travel Advance Request / TAR), dan voucher biaya tagihan (Expense Claim Voucher / EVC), untuk General Manager.

̇ Mengevaluasi dan memonitor kondisi perlatan dan perlengkapan kantor, memberikan masukan atau komentar mengenai perbaikan atau usaha dalam memperoleh peralatan dan perlengkapan tersebut, meyediaankan kebutuhan alat-alat tulis kantor di setiap departemen termasuk menyediakan PR dan mengawasi PO, serta mengadakan kertersediaannya pengobatan di area perkantoran.

̇ Mempersiapkan laporan harian dan bulanan untuk General Manager, seperti laporan GMC, laporan perbaikan BC, laporan statistik, MRS, laporan berkala BDR, dan menunjukkan kondisi keuangan (OHD, PNL, dan lain-lain).


(31)

16. Sales Administration Coordinator

̇ Memegang bagian administrasi penjualan produk terbaik/utama (seperti, pesanan pembelian, slip yang bersifat rutin, permohonan kredit konsumen), memeriksa kelengkapan dokumen serta mengirimkan dokumen-dokumen tersebut ke Kantor Pusat (HO). Membuat daftar ikhtisar mengenai status pengiriman produk terbaik setiap bulan dan mengirimkannya juga ke HO. Mengadakan daftar laporan yang berhubungan penjualan produk terbaik untuk Manajemen Penjualan.

̇ Mengarsipkan dokumen penjualan, seperti Berita Acara Serah Terima (BAST), kuitansi Asli, pesanan pembelian, slip rutin, dan sebagainya, serta dokumen yang behubungan dengan konsumen secara sistematis dan dalam pesanan menurut abjad.

̇ Mengadakan ID konsumen sebagai permintaan dari Operasional Penjualan pada kantor cabang ke dalam DBS, berdasarkan identitas dan identifikasi pajak konsumen (NPWP).

̇ Menerima segala keluhan (komplain) dari konsumen internal atau eksternal yang mana berhubungan dengan administrasi penjualan.


(32)

C. Jenis – jenis dan Pengklasifikasian Aktiva Tetap

PT. TRAKINDO UTAMA mendefinisikan aktiva tetapnya sebagai aktiva (asset) yang mempunyai bentuk fisik, dapat memberikan suatu manfaat ekonomis untuk perusahaan selama periode ke depan (lebih dari 1 tahun), dan yang mana dapat dilakukan pengukurannya dengan mudah. Dalam perusahaan baik itu perusahaan jasa, dagang atau industri, tidak semua memiliki jenis dan pengklasifikasian aktiva tetap yang sama. Hal ini tergantung dari kebutuhan serta kebijakan yang telah ditetapkan pada masing-masing perusahaan. Perusahaan ini mengklasifikasikan aktiva tetap berdasarkan jenisnya. Adapun aktiva tetap yang digunakan oleh PT. Trakindo Utama dikategorikan sebagai berikut :

Ü Aktiva Tetap yang Disewa; yaitu aktiva yang menurut hukum dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Tiara Marga Trakindo (“TMT”) dan juga diopersikan oleh PT. Trakindo Utama dibawah suatu perjanjian sewa-menyewa. Yang artinya PT. Trakindo Utama menyewa jenis aktiva tetap ini dari PT. Tiara Marga Trakindo, seperti gedung, kenderaan, komputer, dan lain-lain.

Ü Aktiva Tetap yang Bukan Disewa (Milik Pribadi); yaitu aktiva yang menurut hukum dimiliki dan diopersikan oleh PT. Trakindo Utama. Jenis aktiva ini seperti, peralatan kantor, printer, furniture (perabot), dan lain-lain.

Di bawah ini merupakan Daftar Pengklasifikasian Aktiva Tetap pada PT. Trakindo Sumatera Area, sebagaimana untuk lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis aktiva tetap dapat dilihat pada lampiran I, antara lain :


(33)

DAFTAR PENGKLASIFIKASIAN AKTIVA TETAP PT. TRAKINDO UTAMA SUMATERA AREA

Asset Category Code Asset Category Number Budget Purposes Description

LSEBLDG 01 LEASED ASSET-BUILDING

LSEOFEQ 02 LEASED ASSET-OFFICE EQUIPMENT

LSEOFFUR 03 LEASED ASSET-OFFICE FURNITURE

LSERFENG 04 LEASED ASSET-RENTAL FLEET ENGINE

LSERFMAC 05 LEASED ASSET-RENTAL FLEET MACHINE

LSHBUILD 06 LEASEDHOLD-OFFICE BUILDING

LSHHOUSE 07 LEASEDHOLD HOUSE

OWNCOMP 08 OWN COMPUTER / PRINTER

OWNGDEQ 09 OWN WAREHOUSE EQUIPMENT

OWNOFEQ 10 OWN OFFICE EQUIPMENT

OWNOFFUR 11 OWN OFFICE FURNITURE

OWNTCEQ 12 OWN TRANING CENTER EQUIPMENT

OWNTOOL 13 OWN TOOLS

OWNWSEQ 14 OWN WORKSHOP EQUIPMENT

SOSLABEQ 15 SOS LAB EQUIPMENT

REVALUATION 16 REVALUATION FIXED ASSET

17 OWN LOW VALUE ASSET

Khusus untuk kategori aktiva tetap OWN LOVAS, PT. Trakindo Utama membuat suatu kebijakan tersendiri mengenai harga perolehan aktiva tetap ini. Kebijakan tersebut seperti tercantum dalam Standart Operation Procedur (SOP) Aktiva Tetap yang dijadikan sebagai Kebijakan Kapitalisasi (Capitalization Policy). Adapun isi dari kebijakan tersebut adalah “Aktiva tetap yang diperoleh setiap bulannya dengan harga kurang dari Rp. 10.000.000,- dicatat sebagai Aktiva Bernilai Rendah (Low Value Asset), dan diubah ke perkiraan OHD 043A”. Jenis-jenis aktiva tetap ini dapat dilihat secara lengkap pada lampiran II.

D. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Sebagian besar perolehan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama dilakukan dengan pembelian secara kredit dan tunai. Selain itu perolehan aktiva tetap tersebut


(34)

juga dilakukan dengan cara menyewanya dan hasil transfer antar kantor cabang atau departemen. Oleh karena PT. Trakindo Utama Sumatera Area merupakan PT. Trakindo Utama yang mencakup seluruh kantor cabang yang ada di area Sumatera (Medan, Padang, Pekan Baru, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung), maka semua perolehan aktiva tetap pada masing-masing kantor cabang tersebut akan tercatat pada pembukuan perusahaan ini. Begitu juga dengan pencatatan penyusutan dan penghapusan aktiva tetap pada masing-masing kantor cabang.

Harga perolehan menurut PT. Trakindo Utama merupakan harga pembelian aktiva tetap ditambah dengan semua biaya yang wajib dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan dalam operasi normal perusahaan, serta dapat dicatat sebagai bagian dari aktiva tetap. Biaya-biaya perolehan aktiva tetap tersebut, meliputi :

- Biaya pembelian atau biaya sewa aktiva tetap - Biaya pemasangan

- Biaya pengangkutan

- Bea cukai dan pajak lain-lain

- VAT

- Ongkos resmi atau ongkos bayaran lainnya

Berdasarkan kebijakan kapitalisasi yang ditetapkan PT. Trakindo Utama mengenai harga perolehan aktiva tetap meliputi beberapa kategori, yaitu :

a) Harga perolehan aktiva tetap yang kurang dari Rp. 3.000.000,- merupakan beban / biaya dan diubah ke dalam perkiraan OHD 043A.

b) Harga perolehan aktiva tetap antara Rp. 3.000.000 – Rp. 9.999.999,- dicatat sebagai Low Value Asset (Aktiva Bernilai Rendah), dan merupakan kategori aktiva tetap “OWN – LOVAS”.


(35)

c) Aktiva yang harga perolehannya lebih dari Rp. 10.000.000,- dikapiltalisasi sebagai aktiva tetap, jika umur ekonomis aktiva tersebut lebih dari satu tahun.

PT. Trakindo Utama dalam melakukan seluruh pencatatan akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan operasionalnya menggunakan sistem komputerisasi yang telah dirancang secara khusus, dan setiap proses akuntansi yang terjadi tersebut dilakukan melalui fungsi-fungsi yang berbeda dalam komputer. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan dalam pencatatan transaksi akuntansi yang terjadi, sekaligus untuk menciptakan pembukuan yang transparan di berbagai kantor cabang, termasuk PT. Trakindo Utama Sumatera Area. Khusus untuk memperoleh aktiva tetapnya, perusahaan ini menggunakan Sistem Aktiva Tetap UFC 2000 yang dilakukan melalui sub-modul / fungsi UFC 2030. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk memungkinkan pemprosesan transaksi ini ke dalam sistem, antara lain: Faktur pemasok, Faktur pajak, Daftar Pesanan pembelian Lokal (Local

Purchase Order / LPO), dan IT Permintaan Alat (IT Device Request / IDR) serta

Daftar Permintaan Pengeluaran Modal (Capital Expenditure Request / CER).

Seperti perusahaan-perusahaan lainnya, manajemen perusahaan ini telah menetapkan nomor-nomor khusus sebagai kode akun yang biasa digunakan dalam pencatatan transaksi akuntansi ke dalam ayat jurnal. Setiap akun tersebut memiliki nomor kode yang berbeda-beda. Adapun sebagian kecil nomor-nomor kode akun yang sering digunakan pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area sehubungan dengan akuntansi aktiva tetap, antara lain:


(36)

Code Number Akun Name

1000 Cash = Kas

1200 Account Receivable = Piutang Usaha

1900 Fixed Asset = Aktiva Tetap

1950 Accumulated Depreciation = Akumulasi Penyusutan

2000 Account Payable = Hutang Usaha

2100 Tax Payable = Hutang Pajak

4075 Revenue-Used-Machine = Pendapatan Penjualan Mesin

7000 8000

Depreciation Expense Income Summary

= Beban Penyusutan = Ikhtisar Laba Rugi

Untuk dapat mengetahui perlakuan akuntansi terhadap perolehan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, dibawah ini ada beberapa contoh ilustrasi beserta pencatatan ayat jurnalnya :

1. Pembelian Aktiva Tetap

Berdasarkan sifat barang dan jasa yang diperoleh, proses pembeliaan aktiva tetap perusahaan ini digolongkan seperti, pembelian mobil, dana atau anggaran pembelian aktiva yang bukan disewa, pembelian komputer, dan laini-lain. Adapun pihak-pihak yang berkaitan dalam proses pembelian suatu aktiva tetap, antara lain: User’s Superior, Bagian Finance, GOM / Supp. SVC Mgr. Kepala cabang atau departemen, General Manager, FIN / ADM Director, dan Procurement Departemen PT. Trakindo Utama (departemen bagian pengadaan aktiva tetap pada kantor pusat PT. Trakindo Utama di Jakarta).

Sebagai contoh:

Pada saat melakukan pembelian dengan pihak supplier, faktur pemasok yang diakui sebelumnya diproses dalam modul FA dengan menggunakan UFC 2000, fungsi UFC 2030. Jurnal secara otomatis akan tercatat dalam komputer:


(37)

(Dr). 1900.LOC.FA Category. DEPT.CODE xxx

(Cr). 2000.V99FA.APOTH xxx

Ketika PT. Trakindo Utama melakukan pembayaran kepada supplier (dengan istilah

Dummy Vendor), maka:

(Dr). 2000.V99FA.APOTH xxx

(Cr). 2000.Vendor ID.APOTH xxx

Bayar ke kas:

(Dr). 2000.Vendor ID.APOTH xxx

(Cr). 1000.LOC.B99Man2 xxx

2. Pentransferan Aktiva Tetap

Transfer aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama dapat dilakukan antar kantor cabang atau antar departemen dalam satu kantor cabang. Transfer aktiva tetap terdiri dari :

a) Transfer aktiva tetap yang terjadi antar golongan perusahaan anak

(subsidiaries), harga perolehan yang dikapitalisasi untuk transfer aktiva

tetap ini sama halnya seperti ketika penjualan aktiva tetap. Dalam pentrasferan aktiva tetap, perusahaan akan mencatat rugi atau laba terhadap selisih antara nilai buku dengan nilai transfer.

b) Transfer internal antar departemen, divisi atau kantor cabang yang ada, atau dengan pihak yang telah diberi kuasa oleh PT. Trakindo Utama. Dalam hal ini tidak ada pengaruh akuntansi perpajakannya.


(38)

Sebagai contoh :

1. Mentransfer kategori aktiva tetap “OWNTOOL” dari departemen Service Indirect (HG) ke depertemen Parts Operation (HY) dalam satu kantor cabang yang sama.

Ayat jurnal untuk harga perolehan aktiva tetap:

(Dr). 1900.LOC1.OWNTOOL.HY xxx

(Cr). 1900.LOC2.OWNTOOL.HG xxx

Ayat jurnal untuk beban penyusutan:

(Dr). 1950.LOC1.OWNTOOL.HY xxx

(Cr). 1950.LOC2.OWNTOOL.HG xxx

2. Mentransfer kategori aktiva tetap yang sama dari kantor cabang dan departemen yang berbeda (Deprt. Service Indirect / HG Cab. Medan ke Deprt. Parts Operaion / HY Cab. Pekan Baru).

Maka jurnalnya akan tercatat secara otomatis dalam sistem komputer: Ayat jurnal untuk harga perolehan aktiva tetap:

(Dr). 1900.YG.31.OWNTOOL.HY xxx

(Cr). 1900.YF.34.OWNTOOL.HG xxx

Ayat jurnal untuk beban penyusutan:

(Dr). 1950.YF.34.OWNTOOL.HY xxx

(Cr). 1950.YG.31.OWNTOOL.HG xxx

Selain beberapa contoh pencatatan transaksi akuntansi di atas, pada PT. Trakindo Utama ada lagi transaksi lain yang berhubungan dengan perolehan aktiva tetap. Pencatatan ini merupakan Amandemen Aktiva Tetap, yaitu koreksi yang dilakukan atas perolehan aktiva tetap pertama kali.


(39)

Contoh:

Harga perolehan pertama kali aktiva tetap sebesar Rp. 15.000.000,-, karena beberapa alasan yang ada ternyata harga perolehan tersebut salah. Harga yang sebenarnya adalah Rp. 16.000.000,-. Ada selisih sebesar Rp. 1.000.000,- yang harus diproses dalam amandemen aktiva tetap. Maka ayat jurnalnya:

(Dr). 1900.LOC.FA Category.DEPT.CODE Rp. 1.000.000

(Cr). 2000.V99FA.APOTH Rp. 1.000.000

E. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

PT. Trakindo Utama Sumatera Area melakukan perhitungan terhadap seluruh aktiva tetapnya, kecuali tanah atau hak atas tanah. Pada umumnya metode penyusutan yang digunakan perusahaan ini adalah Metode Garis Lurus (Straight Line Method). Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan ini dihitung setiap bulan, serta pencatatannya dilakukan secara terpusat dan otomatis oleh “CS Finance”.

Umur ekonomis aktiva tetap untuk periode tertentu diharapkan dapat memberikan kebaikan dan keuntungan kepada perusahaan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dalam meningkatkan umur ekomonis aktiva tetap dihitung untuk memprediksi seberapa besar nilai sisa (residu) dari hasil pemakaian aktiva tetap tersebut. Pada PT. Trakindo Utama nilai sisa aktiva tetap dinilai nihil. Direktur Keuangan (Finance Director) PT. Trakindo Utama akan menyetujui semua perubahan yang terjadi sehubungan dengan taksiran umur ekonomis aktiva tetap.

Perhitungan aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus didasarkan pada beberapa anggapan, yaitu:


(40)

X Umur ekonomis / manfaat suatu aktiva tetap akan mengalami penurunan nilai secara proporsional untuk setiap periode akuntansinya.

X Biaya refisi dan pemeliharaan aktiva tetap setiap periode jumlahnya relatif sama.

X Penggunaan aktiva tetap dari tahun ke tahun relatif tetap.

Menurut PT. Trakindo Utama, berakhirnya penyusutan (penurunan nilai) aktiva tetap baik berdasarkan jenis atau kelompoknya, apabila:

1. Penyusutan aktiva tetap dihentikan atau ditinggalkan secara permanen. 2. Penyusutan aktiva tetap yang disusutkan secara penuh.

Sebagai contoh:

Kategori aktiva tetap “GODOWN” (peralatan gudang) disusutkan dengan harga perolehan sebesar Rp. 1.200.000, umur ekonomis 5 tahun. Aktiva tetap tersebut disusutkan setiap bulannya, dengan menggunakan metode garis lurus.

Perhitungan beban penyusutan aktiva tetap GODOWN adalah:

Beban penyusutan / tahun =

5 000 . 000 . 12 . Rp

= Rp. 2.400.000

Beban penyusutan / bulan =

12 , 000 . 400 . 2 . − Rp

= Rp. 200.000

Maka pencatatan ayat jurnalnya:

(Dr). 7000.YF.34.OHD 045A.HY Rp. 200.000

(Cr). 1950.YF.34.OWNGDEQ.HY Rp. 200.000

Untuk tujuan akuntansi perpajakan, jenis dan kelompok aktiva tetap yang disusutkan mengikuti peraturan perpajakan yang berlaku. Tabel di bawah ini menggambarkan tentang umur ekonomis aktiva tetap yang diklasifikasikan untuk tujuan akuntansi keuangan dan perpajakan pada PT. Trakindo Utama.


(41)

Asset

Category Description

Useful Life (Year) Actual

Useful Life (Year) Fiscal RENTAL:

FLEET – ENGINE FLEET – MACHINE

5 5

8 (Gol. II) 8 (Gol. II)

LEASED ASSET: BUILDING OFFICE EQUIPMENT OFFICE FURNITURE RENTAL FLEET ENGINE RENTAL FLEET MACHINE - - - 3 3 - - - - - OWNBULG FIXED ASSET:

OWN BUILDING 15 20

OWNCOMP OWN COMPUTER 3 4 (Gol. I)

OWNEQ OWN EQUIPMENT 5 8 (Gol. II)

OWNLAND OWN LAND - -

OWNOFFUR OWN OFFICE

FURNITURE

5 4 (Gol. I)

OWNSDN OWN VEHICLE –

SEDAN / JEEP

5 8 (Gol. II)

OWNTOOL OWN TOOLS 5 4 (Gol. I)

OWNTRUK OWN VEHICLE P.U /

VAN / M. BUS / MC

- -

OWNLOVAS LOW VALUE

ASSETS

- 4 (Gol. II)

Daftar penyusutan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area untuk masing-masing klasifikasi aktiva tetap yang ada, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran III skripsi minor ini.

F. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Pemakaian Aktiva Tetap


(42)

ekonomisnya. Sering sukar membedakan pengeluaran yang menambah manfaat aktiva tersebut untuk waktu lebih dari satu periode akuntansi dengan pengeluara yang hanya memberikan manfaat dalam periode dimana pengeluaran itu terjadi. Pengeluaran untuk menambah aktiva tetap merupakan pengeluaran modal. Sedangkan pengeluran untuk pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap yang sifatnya berulang harus diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan.

Sehubungan dengan kapitalisasi biaya-biaya tambahan dalam rangka mempersiapkan dan menempatkan suatu aktiva tetap hingga siap untuk digunakan, PT. Trakindo Utama melakukan pencatatan terhadap biaya tersebut dalam sistem komputerisasi melalui fungsi UFC 2010 “Browse Asset”. Biaya-biaya tambahan ini dimasukkan ke dalam kategori aktiva tetap REVALUTION FIXED ASSET, dan disebut sebagai biaya “leased improvement.

Berdasarkan kebijakan kapitalisasi yang ditetapkan pada PT. Trakindo Utama, biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan tersebut merupakan hasil dari:

- Suatu perbaikan atau kemajuan aktiva tetap, yang mana pengeluaran tersebut diharapkan untuk meningkatkan sekurang-kurangnya 25% kasitas aktiva tetap yang ada sebelumnya.

- Suatu pembaharuan atau retonasi aktiva tetap, yang mana pengeluaran tersebut diharapkan untuk memperpanjang masa penyusutan semula dari masing-masing jenis atau kelompok aktiva tetap sekurang-kurangnya 25%, tetapi tidak lebih dari satu tahun.

Adapun pengelompokan biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan selama atau dalam masa pemakaian aktiva tetap, antara lain:


(43)

a). Biaya yang dikapitalisir

Menurut PT. Trakindo Utama, suatu biaya yang dikeluarkan agar dapat dikategorikan sebagai biaya yang dikapitalisir, apabila:

̇ Pengeluaran yang dimaksud nilainya sama atau lebih dari Rp. 10.000.000.

̇ Mempunyai sisa masa manfaat atau jangka waktu sewa yang lebih dari satu tahun.

̇ Biaya yang dikeluarkan dapat meningkatkan provitabilitas suatu aktiva tetap. Contohnya: biaya perluasan bangunan, biaya penambahan mesin, dan lain-lain.

b). Biaya untuk pemeliharaan dan perawatan aktiva tetap.

Apabila biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa pemakain aktiva tetap tidak memenuhi syarat sebagai biaya yang dikapitalisir, maka biaya tersebut dikategorikan perusahaan ini sebagai biaya pada saat terjadinya yang ditentukan apabila:

̇ Biaya tambahan yang dimaksud nilainya kurang dari Rp. 10.000.000.

̇ Mempunyai sisa masa manfaat atau jangka waktu sewa yang kurang dari satu tahun.

̇ Contohnya seperti: biaya perbaikan dan pemeliharaan rutin, biaya pembongkaran, biaya pembersihan mesin, dan lain-lain.

G. Pelepasan dan Penghapusan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi dalam kegiatan operasional perusahaan, mungkin akan dihancurkan, dijual atau ditukar tambah dengan aktiva lain. Perlakuan akuntansi terhadap pencatatan mengenai pelepasan dan penghapusan


(44)

aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a). Penjualan Aktiva Tetap

Semua aktiva yang mengalami penyusutan baik berdasarkan jenis atau kelompok dijual secara tunai, serta melalui pertimbangan lainnya yang diuraikan dalam hal moneter. Selisih antara hasil penjualan aktiva tetap dengan nilai buku bersih diakui sebagai laba atau rugi. Penjualan atas tanah dicatat dengan cara yang sama, kecuali tidak adanya akumulasi penyusutan. Sebagai contoh pencatatan penjualan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, adalah:

1. Kategori aktiva tetap yang dijual dari departemen service, yaitu OWNWSEQ

dengan ketentuan: - Acquisition Cost = Rp. 30.000.000

- Accumulated Depreciation = Rp. 18.000.000

- Selling Cost = Rp. 15.000.000

- Gain of Sold Fixed Asset = Rp. 3.000.000 Maka jurnal secara otomatis akan tercatat dalam sistem komputer:

(Dr). 1950.YF34.OWNTOOL.HA Rp. 18.000.000 (Accumulated Depr.) (Cr). 1900.YF34.OWNTOOL.HA Rp. 12.000.000 (Fix Asset)

(Dr). 8000.YF34.FIN 02 Rp. 30.000.000 (Gain or Loss Fixed Asset) Pada saat penerimaan kas (laba) dari penjualan aktiva tetap:

(Dr). Cash / Bank Rp. 15.000.000

(Cr). 8000.YF34.FIN 02 Rp. 15.000.000 (Gain or Loss Fixed Asset)

2. Kategori aktiva tetap FLEETMAC yang termasuk Rental Distribution Departement (Kantor Pusat), dijual dari kantor cabang Banjarmasin dengan ketentuan:


(45)

- Acquisition Cost = Rp. 300.000.000

- Accumulated Depreciation = Rp. 180.000.000

- Selling Cost = Rp. 150.000.000

- Gain of Sold Fixed Asset = Rp. 30.000.000

Maka ayat jurnal akan tercatat secara otomatis oleh komputer:

(Dr). 1950.XZ52.FLEETMAC.LC Rp. 180.000.000 (Accumulated Depr.) (Cr). 1900.XZ52.FLEETMAC.LC Rp. 300.000.000 (Fixed Asset)

(Dr). 8000.XZ52.FIN 02 Rp. 120.000.000 (Gain or Fixed Asset)

Selain itu ayat jurnal yang tercatat, adalah:

(Dr). 1200.CUT ID in Banjarmasin Rp. 165.000.000 (Account Receivable)

(Cr). 4075.TF34 Rp. 150.000.000 (Renenue-Used Machine)

(Cr). 2100.ZZ02.VATOUTNW Rp. 16.500.000 (VAT / PPN 10%)

(Dr). 4075.XZ52 Rp. 150.000.000 (Revenue-Used Machine)

(Cr). 8000.XZ52.FIN 02 Rp. 150.000.000 (Gain of Fixed Asset)

Pada saat diterima pembayaran atas penjualan aktiva tetap, maka ayat jurnalnya:

(Dr). Cash / Bank Rp. 165.000.000

(Cr). 1200.CUT ID in Banjarmasin Rp. 165.000.000 (Account Receivable)

b). Penyumbangan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang disumbangkan, pencatatannya hampir sama dengan pelepasan aktiva tetap dengan cara dijual, akan tetapi dengan cara ini tidak ada pengakuan laba (pendapatan). Serta apabila terjadi rugi dicatat sebagai suatu pemberian sikap toleransi. Manajer perpajakan akan diberitahukan tentang nilai wajar dari aktiva tetap yang disumbangkan.


(46)

Contoh ayat jurnalnya:

(Dr). 7500.LOC.OHD096.JA xxx

(Cr). 1900.LOC.FA Category.DEPT.CODE xxx

c). Penghapusan Aktiva Tetap Sepenuhnya.

Dalam hal ini dilakukan pada saat aktiva tetap telah ditinggalkan secara permanen dari penggunaan dan manfaatnya. Dengan kata lain aktiva tetap tersebut sudah lama tidak ada.

Contoh:

Kategori aktiva tetap yang dihapus adalah OWNTOOL dari departemen service (HA), dengan ketentuan: - Acquisition Cost = Rp. 15.000.000

- Accumulated Depreciation = Rp. 14.000.000 Maka ayat jurnalnya:

(Dr). 1950.YF34.OWNTOOL.HA Rp. 14.000.000 (Accumulated Depr.) (Cr). 1900.YF34.OWNTOOL.HA Rp. 15.000.000 (Fixed Asset)

(Dr). 8000.YF34.FIN 02 Rp. 1.000.000 (Loss of Fixed Asset)

H. Penyajian Aktiva Tetap dalam Neraca Perusahaan

Agar penyajian laporan keuangan suatu perusahaan dapat dinilai wajar, maka laporan tersebut harus dapat menggambarkan posisi atau keadaan keuangan secara wajar pula, tidak menyesatkan dan tidak menimbulkan kekeliruan apabila dibaca oleh pengguna laporan keuangan. Dalam hal ini meliputi bentuk dan isi laporan keuangan seperti; penggunaan istilah, rincian yang dibuat, nama perkiraan, penggolongan aktiva, dan dasar-dasar yang digunakan dalam menghasilkan jumlah yang tercantum pada laporan keuangan tersebut.


(47)

Besarnya jumlah penyusutan untuk satu periode akuntansi, sebaiknya dilaporkan secara terpisah dalam perhitungan rugi-laba atau diungkapkan dengan cara lain. Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, penyajian laporan keuangan berdasarkan atas analisa rasio. Uraian umum mengenai metode atau beberapa metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan aktiva tetapnya, dilampirkan juga dalam laporan keuangan, tetapi untuk tujuan audit saja. Sedangkan laporan keuangan yang ditujukan untuk manajemen perushaan, uraian umum mengenai metode penyusutan aktiva tetap maupun catatan atas laporan keuangan lainnya tidak dilampirkan dalam laporan keuangan tersebut.

Saldo setiap kelompok aktiva tetap yang mengalami penyusutan diungkapkan dalam laporan keuangan (neraca) perusahaan tidak bersama-sama dengan akumulasi penyusutan dari setiap kelompok aktiva tetap tersebut. Dengan kata lain, saldo setiap kelompok aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area yang tercantum dalam neraca merupakan nilai bersih atau jumlah total dari masing-masing kelompok aktiva tetap, tanpa adanya penyajian akumulasi penyusutan di dalam neraca tersebut.

Penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan (neraca) PT. Trakindo Utama Sumatera Area, dicatat dalam bentuk laporan (memanjang ke bawah). Saldo perkiraan setiap kelompok aktiva tetap disajikan dalam satu judul aktiva, yaitu dengan nama “Fixed Capital”. Pencatatan fixed capital ini dilakukan setelah atau dibawah penyajian dari Working Capital.


(48)

Contoh penyajiaan aktiva tetap dalam neraca PT. Trakindo Utama Sumatera Area:

Balance Sheet

Working Capital xxx

Fixed Capital :

Tangible – Owned - Land & Building xxx - Constr. In Progress xxx - Plant & Equipment xxx

- Rental Fleet xxx

- Motor Vehicles xxx

- Computers xxx

- Other xxx

xxx

Tangible – Leased - Land & Building xxx - Plant & Equipment xxx

- Rental Fleet xxx

- Other xxx

xxx

Sub Total xxx

Goodwill / Patent & Right xxx

Investments: - Assoc. Co xxx


(49)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Sebagaimana yang telah disajikan dalam Bab II sebelumnya mengenai akuntansi aktiva tetap yang telah diterapkan pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area. Maka dalam Bab ini, penulis juga akan menguraikan beberapa teori yang berhubungan dengan akuntansi aktiva tetap. Hal tersebut penulis lakukan guna mengadakan suatu analisa komparatif sekaligus evaluasi, sebagai hasil dari kedua bab materi pembahasan.

A. Pengklasifikasian Aktiva Tetap

Secara umum aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan hanya dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu aktiva tetap berwujud (tangiable fixed assets), dan aktiva tetap yang tidak berwujud (intangiable fixed assets). Dalam PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap paragraf 37, menyatakan bahwa:

“Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam opersi normal entitas/perusahaan”. Contoh dari kelompok aset yang terpisah, antara lain:

(a). tanah

(b). tanah dan bangunan (c). mesin

(d). kapal

(e). pesawat udara (f). kendaraan bermotor (g). perabotan, dan (h). peralatan kantor

(Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal. 16.7)

Aktiva tetap yang dimaksud dalam hal ini adalah aktiva tetap dalam arti yang dapat dilihat dan diraba atau mempunyai bentuk fisik (berwujud). Oleh karena itu,


(50)

untuk selanjutnya penulisan paper ini adalah terbatas untuk membahas aktiva tetap berwujud saja, tidak termasuk aktiva tetap tak berwujud.

PT. Trakindo Utama Sumatera Area mengklasifikasikan aktiva tetap berdasarkan jenisnya. Aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan ini dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu: (1). Aktiva tetap yang disewa (rated assets), misalnya tanah, bangunan / gedung, kendaraan, komputer,dan (2). Aktiva tetap yang tidak disewa atau menjadi hak milik pribadi (non – rated

assets), misalnya peralatan kantor, mesin-mesin, peralatan gudang, perabotan kantor,

dan sebagainya.

Selain dua kelompok kategori tersebut, PT. Trakindo Utama Sumatera Area juga pengklasifikasikan aktiva tetapnya dalam kategori “OWN LOVAS”. Pengkasifikasian ini berdasarkan pada kebijakan kapitalisasi perusahaan, yang telah menetapkan bahwa sustu aktiva yang diperoleh dengan harga kurang dari Rp. 10.000.000, akan tercatat sebagai Aset yang Bernilai Rendah (Low Value Asset). Maka dalam hal ini harga perolehan suatu aktiva tetap juga menentukan dalam mengklasifikasikan jenis dan kelompok aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Pengklasifikasian aktiva tetap berdasarkan jenisnya, dapat dibedakan antara lain:

1. Tanah dan Hak atas Tanah

Tanah (land) merupakan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dan biasanya digunakan sebagai tempat bangunana untuk lokasi pabrik atau kantor, serta dapat juga sebagai tanah pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas, untuk itu tidak mengalami penyusutan. Hak atas tanah adalah hak untuk menggunakan tanah tanpa perubahan hak milik dari tanah


(51)

tersebut pada penggunaannya. Hak atas tanah memiliki masa manfaat yang terbatas, sehingga dapat disusutkan.

2. Pengembangan Tanah

Pengembangan tanah (land improvement) merupakan tambahan struktural yang dilakukan di atas tanah, seperti jalur kendaraan, tempat parkir, pemagaran, dan saluran air bawah tanah. Pengembangan tanah ini berdasarkan akuntansinya lebih dikenal sebagai perbaikan tanah dan memiliki masa manfaat yang terbatas. Oleh karena itu, maka biaya perolehan perbaikan tanah ini dapat disusutkan selama masa manfaatnya.

3. Bangunan / Gedung

Bangunan (building) merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti toko, kantor, pabrik, gudang, perumahan dan lain-lain. Bangunan atau gedung memiliki masa manfaat yang terbatas, sehingga mengalami penyusutan.

4. Mesin (machines)

Termasuk perlatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Contohnya; mesin foto copy, mesin potong, mesin-mesin pabrik sebagai alat memproduksi barang jadi, dan lain-lain.

5. Peralatan

Peralatan (equipments) mencakup aset yang digunakan dalam kegaiatan operasional, seperti tempat penitipan di toko, furnitur kantor, mesin pabrik, alat perbengkelan, dan sebagainya.


(52)

6. Kendaraan

Kendaraan (vehicles) merupakan semua jenis kendaraan, seperti alat pengangkutan, truk, grader, traktor, mobil, sepeda motor, dan lain-lain yang dimiliki oleh perusahaan serta digunakan dalam kegiatan opersional, baik untuk angkutan karyawan maupun angkutan barang.

Dengan banyaknya pengklasifikasian aktiva tetap pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area yang dapat dilihat dengan jelas pada bab II sebelumnya serta lampiran yang ada, secara teoritis hal tersebut dapat dibenarkan dan sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Disamping itu, pengklasifikasian ini juga mengingat bahwasanya PT.Trakindo Utama Sumatera Area merupakan PT. Trakindo Utama yang mencakup seluruh kantor cabang atau divisi-divisi yang ada di area Sumatera (Medan, Padang, Pekan Baru, Bandar Lampung, Palembang, Banda Aceh, dan sebagainya). Untuk itu, seluruh jenis aktiva tetap yang ada pada kantor-kantor cabang atau divisi tersebut yang proses pencatatan akuntansinya menjadi tanggung jawab perusahaan ini.

B. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Pencatatan suatu aktiva tetap pada awalnya sebesar biaya atau harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan, mulai aktiva itu dibeli sampai aktiva tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan. Di lain pihak, biaya yang berkaitan dengan pembelian aktiva tidak boleh dimasukkan dalam akun aktiva itu, sejauh biaya tersebut tidak meningkatkan kegunaan aktiva yang bersangkutan.


(53)

Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, biaya-biaya perolehan aktiva tetapnya meliputi: biaya pembelian atau sewa aktiva tetap, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, bea cukai dan pajak lain-lain, VAT, serta ongkos resmi dan bayaran lainnya. Penetapan biaya-biaya ini telah mengikuti pedoman dalam SAK, mengenai biaya perolehan aktiva tetap tersebut.

Menurut buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada paragraf 16, biaya perolehan aktiva tetap meliputi:

(a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan –potongan lain;

(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen;

(c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul karena aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal. 16.4)

Beberapa cara perolehan aktiva tetap, antara lain:

1) Pembelian Tunai

Sebagian besar aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, diperoleh dengan cara pembelian tunai, maka akun aktiva tetap yang bersangkutan dicatata ke dalam ayat jurnal sebesar harga pembelian, ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aktiva tersebut. Hal ini sesuai dengan SAK, pada paragraf 15 tentang aktiva tetap, yaitu: “Suatu aset tetap yang

memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan”.(Ikatan Akuntan Indonesia; 2007 ; Hal. 16.4)

Pada umumnya, contoh ayat jurnal yang dicatat dari pembelian aktiva tetap secara tunai adalah:


(54)

Tanah xxx

Kas xxx

Jika dalam pembelian aktiva tetap ada potongan harga (discount), maka potongan tersebut dikurangi dari harga belinya, dan jika potongan tersebut tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, maka harus dicatat sebagai kerugian yang disebut

discount loss.

2) Pembelian dengan cara kontrak jangka panjang (angsuran)

Perolehan aktiva tetap dengan kontrak jangka panjang / angsuran untuk beberapa jangka waktu tertentu, maka harga perolehnanya dihitung tergantung pada kontrak jual belinya. Dalam pembelian dengan cara ini, menimbulkan beban bunga yang merupakan selisih antara harga beli tunainya denganharga beli secara angsuran. Bunga yang dikenakan selama angsuran, baik yang secara jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, pada dasarnya harus dikeluarkan dari harga perolehannya dan dibebankan sebagai biaya bunga.

Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, sistem pembelian aktiva tetap dengan cara kontrak jangka panjang bukan merupakan bentuk angsuran. Akan tetapi, merupakan sewa guna aktiva tetap. Perusahaan ini telah terikat suatu perjanjian sewa-menyewa untuk beberapa tahun kedepan dengan pihak PT. Tiara Marga Trakindo. Sistem pencatatan aktiva tetap yang disewa dalam perusahaan ini dilakukan sama seperti pencatatan pada umunya, yaitu dengan mendebit akun Beban Sewa dan mengkredit akun Kas, sebesar biaya sewa per tahunnya.


(55)

3) Dengan pertukaran

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran yang dimaksud disini adalah dengan menukarkan aktiva yang sudah lama dengan aktiva yang masih baru. Pertukaran antar aktiva tetap ini dilakukan baik dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis, maupun yang tidak sejenis. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis, sifat dan fungsi yang sama. Sedangkan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis dan fungsi yang berbeda. Untuk pertukaran ini, perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yagn digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi atas pertukaran tersebut.

Untuk PT. Trakindo Utama Sumatera Area, perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan cara pentrasferan antar kantor cabang, departemen atau divisi. Pencatatan perolehan aktiva ini ke dalam ayat jurnal tidak berpengaruh pada pengakuan laba atau rugi yang ditimbulkan. Perusahaan ini hanya menjurnal harga perolehan dan akumulasi penyusutan dari aktiva tetap yang ditransfer saja.

4) Dengan dibangun sendiri

Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, aktiva tetap berupa bangunan atau gedung yang dijadikan sebagai tempat usaha, bukan merupakan aktiva milik pribadi melainkan berasal dari sewa guna aktiva tetap. Sehingga dalam hal ini, perusahaan tidak ikut berperan dalam perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Hanya saja biaya-biaya berupa renovasi, perluasan bangunan, dan lain sebagainya menjadi tanggungan perusahaan ini, dimana biaya-biaya tersebut merupakan biaya revaluasi aktiva tetap.


(56)

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memperoleh aktiva tetap yang dibutuhkan denga cara membuat / dibangun sendiri, yaitu:

X Untuk menekan pengeluaran biaya yang besar

X Untuk memanfaatkan fasilitas atau prasarana dalam perusahaan yang tidak terpakai

X Sebagai bentuk keinginan untuk mendapatkan mutu (kualitas) yang lebih baik Berdasarkan pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 22, yakni:

Biaya perolehan suatua aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian atau cara lain. Jika perusahaan membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual. Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula pemborosan yang terjadi dalam pemakai bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses kontruksi aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.5)

6) Sebagai hadiah atau sumbangan

Apabila aktiva tetap yang diterima perusahaan merupakan hadiah dari pihak lain, akan tetapi aktiva tersebut belum pasti menjadi milik perusahaan karena hal itu tergantung atas pelaksanaan perjanjian, maka aktiva tertersebut akan dicatat sebagai elemen yang belum pasti (contigent). Jika hak atas hadiah tersebut sudah dipastikan milik perusahaan, maka contigent asset dapat dicatata sebagai aktiva.

Sesuai pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 28, yang berisikan

“Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui, sampai diperoleh keyakinan bahwa: (a). entitas akan memenuhi kondisi atau persyaratan hibah tersebut, dan (b). hibah akan diperoleh”. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.6).


(57)

Dari uraian mengenai masing-masing cara perolehan aktiva tetap yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlakuan akuntansi dari setiap cara tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda dalam menentukan harga perolehannya. Begitu juga halnya dengan perlakuan akuntansi terhadap penentuan harga perolehan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area. Pencatatan aktiva tetap dalam pembukuan perusahaan ini berdasarkan atas harga perolehannya, yakni semua biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian maupun nilai kontrak, hingga aktiva tetap tersebut benar-benar siap untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan.

Pencatatan aktiva tetap atas dasar harga perolehan tersebut secara teori telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hanya saja bagi PT. Trakindo Utama Sumatera Area tidak seluruh pengadaan atau perolehan aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap, walaupun persyartan umum sebagai aktiva tetap telah dipenuhi. Hal ini disebabkan adanya batas minimum harga perolehan suatu aktiva tetap, yaitu sebesar Rp. 10.000.000. Maka sudah jelas pengeluaran yang dilakukan PT. Trakindo Utama Sumatera Area untuk aktiva tetap merupakan pengeluaran yang sangat besar (material).

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Aktiva tetap perusahaan seperti gedung, peralatan, dan perbaikan atas tanah yang akan berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Dengan demikian harga perolehan dari aktiva tetap ini harus dialokasikan atau dipindahkan menjadi beban (expense) secara sistematis selama jangka waktu pemakaian atau masa manfaat yang diharapkan dari aktiva tetap yang


(58)

bersangkutan. Proses mengalokasikan atau memindahkan harga perolehan aktiva tetap tersebut ke akun beban selama jangka waktu pemakaiannya disebut penyusutan

(depreciation).

Menurunnya kemampuan akan kegunaan suatu aktiva tetap untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlakunya waktu disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

(a). Penyusutan fisik yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan akibat gerakan atau penggunaan yang berlebihan, dan

(2). Penyusutan fungsional yang disebabkan oleh ketidakcukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta (demands), dan adanya kemajuan teknologi yang mengakibatkan suatu aktiva tetap menjadi usang atau ketinggalan zaman.

Penyusutan aktiva tetap dapat dihitung dan dicatat dalam suatu ayat jurnal, paling kurang setahun sekali pada akhir tahun. Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, perhitungan penyusutan aktiva tetap dan pencatatan ke dalam ayat jurnal biasanya dilakukan setiap akhir bulan yang secara terpusat dan otomatis oleh “CS Finance”. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perusahaan dalam mengukur nilai residu aktiva tersebut. Untuk itu, pada perusahaan ini ada terdapat laporan keuangan yang disusun secara bulanan yang disajikan untuk tujuan manajemen perusahaan. Secara umum pencatatan penyusutan aktiva tetap ke dalam ayat jurnal, adalah: Beban Penyusutan xxx

Akumulasi Penyusutan xxx

Dalam hal ini akun beban penyusutan merupakan akun sementara yang disajikan dalam laba-rugi sedangkan akumulasi penyusutan adalah permanen dan merupakan akun kontara terhadap aktiva tetap yang bersangkutan. Jumlah beban


(59)

penyusutan yang disimpan dalam akun ini, sebagai pengurangan dari harga perolehan aktiva tetap, dengan demikian informasi harga perolehan dapat disajikan seperti adanya. Selisih antara harga perolehan aktiva tetap dengan akun penyusutan disebut nilai buku (book value) dari aktiva tersebut.

Perhitungan beban penyusutan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Method). Penerapan metode ini berlaku untuk hampir seluruh jenis atau kelompok aktiva tetap yang ada pada perusahaan, kecuali tanah dan hak atas tanah. Secara teori, perhitungan beban penyusutan yang digunakan oleh perusahaan ini telah sesuai dengan SAK yang berlaku saat ini. Selain itu, untuk tujuan akuntansi perpajakan perusahaan ini juga menggunakan metode saldo menurun dengan tarif pajak yang berlaku, dan ditujukan khusus untuk jenis dan kelompok aktiva tetap tertentu.

Sebagaimana yang tercantum dalam SAK mengenai metode penyusutan aktiva tetap, pada paragraf 65, yaitu:

Berbagai metode penyusutan yang dapat digunakan unutk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain; metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing

balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method).

(Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal:16.11)

a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Dengan metode ini berarti jumlah beban penyusutan periodik disebabkan secara merata selama taksiran umur aktiva tetap tersebut rumus perhitungan beban penyusutan tahunan metode garis lurus adalah :

Baban penyusutan per tahun =

tahun dalam taksiran Umur Sisa NIlai erolehan P a

Harg −

atau


(60)

Misalnya: Taksiran umur manfaat aktiva tetap 5 tahun, maka tarif penyusutan

adalah : 20%

5 % 100

=

b. Metode Jumlah Unit Produksi (Sum of Unit Method)

Dalam metode jumlah unit prosuksi akan menghasilkan beban-beban penyusutan yang berbeda-beda atau berfluktuasi sesuai dengan pemakaian aktiva yang sesungguhnya. Untuk menerapkan metode ini umur aktiva dinyatakan dalam kapasitas produktif, seperti jam mesin, kilometer atau pengoperasian.

Dengan rumusan perhitungan:

Tarif penyusutan =

jam jumlah dalam taksiran Umur Sisa Nilai aPerolehan

Harg −

Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Jumlah Unit Produksi Yang Sesungguhnya

c. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)

Metode ini menghasilkan beban penyusutan berkala yang semakin menurun sepanjang umur taksiran aktiva itu. Teknik yang paling umum tidak menerapkan metode ini adalah dengan dua kali tarif penyusutan metode garis lurus yang dihitung tanpa memperhatikan nilai sisa, dan menggunakan penyusutan yang dihasilkan terhadap harga perolehan aktiva dikurangi akumulasi penyusutannya.

Tarif penyusutan = 2 (100%)

n

x dimana n = umur taksiran aktiva tetap dalam

tahun

Beban penyusutan = Tarif penyusutan x (Harga perolehan – Akumulasi penyusutan)


(61)

d. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digits Method)

Dengan metode ini memberikan hasil beban penyusutan yang sama seperti metode saldo menurun, yaitu semakin menurun setiap tahun selama masa pemakainnya. Beban penyusutan dihitung dengan mengalikan harga perolehan dikurangi nilai sisa taksiran dengan suatu pecahan. Angka penyebut (denominator) di pecahan ibu tetap, yaitu jumlah angka-angka yang menunjukkan umur aktiva. Angka pembilang (numerator) dari pecahan itu yang setiap tahunnya berubah, yaitu jumlah sisa umur aktiva.

Untuk lebih jelasnya, dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah angka tahun =

2 ) 1 (N + N

Untuk masa manfaat 5 tahun, N = 5, maka jumlah angka tahun 15

2 ) 1 5 ( 5 = + =

Beban penyusutan: Tahun I = 5/15 x (Harga perolehan – Nilai residu)

Tahun II = 4/15 x (Harga perolehan – Beban penyusutan I)

D. Pengeluaran yang Berhubungan dengan Pemakaian Aktiva Tetap

Sering terjadi biaya lain menyangkut efisiensi atau kapasitas aktiva tetap selama umur manfaatnya, selain harga perolehan semula aktiva tersebut. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan selama proses pemakian aktiva tetap ini dibedakan atas pengeluaran yang menambah manfaat aktiva tersebut untuk waktu lebih dari satu periode akuntansi, dengan pengeluaran yang hanya memberikan dalam periode dimana pengeluara itu terjadi. Biaya akuisisi atas aktiva tetap, biaya atas penambahan atau perbaikan pada aktiva tetap sendiri yang meningkatkan nilai total aktiva, atau memperpanjang umur manfaatnya dinamakan dengan Pengeluaran Modal (Capital Expenditures). Sedangkan biaya-biaya yang hanya memberikan


(62)

dan pemeliharaan normal, dinamakan dengan Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures). Contohnya, biaya mengganti busi sebuah mobil, biaya pengecetan gedung, dan sebagainya.

PT. Trakindo Utama Sumatera Area melakukan pencatatan terhadap biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan dalam rangka mempersiapkan dan menempatkan suatu aktiva tetap hingga siap digunakan, ke dalam sistem komputerisasi melalui fungsi UFC 2010 “Browse Asset”. Biaya-biaya tambahan tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori aktiva tetap “REVALUATION FIXED ASSETS”. Hal ini dapat dibenarkan, sebab telah mengikuti pedoman yang tercantum dalam SAK pada paragraf 31, yang menyatakan:

“Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahw jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. (Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal:16.6)

Secara umum, pengeluaran yang biasa terkait dengan aktiva tetap setelah perolehannya, antara lain:

Ü Penambahan (Additions) terhadap Aktiva Tetap.

Pengeluaran yang menambah suatu aktiva tetap tertentu, harus didebet ke akun aktiva tetap, dan ikut disusutkan selama masa manfaat dari penambahan tersebut. Sebagi contoh adalah biaya menambah sistem pendingin pada gedung.

Ü Perbaikan (Betterment dan Improvement).

Pengeluaran yang dapat meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas suatu aktiva tetap, disebut sebagai suatu perbaikan. Pengeluaran ini didebet ke akun aktiva tetap yang bersangkutan (dikapitalisasi). Sebagai contoh


(63)

adalah penggantian unit tenaga dari sebuah mesin dengan yang baru yang berkapasitas lebih besar.

Ü Perbaikan Luar Biasa (Extraodinary repairs)

Pengeluaran yang menambah atau memperpanjang umur atau masa manfaat dari suatu aktiva tetap disebut perbaikan luar biasa. Pengeluaran ini harus didebet ke akun Akumulasi Penyusutan. Beban penyusutan unutk periode yang akan datang harus dihitung atas dasar nilai buku dan manfaat yang ditaksir masih tersisa.

Ü Pemeliharaan (Maintenance)

Pengeluaran ini bertujuan untuk mempertahankan aktiva tetap pada kondisi yang tetap baik. Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan aktiva tetap tersebut bersifat biasa dan berulang-ulang, dan tidak menambah umur aktiva. Pengeluaran ini dianggap sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).

Ü Reparasi (Repairs)

Pengeluaran untuk memperbaiki aktiva dari kerusakannya, atau mengganti alat-alat yang rusak sehingga dapat digunakan kembali disebut pengeluaran reparasi. Apabila pengeluaran itu bersifat biasa dan dimanfaatkan hanya dalam peiode berjalan, maka dianggap sebagai pengeluran pendapatan. Sedangkan, bila bersifat tidak biasa dan dapat memperpanjang umur aktiva, maka didebet akun Akumulasi Penyusutan sebesar jumlah pengeluaran tesebut.

Biaya-biaya tambahan yang dikeluarkan selama atau dalam masa pemakaian aktiva tetap, pada perusahaan ini juga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu; biaya yang dikapitalisir atau biasa disebut pengeluaran modal, dan biaya sebagai pemeliharaan rutin, reparasi, dan renovasi aktiva tetap, atau biasa disebut


(1)

setiap bulan. Akan tetapi, untuk tujuan akuntansi perpajakan beban penyusutan dari beberapa jenis atau kelompok aktiva tetap dihitung per tahun dengan menggunakan metode saldo menurun (DiminishingBalance

Method).

3. Perlakuan akuntansi mengenai pelepasan dan penghapusan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area dilakukan cara dijual, disumbangkan, dan dilakukan penghapusan aktiva tetap sepenuhnya. Masing-masing cara tersebut mempunyai pencatatan ayat jurnal yang berbeda-beda, begitu juga dengan laba atau rugi yang diakui dari hasil pelepasan dan penghapusan aktiva tetap.

4. Mengenai penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan (neraca) PT.Trakindo Utama Sumatera Area, menurut penulis didasarkan pada analisa rasio, yaitu dengan memperhitungkan terlebih dahulu modal kerja perusahaan

(woking capital). Catatan atas laporan keuangan (misalnya: metode

penyusutan aktiva tetap) dan kebijakan manajemen lainnya juga dilampirkan dalam laporan keuangan perusahaan, sehubungan untuk tujuan laporan keuangan auditan. Penyajian aktiva tetap yang mengalami penyusutan, diungkapkan tidak bersama-sama dengan akumulasi penyusutan dari setiap kelompok aktiva tersebut. Nilai aktiva tetap yang disajikan di neraca hanya berupa nilai bersih dari masing-masing kelompok aktiva tetap yang ada.


(2)

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis mengenai penerapan akuntansi aktiva tetap pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area, untuk selanjutnya penulis mencoba memberikan saran atau masukan yang sesuai dengan kemampuan penulis. Adapun saran-saran yang diberikan, antara lain :

̇ Laporan keuangan yang dibuat perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi yang terarah dengan memperhatikan metode, prinsip serta prosedur yang berlaku umum. Dengan demikian, pemakai dalam hal ini termasuk pihak luarterhindar dari penafsiran yang keliru dalam pengambilan keputusan. Dalam hal penyusunan laporan keuangan, penyajian nilai dari aktiva sebaiknya diurutkan berdasarkan sifat likuiditasnya, sehingga aktiva lancar sebaiknya disajikan terlebih dahulu dan kemudian diikuti oleh penyajian aktiva tetap.

̇ Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan dan mengembangkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sehubungan dengan akuntansi aktiva tetap, secara konsisten dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini.

Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarso S.R, 2002 Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku Dua, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Dunia, A Firdaus, 2005, Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua,

Penerbit Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, Jakarta.

Warren, Carl S, James M.Reeve, Philip E.Fess, 2006, Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa oleh Aria Farahmita, Amanugrahami, Taufik Hendrawan, Buku Satu, Edisi ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(4)

Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009


(5)

(6)

Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009