EKSISTENSI KESENIAN SIKAMBANG SEBAGAI PEWARISAN BUDAYA PADA ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN LOPIAN KECAMATAN BADIRI KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

(1)

EKSISTENSI KESENIAN SIKAMBANG SEBAGAI PEWARISAN

BUDAYA PADA ACARA PERNIKAHAN MASYARAKAT PESISIR

DI KELURAHAN LOPIAN KECAMATAN BADIRI

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RIZQA MULYA SARI LUBIS NIM. 3123122056

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Rizqa Mulya Sari Lubis, NIM. 3123122056. Tahun 2016. Judul Skripsi: Eksistensi Kesenian Sikambang Sebagai Pewarisan Budaya Pada Acara Pernikahan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan pertunjukan kesenian Sikambang, mengetahui dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang, dan mengetahui eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan observasi non partisipasi (non participant observer) dan dokumentasi, serta wawancara. Untuk memperdalam informasi mengenai pertunjukan kesenian Sikambang ini selain penelitian lapangan, peneliti juga mencari informasi yang relevan dengan melakukan studi pustaka yang bersumber dari jurnal, internet, dan buku-buku pendukung.

Berdasarkan dari data-data yang diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1.Kesenian Sikambang adalah kesenian masyarakat Pesisir yang meliputi tari-tarian, pantun, lagu, pencak silat atau dampeng yang diiringi oleh musik Pesisir, serta tahapan basikambang dilaksanakan di acara pernikahan 2.Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian Sikambang seperti nilai agama, nilai pendidikan, nilai moral, nilai budaya dan nilai estetika yang dijadikan tuntunan hidup masyarakat Pesisir. 3. Pewarisan nilai budaya pada pertunjukan kesenian Sikambang melalui proses internalisasi, proses sosialisasi, dan proses enkulturasi.

Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa pertunjukan kesenian Sikambang bukan hanya sebatas hiburan atau tontonan masyarakat Pesisir saja. Namun pertunjukan kesenian Sikambang juga sebagai media penyampaian pesan atau memiliki nilai-nilai dan budaya. Serta mempunyai daya tarik untuk dijadikan aset budaya dan wisata. Maka perlu adanya upaya pelestarian terhadap pertunjukan kesenian Sikambang


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin. Penulis mengucapkan segala puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas izin, rahmat, petunjuk, serta sang maha pemberi kemudahan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Eksistensi Kesenian Sikambang Sebagai Pewarisan Budaya Pada Acara Pernikahan Masyarakat Pesisir Di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah”. Shalawat beserta salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, semoga mendapatkan syafaat di yaumil akhir kelak. Amiin ya robbal alamin.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mendapatkan semangat, motivasi, bimbingan, dan peran serta dari berbagai pihak dalam penulisan ini. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi,UniversitasNegeri Medan dan sekaligus dosen penguji ketiga


(7)

iii

yang memberikan berbagai motivasi, bimbingan kepada penulis dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr.Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan sekaligus menjadi dosen penguji pertama yang memberikan berbagai motivasi kepada penulis serta memberikan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan berbagai segala urusan perkuliahan yang berdampak positif bagi penulis. 5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang

sangat membantu dalam penulisan ini. Beliau selalu bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si. selaku Dosen penguji II yang telah bersedia memberi masukan atau arahan yang bermanfaat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi, terima kasih atas ilmu, bimbingan, nasehat serta motivasi yang kalian berikanselama penulis duduk di bangku perkuliahan hingga selesai, Semoga ilmu yang kalian ajarkan bisa bermanfaat dan diamalkanbagi penulis.

8. Kepada kedua orangtua penulis, Ayah (Kamal Lubis) dan Mamak (Yusraini Hutapea). Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada ayah dan mamak yang selama ini selalu mendo’akan dan memberi dukungankepada penulis, baik berupa moril dan materil sehingga dapat menghantarkan penulis mencapai gelar sarjana.


(8)

iv

9. Teruntuk saudara-saudari penulis Suraida Lubis/ Syaripul Alam Manalu, Rezqi Mulia Lubis /Syamsiarni, Mamnah Khairani Lubis, Roby Suhaimi S.Pd, Keluarga Besar H. Ramlah Siregar (Medan, Kisaran dan Jakarta) Keluarga Besar Bunde Mardiah/BapakRodhi (Medan dan Malaysia), Keluarga Besar Buk Suminem, Keluarga Besar Uwak Rahayu, Keluarga Besar Lumut dan Sorkam, dan Adik saya yang tercinta Hikmah Nazirah Pasaribu (Adik), terimakasih penulis haturkan atas segala doa dan dukungannya. Terima kasih atas semua bantuan yang kalian berikan baik materi, dukungan, nasehat dan semangat serta doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keponakan penulis yang cantik dan tampan Haris Fadhilah Manalu/Saidatul Ulya, Rafiqa Amira Lubis/ Rifqah Afifah Lubis, Sophia Jahira, Kirana/Keysa/Kenzi/Khaira. Kalian adalah keponakan sekaligus anak-anakku yang luar biasa lucunya, mengisi kepenatan penulis saat proses penyelesaian skripsi.

10. Bapak Nasaruddin, Bapak Masoluddin selaku informan kunci penulis dan Para Informan lainnya. Bapak Ardi Ansyah Harahap, SSTP, Bapak Abdul Basar, Kakanda Ayu (Pemerintah Kel/Kec.Badiri), Bapak Safwan Pohan,SE, Ibu Mince Marasi (Pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan), dan Bapak Rahman Sibuea (LABASINAR). Kalian Semua sangat banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian hingga selesai.


(9)

v

11. Sahabatku Hanna Melina SiboroS.Pd, Novalita Sandy S.Pd, Surya Dirja S.Pd, Donna Sari S.Pd, Sri Nurjannah S.Pd, Nurhamidah S.Pd, Aulia Hidayah, S.Pd, Robiatul Adawiyah S.Pd, Evi Junalisah S.Pd, Tri Hardianti Hamdiah S.Pd, Nurtaty Sianipar, S.Pd, Juhairiah Utari S.Pd, Sintauli, S.Pd, Noni Alfanita S.Pd, Janwilson Sitanggang, S.Pd, Aries Sihotang S.Pd, Anwar Soleh Purba S.Pd yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi sehingga penulis semangat dalam penulisan ini. Terimakasih untuk semua kawan-kawan stambuk 2012 yang turut berperan atas pencapaian sarjana penulis. Semoga kita kelak menjadi manusia yang berguna dan berhasil di masa yang akan datang. Amin.

12. Kepada sahabat-sahabat Wiwik Pujiawati S.Pd, Purnama Sari S.Pd, Raras Yudira S.Pd. Mereka-mereka adalah kawan seperjuangan pada saat sempro, terimakasih atas kerjasama, pengertian, dan semangatnya pada saat melengkapi berkas-berkas sempro dan berkas sidang yang tak kenal jarak dan waktu. Dan mudah-mudahan kami juga sama-sama wisuda. Amin.. 13. Kepada Kakanda Ayu Febriyani,M.Si dan kakanda Diah Utari, M,Si. yang

selalu ringan tangan membantu penulis dalam melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk memperoleh gelar sarjana hingga selesai.

14. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada kakak-kakak dan adik-adik antro yang sama-sama menimbah ilmu di Prodi Antropologi, kalian sudah meninggalkan banyak kesan dan kenangan bersama Kakanda Agus Riyaf, S.Pd, Kakanda Sabda Marbun S.Pd, Fadli hasibuan, Cahaya Harahap, Novi, dan Ilham atas dukungan dan doanya. Terima kasih juga penulis ucapkan


(10)

vi

kepada Abangda dan Kakanda alumni 2008, 2009, 2010, 2011, serta Adik-adik stambuk, 2013, 2014, 2015 dan 2016.

15. Kepada Bapak dan Ibu Guru PPLT 2015 penulis (Siti Ramadani Harahap, Nove Rosalina Sirait, Rachmi Julyani Tambunan, Tria Anggarini Situmorang, Erra Fazira, Hammi Harahap, Dini Mahrisa,Wahyuni Syafitri Daulay, Dharwita Faradilla Nst, May Lenny Damanik, Herlina Simanjuntak, Aminul Rauf Lubis, Ringgas Panjaitan, Amru Daulay, Ahmad Farabih Hasibuan, Harna Edi Kusuma, Ardi Hasibuan, Daniel Putra Nainggolan. Siswa/Siswi kelas XI IPS serta keluarga Besar SMA/SMK TELADAN INDRAPURA Kabupaten Batubara.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat bermanfaat bagi seluruh pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan untuk penyempurnaan penulisan. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin..Amin Ya Robbal’alamin

Medan, 06 September 2016 Penulis

Rizqa Mulya Sari Lubis NIM: 3123122056


(11)

vii DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Pembatasan Masalah ... 5

1.4.Rumusan Masalah ... 5

1.5.Tujuan Penelitian ... 6

1.6.Manfaat Penelitian ... 6

1.6.1. ManfaatTeoritis ... 6

1.6.2. ManfaatPraktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1.Teori Fungsional ... 10

2.2.2. Teori Simbol ... 11

2.2.3. Teori Akulturasi ... 14


(12)

viii

2.3.1. Masyarakat Pesisir ... 15

2.3.2. Kebudayaan... 16

2.3.3. Eksistensi ... 17

2.3.4. Kesenian Sikambang ... 18

2.3.5. Pewarisan Budaya ... 20

2.4. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Lokasi Penelitian ... 24

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

3.3.1. Subjek Penelitian ... 25

3.3.2. Objek Penelitian ... 27

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4.1. Observasi ... 28

3.4.2.Wawancara ... 29

3.4.3. Dokumentasi ... 30

3.5.Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34

4.1.1. Keadaan Demografis Lokasi Penelitian ... 34

4.1.2. Keadaan Penduduk ... 34

4.1.2.1. Suku Bangsa ... 36


(13)

ix

4.1.2.3. Pendidikan ... 37

4.1.2.4. Agama ... 38

4.1.2.5. Mata Pencaharian ... 38

4.1.2.6. Sosial Budaya ... 39

4.2. Pembahasan ... 42

4.2.1. Sejarah Kesenian Sikambang di Kab. Tapanuli Tengah... 42

4.2.2. Tahapan Pertunjukan Kesenian Sikambang Pada Acara Pernikahan ... 45

4.2.3. Tahapan di Malam Basikambang ... 69

4.2.4. Alat-Alat Musik dan Properti Pertunjukan Kesenian Sikambang 71 4.3. Nilai Budaya yang Terkandung Dalam Pertunjukan Kesenian Sikambang ... 82

4.3.1. Nilai Agama ... 85

4.3.2. Nilai Moral ... 86

4.3.3. Nilai Pendidikan ... 88

4.3.4. Nilai Budaya ... 89

4.3.5. Nilai Estetika ... 90

4.4. Pewarisan Nilai Budaya Pada Pertunjukan Kesenian Sikambang .. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Sarana/Prasarana di Kelurahan Lopian ... 35 Tabel 2 Adaptasi Bahasa Pesisir dengan Bahasa Minangkabau ... 37 Tabel 3 Adaptasi Bahasa Pesisir dengan Bahasa Batak ... 37


(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(16)

1

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan “Negeri Wisata Sejuta Pesona”. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa kecamatan terdapat potensi bahari, alam, wisata sejarah dan budaya yang harus dilestarikan keberadaannya sebagai pewarisan budaya pada masyarakat Pesisir.

Kecamatan Badiri merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kecamatan badiri terdiri beberapa desa dan kelurahan, diantaranya adalah Kelurahan Lopian. Kelurahan Lopian merupakan daerah yang dihuni beragam suku, agama, budaya, dan kesenian serta hidup berdampingan satu sama lain. Selain menawarkan pesona objek wisata, Tapanuli Tengah juga kaya akan keberagaman budaya.

Salah satu hasil kebudayaan yang terkenal di Tapanuli Tengah khususnya pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian. Seni budaya zaman dahulu seperti tari, nyanyi, talibun, puisi, pencak silat dan lain-lain merupakan kesenian Tapanuli Tengah Pantai barat Sumatera Utara. Kesenian Pesisir Tapanuli Tengah dikenal dengan nama “Sikambang” yang mempunyai ciri khas tersendiri baik dalam bentuk alat musik, irama, maupun lirik lagunya. Nyanyian masyarakat Pesisir disertai dengan berbalas pantun bersahut-sahutan yang berisikan nasihat.


(17)

2

Awalnya kesenian Sikambang ini hanya dijadikan sebagai hiburan pada waktu senggang bagi para nelayan yang sedang menangkap ikan di laut. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman dan pengetahuan manusia akan ilmu budaya dan seni mengenai kesenian Sikambang, fungsi kesenian Sikambang ini digunakan dalam acara adat dan perayaan.

Kesenian Sikambang tumbuh dan berkembang di Tapanuli Tengah dengan berbagai ciri khas, tentunya tidak lepas dari adat dan kebiasaan yang terdapat di Tapanuli Tengah. Kesenian Sikambang seringkali diselenggarakan dalam kegiatan penting di masyarakat Pesisir. Seperti pada acara-acara tertentu, misalnya acara pernikahan, pesta khitanan atau sunat rasul, pesta penyambutan tamu, pesta turun karai (turun tanah) mengayun dan menabalkan nama anak, menempati atau memasuki rumah baru, pertunjukan kesenian atau pagelaran, dan perayaan-perayaan hari besar.

Dikarenakan salah satu upacara adat yang sering dijadikan sarana pertunjukan kesenian Sikambang adalah acara pernikahan (baralek). Maka peneliti melakukan penelitian mengenai eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir. Pada umumnya masyarakat Pesisir Tapanuli Tengah memiliki tata cara dan aturan pelaksanaannya. Dimulai dari merisik, meminang, bertunangan, dan akad nikah pernikahan sampai ke acara resepsi pernikahan. Selain itu, ada upacara adat yang dilaksanakan pada malam hari sebelum pernikahan, yang disebut malam barinai atau berinai. Di dalam pelaksanaan malam barinai dan pesta pernikahan ini, fungsi kesenian Sikambang ini digunakan untuk mengiringi acara sampai selesai dilaksanakan.


(18)

3

Selain fungsi kesenian Sikambang ini digunakan dalam acara adat dan perayaan, pertunjukan kesenian Sikambang juga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang berfungsi sebagai salah satu media komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu melalui pantun nasehat seperti kerukunan dalam bermasyarakat dan kerukunan dalam berumah tangga.

Kesenian Sikambang disebut juga dengan kebudayaan lokal, yang hingga saat ini telah menjadi tradisi dan melekat pada masyarakat pesisir di Tapanuli Tengah. Sehingga tidak heran jika kesenian Sikambang tetap eksis dalam berbagai upacara. Kesenian Sikambang merupakan harta warisan yang mengandung nilai budaya peninggalan nenek moyang yang diperoleh secara turun-temurun. Nilai-nilai budaya tersebut dirajut dalam tarian dan lagu yang dipertunjukkan pada berbagai acara/ kegiatan kemasyarakatan Pesisir.

Pada dasarnya pertunjukan kesenian Sikambang ini bukan hanya sebatas tontonan saja kepada masyarakat melainkan sebagai media dalam menyampaikan nilai-nilai budaya masyarakat Pesisir, khususnya membantu masyarakat Pesisir mengenal budaya Pesisir dan membantu agar tidak kehilangan identitasnya. Melalui kesenian Sikambang diharapkan masyarakat Pesisir dapat mengenal kebudayaannya yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Selain itu kesenian Sikambang ini juga sebagai media pendidikan, karena setiap lagu dan tarian yang dibawakan pemain Sikambang, tentunya mengandung pesan moral kepada masyarakatnya.

Sehubungan dengan adanya pesan-pesan budaya yang disampaikan pada pertunjukan kesenian Sikambang, Seyogiyanya masyarakat Pesisir berusaha tetap


(19)

4

mempertahankan kesenian Sikambang. Sangatlah disayangkan, jika kesenian Sikambang tidak dilestarikan pada berbagai upacara adat masyarakat Pesisir. Sebab ditengah maraknya berbagai kesenian modern yang masuk ke Kabupaten Tapanuli Tengah (termasuk di Kelurahan Lopian). Dewasa ini, kesenian Sikambang dipandang fungsional dalam mempertahankan dan mewariskan nilai budaya masyarakat Pesisir.

Rasa memiliki kesenian Sikambang, perlu ditumbuhkan agar pewarisan budaya kepada generasi muda dapat berlangsung dengan baik. Karena seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, tidak menutup kemungkinan kesenian Sikambang akan dilupakan atau bahkan hilang dari masyarakat Pesisir. Diperkirakan jika kesenian Sikambang ini tidak dipertahankan, masyarakat Pesisir akan mengalami kesulitan dalam pewarisan budayanya.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Eksistensi Kesenian Sikambang Sebagai Pewarisan Budaya Pada Acara Pernikahan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah”.

1.2.Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Asal-usul kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.


(20)

5

2. Fungsi dan makna yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Upaya mempertahankan kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

4. Pihak yang terlibat dalam pewarisan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Pelaksanaan pertunjukan kesenian Sikambang terkait dengan acara-acara kebudayaan masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.3.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah yaitu Eksistensi Kesenian Sikambang Sebagai Pewarisan Budaya Pada Acara Pernikahan Masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.4.Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahapan pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah?


(21)

6

2. Nilai-nilai budaya apa yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah?

3. Bagaimana eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahapan pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung

dalam kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

3. Untuk mengetahui eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitiaan ini adalah sebagai berikut: 1.6.1.Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini mendeskripsikan eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah, sebagai wujud


(22)

7

dari keberagaman kesenian yang ada di Indonesia dengan menitikberatkan pada fungsi, nilai-nilai budaya yang terkandung pada pertunjukan kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir.

Dari hasil tulisan tersebut memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan antropologi budaya dan ilmu sosial lainnya. Dimana kesenian Sikambang dikaitkan dengan pembelajaran antropologi budaya yang berguna untuk penelitian akademik dan implementasi kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri kabupaten Tapanuli Tengah.

1.6.2.Manfaat Praktis

Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah sebagai acuan untuk dapat meningkatkan rasa cinta budaya kita terhadap budaya lokal terkhusus kebudayaan masyarakat Pesisir seperti pertunjukan kesenian Sikambang dan untuk memahami konsep eksistensi kesenian Sikambang sebagai pewarisan budaya pada acara pernikahan masyarakat Pesisir yang ada di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah. Secara praktis hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan informasi bagi penulis lain yang bermaksud dijadikan sebagai referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai eksistensi kesenian Sikambang, serta masyarakat Pesisir dapat mengenal budaya Pesisir dan tetap menjaga identitasnya sebagai masyarakat Pesisir.


(23)

104 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Eksistensi Kesenian Sikambang Sebagai Pewarisan Budaya Pada Masyarakat Pesisir Di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah”, dapat dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1. Kesimpulan

1) Salah satu hasil kebudayaan yang terkenal di Tapanuli Tengah khususnya pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan Lopian. Tahapan pertunjukan kesenian Sikambang dilaksanakan pada acara pernikahan. Didalam rangkaian acara pernikahan seperti di malam barinai dan di acara manganta calon pengantin laki-laki (mengarak) ke rumah calon pengantin perempuan. Kesenian sikambang digunakan untuk mengiringi acara sampai selesai dilaksanakan. Dalam tahapan pertunjukan kesenian Sikambang dimulai dari tarian-tarian dan dampeng selanjutnya penyampaian pantun serta talibun yang berisikan nasehat.

2) Pertunjukan kesenian Sikambang juga merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang berfungsi sebagai salah satu media komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan tertentu melalui pantun nasehat. Pada dasarnya pertunjukan kesenian Sikambang ini bukan hanya sebatas hiburan/tontonan saja kepada masyarakat melainkan sebagai media dalam menyampaikan nilai-nilai budaya masyarakat Pesisir, khususnya membantu masyarakat Pesisir mengenal budaya Pesisir dan membantu agar tidak kehilangan


(24)

105

identitasnya. Pertunjukan kesenian Sikambang mengandung nilai budaya yang berfungsi sebagai sarana upacara. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang meliputi nilai agama, nilai moral, nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai estetika.

3) Pewarisan nilai budaya pada pertunjukan kesenian Sikambang yang dimaksud adalah mengenai pembinaan dan pelestarian komponen-komponen pertunjukan kesenian dari generasi tua (generasi yang mewariskan) dan generasi muda (generasi yang diwarisi) serta pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat Pesisir pada pertunjukan kesenian Sikambang. Adapun proses dalam pewarisan nilai budaya tersebut melalui proses internalisasi, proses sosialisasi dan proses enkulturasi. Dengan demikian, kesenian Sikambang tetap eksis di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

5.2. Saran

Mengingat betapa pentingnya melestarikan pertunjukan kesenian Sikambang sebagai pewarisan nilai budaya pada masyarakat Pesisir, maka beberapa saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1) Dikarenakan tahapan pertunjukan kesenian Sikambang terkait dengan acara pernikahan masyarakat Pesisir, hendaknya tetap dijaga kelestariannya melalui usaha pengkaderan (pewarisan) dari generasi tua ke generasi muda. Serta masyarakat pesisir tetap membudayakan dan menggunakan pertunjukan kesenian Sikambang dalam acara-acara penting di dalam masyarakat. Selanjutnya mengemas suatu pertunjukan kesenian Sikambang


(25)

106

tersebut untuk digarap lebih modern yaitu dengan menggarap variasi tarian meliputi: gerak-gerak yang baru, durasi yang tidak terlalu lama, busana yang lebih rapi (banyak warna), pola irama, lagu dan pantun-pantun yang tidak monoton tanpa meninggalkan karakter asli dari kebudayaan Pesisir supaya kesenian Sikambang tersebut akan dinikmati generasi muda yang lebih cenderung lebih menyukai kesenian-kesenian yang baru muncul pada saat sekarang ini. Sebaiknya pertunjukan kesenian Sikambang tidak hanya cenderung populer dilaksanakan pada acara pernikahan masyarakat Pesisir saja, melainkan acara-acara penting masyarakat lainnya seperti peringatan hari-hari besar, bahkan pada acara festival budaya. Dengan demikian kesenian Sikambang dapat berkembang bukan hanya di kelurahan tetapi tingkat nasional bahkan internasional.

2) Dikarenakan pertunjukan kesenian Sikambang mengandung banyak fungsi dan mengandung nilai-nilai budaya, Sebaiknya masyarakat Pesisir dapat meneladani nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang. Dikarenakan di dalam pertunjukan kesenian Sikambang memiliki nilai agama, nilai moral, nilai pendidikan, nilai budaya dan nilai estetika. Dengan adanya nilai-nilai tersebut masyarakat Pesisir dapat membangun rasa cinta akan budaya dan dapat berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3) Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Tengah atau pihak-pihak yang berwenang, sebaiknya membuat beberapa kebijakan yaitu dengan cara: (a) Membangun tempat pelatihan/ sanggar seni budaya, (b) Memberikan


(26)

107

penyuluhan khususnya tentang kesenian tradisional kepada organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas seni yang ada dilingkungan kelurahan/pedesaan, (c) Menyebarluaskan pengetahuan tentang seni khususnya kesenian Pesisir kabupaten Tapanuli Tengah melalui media massa dan media komunikasi lainnya, (d) Mengadakan semacam festival atau lomba kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya kesenian Sikambang, (e) Mengikutsertakan organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas seni masyarakat kelurahan/pedesaan kesenian di Kabupaten Tapanuli Tengah untuk turut serta memberikan apresiasi kepada masyarakat luas seperti turut serta di dalam acara di tingkat nasional bahkan internasional. (f) Proses pewarisan pertunjukan kesenian Sikambang akan lebih mudah, Apabila proses pewarisan ini diterapkan oleh generasi muda melalui lembaga pendidikan formal, misalkan dimasukkan dalam suatu mata pelajaran seni budaya daerah setempat atau ekstrakurikuler mereka di sekolah.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta

Hamid. 1995. Bunga Rampai: Tapian Nauli. Jakarta: Tapian Nauli-Tujuh Sewan PT. Nadhilah Ceria Indonesia

Haviland,William.A.1985. Antropologi edisi keempat Jilid I. Erlangga: Jakarta Hermanto, Idan. 2010. Pintar Antropologi. Tunas Publishing: Yogyakarta Ihromi,T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Obor: Jakarta

Jazuli, M. 2014. Sosiologi Seni : Pengantar dan Model Studi Seni edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu

Koentjaraningrat.1985. Beberapa pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat: Yogyakarta

---.1987. Sejarah Teori Antropologi I. UI-Press: Jakarta ---.1990. Sejarah Teori Antropologi II. UI-Press: Jakarta

---.1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta

---.2007. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan: Jakarta ---.2009. Pengantar Ilmu Antropologi I. Rineka Cipta: Jakarta M.Keesing,Roger.1992. Antropologi Budaya. Erlangga: Jakarta

Moleong, Lexy, J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nainggolan, Radjoki. 2012. Buku Kesenian Pesisir Sikambang. Medan: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi SUMUT

Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Jakarta: Prenada Media

Satria, Arif. 2015. Pengantar Sosiologi: Masyarakat Pesisir (Edisi Kedua). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia


(28)

Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sjawal. 2014. Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga. Medan Sosialogi, Tim. 2007. Sosiolgi I: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Ed III Cet

II. Jakarta : Yudistira

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sulasman, dan Setia Gumilar. 2013. Teori-teori kebudayaan : Dari Teori hingga aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi edisi revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi- UI

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar edisi revisi . Bogor: Ghalia Indonesia

Wirawan. 2012. Teori-teori Sosial tiga paradigma: Fakta Sosial, Defenisi Sosial, dan perilaku sosia Edisi pertama. Jakarta: Prenadamedia Group

Sumber Skripsi:

Ruwaida. 2014. Kesenian Sikambang: Prespektif Multikultural Sebagai Identitas Budaya Pesisir Sibolga. FBS-Unimed: Medan

Yetno. 2012. Eksistensi Seni Pertunjukan Tradisional Kuda Lumping di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa. FIS-Unimed: Medan

Masud. 2016. Majalah Pesisir Nauli edisi Februari. Koperasi Ima. Kabupaten Tapanuli Tengah

Nazriwa. 2014. Majalah Pesisir Nauli. Edisi Juni-Juli Koperasi Ima. Kabupaten Tapanuli Tengah


(29)

Sumber Online:

---..Pengertian eksistensi menurut para ahli. [Online] Diakses melalui website:http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-eksistensi menurut- para-ahli/ Diakses pada tanggal 02 April 2016 pukul 14.20 Wib ---. 2008. Tari Pesisir. [Online]

Diakses melaui website: http://sibul.wordpress.com/2008/12/17/tari-pesisir/ Diakses pada tanggal 02 April 2016 pukul 22.15 Wib


(1)

105

identitasnya. Pertunjukan kesenian Sikambang mengandung nilai budaya yang berfungsi sebagai sarana upacara. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang meliputi nilai agama, nilai moral, nilai budaya, nilai pendidikan, dan nilai estetika.

3) Pewarisan nilai budaya pada pertunjukan kesenian Sikambang yang dimaksud adalah mengenai pembinaan dan pelestarian komponen-komponen pertunjukan kesenian dari generasi tua (generasi yang mewariskan) dan generasi muda (generasi yang diwarisi) serta pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat Pesisir pada pertunjukan kesenian Sikambang. Adapun proses dalam pewarisan nilai budaya tersebut melalui proses internalisasi, proses sosialisasi dan proses enkulturasi. Dengan demikian, kesenian Sikambang tetap eksis di Kelurahan Lopian Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah.

5.2. Saran

Mengingat betapa pentingnya melestarikan pertunjukan kesenian Sikambang sebagai pewarisan nilai budaya pada masyarakat Pesisir, maka beberapa saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1) Dikarenakan tahapan pertunjukan kesenian Sikambang terkait dengan acara pernikahan masyarakat Pesisir, hendaknya tetap dijaga kelestariannya melalui usaha pengkaderan (pewarisan) dari generasi tua ke generasi muda. Serta masyarakat pesisir tetap membudayakan dan menggunakan pertunjukan kesenian Sikambang dalam acara-acara penting di dalam masyarakat. Selanjutnya mengemas suatu pertunjukan kesenian Sikambang


(2)

106

tersebut untuk digarap lebih modern yaitu dengan menggarap variasi tarian meliputi: gerak-gerak yang baru, durasi yang tidak terlalu lama, busana yang lebih rapi (banyak warna), pola irama, lagu dan pantun-pantun yang tidak monoton tanpa meninggalkan karakter asli dari kebudayaan Pesisir supaya kesenian Sikambang tersebut akan dinikmati generasi muda yang lebih cenderung lebih menyukai kesenian-kesenian yang baru muncul pada saat sekarang ini. Sebaiknya pertunjukan kesenian Sikambang tidak hanya cenderung populer dilaksanakan pada acara pernikahan masyarakat Pesisir saja, melainkan acara-acara penting masyarakat lainnya seperti peringatan hari-hari besar, bahkan pada acara festival budaya. Dengan demikian kesenian Sikambang dapat berkembang bukan hanya di kelurahan tetapi tingkat nasional bahkan internasional.

2) Dikarenakan pertunjukan kesenian Sikambang mengandung banyak fungsi dan mengandung nilai-nilai budaya, Sebaiknya masyarakat Pesisir dapat meneladani nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan kesenian Sikambang. Dikarenakan di dalam pertunjukan kesenian Sikambang memiliki nilai agama, nilai moral, nilai pendidikan, nilai budaya dan nilai estetika. Dengan adanya nilai-nilai tersebut masyarakat Pesisir dapat membangun rasa cinta akan budaya dan dapat berperilaku baik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3) Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Tengah atau pihak-pihak yang berwenang, sebaiknya membuat beberapa kebijakan yaitu dengan cara: (a) Membangun tempat pelatihan/ sanggar seni budaya, (b) Memberikan


(3)

107

penyuluhan khususnya tentang kesenian tradisional kepada organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas seni yang ada dilingkungan kelurahan/pedesaan, (c) Menyebarluaskan pengetahuan tentang seni khususnya kesenian Pesisir kabupaten Tapanuli Tengah melalui media massa dan media komunikasi lainnya, (d) Mengadakan semacam festival atau lomba kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya kesenian Sikambang, (e) Mengikutsertakan organisasi-organisasi atau komunitas-komunitas seni masyarakat kelurahan/pedesaan kesenian di Kabupaten Tapanuli Tengah untuk turut serta memberikan apresiasi kepada masyarakat luas seperti turut serta di dalam acara di tingkat nasional bahkan internasional. (f) Proses pewarisan pertunjukan kesenian Sikambang akan lebih mudah, Apabila proses pewarisan ini diterapkan oleh generasi muda melalui lembaga pendidikan formal, misalkan dimasukkan dalam suatu mata pelajaran seni budaya daerah setempat atau ekstrakurikuler mereka di sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2007. Analisis Eksistensial. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta

Hamid. 1995. Bunga Rampai: Tapian Nauli. Jakarta: Tapian Nauli-Tujuh Sewan PT. Nadhilah Ceria Indonesia

Haviland,William.A.1985. Antropologi edisi keempat Jilid I. Erlangga: Jakarta Hermanto, Idan. 2010. Pintar Antropologi. Tunas Publishing: Yogyakarta Ihromi,T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Obor: Jakarta

Jazuli, M. 2014. Sosiologi Seni : Pengantar dan Model Studi Seni edisi kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu

Koentjaraningrat.1985. Beberapa pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat: Yogyakarta

---.1987. Sejarah Teori Antropologi I. UI-Press: Jakarta ---.1990. Sejarah Teori Antropologi II. UI-Press: Jakarta

---.1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta

---.2007. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan: Jakarta ---.2009. Pengantar Ilmu Antropologi I. Rineka Cipta: Jakarta M.Keesing,Roger.1992. Antropologi Budaya. Erlangga: Jakarta

Moleong, Lexy, J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nainggolan, Radjoki. 2012. Buku Kesenian Pesisir Sikambang. Medan: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi SUMUT

Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer. Jakarta: Prenada Media

Satria, Arif. 2015. Pengantar Sosiologi: Masyarakat Pesisir (Edisi Kedua). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia


(5)

Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sjawal. 2014. Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga. Medan Sosialogi, Tim. 2007. Sosiolgi I: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Ed III Cet

II. Jakarta : Yudistira

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sulasman, dan Setia Gumilar. 2013. Teori-teori kebudayaan : Dari Teori hingga aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi edisi revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi- UI

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Widyosiswoyo, Supartono. 2004. Ilmu Budaya Dasar edisi revisi . Bogor: Ghalia Indonesia

Wirawan. 2012. Teori-teori Sosial tiga paradigma: Fakta Sosial, Defenisi Sosial, dan perilaku sosia Edisi pertama. Jakarta: Prenadamedia Group

Sumber Skripsi:

Ruwaida. 2014. Kesenian Sikambang: Prespektif Multikultural Sebagai Identitas Budaya

Pesisir Sibolga. FBS-Unimed: Medan

Yetno. 2012. Eksistensi Seni Pertunjukan Tradisional Kuda Lumping di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa. FIS-Unimed: Medan

Masud. 2016. Majalah Pesisir Nauli edisi Februari. Koperasi Ima. Kabupaten Tapanuli Tengah

Nazriwa. 2014. Majalah Pesisir Nauli. Edisi Juni-Juli Koperasi Ima. Kabupaten Tapanuli Tengah


(6)

Sumber Online:

---..Pengertian eksistensi menurut para ahli. [Online] Diakses melalui website:http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-eksistensi menurut- para-ahli/ Diakses pada tanggal 02 April 2016 pukul 14.20 Wib ---. 2008. Tari Pesisir. [Online]

Diakses melaui website: http://sibul.wordpress.com/2008/12/17/tari-pesisir/ Diakses pada tanggal 02 April 2016 pukul 22.15 Wib