Tipologi Sektoral Hasil Penelitian

69 cepat dibandingkan propinsi D j rata-rata 0 meskipun di tingkat propinsi pertumbuhannya cepat P j rata-rata 0. Tipologi II : Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata- rata 1 dan pertumbuhan di Kota Tangerang lebih cepat dibandingkan dengan propinsi Dj rata-rata 0 karena ditingkat propinsi pertumbuhannya lambat Pj rata-rata 0. Tipologi III : Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata- rata 1 dan di Kota Tangerang pertumbuhannya lebih lambat dibanding propinsi Dj rata-rata 0 karena ditingkat propinsi pertumbuhannya cepat Pj rata-rata 0. Tipologi IV : Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata- rata 1 dan di Kota Tangerang pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan propinsi Dj rata-rata 0 padahal ditingkat propinsi pertumbuhannya juga lambat Pj rata-rata 0. Tipologi V : Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di Kota Tangerang lebih cepat di banding pertumbuhan di tingkat propinsi Dj rata-rata 0 padahal di propinsi sendiri pertumbuhannya jg cepat Pj rata-rata 0. 70 Tipologi VI : Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di Kota Tangerang lebih cepat di banding pertumbuhan di tingkat propinsi Dj rata-rata 0 meskipun di propinsi sendiri pertumbuhannya lambat Pj rata-rata 0 Tipologi VII : Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di Kota Tangerang lebih lambat di banding propinsi Dj rata-rata 0 meskipun di propinsi sendiri pertumbuhannya lambat Pj rata-rata 0. Tipologi VIII : Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata 1 dan pertumbuhan di Kota Tangerang lebih lambat di banding propinsi dengan Dj rata-rata 0 meskipun di tingkat propinsi sendiri pertumbuhannya lambat Pj 0. Tabel 4.8 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 71 Tipologi LQ Rata-rata D j Rata-rata P j Rata-rata Tingkat Kepotensialan I LQ 1 D j P j Istimewa II LQ 1 D j P j Baik sekali III LQ 1 D j P j Baik IV LQ 1 D j P j Lebih dari cukup V LQ 1 D j P j Cukup VI LQ 1 D j P j Hampir dari cukup VII LQ 1 D j P j Kurang VIII LQ 1 D j P j Kurang sekali Sumber : Saerofie, 2005: 66 Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi dalam Tipologi I merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ” istimewa ” untuk dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis LQ 1. Selain itu, di Kota Tangerang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan tingkat propinsi D j 0, meskipun ditingkat propinsi juga tumbuh dengan cepat. P j rata-rata positif. Sektor ini akan mendatangkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB Kota Tangerang. Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.9 di atas LQ, Dj dan Pj, maka masing-masing tipologi dapat dimaknai 72 bahwa sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya ” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”, Tipologi IV ” lebih dari cukup ”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir dari cukup”, Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”.

B. Pembahasan. 1.

Pembahasan Per Sektor Kota Tangerang a. Sektor Pertanian Sektor pertanian di Kota Tangerang mempunyai peran yang kecil, terlihat pada kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Tangerang. Besarnya kontribusi sektor pertanian pada tahun 2004 sebesar 0,29 persen dan hanya menempati urutan ke delapan dalam urutan kontribusi terhadap PDRB Kota Tangerang. Tabel 4.9 Analisis Sektor Pertanian No Aspek Parameter Makna 1 LQ 1 Sektor non basis 2 Pj Negatif Tumbuh lambat dipropinsi 3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibanding propinsi 4 Tipologi VIII Tingkat Kepotensialannya kurang sekali Sumber BPS, PDRB Kota Tangerang dan Propinsi Banten diolah Berdasarkan hasil LQ selama 4 tahun terakhir 2001-2004, sektor pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yang sangat kecil yaitu 73 sebesar 0,03. Hal ini berarti sektor ini termasuk sektor non basis. Nilai LQ yang kurang dari satu ini berarti sektor pertanian belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut sehingga sektor ini berpotensi impor. Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian 2001-2004 untuk sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar -172,68 yang menunjukan bahwa sektor ini merupakan sektor yang tumbuh lambat di propinsi Banten karena nilainya negatif. Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj, sektor pertanian adalah sektor yang yang daya saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat di banding pertumbuhannya di propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -269,05. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi sektoral sektor pembangunan termasuk dalam tipologi VIII sehingga sektor ini adalah sektor yang yang tidak berpotensi untuk di kembangkan karena bukan sektor basis dan pertumbuhannya lebih lambat di bandingkan propinsi meskipun di tingkat propinsi pertumbuhannya juga lambat.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian di Kota Tangerang tidak memiliki peran, terlihat pada kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB Kota Tangerang. Tabel 4.10 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian