Teknik Penentuan Informan Metode Penelitian

25

1.6.3 Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah Snowball yaitu sumber data yang pada awal mulanya berjumlah sedikit, namun semakin bertambah menjadi besar. Menurut pendapat Lincoln dan Guba yang dikutip Sugiyono dalam bukunya Memahami Penelitian Kualitatif yang mendefinisikan pengertian Snowball, sebagai berikut: “Seorang peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya tersebut, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan dan akan memberikan data yang lebih lengkap. Unit sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian” dalam Sugiyono, 2005:54-55. Pengambilan informan berdasarkan snowball, yaitu penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan sumber data yang akan dijadikan sebagai informan penelitian. Peneliti melakukan observasi awal dengan : 1. Kepala Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat yaitu Drs. H. Mustopa Djamaludin, M.Si sebagai orang pertama yang dijadikan sumber data. Informan pertama ini dipilih karena orang yang mengetahui keseluruhan masalah evaluasi kinerja aparatur Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan publik melalui sistem informasi BKOL. 2. Kepala Bidang Penampatan Tenaga Kerja yaitu Drs. Johny Darma, MM selaku informan kedua yang dipilih karena mengetahui masalah 26 evaluasi kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan publik melalui sistem informasi BKOL. 3. Informan ketiga yaitu Daryanto. SE dipilih sebagai sumber informasi karena mengetahui tentang sistem informasi BKOL. 4. Agus Radjito.Spd dipilih sebagai sumber informasi kunci dari bagaian kepagawaian dan umum karena mengetahui tentang evaluasi kinerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. 5. Dra. Lina Marlina sebagai sumber informasi kunci yang membantu peneliti untuk mendapatkan informasi tentang bagian pelatihan dan produktivitas kerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. 6. Apong Sukaesih dari bagian perpusatakaan sebagai sumber informasi kunci yang mengetahui tentang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Penentuan informan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat sesuai dengan teknik penentuan informan yaitu snowball. Peneliti mewawancarai 15 orang informan kemudian peneliti menetapkan 6 informan kunci yang mengetahui dengan jelas masalah evaluasi kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan publik melalui sistem informasi BKOL. Penentuan informan untuk narasumber yang kedua adalah masyarakat yang memohon pelayanan ketenagakerjaan, peneliti menggunakan accidental, 27 yaitu: “pengambilan unsur sampel secara sembarang sampai terpenuhi jumlah yang diinginkan” Sudjana, 2005:73. 1. Jamez Huninhatu sebagai informan pertama yang dipilih karena mengetahui sistem informasi BKOL. 2. Mayrela Patty sebagai informan yang pernah mencari kerja melalui sistem informasi BKOL. 3. Ivan Sairdekut dipilih sebagai informan karena mengetahui sistem informasi BKOL. 4. Fahmi salah satu informan yang pernah mendaftarkan diri sebagai anggota tetap sistem informasi BKOL. Para informan diatas dipilih menjadi informan kunci oleh peneliti karena banyak mengetahui tentang sistem informasi BKOL, dan cara menjadi member sistem informasi BKOL. Peneliti sendiri dalam mendapatkan informasi, harus mengakses sendiri dan mendaftarkan diri sebagai pencari kerja dengan cara mengakses www.burasakerja-jabar.com . Peneliti menjadikan masyarakat atau swasta menjadi narasumber, karena masyarakat yang langsung merasakan hasil dari evaluasi kinerja aparatur Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dalam pelayanan publik melalui sistem informasi BKOL. 28

1.7 Lokasi Dan Jadwal Penelitian