EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA.

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION DAN ADVERSITY

QUOTIENT TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

RAJO HASIM LUBIS NIM : 8156175020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Rajo Hasim Lubis. Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Dan Adversity Quotient Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan pembelajaran konvensional, hasil belajar fisika siswa yang memiliki Adversity Quotient (AQ) tipe climbers dan campers (disebabkan pada penelitian tidak ada siswa yang memiliki AQ tipe

quitters) serta interaksi model pembelajaran kooperatif tipe GI dan AQ dalam

mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Penelitian kuasi eksperimen yang dilaksanakan menggunakan pretes-posttest control group design. Sampel dalam penelitian yaitu kelas X.IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.IPA 3 sebagai kelas kontrol yang dipilih secara simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar dan tes AQ yang berbentuk angket. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional, hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe climbers lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe campers dan terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan AQ dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.


(6)

ii ABSTRACT

Rajo Hasim Lubis. Effects of Cooperative Learning Model Group Investigation and Adversity Quotient on Physics Student Learning Outcomes.

This study aims to determine: learning outcomes physics students with cooperative learning model GI and conventional learning, learning outcomes physics students who have Adversity Quotient (AQ) high and medium AQ and interaction cooperative learning model GI and AQ in affecting learning physics students. This quasi-experimental study using pretest-posttest control group design. The sample in this research is class X IPA.4 as an experimental class and class X IPA.3 as the control class is selected by simple random sampling. The instrument used is the achievement test and test AQ questionnaire form. Data was analyzed using ANOVA two ways. The results showed that: learning outcomes physics students with cooperative learning model GI better than conventional learning, learning outcomes physics students who have a high AQ better than students who have a medium AQ and there is interaction between cooperative learning model GI and AQ in influencing physics student learning outcomes.

Keywords: Cooperative GI type Model, Physics Student Learning Outcomes,


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir tesis yang berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dan Adversity Quotient Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Penyusunan tugas akhir tesis ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan tesis ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku ketua program studi pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi perhatian pada penyempurnaan tesis ini.

2. Bapak Dr. Ridwan A Sani, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Rita Juliani,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Prof. Motlan M.Sc.Ph.D, bapak Prof.Dr. Nurdin Bukit, M.Si dan ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun pada penulisan tesis ini.

4. Bapak Muliadi,S.Pd,M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan dan Ibu Evi Juliani, S. Pd, M.Si selaku guru fisika dan segenap dewan guru di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu terlaksananya


(8)

iv

penelitian ini hingga selesai dan juga kepada siswa-siswi kelas X IPA 3 dan X IPA 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2016/2017 atas kerjasama dan bantuannya selama penelitian.

5. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Amaruddin Lubis dan Ibunda Nur Habibah Siregar, serta adek-adek penulis Ali Arman Lubis dan Ira Safitrah Lubis yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama awal hingga akhir perkuliahan dan khsususnya orang yang selalu ada diajak susah maupun senang ialah adek “Rahma Dina”.

6. Kepada keluarga Asisten Lab Listrik (Khairil, Hasan, Eka, Dina, Ika, Ruby, Shabrina, Linsa, Bila, Zahra, Irfan, Bibi, Rizky). Kepada keluarga Fisika Reg A 2015 yang telah mewarnai kehidupan penulis selama dikampus tercinta ini. 7. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2017

Rajo Hasim Lubis Nim. 8156175020


(9)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 6

1.3.Batasan Masalah ... 7

1.4.Rumusan Masalah ... 7

1.5.Tujuan Penelitian ... 8

1.6.Manfaat Penelitian ... 8

1.7.Defenisi Operasional... 9

BAB II TINJAUAN PURTAKA ... 11

2.1. Kerangka Teoritis ... 11

2.1.1. Model Pembelajaran ... 11

2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif tip GI ... 12

2.1.2.1. Ciri Khas Pembalajaran Kooperatif Tipe GI... 13

2.1.2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 14

2.1.3. Pembelajaran Konvensional ... 18

2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Konvensional... 18

2.1.3.2. Fase-fase pembelajaran Konvensional ... 19

2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional . 20 2.1.4. Advesity Quotient (AQ) ... 22

2.1.4.1. Dimensi-dimensi Advesity Quotient (AQ) ... 23

2.1.4.2. Faktor-faktor Pembentuk Advesity Quotient (AQ) ... 25

2.1.4.3. Tiga Tingkatan Kesulitan ... 26

2.1.4.4. Karakter Manusia Berdasarkan Tinggi Rendahnya AQ ... 27

2.1.4.5. Teori-teori Pendukung Adversity Quotient ... 29

2.1.5. Hasil Belajar ... 31

2.1.5.1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif) ... 32

2.1.5.2. Affective Domain (Kawasan Afektif) ... 35

2.1.5.3. Psychomotor Domain (Kawasan Psikomotor) ... 36

2.1.6. Penelitian yang Relevan ... 37

2.2. Kerangka Konseptual ... 39

2.3. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44


(10)

v

3.2.Populasi dan Sampel ... 44

3.2.1. Populasi Penelitian ... 44

3.2.2. Sampel Penelitian ... 44

3.3.Jenis dan Desain Penelitian... 45

3.3.1. Jenis Penelitian ... 45

3.3.2. Desain Penelitian ... 45

3.4.Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 47

3.5.Variabel Penelitian ... 51

3.6.Instrumen Penelitian ... 51

3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa ... 51

3.6.1.1. Validitas Tes Hasil Belajar ... 52

3.6.2. Tes Adversity Quotient... 53

3.7.Teknik Analisis Data ... 55

3.7.1. Menghitung Simpangan Baku ... 55

3.7.2. Uji Normalitas Data ... 56

3.7.3. Uji Homogenitas ... 57

3.7.4. Uji Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

4.1.1. Analisis Data Pretes ... 60

4.1.1.1. Uji Normalitas... 60

4.1.1.2. Uji Homogenitas ... 61

4.1.1.3. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t) ... 62

4.1.2. Analisis Adversity Quotient... 63

4.1.3. Tahap Perlakuan ... 64

4.1.4. Analisis Data Postes... 65

4.1.4.1. Uji Normalitas... 65

4.1.4.2. Uji Homogenitas ... 66

4.1.5. Deskripsi Hasil Belajar Fisika Siswa Berdasarkan AQ ... 67

4.1.6. Pengujian Hipotesis ... 69

4.2. Pembahasan ... 72

4.2.1. Hasil Belajar Fisika dengan Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada Pembelajaran Konvensional ... 72

4.2.2. Hasil Belajar Fisika Siswa yang Memiliki AQ tinggi lebih baik daripada Siswa yang Memiliki AQ Rendah ... 74

4.2.3. Interaksi antara Model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe GI dan Adversity Quotient dalam Mempengaruhi Hasil Belajar ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 78


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Tiga Tingkatan Kesulitan ... 26 Gambar 2.2. Assesmen Neuropsikologi dan Bidang-bidang yang Berkaitan 30 Gambar 3.1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian ... 50 Gambar 4.1. Interaksi antara Model Pembelajaran dan AQ ... 77


(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran – 1 ... 82

Lampiran 1.b Evaluasi – 1 ... 96

Lampiran 1.c Kunci Jawaban – 1 ... 97

Lampiran 2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran – 2 ... 98

Lampiran 2.b Evaluasi – 2 ... 110

Lampiran 2.c Kunci Jawaban – 2 ... 111

Lampiran 3.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran – 3 ... 112

Lampiran 3.b Evaluasi – 3 ... 125

Lampiran 3.c Kunci Jawaban – 3 ... 126

Lampiran 4.a Lembar Kerja Siswa (LKS) I ... 127

Lampiran 4.b Lembar Kerja Siswa (LKS) II ... 130

Lampiran 4.c Lembar Kerja Siswa (LKS) III ... 133

Lampiran 5 Instrumen Penelitian ... 135

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar ... 148

Lampiran 7.a Skala Adversity Quotient ... 153

Lampiran 7.b Kisi-kisi Skala Adversity Quotient ... 156

Lampiran 8 Lembar Validasi AQ ... 157

Lampiran 9 Lembar Validasi THB ... 158

Lampiran 10 Rekapitulasi AQ Siswa Kelas Eksprimen ... 159

Lampiran 11 Rekapitulasi AQ Siswa Kelas Kontrol ... 160

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 161

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 162

Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 163

Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Kontrol ... 164

Lampiran 16 Deskripsi Statistik ... 165

Lampiran 17 Daftar Distribusi Frekuensi ... 168

Lampiran 18 Hasil Belajar Fisika Berdasarkan AQ siswa Kedua Kelas ... 171

Lampiran 19 Hasil Belajar Fisika Berdasarkan AQ di kelas Ekprimen ... 173

Lampiran 20 Hasil Belajar Fisika Berdasarkan AQ di kelas Kontrol ... 174

Lampiran 21 Uji Normalitas ... 175

Lampiran 22 Uji Homogenitas ... 179

Lampiran 23 Uji Beda Pretes ... 180

Lampiran 24 Uji Hipotesis ... 181

Lampiran 25 Uji Lanjut ... 183

Lampiran 26 Uji LKS ... 184


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris dan Jerman menempatkan pendidikan sebagai faktor strategis dalam memajukan bangsanya. Pendidikan yang berkualitas dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun pendidikan merupakan barometer tingkat kemajuan bangsa. Upaya pembangunan pendidikan formal dilakukan di berbagai jenjang termasuk di Indonesia yakni mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. Semua jenjang diharapakan memenuhi fungsi dan mencapai tujuan pendidikan nasional, namun kenyataanya pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui nilai dan manfaat pedidikan. Rendahnya kualitas lulusan merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan di Indonesia belum secara optimal dikembangkan. Relevansi pendidikan dalam hal substansi dengan kebutuhan masyarakat dinilai masih rendah (Musyaddad:2013).

Rendahnya relevansi pendidikan tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran. Salah satu contohnya adalah ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar merupakan salah satu gejala dalam proses belajar yang ditandai dengan berbagai tingkah laku yang berlatar belakang dalam diri maupun di luar diri siswa (Zakir: 2007).


(14)

2

Tingkah laku siswa ketika mengalami kesulitan belajar menurut Samudra,dkk (2014) antara lain: menunjukkan hasil belajar yang rendah; hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan; lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar; menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar; menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR), mengganggu di dalam atau di luar kelas, dan menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.

Hasil observasi wawancara peneliti bersama salah seorang guru bidang studi fisika di SMAN 1 Percut Sei Tuan yakni ketika guru mulai menjelaskan materi hanya 50% siswa yang benar-benar mendengarkan penjelasan, sedangkan yang lainnya ada yang ribut, bercerita dengan teman semejanya dan ketika diberi tugas atau pekerjaan rumah, rata-rata siswa mengerjakan di sekolah dengan menyalin tugas kawannya atau bahkan ada yang tidak mengerjakan sama sekali, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa terhadap bidang studi fisika masih rendah. Rendahnya minat belajar fisika siswa, peneliti memberikan angket kepada salah satu kelas yakni kelas X IPA-3 SMAN 1 Percut Sei Tuan. Hasil angket menyatakan dari 34 siswa hanya 5 orang yang menyukai bidang studi fisika, data hasil angket memperkuat bahwa fisika memang bidang studi yang tidak diminati siswa. Alasan-alasan siswa tidak menyukai fisika sesuai hasil angket adalah terlalu banyaknya rumus-rumus yang menyebabkan siswa tidak tertarik, proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas masih cenderung ceramah dan penugasan, jarang melakukan praktikum dan media pembelajaran yang digunakan tidak ada.


(15)

3

Minat belajar siswa yang rendah sedikit banyaknya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi fisika siswa di kelas X IPA SMAN Percut Sei Tuan. Adapun hasil belajar siswa sesuai observasi awal peneliti yaitu dari 5 kelas paralel X IPA pada T.P 2015/2016, kelas X IPA-3 yang mendapat nilai rata-rata paling rendah tanpa remedial yakni hanya 3 siswa (9%) dari 34 siswa jumlah dalam satu kelas yang tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu sebesar 75. Data arsip penilaian hasil ulangan siswa di kelas X IPA-3 SMAN 1 Percut Sei Tuan T.P 2015/2016, menunjukkan materi yang paling rendah hasil ulangan siswa adalah pada materi Listrik Dinamis yakni hanya 6 orang yang tuntas KKM dari 34 siswa. Hasil wawancara peneliti dengan guru yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis adalah siswa kebanyakan tidak paham tentang konsep arus, tegangan pada Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff II termasuk jika memakai jumlah loop nya lebih dari dua maka siswa akan semakin tidak paham untuk menentukan tanda (+) atau (-) untuk setiap variabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi Listrik Dinamis.

Rendahnya hasil belajar (pemahaman konsep) fisika siswa sedikit banyaknya bersumber dari guru. Hasil wawancara peneliti dengan guru fisika terkait Kegaitan Belajar Mengajar (KBM) di kelas yakni jarang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, termasuk tidak pernah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan alasan kurangnya pengetahuan beliau dengan model-model pembelajaran, kemudian metode pembelajaran yang sering digunakan hanya menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan tidak tertarik


(16)

4

dalam belajar fisika karena pada hakikatnya fisika tidak lepas dengan yang namanya praktikum. Metode praktikum pernah diterapkan guru dalam pembelajaran tapi jarang (dari satu semester hanya dua kali dilakukan), penyebabnya adalah alat-alat laboratorium belum lengkap dan sebahagian alat yang ada juga sudah mulai rusak. Alasan terakhir dari guru yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah adalah rendahnya daya juang siswa dalam menyelasaikan soal karena ketika diberikan soal, siswa langsung menyerah sementara siswa masih membaca atau bahkan ada yang sekedar melihat angka-angkanya, padahal siswa belum mecoba menyelesaikannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa memiliki Adversity Quotient (AQ) atau daya juang yang rendah.

Menurut Stoltz (2000), AQ berakar pada bagaimana merasakan dan menghubungkan dengan tantangan-tantangan. Orang yang memiliki AQ lebih tinggi tidak menyalahkan pihak lain atas kemunduran yang terjadi dan mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah. Stoltz membagi tiga kelompok manusia yang diibaratkan sedang dalam perjalanan mendaki gunung yaitu pertama, high-AQ dinamakan Climbers, kelompok yang suka mencari tantangan. Yang kedua, low-AQ dinamakan Quitters, kelompok yang melarikan diri dari tantangan, dan yang ketiga AQ sedang/moderat (Campers).

Individu yang memiliki AQ tinggi mempunyai tingkat kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa yang buruk. Kendali yang tinggi memiliki implikasi-implikasi yang jangkauannya jauh dan positif, serta sangat bermanfaat untuk kinerja, dan produktivitas. AQ yang tinggi mengajar orang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab sebagai salah satu cara memperluas kendali, pemberdayaan


(17)

5

dan motivasi dalam mengambil tindakan (Budiada, 2013), sehingga dapat disimpulkan bahwa AQ diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Permasalahan-permasalahan yang ada pada observasi awal yang menyebabkan hasil belajar (pemahaman konsep) siswa rendah dibutuhkan suatu upaya atau solusi dalam mengatasinya. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, tidak terlalu menggantungkan pada guru, dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan serta dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar sehingga dengan semua diharapkan cukup ampuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model pembelajaran kooperatif tipe GI dimana nantinya siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan bermakna yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan masalah-masalah dengan temannya dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang heterogen, selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu, terakhir siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas (Trianto, 2007).

Model pembelajaran kooperatif tipe GI sudah pernah diteliti sebelumnya dan memberikan hasil yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yakni Suhendri (2012), Wiratan, Sadia, Suma (2013) dalam penelitian menyimpulkan


(18)

6

bahwa hasil belajar siswa antara kelas eksprimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibanding kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa berhubungan dengan AQ sesuai dengan hasil penelitian Pratama (2016) menyatakan bahwa siswa yang memiliki AQ tinggi memiliki hasil belajar fisika yang lebih baik dari siswa yang memiliki AQ rendah.

Hasil uraian yang menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI memberi peluang terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa dan siswa yang memiliki AQ yang tinggi sangat sesuai mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI, sehingga model pembelajaran kooperatif tipe GI dianggap penting dilakukan studi eksperimen dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 1 Percut Sei Tuan yang ditinjau dari AQ.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1) Rendahnya minat belajar fisika siswa.

2) Terlalu banyak rumus-rumus yang menyebabkan siswa tidak tertarik.

3) Proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas masih cenderung ceramah dan penugasan.

4) Jarang melakukan metode praktikum.

5) Media pembelajaran yang digunakan tidak ada.


(19)

7

7) Pemahaman konsep siswa pada materi Listrik Dinamis masih rendah, khusunya materi Hukum Ohm dan Hukum Khircoff II.

8) Tidak pernah menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.

9) Metode pembelajaran yang sering digunakan hanya menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan.

10) Rendahnya AQ atau daya juang siswa dalam melakukan proses belajar mengajar.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian adalah :

1. Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2. Menggunakan AQ sebagai moderator.

3. Hasil yang diamati adalah hasil belajar siswa sebagai variabel terikat. 4. Materi yang diterapkan dalam penelitian adalah Listrik Dinamis.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah :

1) Apakah hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation lebih baik daripada hasil belajar pembelajaran konvensional?

2) Apakah hasil belajar siswa yang mempunyai AQ tinggi (climbers) lebih baik dari siswa yang mempunyai AQ sedang (campers)?


(20)

8

3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan AQ siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

1) Untuk mengetahui apakah hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe GI lebih baik daripada hasil belajar pembelajaran konvensional.

2) Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mempunyai AQ tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai AQ sedang.

3) Untuk mengetahui apakah ada interaksi antara model pembelajaran Kooperatif Tipe GI dengan AQ siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika.

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.

1) Manfaat Teoritis

a. Memberikan inspirasi dalam mengembangkan model-model pembelajaran kreatif dan inovatif fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Mengembangkan AQ siswa untuk meningkatkan hasil belajar siwa melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe GI.


(21)

9

2) Manfaat Praktis

a. Untuk guru, sebagai informasi untuk menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe GI.

b. Untuk siswa, untuk membantu siswa agar termotivasi untuk terus meningkatkan hasil belajar siswa khususnya bagi pelajaran fisika.

c. Untuk sekolah, sebagai informasi untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

1.7. Defenisi Operasional

Pemberian konsep yang sama dan menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut :

1) Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa

sejak perencanaan, baik dalam menentukan topic maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Langkah-langkahnya: tahap pengelompokkan (grouping), tahap perencanaan (planning), tahap penyelidikan (investigation), tahap pengorganisasian (organizing), tahap presentasi (presenting), tahap evaluasi (evaluating). Model Group

Investigation dapat dianggap sebagai suatu cara yang langsung mengena dan

begitu efektif dalam pengajaran ilmu pengetahuan secara akademis serta mampu menyentuh proses dan aspek-aspek sosial. Model ini juga memunculkan sebuah pengasuhan atau pengarahan satu sama lain dengan suasana kehangatan dan penuh kepercayaan, respon positif terhadap peraturan serta kebijakan yang dinegosiasikan, penbelajaran yang mandiri


(22)

10

dan tidak terikat, serta rasa peka terhadap hak orang lain (Thelen dalam Joyce, 2009).

2) Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran tradisional di mana proses pembelajaran masih dilakukan dengan cara yang lama, yaitu penyampaian materi pembelajaran masih mengandalkan ceramah. “Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar” (Djamarah dan Zain, 2010).

3) Adversity Quotient adalah kecerdasan yang diperlukan oleh setiap individu

untuk mengatasi masalah atau kesulitan agar berhasil dalam kehidupan ini (Stoltz, 2000).

4) Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar. Pencapaian didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Purwanto,2011).


(23)

80 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional.

2. Hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe climbers lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe campers.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan AQ dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya diperhatikan pembagian anggota kelompok misalnya jangan terlalu banyak anggota dalam kelompok karena dapat menyebabkan anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

2. Hendaknya menggunakan media interaktif agar dapat mengalokasikan waktu mengajar dengan baik serta dapat meningkatkan minat dan antusias siswa untuk belajar.


(24)

81

3. Hendaknya lebih memperhatikan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia, memantau kegiatan siswa serta mengarahkan siswa untuk tekun belajar.

4. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran berbasis masalah ini bisa diselesaikan tepat waktu


(25)

82

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R. 2008. Learning to teach. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Aristi, A, F. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Tanjung Balai.

Jurnal Pendidikan Fisika, 3(2): 1-7.

Budiada, I W. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1-16. Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Hosnan. 2014. Perdekatan Sainstifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Irwan,N, Sani,R,A. 2015. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan Team Work Skills Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.

Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1): 41-48.

Joyce,B ,Weil,M, Calhoun,E. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Belajar.

Mitchell, M, G., Monthgomery H., Holder M. 2008. Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research, 54(4).

Musyaddad, K. 2013. Problematika Pendidikan Indonesia. Edu-Bio, 4: 51-57. Mutiara. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

(GI) dan Penguasaan Materi Fisika Prasyarat terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Pendidika Fisika, 3(2): 46-52.

Pratama, R, R. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Advesity Quotient Siswa terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 4 Binjai T.P. 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: FMIPA UNIMED.


(26)

83

Purwadi, Suwandi, S., Slamet. 2013. The Effect of the Contextual, the Problem-Based, and the Group Investigation Learning Models on the Short Story Appreciation Ability Viewed from the Verbal Linguistic Intelligences.

Jurnal Education and Practice, 4(12).

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Samudra, Suastra, Suma. 2014. Permasalaha-permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota Singaraja Dalam Mempelajari Fisika. e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4(-):-.

Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorierntasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning;Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media,.

Stoltz, P, C. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi

Peluang. Jakarta: Gramedia.

Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2012. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhendri, D, Sahyar. 2012, Efek Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII Semester I SMP Al-Fityan Medan. Jurnal Online Pendidika Fisika, 1(1): 70-80. Tambunan, E dan Bukit, N. 2015. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Group Investigation dan Pemahaman Konsep Awal terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Teluk Mengkudu. Jurnal Pendidikan

Fisika, 4(1): 49-56.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep,

Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Wismayana, Ngurah P. 2007. Pengaruh Model Belajar Berbasis Masalah danAdversity Quotient Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Konsep Diri Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Abstrak Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan, 2(-): 21-22.

Wiratana, I,K, Sadia, I,W, Suma K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Kelompok (Group Investigation)


(27)

84

terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Sains Siswa SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(-): 1-12. Zakir, S. 2007. Usaha Guru Dalam Mengatasi Anak Yang Bermasalah Dalam

Belajar, (Online), (http://manzaku.blogspot.com/2007/09/mengatasi-masalah-belajar.html, diakses tanggal 30 Oktober 2016).


(1)

10

dan tidak terikat, serta rasa peka terhadap hak orang lain (Thelen dalam Joyce, 2009).

2) Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran tradisional di mana proses pembelajaran masih dilakukan dengan cara yang lama, yaitu penyampaian materi pembelajaran masih mengandalkan ceramah. “Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar” (Djamarah dan Zain, 2010).

3) Adversity Quotient adalah kecerdasan yang diperlukan oleh setiap individu untuk mengatasi masalah atau kesulitan agar berhasil dalam kehidupan ini (Stoltz, 2000).

4) Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar. Pencapaian didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Purwanto,2011).


(2)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar fisika siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional.

2. Hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe climbers lebih baik daripada hasil belajar fisika siswa yang memiliki AQ tipe campers.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan AQ dalam mempengaruhi hasil belajar fisika siswa.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya diperhatikan pembagian anggota kelompok misalnya jangan terlalu banyak anggota dalam kelompok karena dapat menyebabkan anggota kelompok tidak bekerja sepenuhnya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

2. Hendaknya menggunakan media interaktif agar dapat mengalokasikan waktu mengajar dengan baik serta dapat meningkatkan minat dan antusias siswa untuk belajar.


(3)

81

3. Hendaknya lebih memperhatikan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang tersedia, memantau kegiatan siswa serta mengarahkan siswa untuk tekun belajar.

4. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran berbasis masalah ini bisa diselesaikan tepat waktu


(4)

82

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R. 2008. Learning to teach. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Aristi, A, F. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan Motivasi terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Tanjung Balai. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(2): 1-7.

Budiada, I W. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Ditinjau dari Adversity Quotient. Jurnal Pendidikan, 1-16. Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Hosnan. 2014. Perdekatan Sainstifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Irwan,N, Sani,R,A. 2015. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dan Team Work Skills Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1): 41-48.

Joyce,B ,Weil,M, Calhoun,E. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Belajar.

Mitchell, M, G., Monthgomery H., Holder M. 2008. Group Investigation as a Cooperative Learning Strategy: An Integrated Analysis of the Literature. Jurnal. The Alberta Journal of Educational Research, 54(4).

Musyaddad, K. 2013. Problematika Pendidikan Indonesia. Edu-Bio, 4: 51-57. Mutiara. 2014. Efek Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

(GI) dan Penguasaan Materi Fisika Prasyarat terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Jurnal Pendidika Fisika, 3(2): 46-52.

Pratama, R, R. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Advesity Quotient Siswa terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 4 Binjai T.P. 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: FMIPA UNIMED.


(5)

83

Purwadi, Suwandi, S., Slamet. 2013. The Effect of the Contextual, the Problem-Based, and the Group Investigation Learning Models on the Short Story Appreciation Ability Viewed from the Verbal Linguistic Intelligences. Jurnal Education and Practice, 4(12).

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Samudra, Suastra, Suma. 2014. Permasalaha-permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota Singaraja Dalam Mempelajari Fisika. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4(-):-.

Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorierntasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slavin, R, E. 2008. Cooperative Learning;Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media,.

Stoltz, P, C. 2000. Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Gramedia.

Sudjana, N. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 2012. Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhendri, D, Sahyar. 2012, Efek Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Kelas VII Semester I SMP Al-Fityan Medan. Jurnal Online Pendidika Fisika, 1(1): 70-80. Tambunan, E dan Bukit, N. 2015. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Group Investigation dan Pemahaman Konsep Awal terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Teluk Mengkudu. Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1): 49-56.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Wismayana, Ngurah P. 2007. Pengaruh Model Belajar Berbasis Masalah danAdversity Quotient Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Konsep Diri Siswa Sma Negeri 4 Singaraja. Abstrak Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2(-): 21-22.

Wiratana, I,K, Sadia, I,W, Suma K. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Kelompok (Group Investigation)


(6)

84

terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Sains Siswa SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3(-): 1-12. Zakir, S. 2007. Usaha Guru Dalam Mengatasi Anak Yang Bermasalah Dalam

Belajar, (Online),

(http://manzaku.blogspot.com/2007/09/mengatasi-masalah-belajar.html, diakses tanggal 30 Oktober 2016).


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

2 5 30

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA.

0 8 28

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MENGGUNAKAN MIND MAPDAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 4 26

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SECANGGANG.

0 3 37

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

0 0 8