26
4. Opini Publik
Isi pesan dalam media massa memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat dengan opini publik. Definisi umum opini publik sendiri adalah kelompok yang
tidak terorganisasi serta menyebar di berbagai tempat dengan disatukan oleh suatu isu tertentu dengan saling mengadakan kontak antara satu sama lain melalui media
massa Nurudin, 2001: 55. Media sering kali menciptakan isu-isu yang menjadi kontroversi pada suatu masalah yang dianggap penting dan menarik bagi
masyarakat. Bernard Hennessy dalam Oliii dan Nurlita, 2011 : 22 mengemukakan lima
faktor penyebab munculnya opini publik : 1.
Terdapat Isu Preference of an Issue. Harus terdapat consensus yang sesungguhnya, opini publik terkumpul di sekitar isu tertentu. Isu dapat
didefinisikan sebagai situasi kontemporer yang mungkin tidak terdapat kesepakatan, paling tidak ada unsur kontroversi terkandung didalamnya,
dan isu mengadung konflik kontemporer.
2. Ciri publik Nature of Public. Harus ada kelompok yang dikenal dan
berkepentingan dengan persoalan itu. 3.
Pilihan yang Sulit Complec of Preferences. Faktor ini mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat tentang suatu isu.
4. Pernyataan opini Expretion of Opinion. Berbagai pernyataan bertumpuk
di sekitaran isu tertentu. 5.
Jumlah orang yang terlibat Number of Person Involved. Opini publik mensyaratkan besarnya size masyarakat yang menaruh perhatian terhadap
isu tertentu. Media massa memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan opini
publik. Sering kali dalam konteks politik, media massa dimanfaatkan oleh para politikus untuk mencapai suatu tujuan politik tertentu dengan jalan mempengaruhi
opini publik. Menurut Benard Hennessy dalam Oliii dan Erlita, 2011: 68, salah satu yang diperbuat media massa adalah mempengaruhi keputusan politik dengan
27
memberikan atau tidak memberikan publikasi atas isu tertentu kepada calon dan pembuat kebijakan.
Menurut Noelle-Neuman dalam Morissan, 2013: 531, media tidak memberikan interpretasi yang luas dan berimbang terhadap peristiwa sehingga
masyarakat memiliki pandangan terhadap realitas secara terbatas dan sempit. Media massa memiliki tiga sifat atau karakteristik dalam membentuk opini publik,
yaitu : 1.
Ubukuitas Ubiquity mengacu pada fakta bahwa media merupakan sumber informasi yang sangat luas karena terdapat dimana saja.
2. Kumulatif cumulativeness media mengacu pada proses media yang
selalu mengulang-ulang apa yang disampaikannya. 3.
Konsonan Consonant mengacu pada kesamaan kepercayaan, sikap, dan nilai-nilai yang dianut oleh media massa.
Opini publik sendiri dapat terbentuk melalui dua sebab, yaitu dibentuk dengan perencanaan dan dibentuk tanpa perencanaan. Opini publik yang disebabkan tanpa
perencanaan muncul karena tidak memiliki target dan tujuan tertentu, hanya sekedar memberi informasi kepada masyarakat tentang apa yang seharusnya
mereka ketahui. Sumber dari opini publik ini pun juga tidak dapat diketahui secara pasti, karena kemunculannya yang bersifat alamiah. Opini publik seperti ini tidak
memerlukan media penyalur yang efektif. Opini publik yang muncul karena direncanakan, sebelumnya telah
diorganisasikan, dtentukan target dan media penyalurnya. Opini seperti ini biasanya muncul untuk melengkapi opini publik yang sebelumnya sudah
berkembang di masyarakat. Opini publik yang direncanakan membutuhkan media
28
massa sebagai penyalur yang efektif agar benar-benar menjadi opini publik yang memberikan dampak di masyarakat. Opini publik seperti ini biasanya dilakukan
dalam upaya-upaya politik yang memiliki tujuan tertentu. Menurut Ferdinand Tonnies dalam Nurudin, 2001: 56-57, opini publik dapat
terbentuk melalui tiga tahap, yaitu : 1.
Die Lutfartigen Position, pada tahap pertama ini opini publik masih
semrawut, sebab masing-masing pihak mengemukakan pendapatnya berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan faktor lain yang melekat pada
dirinya.
2.
Die Fleissigen Position, pada tahap ini publik sudah menunjukkan kea rah
pembicaraan lebih jelas dan bisa dianggap bahwa pendapat-pendapat tersebut mulai mengumpul ke arah tertentu serta jelas.
3.
Die Festigen Position, pada tahap terakhir ini menunjukkan bahwa
pembicaraan dan diskusi telah mantap dan suatu pendapat telah terbentuk dan siap dinyatakan. Dengan kata lain, siap diyakini kebenarannya setelah
melalui perdebatan dan perbedaan pendapat yang tajam. Secara tidak langsung, opini publik juga dipengaruhi oleh pemilik media,
seperti yang diungkapkan oleh McQuaail dalam Littlejohn dan A.Foss, 2012 : 432 dalam salah satu dari lima cabang teori kritis media menurutnya, yaitu
Marxisme Klasik yang memandang media sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan sebuah cara untuk para kapitalis menunjukkan ketertarikan mereka
dalam menghasilkan keuntungan. Ketertarikan oleh kapitalis tersebut dapat berwujud ketertarikan politik.
29
5. Pemilihan Umum