Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X
138
Sungai merupakan air yang mengalir searah dari hulu menuju hilir. Aliran air yang konstan, mengikis tanah dan membentuk habitat unik yang menjadi
penunjang kehidupan beberapa organisme. Selan itu, aliran sungai memengaruhi penumpukan sedimen, suplai oksigen, dan nutrisi.
Kecepatan aliran sungai dapat berbeda-beda pada beberapa titik. Gesekan pada dinding dan dasar sungai mengurangi kecepatan arus sehingga
alga dapat menempel pada permukaan bebatuan, akar tanaman dapat menancap, dan hewan dapat hidup di dasar sungai tanpa terbawa arus.
b. Ekosistem Laut
Ekosistem laut biasa juga dinamakan sebagai ekosistem bahari.
Ekosistem bahari merupakan ekosistem paling luas di permukaan bumi. Lebih dari dua pertiga bagian bumi ini merupakan ekosistem laut. Ekosistem ini
meliputi ekosistem perairan laut dalam, ekosistem perairan laut dangkal litoral, dan ekosistem daerah pasang surut.
1 Ekosistem perairan laut dalam
Ekosistem ini memiliki ciri spesifik, yaitu tidak terjangkau oleh sinar matahari. Akibatnya, di ekosistem ini tidak ditemukan organisme
fotoautotrof. Di dalam ekosistem perairan laut dalam, jumlah detritivora pengurai,
karnivora pemakan daging, dan saprofor pemakan sampah sangat melimpah. Oleh karena keadaannya yang gelap, banyak di antara jenisnya
dilengkapi dengan organ yang bercahaya. Keterangan mengenai ekosistem ini belum begitu lengkap akibat kendala medan yang sulit diteliti. Penelitian
tentang ekosistem ini memerlukan alat berat yang dapat menahan tekanan air yang besar.
2 Ekosistem perairan laut dangkal
Ekosistem ini disebut juga ekosistem litoral. Ekosistem ini berada di
daerah pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat air surut. Daerahnya terbuka dan relatif tidak terpengaruh oleh air sungai besar karena memiliki
jarak yang cukup jauh. Ekosistem ini banyak ditemukan di pantai utara Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi. Komunitas di daerah ini didominasi beberapa
macam ganggang, misalnya Sargassum. Ekosistem perairan dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa subekosistem, antara lain ekosistem terumbu
karang, pantai batu, dan pantai lumpur.
Zona litoral Zona limnetik
Zona profundal
Sumber: Biology: he nity and iver sity of Life, 1995
• Ekosistem bahari
• Ekosistem daerah
pasang surut •
Ekosistem perairan laut dalam
• Ekosistem perairan laut
dangkal •
Zona litoral •
Zona limnetik •
Zona profundal
Kata Kunci
Gambar 7.14
Pembagian zona pada ekosistem danau.
Di Unduh dari : Bukupaket.com
Ekosistem
139
3 Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terbentuk di daerah perairan jernih, yaitu hasil aktivitas organisme hewan berongga Cnidaria. Ekosistem ini memiliki
nilai ekonomis yang tinggi karena di dalamnya terdapat bermacam-macam ikan, udang, dan hewan laut lainnya. Ekosistem ini banyak terdapat di
perairan Nusa Tenggara dan Maluku. Perhatikan Gambar 7.15.
4 Ekosistem pantai batu
Ekosistem ini didominasi batuan yang umumnya berukuran besar dan
keras hasil penyatuan konglomerasi batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur. Bebatuan tersebut dapat pula terbentuk dari bongkahan batu granit
yang besar. Biasanya, ekosistem pantai batu banyak terdapat di pesisir pantai yang berbukit, seperti pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Vegetasi yang dominan antara lain Eucheuma dan Sargassum.
5 Ekosistem pantai lumpur
Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara sungai yang menjorok ke laut dengan bentangan yang cukup luas. Ekosistem seperti ini banyak
ditemukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Komunitas pionir yang berkembang di komunitas ini, di antaranya api-api Avicennia, bakau
Sonneratia, dan beberapa rumput laut seperti Enhalus acoroides. Ekosistem ini memiliki tipe estuaria atau muara sungai dan menjadi habitat ikan gelodok
Sumber: Biology: Exploring Life, 1994
Gambar 7.15
Ekosistem terumbu karang sering dijadikan objek wisata
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda. 1.
Berdasarkan pada apa pembagian bioma di muka bumi?
2. Mengapa ekosistem terumbu karang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi?
Soal Penguasaan
Materi
7.2
Suatu komunitas akan mengalami perubahan ketika terjadi gangguan dan kerusakan yang parah, seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir,
atau akibat kegiatan-kegiatan manusia yang merusak alam. Hancurnya komunitas ini akan menimbulkan suatu perubahan yang
cukup besar. Misalnya saja permukaan tanah yang dulunya begitu rimbun akan berubah menjadi permukaan tanah yang terbuka. Keadaan ini akan
membuat tempat tersebut menjadi habitat baru bagi suatu makhluk hidup. Makhluk hidup yang pertama kali datang biasanya tumbuh dan disebut
tumbuhan pionir atau perintis.
Tumbuhan pionir ini adalah tumbuhan yang dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang serba terbatas. Kehadiran makhluk hidup pionir ini akan
menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang membuat makhluk hidup lainnya dapat hidup di tempat tersebut. Proses ini akan terus berlanjut sejalan
dengan waktu sehingga akhirnya tercipta komunitas tumbuhan yang makin lama makin padat dan kompleks mengarah pada pematangan suatu bentuk
komunitas. Proses inilah yang dinamakan suksesi. Suksesi akan berakhir pada ekosistem klimaks yang telah mencapai keseimbangan.
Suksesi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi Primer