EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

ABSTRAK
Fitria Slviana. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
terhadap Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kerja sama siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan pembelajaran
konvensional, efek model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika, serta hubungan antara
kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan jenis
quasi eksperimen dengan desain two group pretes-postes. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Langsa. Sampel dalam penelietian ini adalah
kelas X.9 sebagai kelas kontrol dan kelas X.10 sebagai kelas eksperimen. Pemilihan
sampel dilakukan secara purpossive sampling. Instrumen yang digunakan terdiri
dari lembar observasi kemampuan kerja sama dan tes hasil belajar siswa dalam
bentuk essay. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ujit parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kerja sama siswa
yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih
baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dalam
pembelajaran fisika, model pembelajaran kooperatif tipe group investigation
memiliki efek terhadap hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan terdapat hubungan
antara kemampuan kerja sama dengan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : group investigation, kemampuan kerja sama, hasil belajar


i

ABSTRACT
Fitria Silviana. The Effects of Cooperative Learning Model Type of
Investigation for Teamwork Ability and Learning Outcomes on Students
Physics.
This study aims to determine: teamwork ability of students with cooperative
learning model of type of group investigation and the ability to work with students
with conventional learning, the effect of cooperative learning model of group
investigation on learning outcomes of students in learning physics., correlation
between the ability of teamwork and learning outcomes students. This research
uses type of quasi-experimental with two group pretest-posttest design. The study
population was standard X SMA.Negeri 1 Langsa.The sample of this research
were the students of X.10 as experiment group and X.9 as control group that
established by purpossive sampling. The instruments used consist of observation
sheets of teamwork and essay test of learning outcomes. The data were analyzed
using parametric t-test analysis. The results showed that: The teamwork ability of
students who are taught by cooperative learning model type group investigation
better than students taught by conventional teaching in physics learning,

cooperative learning model of type of group investigation has effect on student
learning outcomes. Learning outcomes of students taught by cooperative learning
model of type of group investigation better than on learning outcomes for students
who taught by conventional learning, and there is a correlation between the
teamwork ability with student learning outcomes.
Keywords : group investigation, teamwork ability, learning outcomes

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir tesis yang berjudul
“Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap
Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA” ini dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyusunan tugas akhir tesis ini, peneliti
menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
penulisan tesis ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Fisika

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi perhatian pada
penyempurnaan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.
Sondang R Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran,
dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Dr. Derlina, M.Si, ibu Dr. Mariati, M.Si dan ibu Dr. Rita Juliani, M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang
membangun pada penulisan tesis ini.
4. Ibu Syukriah, S.Pd selaku guru fisika dan segenap dewan guru di SMA Negeri 1
Langsa yang telah membantu terlaksananya penelitian ini hingga selesai. Dan

iii

juga kepada siswa-siswi kelas X.9 dan X.10 SMA Negeri 1 langsa tahun ajaran
2016/2017 atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.
5. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Syafzihar dan Ibunda Abrayanti, S.Pd serta
abang dan kakak ipar penulis Syafri Doni, S.E. dan Liza Yolanda, Amd. Kakak
dan abang ipar penulis Rini Puspita Sari, S.E dan Muhammad Kadafi, S.E. Adik
penulis Firdaus, ST. dan juga kepada saudara penulis om Arnal Efendi, Tek Ar

dan sepupu-sepupu penulis, bang eki, andika, dan putri yang selalu memberikan
doa, kasih sayang, semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis. Serta
kepada Soni Prayogi yang telah membantu penulis dengan memberikan bahanbahan kuliah berupa buku fisika dalam bentuk hard ataupun soft dan selalu
memberikan motivasi kepada penulis selama awal hingga akhir perkuliahan.
6. Kepada teman-teman Le’Cream, Elda, Kakur, Putri, Ulfa dan Wenny yang
selalu ada dalam keadaan apapun. Kepada keluarga dik A, kak marissa, emil,
adel, annisa, debo, feggy, kak fina, rospita, rajo, kak maya, paian, parno, resti,
ricky, sondang, sri, yeninda yang telah mewarnai kehidupan penulis selama
dikampus tercinta ini.
7. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Maret 2017

Fitria Silviana
Nim. 8156175015

iv


DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB.I

PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................
1.3 Batasan Masalah ...........................................................................
1.4 Rumusan Masalah.........................................................................
1.5 Tujuan Penelitian ..........................................................................
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................
1.7 Defenisi Operasional ....................................................................


BAB.II

TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 13
2.1 Kerangka Teoritis ......................................................................... 13
2.1.1 Pengertian Belajar............................................................. 13
2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ......... 14
2.1.2 Hasil Belajar ..................................................................... 15
2.1.3 Kemampuan kerja Sama ................................................... 18
2.1.4 Model Pembelajaran ......................................................... 24
2.1.4.1 Manfaat Model Pembelajara ................................. 26
2.1.5.1.1 Bagi Guru .............................................. 26
2.1.5.1.2 Bagi Siswa ............................................. 26
2.1.5 Pembelajaran Konvensional .........................................
27
2.1.6 Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ................. 28
2.1.6.1 Teori Belajar yang Mendukung
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation .... 35
2.2 Penelitian Relevan ....................................................................... 36
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................. 39
2.3.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa yang Diajar dengan

Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Group
Investigation lebih baik daripada Siswa yang Diajar
dengan Pembelajaran Konvensional .................................. 39
2.3.2 Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Group
Investigation Memiliki Efek Terhadap Hasil Belajar
Siswa. ................................................................................... 41
2.3.3 Terdapat Hubungan Antara Kemampuan Kerja Sama
dengan Hasil Belajar Siswa ................................................. 42
2.4 Hipotesis Penelitian ..........................................................
43

v


1
1
9
9
10
10
11
11

BAB.III METODE PENELITIAN................................................................. 45
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................... 45
3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 45
3.2.1 Populasi Penelitian ........................................................... 45
3.2.2 Sampel Penelitian ............................................................. 45
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................... 46
3.4 Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 46
3.4.1 Jenis Penelitian ................................................................. 46
3.4.2 Desain Penelitian .............................................................. 46
3.5 Prosedur Penelitian ....................................................................... 48

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................... 51
3.6.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa .......................................... 51
3.6.2 Tes Hasil Belajar ................................................................. 52
3.7 Teknik Analisis Tes ...................................................................... 53
3.7.1 Validitas Isi ....................................................................... 53
3.7.2 Validitas Ramalan............................................................. 53
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................... 53
3.8.1 Analisis Secara Deskriptif ................................................ 57
3.8.2 Uji Normalitas................................................................... 57
3.8.3 Uji Homogenitas ............................................................... 58
3.8.4 Uji hipotesis ...................................................................... 59
3.8.4.1 Uji Hasil Pretes Siswa untuk Kemampuan Kerja
Sama dan Hasil Belajar .......................................... 59
3.8.4.2 Uji Hasil Postes Siswa untuk Kemampuan Kerja
Sama dan Hasil Belajar .......................................... 60
BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 63
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 63
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian................................................ 63
4.1.1.1 Deskripsi Data Pretes Kemampuan Kerja Sama
dan Hasil Belajar Siswa ..................................... 63

4.1.1.2 Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian ............. 68
4.1.1.3 Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Kerja
Sama dan Hasil Belajar ........................................ 71
4.1.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ......................................... 73
4.1.2.1 Hipotesis Pertama ................................................. 74
4.1.2.2 Hipotesis Kedua .................................................... 76
4.1.2.3 Hipotesis Ketiga....... ........................................... 78
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 80
4.2.1 Kemampuan Kerja Sama Siswa yang Dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation ...................................................................... 80
4.2.2 Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa .................... 82

vi

4.2.3 Hubungan Antara Kemampuan Kerja Sama dengan
Hasil Belajar Siswa ........................................................ 84
BAB.V


KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 86
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 86
5.2 Saran .............................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ...... 88
LAMPIRAN .................................................................................................. .......93

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4

Bagan Alur Prosedur Penelitian ................................................
Grafik Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa
Setiap Pertemuan .......................................................................
Diagram Hubungan Kemampuan Kerja Sama Siswa Antara
Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................................
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ....................................................................
Gragik Hubungan Kemampuan Kerja Sama dan Hasil
Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen .....................................

ix

50
69
75
77
79

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dimiliki oleh
manusia, karena dengan pendidikan manusia akan lebih mampu untuk
mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses
dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman
dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa “pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Proses dari serangkaian kegiatan pembelajaran merupakan ruang lingkup
dari pendidikan, salah satunya adalah pembelajaran sains. Sains merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian. Fisika
merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya sebagai kumpulan
pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model
yang biasa disebut produk. Young dan Freedman (2012:1) mengatakan bahwa,
“fisika adalah salah satu ilmu yang paling dasar dari ilmu pengetahuan. Fisika
adalah proses yang membawa pada prinsip-prinsip umum yang mendeskripsikan
bagaimana perilaku dunia fisik”. Selain itu, yang paling penting dalam fisika
adalah proses dalam pembelajaran. Pendidikan yang baik yang diharapkan oleh

1

2

masyarakat mengharuskan adanya pendidik yang profesional dalam mengelola
proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran
“Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah
proses pembelajaran yang lemah. Anak kurang didorong untuk bekerja aktif pada
proses pembelajaran” (Sanjaya, 2006:1). Proses pembelajaran di dalam kelas
sering sekali di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi;
otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut

untuk

memahami

informasi

yang

diingatnya

itu

untuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran fisika sebagai salah satu cabang dari sains yang
mempelajari gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat
maupun bersifat abstrak. Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang berperan
sebagai fasilitator harus mampu merancang pembelajaran yang tepat agar siswa
dapat memahami gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat
ataupun yang bersifat abstrak. Pembelajaran fisika perlu disesuaikan dengan cara
fisikawan terdahulu dalam memperoleh pengetahuan. Pembelajaran fisika harus
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam (Depdiknas, 2006). Berdasarkan
pernyataan di atas, dalam pembelajaran fisika menekankan pada pemberian
pengalaman langsung dan berpusat pada siswa.
Banyak opini yang mengatakan bahwa mutu pendidikan Indonesia
terutama dalam mata pelajaran fisika masih rendah. Adapun data yang
mendukung opini tersebut antara lain yaitu data The Trends in Internasional

3

Mathematics and Sciense Study (TIMSS) yang menyebutkan siswa Indonesia
hanya mampu menjawab konsep dasar atau hapalan dan tidak mampu menjawab
soal yang memerlukan nalar dan analisis, untuk bidang sains tahun 2011 berada di
peringkat 40 dari 45 negara peserta dengan memperoleh skor 406 masih jauh dari
skor internasional yaitu 500. Rendahnya hasil TIMSS ini tidak terlepas dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Rendahnya hasil belajar siswa Indonesia juga didukung dari hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru fisika di kelas X SMA
Negeri 1 Langsa, hasil belajar kognitif fisika siswa secara umum masih tergolong
dalam kategori rendah yaitu masih ada siswa yang memperoleh nilai 20 yang
sangat jauh dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu di bawah 75. Sejalan
dengan hasil angket yag telah dibagikan ke siswa, sekitar 75 % siswa mengatakan
selama ini hasil belajarnya masih di bawah KKM Secara khusus pada materi suhu
dan kalor, tidak sedikit dari siswa yang masih kurang paham terhadap konsep dari
materi tersebut, sehingga diperoleh hasil belajar yang belum sesuai dengan KKM.
Sejalan dengan pendapat Silaban dan Utari (2015:521) yang mengatakan bahwa,
“materi suhu dan kalor bersifat abstrak sehingga sulit diamati oleh siswa secara
langsung, juga menuntut keterampilan dalam menggunakan aljabar dan
persamaan matematika dalam penyelesaiannya, serta kemampuan menerjemahkan
tabel, grafik dan persamaan”. Materi suhu dan kalor memerlukan pencapaian
tahapan belajar kognitif pada taksonomi bloom yang tinggi karena terdapat kata
menganalisis di salah satu kompetensi dasarnya di silabus.

4

Menurut Purwanto (2010:45), “hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek
perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan
oleh Bloom yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Sudjana
(2005:22) yang mendefinisikan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.
Pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Langsa juga jarang melakukan
praktikum atau kegiatan eksperimen karena terkendala waktu dan target materi,
sehingga siswa tidak dapat melakukan pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan

berpikir

dimana

siswa

kurang

diberi

kesempatan

unuk

mengkonstruksikan pemahaman pada materi pelajaran, sehingga hasil belajar
yang tercapai masih dikatakan rendah.
Siswa sebagai makhluk sosial dituntut mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial.
Siswa juga harus mampu menampilkan diri sesuai dengan norma atau aturan yang
berlaku, oleh karena itu siswa dituntut menguasai keterampilan sosialnya (social
skill). Salah satu keterampilan sosial tersebut adalah kemampuan kerja sama.
“Kerja sama kelompok adalah satu set keterampilan yang digunakan individu
untuk mendorong keberhasilan kelompok”

(Hughes dan Jones, 2011:57).

Kemampuan kerja sama dapat disimpulkan adalah suatu upaya yang dilakukan
individu dalam menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama untuk
keberhasilan kelompok atau pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi. Kerjasama

5

merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan kerjasama
manusia dapat melangsungkan kehidupannya.
Berdasarkan pengamatan di sekolah SMA Negeri 1 Langsa, guru-guru
sudah melakukan penialaian kemampuan kerja sama siswa pada lembar penilaian
afektif yang menjadi tuntutan pada penilaian kurikulum 2013, namun hasil yang
diperoleh pada kemampuan kerja sama siswa masih dikatakan rendah, ini
didukung dengan hasil angket yang telah dibagikan ke siswa-siswa di SMA
Negeri 1 Langsa tersebut, yaitu sekitar 68,1 % siswa setuju dengan pernyataan
angket dimana kemampuan kerja sama siswa masih rendah. Hal ini diindikasikan
karena penggunaan strategi, metode maupun model yang kurang bervariasi atau
seringnya guru menjadi pusat pembelajaran (teacher centered). Rendahnya
kemampuan kerja sama yang dimiliki siswa mengakibatkan hasil belajar rendah.
Hal ini didukung oleh pendapat Travakoli (2014:36) yang mengatakan
kemampuan sosial yang baik termasuk bekerja sama dalam kelompok akan
menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang
kemampuan sosialnya kurang baik.
Melihat hal tersebut, maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang tepat
untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
kerja sama diantara siswa dan meningkatkan hasil belajar, salah satu diantaranya
adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI),
karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa lebih aktif untuk
mencari sendiri informasi pelajaran yang akan dipelajari, sehingga akan
berdampak pada peningkatan hasil belajar.

6

“Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
prosedur investigatif yang digunakan” (Arends, 2007:14). Menurut Arends
(2007:5) “model cooperatif learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit
tiga tujuan penting; prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap
keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”. “Tujuan kognitif dari
model kooperatif tipe GI adalah siswa memiliki pengetahuan konseptual
akademis, dan keterampilan menyelidiki. Tujuan sosial dari model group
investigation adalah kerja sama dalam kelompok kompleks” (Arends, 2007:18).
Berdasarkan tujuan dari model kooperatif tipe group investigation di atas, maka
pada penelitian ini dipilih model kooperatif GI karena dianggap siswa dapat
meningkatkan kemampuan kerja sama dan hasil belajar. “Model pembelajaran
kooperatif tipe GI tetap menawarkan siswa untuk berkesempatan memiliki
pembelajaran mereka sendiri serta menunjukkan pengetahuan dan pemahaman
mereka” (Mitchell, dkk., 2008:394).
Menurut Ibrahim, dkk., (2000:371), “model pembelajaran kooperatif tipe
GI siswa akan bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan inkuiri kompleks,
sehingga nantinya akan memperoleh informasi akademik dan keterampilan
inkuiri”. Pernyataan ini

menjelaskan bahwa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation akan menghasilkan kegiatan kerja sama siswa
dalam lingkungan belajar dan memiliki hubungan terhadap hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan bentuk pembelajaran yang
berdasarkan konstruktivisme. Kegiatan investigasi dalam model pembelajaran ini

7

menuntut siswa untuk mendapatkan sendiri pengetahuan dan pengalaman yang
baru melalui diskusi kelompok dalam rangka memecahkan masalah yang
diberikan, agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan
dibutuhkan suatu kegiatan eksperimen dan dengan mengunakan suatu media LKS
agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara
optimal dan memiliki kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Sagala (2005:220) mengatakan, “Metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Kegiatan eksperimen dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation
sangat membantu pembelajaran fisika yang selama ini dianggap sangat sulit.
Menurut Djamarah (2002:95) “Kegiatan eksperimen siswa diberi kesempatan
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu”.
Berdasarkan itu para guru dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan eksperimen dalam pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk dapat memahami materi pelajaran dengan lebih menarik, sehingga
memberikan dampak yang lebih efektif terhadap kemajuan siswa.
Kooperatif tipe GI cukup efektif terhadap hasil belajar fisika siswa karena
membuat siswa belajar lebih aktif dengan banyak berpikir (Wahyuni dkk,
2014:33-37). Sejalan dengan hasil penelitian Wiratana, dkk., (2013:11), Suhendri
dan Sahyar (2012:70-80), Harahap dan Turnip (2014:156-162), Aristi (2014:1-7)

8

yang

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe GI ini mempunyai

keunggulan dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe group investigation
memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep
fisika yang dikonstruksi oleh siswa, sehingga akan meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif tipe GI juga dapat meningkatkan aktivitas siswa yang di
dalamnya terdapat aspek kemampuan kerja sama, hal ini sejalan dengan pendapat
Wahyuningsih, dkk. (2012:5), “Penggunaan model kooperatif tipe group
investigation berbasis eksperimen inkuiri terbimbing dapat memacu aktivitas.
Siswa

dituntut

aktif

dalam

pembelajaran

dengan

bekerjasama

dengan

kelompoknya untuk melakukan investigasi kelompok”.
Terkait permasalahan di atas, peneliti kira perlu untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang sama yaitu model kooperatif
tipe group investigation dengan berbantuan kegiatan eksperimen, maka judul
dalam penelitian ini adalah “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation terhadap Kemampuan Kerja Sama dan Hasil Belajar Fisika
Siswa SMA”.

9

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah antara
lain sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
2. Kurangnya kesempatan siswa untuk aktif dan mengkonstruksi pemahaman.
pada materi pelajaran.
3. Siswa kurang melatih kemampuan berpikirnya.
4. Kemampuan kerja sama siswa masih rendah.
5. Penggunaan strategi, metode maupun model yang kurang bervariasi.
6. Kurangnya melakukan kegiatan eksperimen sekaligus menggunakan media
LKS.
1.3. Batasan Masalah
Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini dimana yang dilakukan pada kelas
X Semester II di SMA Negeri 1 Langsa pada materi Suhu dan Kalor, yaitu :
1. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kooperatif
tipe Group Investigation.
2. Aspek yang diteliti adalah kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa
dalam ranah kognitif

10

1.4. Rumusan Masalah
Mengacu pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kemampuan kerja sama siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik daripada siswa
yang diajar dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran fisika?
2. Adakah efek dari model kooperatif tipe Group Investigation terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran fisika?
3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan kerja sama dan hasil belajar
siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan kerja sama siswa

dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kemampuan kerja sama
siswa dengan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui efek model kooperatif tipe Group Investigation terhadap
hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan kerja sama dan hasil belajar
siswa.

11

1.6. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Manfaat Teoritis: sebagai bahan kajian serta bahan masukan untuk penelitian
lebih lanjut pada peneliti lain.

2.

Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
guru-guru agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai
wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan dapat
memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi
bekal di masa depan.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigaton.

1.7. Definisi Operasional
Menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian yang
dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional
sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

12

menentukan topik maupun prosedur investigatif yang digunakan. Adapun
fase dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation meliputi
memilih topik, perencanaan, implementasi, analisis dan sintesis,
presentasi, dan evaluasi.
2. Kemampuan kerja sama adalah suatu upaya yang yang dilakukan individu
dalam menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama untuk
keberhasilan kelompok atau menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.
Indikator kemampuan kerja sama berupa kerja keras ke arah tujuan
kelompok, kontribusi, keterampilan interpersonal, dan tanggung jawab.
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Adapun kemampuan-kemampuan
tersebut yang diukur dalam penelian ini mencakup ranah kognitif.

86
86
86

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kemampuan kerja sama siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe GI lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional dalam pembelajaran fisika.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki efek terhadap hasil belajar
siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Terdapat hubungan antara kemampuan kerja sama dengan hasil belajar siswa.
Kemampuan kerja sama yang baik memiliki hubungan positif dengan hasil
belajar siswa, dimana hasil belajar siswa akan meningkat jika kemampuan kerja
sama yang terlatih dengan baik pada diri siswa.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran
sebagai berikut
1. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sangat baik untuk
diterapkan disekolah karena dapat meningkatkan kemampuan kerja sama dan
hasil belajar siswa.
2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, dalam penerapan model
kooperatif tipe group investigation perlu diperhatikan pembagian anggota

86

87

kelompok, sebaiknya jangan terlalu banyak karena dapat menyebabkan
anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
3. Guru diharapkan untuk lebih memperhatikan aktivitas siswa seperti
kemampuan kerja sama dan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang tersedia, memantau kegiatan siswa serta mengarahkan
siswa untuk tekun belajar.
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan teknik sampling yang
tepat dan merepresentasikan populasi, sehingga akan terjadi kemungkinan
yang lebih besar untuk mendapatkan data yang normal dan homogen.
5. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe GI

berbantuan macromedia flash dan aktivitas siswa terhadap

kemampuan kognitif siswa. Aktivitas siswa memiliki indikator yang berbeda
dengan kemampuan kerja sama, kemudian membandingkan hasil observasi
pada setiap pertemuan antara kedua kelas, bukan hanya pada kelas
eksperimen.

88

DAFTAR PUSTAKA
Adora, N.M. 2014. Group Investigation in Teaching Elementary Science.
International Journal of Humanities and Management Science (IJHMS).
2(3): 146-147
Alsa, A. 2010. Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan
Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi. Jurnal Psikologi, 37(2): 165-175.
Andayani. 2015. Problema dan Aksioma Dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Deepublish.
Anderson, O. W. and Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.
Arends, R. I. 2007. Learning To Teach. Penerjemah: Soetjipto, H.P dan Soetjipto,
S.M. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aristi, A. F. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Tanjung Balai.
Jurnal pendidikan fsika, 3(2): 1-7.
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Aziz, A., Yulianti, D, dan Handayani, L. 2012. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata
Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerjasama Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 4(2): 94-99.
Cosgriffe, H. A dan Dailey, R. T. 1969. Teamwork in Problem Solving. Journal of
Cooperative Extension : Summer.
Dahar. R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darmodjo, H dan Kaligis, J. 1993. Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti.

89

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Djamarah, S. B dan Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Efendi, S. dan Koto, I. 2015. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Efektivitas
Pembelajaran Fisika Kelas X. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Fisika. 1(1): 39- 46.
Fernanda, M.M., Sano, A., dan Nurfahanah. 2012. Hubungan antara Kemampuan
Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling. 1(1): 17.
Wahyuni, D., Fihrin, dan Muslimin. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada
Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan. Journal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT), 2(1): 33-37.
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Harahap, R dan Turnip, B. M. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (Gi) Berbantu Media Flash Terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Sma. Jurnal inpafi. 2(3): 156-162.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia
Indonesia.

90

Hughes, R. L. dan Jones, S. K. 2011. Developing and Assessing College Student
Teamwork Skills. Dalam John Willey (Eds.), Assessing Complex General
Education Student Learning Outcomes (hlm. 53-64). Washington D.C.:
wiley Periodicals Inc.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: University Press.
Istikomah, H., Hendratto, S., dan Bambang, S.. 2010. Penggunaan Model
Pembelajaran Group Investigation Untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah
Siswa Jurnal. Pendidikan Fisika Indonesia ,(6): 40-43.
Jainuri, M. 2012. Analisis Komparasi Hasil Belajar Statistik II Menggunakan
Metode Small Group Disscussion dan Konvensional. Jurnal Pendidikan
“Fokus” STKIP YPM Bangko, 3 (2): 1-14.
Joyce, B. Dan Weil. 2011. Models of Teaching (edisi ke-8, cetakan ke-1)
diterjemahkan oleh Achmad Fuwaid dan Ateila Mirza. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Maxwell, J. 2002. Developing The Leader Within You. New York: Amazon
Mitchell, M.G., Montgomery, H. dan Stuart, D. 2008. Group Investigation as a
Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature.
Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research, 54 (4): 388-395.
Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Robbins, S. P dan Judge, T. A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas.
Jakarta: Salemba Empat
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, S. 2005 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Penerbit Alfabeta
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sangadji, S. 2016. Implemantation of Cooperative Learning With Group
Investigation Model to Improve Learning Achievement of Vocation

91

School Students in Indonesia. Macrithink Institute, Intenation Journal of
Learning and Development, 6(1): 91-103.
Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan Spss 17. Jakarta:
PT elex media komputindo.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Schraw, G. dan Robinson, D.H. 2011. Assessment Of Higer Order Thinking
Skillss. America: Information Age Publishing.
Shaleh, A. R. 2009. Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.
Skoog, D. A. dan West, D. M. 2002. Principles of Instrumental Analysis, Second
Edition. Philadelphia: Sounders College
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Silaban, S. S. dan Utari, S. 2015. Analisis Didaktik Berdasarkan Profil
Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Suhu dan Kalor. Makalah
Disajikan Dalam Seminar Nasional Fisika Inovasi dan Pembelajaran Sains,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 21 November.
Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Nusamedia
Smith, C. 2011. Teamwork Skills Toolkit. Queensland: Griffith University.
Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Sukardjo, M dan Komarudin, U. 2010. Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.
Suparno, S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Susilana, R dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.

92

Syah, M. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suhendri, D dan Sahyar. 2012. Efek Model Pembelajaran Group Investigation
terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII semester
I SMP IT Al-FITYAN Medan. Jounal Online. Pendidikan Fisika.
Pascasarjana Unimed, (1): 70-80.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.
Tavakoli, Y. dan Soltani, A. 2014. The effect of cooperative learning on students'
social skills in the experimental science course. Journal of Education and
Practice, 5(7): 36-44
Trianto, 2009 Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada
Tambunan, E. dan Bukit, N. 2015. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation dan Pemahaman Konsep Awal
Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri 1 Teluk Mengkudu. Jurnal
Pendidikan Fisika, 4(1): 49-56
Usman, H. dan Akbar, P.S. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Bandung: Bumi
Aksara
Wahyuni, D., Fihrin, dan Muslimin. 2015. Efektivitas Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada
Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan. Journal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT), 2(1): 33-37
Wahyuningsih, I., Sarwi, dan Sugianto. 2012. Penerapan Model Kooperatifgroup
Investigation Berbasis Eksperimen Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar. Unnes Physics Education Journal, (1): 16.
Wiratana, I.K., Sadia, I.W., dan Suma K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Investigation kelompok (Group Investigation) terhadap
keterampilan proses dan Hasil Belajar Siswa SMP. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, (3): 1-11.
Young dan Freedman, 2012. University physics. New York: Addison Wesley
Publishing Company

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

0 5 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 8 28

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MIND MAPDAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 4 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SECANGGANG.

0 3 37

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

0 0 8